Beranda / Pernikahan / Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden / Surat Misterius di Pagi yang Panas

Share

Surat Misterius di Pagi yang Panas

Penulis: Nureyya Sharika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sayang, usahlah kau risau tentang yang kita bahas semalam. Aku tak pernah dan tak akan berubah meski kita belum dikaruniai keturunan.”

Gerald menggenggam tangan sang istri. Mobil yang dikendarai Jiddan melaju pelan. Membelah jalanan kota yang lumayan bising.

“Tapi, Mas, aku merasa tak berguna. Aku ... aku merasa gagal sebagai istri.” Naura menangis sesenggukan dalam dekapan hangat sang suami.

“Jadi, itu yang kau pikirkan selama ini sampai stress? Sabar saja, Sayang. Ini ujian. Kita fokus saja pada kehidupan saat ini, ya.”

Gerald terpaksa menampilkan senyum. Rasanya ia ikut sedih mengingat usia pernikahan yang hampir tujuh tahun, tapi belum juga dikaruniai keturunan.

Semalam saat berada di kamar mandi, Naura mengungkapkan perasaan sedihnya mengingat usianya kian menua, tapi belum juga memiliki anak.

“Kita serahkan pada Yang Maha Kuasa. Aku juga tak pernah menuntutmu,” sambung Gerald. Pria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Menghangatkan Tubuh

    Melinda yang tak tahu harus berbuat apa, memutuskan untuk merapikan kamar. Ia juga berniat membersihkan kamar mandi setelah sempat bersitegang dengan Rina yang melarangnya. Wanita dengan kaos hijau itu mulai menyikat lantai kamar mandi yang dirasa mulai licin. “Wah, sepertinya, lebih enak kalau aku mendengarkan musik,” ujarnya. Lantas, diletakkannya sikat di lantai. Bergegas Melinda mengambil ponsel barunya. Memasang earphone, memutar musik setelah mencari lagu yang cocok didengarkan di saat seperti ini. Lagu dari band Zivilia dengan judul Aishiteru menjadi pilihan. Lagu romantis yang membuatnya teringat Bima. “Semakin aku berusaha melupakan, semakin pula semua kembali terbayang.” Melinda menyeka air mata yang terus mengalir dengan lengan bajunya. Lagu-lagu semacam itu sering ia dengarkan bersama Bima yang sangat menyukai musik pop. Bahkan Melinda hafal karena seringnya ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Shopping Bersama

    Naura memerhatikan wajah Melinda kala semua orang sarapan. Ini adalah hari Sabtu yang berarti Gerald libur kerja. Hal ini dimanfaatkan oleh Naura untuk melanjutkan rencananya. Sejak beberapa hari lalu, Naura berharap Melinda akan tampak kesal atau bahkan cemburu melihatnya bermesraan di balkon malam itu. Namun sayang, Melinda seolah tak peduli akan semua itu. “Mas, hari ini kita tidak ada kerjaan. Bagaimana kalau kita shopping ke mall? Sudah lama aku tidak refreshing. Kita bisa pergi bersama, kan?” “Terserah aku saja,” jawab sang suami, menyeka bibir dengan tisu. “Ayo, Mel, kau juga ikut. Aku perhatikan, baju yang aku beli tak pernah kau pakai. Kau pasti tak suka, ya?” tanya Naura, memancing. “Ah, bukan seperti itu. Aku ... tidak terbiasa memakai pakaian mahal. Seperti inilah aku,” kata Melinda, mengamati tubuhnya. Celana panjang beserta baju lengan panjang selalu melekat di tubuh kurusnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Diserbu Wartawan

