Waktu yang bergulir begitu cepat kehidupan penuh dengan berbagai keindahan mewarnai kehidupan seorang Jihan Indahsari Byantara walau merasakan sakit namun dengan ketegaran dan hati yang lapang memaafkan semua kesalahan orang lain padanya. Di tatapnya hamparan pepohonan hijau di sekelilingnya tempat penuh dengan kenangan tempat yang begitu banyak mengukir kisah hidupnya. Istighfar berulang kali demi menenangkan diri agar tidak membenci keadaan. Allah sudah memberikan takdirnya meski jatuh bangun untuk meraih kebahagiaan namun Allah tidak ingkar.Kebahagiaan itu kini telah datang menghampirinya meski sejumput ujian berulang kali menyapanya namun Jihan tidak gentar. Tidak pula suudzun pada pemilik kehidupan walau kenyataan Jihan ingin menyerah pada saat itu, tetapi orang-orang sekelilingnya memberikan dukungan mereka mampu membangkitkan diri seorang Jihan dan kini semua kesakitan yang di rasakan hilang dengan sendirinya berganti dengan keindahan yang nyata.Allah menepati janjinya pada
"Selamat ya Bu, ibu hamil tujuh minggu tapi—" ucap sang dokter terhenti membuat Jihan dan yang lain panik."Tapi apa dok? Apa ada masalah pada istriku?" tanya Kenzie cemas."Maaf membuat ibu dan bapak tidak nyaman dengan ucapan saya ini. Alhamdulillah, semua sehat hanya saja ada sedikit masalah usahakan untuk Bu Jihan tidak mengerjakan pekerjaan yang berat dan tentunya hindari yang hal-hal yang memicu stres pada ibu hamil. Pak Kenzie di jaga istrinya," ucap dokter kandungan."Baik dok terima kasih, kalau begitu kami permisi." Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mengingat perkataan sang dokter tentang kehamilan Jihan. Kenzie memilih menjauh keadaan Jihan yang tidak bisa berdekatan dengannya namun, melihat Jihan yang begitu bahagia tanpa mengeluh apa pun sehingga membuatnya bernapas lega."Jihan sebaiknya kamu istirahat tidak perlu ke rumah makan, ibu khawatir kamu kenapa-kenapa nak," Bu Imah duduk di samping Jihan yang terlihat sedikit pucat, tidak seperti kehamilan pertama kali
"Kejutan!!!!"Sontak tubuh Jihan berjingkat beruntung Intan dengan sigap mendekap tubuhnya sehingga tidak mengalami guncangan akibat pergerakan Jihan."Ajeng. Lain kali jaga sikapmu! Jihan sampai kaget begini. Lagi pula kamu juga hamil 'kan? Apa kamu nggak kasihan sama anak yang kamu kandung?" ucap Intan bertubi-tubi pada Ajeng yang terlihat tanpa merasa bersalah."Maaf tante, nggak sengaja abisnya aku kangen banget sama Jihan." kilah Ajeng."Kangen sih kangen, tapi lihat dulu situasi dan kondisi. Jangan sampai kangennya kamu bikin orang lain celaka!" ketua Intan."Maaf tante, aku gak ada maksud ko. Nih tempe mendoan kamu, ngidam gampang banget sih! Aku mau kalau ngidamnya kayak kamu Han," lanjutnya memberikan lima kantong plastik berukuran besar dengan isian mendoan."Ko, kamu yang bawa? Kemana mas Kenzie?" Jihan mencari keberadaan sang suami yang tidak kunjung terlihat terlebih, mendoan yang ia inginkan ada di tangan Ajeng."Oh, Kamu nyari Kenzie? Jadi gini Han, tadi tuh nggak senga
Hidup adalah rahasia ilahi bagaimana hari ini atau lusa tidak ada satu orang pun yang bisa menebak datangnya takdir. Kemewahan, nama besar, jabatan dan anak adalah titipan tak perlu berbangga diri menganggap bahwa orang lain adalah miskin.Sejujurnya kemiskinan yang hakiki bukanlah harta tetapi ilmu dan iman. Allah tidak akan melihat sebanyak apa kekayaan kita tetapi sebagai mana kita memperlakukan orang lain dengan baik."Van di depan ada yang cari kamu," usapan lembut di lengan menyadarkan Ivan yang larut dengan ceramah salah satu temannya yang bermukim di pesantren ia hanya bisa mendengar dari ponsel tanpa bisa bertemu.Ahmad adalah orang yang sudah menyadarkan Ivan saat berada dalam keterpurukan berdoa bulan yang lalu dimana kebenaran itu terungkap bersamaan dengan perusahaan yang pailit. Ahmad yang menuntunnya ke jalan yang seharusnya, seiring berjalannya waktu Ivan berhasil bangkit menyadari Allah telah mengembalikan keadaan keluarganya yang dulu begitu dzalim pada Jihan. "Si
