Share

Setuju?

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-28 14:45:17

Haedar menyeret Vicky menuju ke ruangan Gerald. Ia kaget mendapati pria asing berdiri di depan Athena Holding. Begitu melihatnya, Vicky langsung mendekat dan mengatakan tujuannya datang.

Siapa sangka, orang asing yang mengaku tak kenal siapa pun itu malah ingin mencelakai Melinda dan Gerald.

Brakkk!

Gerald terkejut saat melihat siapa yang masuk. Tubuh Vicky yang didorong hingga tersungkur ke lantai membuatnya berdiri.

“Apa-apaan ini? Siapa yang kau bawa?” tanyanya, meletakkan pulpen setelah menutup map.

“Dia adalah pelakunya. Orang yang telah melempar pisau padamu!” tunjuk Haedar dengan wajah beringas.

“Apa?” Gerald langsung mendekati Vicky yang bersimpuh dengan mengatupkan kedua tangan.

“Maafkan saya, Tuan. Saya salah. Saya mengaku salah,” ucap Vicky, dengan nada bergetar.

Gerald mendekati pria malang itu. Tangannya dengan cepat menarik kerah baju Vicky hingga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Malam Pertama

    Melinda meremas jemari. Mondar-mandir di dekat ranjang. Pikirannya berkecamuk. Rasa takut mulai menjalar. Bingung harus bagaimana, wanita itu memutuskan untuk menelepon Rusdi sambil keluar kamar. “Paman!” Melinda menggigit ujung jarinya. “Kau belum tidur? Apa suamimu belum pulang?” Rupanya Irma yang mengangkat teleponnya. “Dia ... dia sedang mandi,” jawab Melinda, memerhatikan lantai dasar. “Kau harus melayaninya sebaik mungkin. Ingat, Lin! Kau masih istrinya yang berarti sudah kewajibanmu melayaninya.” Irma mengingatkan. Ia mengibaskan tangan saat sang suami hendak mengambil ponselnya. Rusdi tahu apa yang istrinya rencanakan. Kalau Melinda hamil, maka peluang bagi Irma untuk mendapat jatah uang bulanan akan tetap mengalir. Itu pun dia tak tahu kesepakatan apa yang dibahas dengan Zaskia dan Naura tentang rahasia besar yang selama ini ditutupi dengan baik dan penuh perhitungan. “Beri

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Bertemu Wanita Aneh

    Melinda membiarkan Gerald membantunya mengeringkan rambut dengan hairdryer. Pria itu tampak pandai melakukannya. “Kau apakan leherku?” Melinda baru menyadari bahwa lehernya memerah di beberapa sisi saat menatap cermin. Dirabanya leher itu dengan cemas. “Mana aku tahu? Lampunya dimatikan, kan? Mungkin aku tak sadar saat melakukannya.” Gerald beralasan. “Tak sadar, katamu?” Melinda menyenggol perut sang suami dengan sikunya. Gerald hanya tertawa lirih, menyelesaikan mengeringkan rambut. “Bagaimana kalau ada yang lihat? Aku kan malu.” Melinda menutupi bekas kemerahan di leher dengan bedak. Namun, tetap saja masih terlihat. “Kenapa kau peduli orang lain? Biar saja mereka mau berkomentar apa. Lagi pula, kita suami-istri. Siapa yang akan marah?” Gerald menyisir rambutnya. “Aku bahkan belum mengganti selimut,” kata Melinda, melirik dari cermin.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Kau Jelek, dan Aku Suka

    Haedar memasuki salon kecantikan milik mamanya yang ramai. Beberapa wanita di sana langsung mengedarkan pandangan pada pria berkemeja putih itu. “Kau ke sini?” Saroon mengikuti sang anak yang menaiki lantai dua menuju ke ruangan mamanya. “Hm.” Haedar hanya bergumam lirih, terus membuka pintu dan duduk di sofa. “Kau terlihat lesu akhir-akhir ini. Apa semua baik-baik saja?” Saroon ikut duduk. Tak ada jawaban. Haedar malah menatap ruangan luas itu seperti tak pernah melihat semua hal yang ada di dalamnya. “Kau tak menemui Melinda? Mama sudah lama tak bertemu dengannya.” Saroon masih mengajaknya bicara walaupun tahu sang anak tampak tak acuh. “Aku akan pulang.” Haedar bangkit tanpa ekspresi. Mendadak saja sikap anaknya berubah, membuat Saroon khawatir. Sejak seminggu terakhir, Haedar jarang bicara dan lebih terkesan menjauhkan diri dari padanya. “Tunggu! Kita bicara dulu.” Ditariknya tangan H

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Menagih Hutang Nyawa?