    Irma membawa kedua anak kembarnya ke rumah Gerald. Wanita itu menganga lebar menatap rumah mewah di depannya. “Waahhh! Enak sekali hidup Melinda sekarang,” lirihnya. Terlihat dari samping rumah, Rina membawa sapu lidi. Ia mendekati karena merasa ada tamu. “Cari siapa?” tanyanya. “Keponakanku, Linda,” Jawab Irma. “Oh, Nona Muda sekarang ke mall bersama Tuan dan Nyonya, belum pulang.” Rina berusaha tampil sopan. Diperhatikan seluruh tubuh Irma. Dandanannya yang mencolok membuatnya bergidik. “Oh, begitu. Aku akan menunggu di dalam saja.” Dengan lancang Irma melangkah hendak memasuki rumah, tapi Suzy muncul dan menghadang. “Eh, Pelayan! Kenapa kau berdiri di depanku? Minggir! Kau tak tahu siapa aku?” tanya Irma dengan nada lumayan tinggi. Bersikap sok keras pada Suzy yang malah menaikkan sudut bibirnya. “Aku tak tahu dan tak mau tahu!” sahut Suzy, melipat kedua tangannya ke dada, bersandar pada da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Ada yang Bertemu Bima Sebelum Kejadian

    "Mas, aku izin keluar. Aku tidak sendiri, kok. Haedar yang ... memintaku untuk menemuinya.” Dengan hati-hati dan waspada, Melinda mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Haedar. “Haedar?” Gerald mengernyit. Suasana rumah sepi sebab Naura sudah berangkat syuting pagi-pagi sekali karena ada part tambahan. “Iya. Apa boleh? Sebentar saja,” ucap Melinda. Hari ini ia mengenakan pakaian yang Naura belikan saat ke mall. Blouse putih yang dikenakan menambah pesonanya. “Dengan pakaian seperti ini?” tanya Gerald, berdiri memerhatikan seluruh tubuh istrinya. “Memang kenapa? Apa yang salah dengan pakaiannya? Apa roknya terlalu pendek?” Melinda memerhatikan diri sendiri. Rasanya masih normal saja, tapi tatapan Gerald terlalu tajam. “Memang apa yang akan kau lakukan dengan menemui Haedar? Dia pasti sibuk.” Gerald memakai arloji. Jam sudah menunjukkan pukul 09.07. Sengaja ia datang agak siang sebab malas bertemu orang-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Tidur Bersama

    Naura mondar-mandir di depan meja rias sebuah hotel. Setelah suaminya pergi, wanita itu urung memasuki rumah temannya. Naura malah menghentikan taksi dan pergi ke hotel terdekat. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 22.09. Digigitnya kuku telunjuk, masih tak bisa tenang. Sejak dari lokasi syuting ia merencanakan sesuatu. Meminta Suzy untuk meneror Melinda dan membuatnya terlihat menyedihkan di depan Gerald. “Sayang.” Suara seseorang yang membuka pintu membuat Naura melonjat kaget. Diusapnya dada, merasa ngeri sesaat lamanya. “Kenapa kau lama sekali?” tanyanya pada seorang pria yang tak lain adalah Antonio. Pria itu hanya menaikkan pundak, mendekatinya. Tanpa segan, dipeluknya erat-erat Naura dari belakang. Menikmati aroma tubuh yang selalu berhasil membuat tubuhnya bergejolak dipenuhi nafsu. “Aku kan harus memberi alasan yang masuk akal pada istriku. Kalau kau sendiri bagaimana, hm?” Dikecupnya leher Naura p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Tunanganmu Dibunuh, Bukan Bunuh Diri

    Hari belum benar-benar pagi saat Antonio mengantar Naura pulang. Wanita itu diturunkan di depan gerbang, lantas ditinggalkan. Satpam yang berjaga langsung membukakan pintu gerbang untuk majikannya tanpa curiga sebab sudah biasa. “Lembur, Nya?” tanya satpam bernama Lihin, menguap beberapa kali. “Iya, Pak. Maklum, filmnya hampir tamat,” jawab Naura, bergegas memasuki rumah setelah membuka pintu dengan kunci cadangan. Wanita itu menaiki tangga dengan setengah berlari. Berharap Gerald belum bangun saat ia sampai. Begitu pintu kamar dibuka, Naura mengernyitkan dahi. “Ke mana Mas Gerald? Tadi saat aku memeriksa ponsel, Suzy bilang Mas Gerald ada di kamar Melinda saat dia beraksi. Apakah .... “ Pikiran negatif mulai bersarang di benaknya. Sembari melemparkan tas ke ranjang, ia memeriksa kamar mandi. Kering. Tak ada tanda-tanda habis digunakan. “Menurut Suzy, selama ini Mas Gerald memilih tidur d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Mengatasi Masalah

