Rasa lelah membebani pundak Galang, seharian dia meninjau proyeknya,.Galang yang perfeksionis melihat sampai hal yang sekecil-kecilnya yang tidak dilihat oleh tim di lapangan membuat Galang marah dan memaki-maki. Perutnya terasa tidak enak, mual , mungkin asam lambungnya naik karena stress. Setelah menceraikan Ghea dengan berat hati Galang meninggalkan Sinar dengan ibu Sukma langsung meninjau proyek yang ditinggalkan selama sebulan. Galang seperti kalap ingin agar proyek yang menjadi pasionnya segera selesai membuat tidak saja dirinya stress tetap staf lain juga stress. “ Pak Galang kembali pada kebiasaannya.” Gerutu beberapa staf yang resign dari PT Griya Artha Langgeng Jaya ikut dengan Galang ke Kalimantan Timur. Saat hendak membuka pintu rumah kontrakan, tiba-tiba sebuah tangan kuat menyentuh tangan Galang. Galang kaget, sontak berbalik. Matanya membelalak melihat Dipta yang disuruh kembali ke Surabaya mencari informasi mengenai Rio dan Ghea,” Dip..ta, aku kira kamu masih di Sur
Tiga tahun kemudian. Perjalanan hidup Ghea setelah diceraikan Galang karena kebodohan Galang, membuat Ghea terjebak dalam fatamorgana kehidupan , jika teringat Galang , Ghea hanya duduk termenung di depan jendela menatap taman . Kamar tidur Ghea menghadap taman yang dipenuhi mawar dan anggrek. Kalau sedang tidak melamun, Ghea beraktivitas di taman. Jika Sinar ke sekolah , Haikel tidur , Ghea merasa kesepian. Dalam kesepian dia mengkhayal Galang ada di sampingnya. Mereka bercengkrama bahkan bercinta menimbulkan getaran-getaran, denyut-denyut dalam tubuhnya. Ghea akhirnya menangis setelah mengetahui bahwa dia setelah kembali dalam dunia nyata. Sudah tiga tahun dia hidup dalam dunia khayalnya membuat mbak Marni gelisah melihat majikannya selalu menatap Haikel, Sinar dengan tatapan kosong jika sudah sibuk dengan dunianya sendiri, meninggalkan dunia nyata yang penuh dengan rindu, cinta yang diselingkuhi dengan kebohongan-kebohongan oleh orang-orang yang serakah. Kemarin Ghea melihat G
Tertohok dengan perkataan Xavier yang berhasil menohok tepat di jantung Ghea. Xavier tidak mendengar gumamam maaf Ghea karena Ghea cepat berbalik melangkah meninggalkannya. Sepanjang jalan menyusuri jalan kecil kompleks Ghea berusaha kuat menahan air mata yang sudah tergenang di sudut matanya. “ Ssshhit ! “umpat Ghea berulang kali menyatakan kebodohannya mengajak Xavier bertemu di café, pasti Xavier mengira aku perempuan kesepian, janda yang ingin disentuh, Ghea terus merutuki dirinya dengan status janda yang disandangnya. Beraninya dia menggantikan Galang menjadi ayah anak-anakku? Siapa dia, ngedumel Ghea dalam hati. Sampai di rumah dibukanya pintu ruang tamu dengan kasar, mbak Marni , Sinar dan Haikel yang sedang menonton televisi kaget mendengar suara pintu dibuka kasar dan dibanting. “ Mom, kenapa?” tanya Sinar. Ghea berdeham, berusaha tenang,“ Itu tetangga sebelah tidak bisa lihat orang jalan-jalan, ditanya aneh-aneh,” kata Ghea kesal , meninggalkan mereka yang menatapnya de
Ghea membaringkan tubuhnya di tempat tidur, aku hampir dilecehkan oleh Xavier yang di permukaannya terlihat tulus dan sopan tetapi di baliknya dia makhluk munafik, menyimpan kebobrokqnnya mempergunakan kesempatan ketika aku sedang berkhayal. Ghea sekali lagi merinding. “ Oh, mbak Marni dan anak-anak di mall.” Bisik Ghea, cepat-cepat mengganti bajunya. Begitu keluar kamar tidur, terdengar pintu ruang tamu terbuka, dengan was-was ditatapnya pintu ruang tamu kenapa aku lupa menguncinya, batinnya. “ Mom, katanya kak Xavier mom sakit tidak bisa ke mall. Ini kak Xavier beli ayam goreng kesukaannku dan Haikel dan kue tart indah, katanya mama yang titip sama dia.” Kata Sinar dengan wajah ceria. “ Apa ?” tanya Ghea. “ Hmm.. mama sakit, itu kembali menerawang, kalau mama menerawang pasti deh mama sakit,” timpal Haikel. “ Iya, mom tidak enak badan.” Kata Ghea. Sandiwara apa lagi yang dibuat si seniman gila itu, hum.. tentu menyuap anak-anakku , batin Ghea. “ Wow, bagus sekali kue tartn