    “Mas, kau yakin Kak Naura akan suka dengan baju yang kita pilih?” tanya Melinda, keluar dari butik menenteng paper bag. “Dia pasti akan suka kalau aku yang pilihkan. Kau tenang saja. Mau makan setelah ini?” tanya Gerald, melirik arloji yang sudah menunjukkan waktunya makan siang. Melinda mengangguk. Setelah beberapa jam berputar-putar memilih pakaian, ia merasa lelah sekaligus lapar. Padahal yang dibeli hanya dua pakaian, tas dan high heels, tapi lamanya sudah seperti orang yang akan memborong semua pakaian. Keduanya melangkah menuruni eskalator. Gerald tampak santai, menggandeng tangan istrinya seolah-olah mereka adalah pasangan yang memang selalu tampil mesra di mana pun berada. “Kalau misal dia tidak suka?” Melinda takut pilihan Gerald untuknya dianggap lebih bagus daripada pilihan untuk Naura. “Kau tak perlu cemas. Standarnya memang tinggi. Namun, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Aku Hanya Ingin Anak Darimu

    Suasana yang tegang, berusaha dicairkan oleh Gerald. Ia tertawa renyah sambil menggelengkan kepala. “Kebetulan kau keluar dan aku bosan, jadi aku ajak Melinda keluar. Ini, aku belikan sesuatu juga untukmu.” Gerald menyerahkan paper bag pada Naura yang kini menuju ke sofa. “Apa ini, Mas?” Dibukanya paper bag, lalu memeriksa isi yang ternyata gaun indah berwarna blue denim. “Kesukaanmu,” jawab Gerald, duduk bersamaan dengan Melinda. Suzy tetap berada di sana dengan tak tahu diri. Menyaksikan apa yang akan terjadi di antara ketiganya. “Wah! Ini bagus sekali, Mas,” pujinya, mengeluarkan gaun. Diperhatikan seluruh gaun, mulai dari warna, motif, bahan, juga harga yang mencapai 37 juta. “Kau beli apa, Mel?” Naura bertanya karena penasaran. “Gaun juga, tapi warna dusty pink,” jawab Melinda. “Boleh aku lihat?” Naura bangkit, lantas duduk di sebelah Melinda. Ingin ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Menginap?

    Gerald memasuki dapur. Ia mendapati Melinda tengah memasak sesuatu. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya, memeluk dari belakang. Melinda menoleh, mengelus kepala sang suami. “Aku ingin sekali makan brownis pisang, jadi aku bikin sedikit, takut gagal,” jawabnya. “Memang kau bisa bikin kue?” Gerald menyangsikan. Pria itu mengintip ke dalam panci kukus, di mana brownis pisang tampak mulai mengembang. “Bisa sedikit. Kenapa kau ke sini?” Melinda membalikkan badannya. Sang suami menaikkan pundak, beralasan hanya iseng karena suasana sepi, maka dia berusaha mencari makhluk hidup di rumahnya. Mendengar alasan itu, Melinda berdecak. Makhluk hidup? Kalimat aneh yang bahkan terdengar lebih aneh karena saat mengatakannya sang suami sedikit mengatupkan kedua bibir. “Oh, ya. Ini kesukaan Naura.” Gerald baru ingat kalau istrinya sangat menyukai brownis pisang. Melinda hanya manggut-manggut. Kebetulan sekali. Nanti bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Obat Penghilang Cemas

    Gerald memerhatikan ruangan kamar istrinya yang sangat sempit. Bisa dibilang hanya sepertiga kamar di rumahnya sendiri. “Kenapa kau ingin menginap?” tanya Melinda, mengunci pintu. “Tak ada alasan khusus. Hanya ingin tinggal di sini,” jawab Gerald, duduk di tepi ranjang yang bahkan berbunyi saat ia melabuhkan tubuhnya. “Bagaimana dengan Kak Naura? Kau tak mau menjaga perasaannya?” Melinda bingung sendiri. Tadi ia hanya pamit berkunjung, tapi sang suami malah ingin menginap. “Ayolah, Lin. Kenapa kau panik? Aku kan menginap di rumah istriku, bukan istri orang. Santai saja. Sini!” Ditariknya Melinda hingga duduk di pangkuan. Wanita itu merasa tak enak. Baru juga akur dengan Naura, tapi sekarang malah bersikap seperti ingin merebut suaminya. Namun sayang, menurut Gerald, justru ini adalah kesempatan baik untuk mereka menghabiskan waktu bersama. “Kamarmu sempit sekali. Kau mau aku membangun tem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Wanita Aneh di Gym

    Melinda pergi ke salon kecantikan milik Saroon. Di sana, ia tak sengaja bertemu Haedar. Pria itu buru-buru hendak pergi, tapi Melinda mencegah. Dia penasaran dengan apa yang terjadi sampai Haedar tak pernah menemuinya lagi. Haedar tak menjawab, malah pura-pura sibuk menerima telepon. Melinda hanya diam, membiarkan pria itu keluar tanpa sempat bicara. Merasa aneh dengan sikapnya, Melinda pun bertanya apa yang terjadi pada Saroon. Mamanya Haedar itu berusaha tersenyum, menyambutnya dengan gembira. “Semua baik-baik saja kan, Tante? Aku merasa tidak enak. Apa aku melakukan kesalahan sampai dia bersikap seperti ini?” tanyanya, duduk dengan tenang. “Jangan heran, dia memang sibuk akhir-akhir ini. Untuk bicara denganku saja dia tak sempat. Maklum, pasti masalah kerjaan.” Saroon berusaha menutupi kenyataan. “Ohh, aku kira kenapa. Semoga saja dia memang baik-baik saja.” Melinda mengelus pahanya perlahan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05