    "Siapa yang bertugas malam hari saat Bima jatuh?” tanya Haedar, mengumpulkan beberapa karyawan untuk ditanyai perihal insiden itu setelah Melinda mengatakan mendapat surat misterius tentang Bima. “Saya, Tuan. Saya yang berjaga malam bersama empat orang lainnya.” Pria dengan perawakan kurus dan tinggi mengangkat tangan. “Di mana kalian saat kejadian itu? Bagaimana bisa ada orang masuk ke perusahaan ini tanpa ada yang menaruh kecurigaan?” tanya Haedar lagi. “Maaf, Tuan. Saat itu, kami sedang makan malam. Memang, dua di antara kami berkeliling. Sayangnya, kami mendengar dentuman keras. Saat diperiksa oleh satpam depan, seorang pria sudah jatuh,” tutur pria itu. “Bagaimana dengan CCTV? Pihak IT pasti memeriksanya, kan? Apa tidak ada yang terekam? Orang asing, misal?” Haedar merasa cukup aneh. Sejauh ini, ia tak menemukan informasi tentang musuh Bima atau karyawan lain yang tak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Nafkah

    Melinda menganga kala memerhatikan sang suami yang makan dengan lahap. “Kau kerasukan atau bagaimana?” tanyanya. “Diamlah!” Gerald malas bicara. Entah mengapa ia sangat berselera dengan masakan Melinda hari ini, padahal hanya sop ayam dan perkedel kentang. “Mau nambah nasi?” Melinda menawarkan. Sang suami hanya mengangguk, menyerahkan piring yang isinya tinggal sesuap. Sang istri pun menambahkan nasi beserta lauk. “Kenapa kau tidak ikut makan? Kau menaruh racun dalam makanan, ya?” Gerald menyeka mulut dengan tisu setelah meminum air putih. “Mana mungkin aku akan menunggumu sampai selesai makan, kalau aku meracunimu.” Melinda menarik napas dalam-dalam. “Lalu?” Gerald kembali meminum sisa air putih yang tinggal sedikit. “Aku ingin lebih kurus, jadi lebih baik jarang makan,” jawabnya, membawa piring kotor dan segera mencucinya. “Kau mau kurus bagaimana lagi? Kulihat tubuhmu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    TAMAT

    Melinda dan Gerald berdiri menatap Lily Hotel di depannya yang sudah beroperasi beberapa bulan terakhir. Hotel baru yang langsung menjadi pusat perhatian dan populer di berbagai kalangan. Keduanya melangkah sambil memasuki tempat itu dengan senyuman. Para karyawan kompak menyambut kedatangan mereka yang sudah dikabari sejak beberapa hari lalu. Setelah pernikahan ulang dilaksanakan, Melinda dan sang suami semakin mesra. Ke mana-mana selalu bersama. Kali ini mereka datang untuk menikmati fasilitas hotel yang ada. Layaknya pasangan muda-mudi yang bulan madu. “Pokoknya aku mau lima ronde!” kata Gerald, memasuki salah satu kamar VVIP. “Ingat umur, Mas! Mana bisa tenagamu mengimbangiku?” ledek Melinda, menutup pintu dan menguncinya. “Jangan remehkan aku. Sebelum ke sini, Mama Zaskia sudah membuatkan aku jamu kuat. Dia bilang, aku akan sanggup sampai lima ronde sekali pun!” Geral

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Maukah Kau Menikah (Lagi) Denganku?

    “Mama?” Baru saja kata itu terucap, seorang wanita mengeluarkan pistol dari dalam tas, lalu mengarahkannya kepada mereka. Melinda menganga, terkejut melihat kehadiran Zaskia tiba-tiba. “Kau pikir aku akan diam saja? Aku akan menuntut balas. Aku tak bisa datang saat kematian Naura, tapi aku datang saat kematian kalian.” Zaskia mengarahkan pistol kepada Gerald. Segera Melinda berdiri di depannya, menghalangi. “Sebelum kau membunuhnya, bunuh aku lebih dulu. Aku tak bisa hidup tanpa suamiku,” ujar Melinda. “Tidak! Bunuh aku saja. Mama pasti marah dan benci karena aku memilih Melinda, kan? Kalau begitu, bunuh saja aku, jangan dia.” Gerald mendorong Melinda ke samping. Berganti menjadi pelindung bagi sang istri. Melinda menggeleng. Digenggamnya tangan sang suami. Jika harus mati, maka dia lebih memilih mati bersama daripada harus kehilangan.