Xavier menurut Ghea cukup menarik sebagai pria. Di samping ganteng, tampan, sangat enak dilihat jika berbincang bincang dengan nya, bukan berdebat seperti yang sering Ghea dan Galang lakukan.Senyum lebar, tatapan mata yang tulus, bentuk kepala yang sempurna, dengan rambut gondrong yang tergantung indah di tengkuknya telah membuat Ghea pernah mengkhayal bercinta dengan nya. Kenyataannya ketika Ghea dalam Kungkungan Xavier ketika hendak melakukan s*ks dengan Ghea, Ghea marah dan menghinanya.Xavier memang pria yang menarik, sayang nya dia bukan Galang. Bagi Ghea setiap pria yang berusaha mendekatinya bukan Galang. Galang adalah kembaran jiwanya yang tidak bisa dihilangkan. Galang selalu hadir dalam khayalan dan mimpi mimpi erotis nya. Pelaku utama Ghea dan Galang.Satu hal yang dirindukan Ghea, rayuan Galang jika mereka bercinta. Suaranya yang bariton mendesah, mengerang menjadi soundtrack yang menjadi greatest hit yang sangat disukai Ghea bahkan dalam khayalan dan mimpi mimpi erotis
Ghea sadar bahwa dia membutuhkan s*ks. Dia merasakan nikmat s*ks ketika Galang mengajarinya dimana titik-titik sensitif yang disukai Galang jika Ghea menyentuhnya dan titik – titik sensitif Ghea ketika Galang menyentuhnya ketika mereka melakukan pemanasan . Mereka berdua menggelinjang sebelum melakukan hubungan intim dan ketika melakukannya mereka melakukannya penuh gairah . Bagi Ghea selama berhubungan intim dengan Galang selalu terasa menyenangkan , ada kepuasaan ketika dia mencapai titik nikmat. Sekarang dia hanya bisa berkhayal moment-moment indah yang selalu menggedor-gedor hasratnya. Setelah melakukannya, Ghea mandi , keluar kamar tidur dengan mata bengkak dan tubuh yang tidak bersemangat. “ Mom sakit?” tanya Sinar. “ Tidak, mom sedikit stress.” Bisik Ghea. “ Mom, tadi kak Xavier nelpon dia tanya apakah sketsa phantom of love bisa dijual? “ “ No ! Karya seni bukan untuk dijual, mom akan beli pigura cantik menggantungnya di kamar mom.” “ Kok di kamar mom, tidak di kamar
“ Sinar ayo bangun, bukankah hari ini kau mengikuti lomba melukis?” teriak Ghea dari balik pintu kamar Sinar. Tidak ada suara atau gerakan kalau Sinar mendengar teriakannya. Ghea mengetuk pintu kamar Sinar lebih keras, tidak nampak ada kehidupan di dalamnya. Semalam mereka bertengkar karena Ghea mencecar kepada Sinar apa yang dilakukan Sinar dan dokter Budi jika mereka “berkencan” “ Mom ini aneh, aku sudah berkali-kali kencan jalan-jalan ke mall, makan dan nonton bioskop bahkan konser grup yang terkenal dari Korea, mom tidak pernah tanyakan.” “ Iya, mom hanya ingin tahu, karena akhir-akhir ini mom lihat Sinar semakin pintar berdebat dengan mom,” “ Itu tidak ada hubungannya kencanku dengan oom Budi.” “ Oom Budi? Sejak kapan kamu panggil dokter Budi oom?” tanya Ghea penasaran. “ Itulah mom ! Hanya sibuk dengan diri mom sendiri, tidak tahu perubahan yang terjadi pada anaknya.” “ Iya, kenapa kamu tidak panggil dokter Budi?” “ Dia yang memintanya, katanya tidak enak kalau aku memang
Galang sangat penasaran dengan suara lembut yang didengarnya dari balik tirai, sudah dua kali dia menyibakkan tirai pemisah dan kecewa, ternyata bukan Ghea seperti keingingan yang ada dalam benaknya. Galang mendesah kesal, didengar oleh Ghea yang sedang memeluk Sinar yang meringis kesakitan menahan sakitnya. Ghea sempat melirik ke arah tirai membatin, pasti dia menahan sakitnya, dari bayangan dibalik tirai Ghea melihat orang dibalik tirai berbaring sendirian tidak ada yang menemani. “ Ibu, anak ibu harus segera dioperasi, golongan darah AB rhesus positif sedang kosong di bank darah rumah sakit, sebaiknya ayahnya yang mendonorkannya.” “ Tapi ayahnya golongan darah O dokter.” Jawab Ghea. “ Golongan darah O , pendonor universal , silahkan panggil ayahnya.” “ Maaf dok, ayahnya di luar kota,” kata Ghea, jari-jarinya menggengam telapak tangannya menandakan Ghea dalam keadaan stress. Dokter menatap Ghea, “ Tidak bisa dihubungi?” “ Mmm..sulit dokter.” Jawab Ghea Galang yang mendengar