Tania membanting pintu kamar menimbulkan suara dentuman keras sehingga mengejutkan Aksa yang beristirahat di kamarnya. Berapa hari yang lalu Aksa membebaskan Tania dengan bersyarat, rela menjual berapa aset hanya untuk putrinya namun, setelah bebas Aksa yang ingin putrinya berubah menjadi wanita yang baik dan melupakan Kenzie adalah keinginannya.Tania tidak terima kalau Kenzie hidup bahagia dengan Jihan. Apa pun akan dilakukan oleh Tania untuk mendapatkan cinta Kenzie meski usahanya selalu gagal.Aksa tidak hentinya mengingatkan Tania untuk berhenti mengusik mereka, mengikhlaskan cintanya untuk wanita lain. Aksa tahu juga Tania sulit untuk melupakan pria yang pernah menikahinya meski hanya pernikahan siri."Tania, kamu baru pulang, Nak? Haruskah Ayah mengingatkan kamu untuk kesekian kalinya, atau kamu ingin Ayah bersujud di kakimu agar kamu bersedia mengikuti apa yang dikatakan ayah? Berhentilah, kamu masih muda kamu bisa mendapatkan laki-laki lain yang jauh mencintai kamu menerima
Setelah di hubungi oleh pak RT Ivan bergegas menuju kediaman pak RT. Satu minggu bukan waktu yang sebentar, berbagai cara sudah dilakukan oleh Ivan untuk mencari keberadaan putri dari pak Aksa meski semua yang ia lakukan telah gagal tidak ada titik terang tentang keberadaan putri tunggal pak Aksa."Pak RT apa Putri Pak Aksa sudah pulang ke rumah? Bisakah saya menemui sekarang atau bapak sudah mengatakan tentang kejadian satu minggu yang lalu pada putri pak Aksa?" tanya Ivan, membuat pak RT mengulas senyum."M— maafkan saya pak, saya tidak bermaksud untuk," lanjut Ivan merasa malu karena ia mencecar berbagai pertanyaan pada pak RT."Tidak apa-apa pak Ivan, jadi begini tujuan Saya memanggil Pak Ivan kemari untuk membahas yang sempat di pertanyakan oleh pak Ivan pada saya saat di pemakaman. Saya ingin menceritakannya yang saya ketahui meskipun saya tidak tahu kebenaran ini tapi inilah yang saya dengar dari para warga," ucap pak RT, sesat terdiam menetralkan perasaan yang sulit untuk ia u
Tania terkejut mendengar kabar tentang ayahnya yang meninggal dunia satu bulan yang lalu bertepatan dengan kepergiannya dari rumah. Tawa Tania lepas begitu saja dia tidak yakin jika sang ayah akan pergi begitu saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini tanpa berpamitan, dan juga tanpa meninggalkan kata-kata terakhir untuknya."Nak Tania, kamu baik-baik saja?" tanya Pak RT yang iba dengan keadaan Tania saat ini."Bapak tanya saya baik-baik saja atau tidak? Sekarang saya tanya apa bapak akan baik-baik aja jika mendengar kematian orang tua bapak?" sahutnya ketus. Wanita yang tidak jauh dari Tania hanya mengusap dada mendengar jawaban wanita angkuh di depannya."Kenapa kamu begitu jawabnya? Kami beritahukan dan kami menanyakan apa kondisi kamu baik-baik saja atau kamu shock mendengar kabar ayahmu meninggal dunia. Apa pantas jawaban kamu seperti ini pada kami? Tidakkah kamu bisa menghargai kami lebih tua dari kamu? Setidaknya pikirkan kami ini siapa kamu di sini?" cetus istri pa
Mang Ucup berlari mengejar sosok wanita yang terlihat tengah mengintip di kediaman Cakra. Ada rasa takut dan penasaran siapa gerangan wanita yang terus mengintai keadaan di dalam, jika wanita itu adalah suruhan dari Tania ataupun Luna karena mereka tidak akan membiarkan Jihan hidup bahagia dengan Kenzie."Mang Ucup bagaimana, apa wanita itu tertangkap?" tanya jihan mencari keberadaan wanita kini tidak ada di depan rumahnya."Maaf mbak Jihan wanita itu kabur. Dia bawa motor terparkir disana, sepertinya sudah di rencanakan di lihat dari cara parkirnya." ujar mang Ucup menunjukan motor yang melaju semakin jauh dengan kecepatan tinggi."Siapa kira-kira ya, mang? Kenapa enggak masuk tanya gitu sama kita. Tujuannya apa, siap yang di cari?"Jihan melihat sekitar yang sepi tidak ada orang yang lewat. Tempat tinggalnya yang terbilang elite membuat jarak rumah dengan rumah yang lain memiliki jarak walau hanya terhalang dengan tembok pembatasan. Namun, mereka sibuk dengan aktivitas di luar rumah