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Surat Pertama dan Terakhir

    Pagi yang sepi. Ditemani semilir angin dan dedaunan yang berguguran. Hujan baru saja reda saat pemakaman Naura dilangsungkan. Melinda, Gerald, Jiddan, serta lainnya menyempatkan diri untuk datang. Menyaksikan bagaimana tubuh fana itu mulai ditutupi tanah yang lumayan berlumpur. Kabar kematiannya yang benar-benar mengenaskan baru terdengar menjelang pagi. Polisi mengatakan kematiannya karena bunuh diri. Overdosis obat penghilang cemas. Tubuhnya yang lemah, tak mampu menahan. “Seminggu lagi dia akan dieksekusi mati, tapi ternyata memilih mengakhiri hidup.” Begitulah yang Gerald dengar dari polisi yang datang untuk mengabari. “Kami menemukan surat di dalam kantong celananya. Mungkin Tuan berkenan menerimanya.” Polisi menyerahkan selembar kertas yang dilipat pada Gerald yang terkejut dengan kabar buruk itu. Tangannya bergetar saat menerima surat itu. "Di

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Akhir Para Penjahat

    “Di mana otakmu, hah? Kau ingin membakar anak kecil demi memuaskan egomu? Kau benar-benar sudah tidak waras!” Gerald merasa dadanya mulai bergetar, saking amarahnya tak bisa dibendung. “Aku tak peduli! Biar dia mati sekalian. Kalau dia mati, kau akan menderita bersama wanita itu. Aku akan tertawa sepuas hati,” jawab Naura, tersenyum lebar. Dilihatnya Melinda mengusap wajah Lily yang basah karena bensin. Rasanya Naura sudah gelap mata. Dia ingin hari ini juga, ada yang mati di antara mereka. Siapa pun itu, pokoknya hanya ada satu yang bisa tenang, dan itu adalah dirinya. “Kau sangat mencintai mereka, kan? Itulah kenapa kau menceraikan aku,” kata Naura, perlahan melangkah ke samping, di mana korek api yang terlempar tadi berada di rumput. “Itu semua karena kesalahanmu! Kau serakah! Kau egois! Kau penjahat yang hanya bisa menghancurkan hidup orang lain!” kecam Gerald, menunjuk wajah Naura. Tak jauh darinya,

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Kehilangan Akal

    Haedar berlari di Bandara. Semalam ia mendapat telepon dari temannya bahwa anak Gerald diculik mantan istrinya yang kabur dari penjara. Karena panik, Haedar izin kembali ke Indonesia. Pria itu berlari mendekati Radit yang menunggu dengan senyuman. Majikannya kembali. Walaupun mungkin hanya sebentar, setidaknya dia tampak baik-baik saja. “Selamat datang, Tuan,” sapa Radit, membungkuk hormat. “Lily sudah ditemukan?” tanya Haedar, memasuki mobil yang pintunya dibuka. “Tadi pagi saat saya ke sana, katanya mereka sudah menemukan keberadaan Lily. Ada Kenan dan Suzy yang membantu Nyonya Naura,” tutur Radit. Ia memasuki mobil, lantas segera membawa majikannya ke bandara. Sengaja tak memberi tahu keluarga Gerald bahwa dirinya pulang. Hanya seminggu di Turki, tapi dia terpaksa pulang. “Aku sudah curiga. Mustahil dia akan diam saja menerima kenyataan akan dipenjara selama beberapa tahun.” Haedar men

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Keterlibatan Suzy

    Saat semua orang masih panik, tiba-tiba ponsel Melinda berdering. Wanita itu mengangkat telepon dari nomor asing. Tangannya sedikit bergetar saat ponsel itu didekatkan ke telinga. “Ha-halo. Siapa?” tanyanya, menggigit jari. “Apa perlu aku beri tahu siapa aku?” Melinda membulatkan mata. Suara itu milik Naura. Dia yakin seratus persen bahwa yang kini menelepon adalah mantan istri Gerald. “Sayang!” Gerald mendekat. “Apa maumu? Katakan padaku, di mana Lily? Kau yang menculiknya, kan? Katakan, Naura!” Melinda membekap mulut, menahan isak tangisnya. Gerald meletakkan kedua tangannya ke pundak sang istri. Ikut mendengarkan apa yang akan Naura katakan. “Aku akan memberimu anak ini, asal kau datang ke alamat yang akan aku sebutkan. Sampai kau membawa orang lain, apalagi Mas Gerald ataupun polisi, aku tak jamin Anakmu akan bernapas.”

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Lily Hilang

    “Sayang, Minggu depan ikut aku, ya,” ajak Gerald. Meletakkan tangannya pada sandaran sofa. Istrinya yang fokus menonton acara anak-anak, menoleh sekilas. “Ke mana?” tanyanya, kembali menatap layar televisi, di mana kartun lucu tengah tampil. Lily yang sangat menyukai tayangannya, tak sedikit pun menoleh. Duduk di lantai beralaskan karpet tebal di bawah keduanya, dengan sejumlah mainan yang mulai berantakan. “Kau ikut saja. Aku ada kejutan untukmu,” kata Gerald, memeluk istrinya dari samping. “Tergantung,” jawab Melinda. “Tergantung apa?” Gerald menarik telinga Lily pelan, lalu pura-pura tidak melihat saat sang anak menoleh. “Tergantung suasana hati. Kalau suasana hatiku sedang baik, mungkin aku akan ikut. Kalau tidak, ya maaf.” Melinda mengganti tayangan saat iklan. “Ih, kau ini!” Gerald berdecak. Ia mulai mengganggu Lily yang asyik menikmati camilan. “Kau kadang suka aneh. Men

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Sebuah Janji

    Dea menambah kecepatan motornya. Merasa takut tak akan bertemu Haedar lagi. Air matanya menetes. Sungguh, dia benar-benar menyukai pria itu. Walaupun berusaha untuk melupakannya, perasaan itu kian bertambah. Semakin subur setiap saat. Dea menangis tanpa suara. Jalanan di depannya yang lumayan lengang membuat wanita dengan kaos hitam itu semakin berusaha untuk sampai lebih cepat. Di Bandara .... Haedar dan Saroon baru saja sampai. Pria itu memeluk Radit yang tampak tak mau berpisah. “Saya ikut ya, Tuan,” ujarnya. “Mana bisa? Nanti siapa yang akan membantu Kak Gerald dan Jiddan? Lagi pula, kau juga butuh tiket pesawat, Visa dan paspor. Tidak mungkin dalam satu jam kau bisa menyiapkan semua. Sudah, tenang saja.” Ditepuknya pundak Radit yang sudah seperti anggota keluarganya juga. Memeluknya erat tanda sebentar lagi akan berpisah. “Jaga rumah baik-baik, ya. Kalau ada apa-apa, hubungi kami.” Saroon

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Kabur!

    Naura langsung dibawa ke ruang UGD untuk mendapatkan penanganan medis. Dua penjaga yang mengantar pun menunggu di luar. Satu jam kemudian, dokter keluar dari ruangan dan memberi tahu keadaan Naura yang sudah membaik. “Kapan kiranya bisa pulang?” tanya penjaga bertubuh kurus. “Dua atau tiga hari sudah boleh pulang. Saya permisi dulu.” Dokter berlalu meninggalkan dua penjaga yang sepakat akan bergantian berjaga karena Naura adalah tahanan. Selang beberapa saat .... Naura membuka mata. Ia langsung bangun, memegangi perutnya yang terluka. Nyeri hebat dirasakan saat ia menyentak selang infus hingga darah dari tangannya menetes. “Aku harus segera pergi.” Naura turun dari ranjang. Perlahan ia mendekati jendela. Beruntung tadi sempat mengambil gunting yang dokter letakkan tak jauh darinya. Wanita itu pun mencungkil jendela menggunakan gunting dengan susah payah. Berusaha untuk kabur dari tempat itu ta

DMCA.com Protection Status