Bab terbaru

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    TAMAT

    Melinda dan Gerald berdiri menatap Lily Hotel di depannya yang sudah beroperasi beberapa bulan terakhir. Hotel baru yang langsung menjadi pusat perhatian dan populer di berbagai kalangan. Keduanya melangkah sambil memasuki tempat itu dengan senyuman. Para karyawan kompak menyambut kedatangan mereka yang sudah dikabari sejak beberapa hari lalu. Setelah pernikahan ulang dilaksanakan, Melinda dan sang suami semakin mesra. Ke mana-mana selalu bersama. Kali ini mereka datang untuk menikmati fasilitas hotel yang ada. Layaknya pasangan muda-mudi yang bulan madu. “Pokoknya aku mau lima ronde!” kata Gerald, memasuki salah satu kamar VVIP. “Ingat umur, Mas! Mana bisa tenagamu mengimbangiku?” ledek Melinda, menutup pintu dan menguncinya. “Jangan remehkan aku. Sebelum ke sini, Mama Zaskia sudah membuatkan aku jamu kuat. Dia bilang, aku akan sanggup sampai lima ronde sekali pun!” Geral

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Maukah Kau Menikah (Lagi) Denganku?

    “Mama?” Baru saja kata itu terucap, seorang wanita mengeluarkan pistol dari dalam tas, lalu mengarahkannya kepada mereka. Melinda menganga, terkejut melihat kehadiran Zaskia tiba-tiba. “Kau pikir aku akan diam saja? Aku akan menuntut balas. Aku tak bisa datang saat kematian Naura, tapi aku datang saat kematian kalian.” Zaskia mengarahkan pistol kepada Gerald. Segera Melinda berdiri di depannya, menghalangi. “Sebelum kau membunuhnya, bunuh aku lebih dulu. Aku tak bisa hidup tanpa suamiku,” ujar Melinda. “Tidak! Bunuh aku saja. Mama pasti marah dan benci karena aku memilih Melinda, kan? Kalau begitu, bunuh saja aku, jangan dia.” Gerald mendorong Melinda ke samping. Berganti menjadi pelindung bagi sang istri. Melinda menggeleng. Digenggamnya tangan sang suami. Jika harus mati, maka dia lebih memilih mati bersama daripada harus kehilangan.

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Surat Pertama dan Terakhir

    Pagi yang sepi. Ditemani semilir angin dan dedaunan yang berguguran. Hujan baru saja reda saat pemakaman Naura dilangsungkan. Melinda, Gerald, Jiddan, serta lainnya menyempatkan diri untuk datang. Menyaksikan bagaimana tubuh fana itu mulai ditutupi tanah yang lumayan berlumpur. Kabar kematiannya yang benar-benar mengenaskan baru terdengar menjelang pagi. Polisi mengatakan kematiannya karena bunuh diri. Overdosis obat penghilang cemas. Tubuhnya yang lemah, tak mampu menahan. “Seminggu lagi dia akan dieksekusi mati, tapi ternyata memilih mengakhiri hidup.” Begitulah yang Gerald dengar dari polisi yang datang untuk mengabari. “Kami menemukan surat di dalam kantong celananya. Mungkin Tuan berkenan menerimanya.” Polisi menyerahkan selembar kertas yang dilipat pada Gerald yang terkejut dengan kabar buruk itu. Tangannya bergetar saat menerima surat itu. "Di

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Akhir Para Penjahat

    “Di mana otakmu, hah? Kau ingin membakar anak kecil demi memuaskan egomu? Kau benar-benar sudah tidak waras!” Gerald merasa dadanya mulai bergetar, saking amarahnya tak bisa dibendung. “Aku tak peduli! Biar dia mati sekalian. Kalau dia mati, kau akan menderita bersama wanita itu. Aku akan tertawa sepuas hati,” jawab Naura, tersenyum lebar. Dilihatnya Melinda mengusap wajah Lily yang basah karena bensin. Rasanya Naura sudah gelap mata. Dia ingin hari ini juga, ada yang mati di antara mereka. Siapa pun itu, pokoknya hanya ada satu yang bisa tenang, dan itu adalah dirinya. “Kau sangat mencintai mereka, kan? Itulah kenapa kau menceraikan aku,” kata Naura, perlahan melangkah ke samping, di mana korek api yang terlempar tadi berada di rumput. “Itu semua karena kesalahanmu! Kau serakah! Kau egois! Kau penjahat yang hanya bisa menghancurkan hidup orang lain!” kecam Gerald, menunjuk wajah Naura. Tak jauh darinya,

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Kehilangan Akal

    Haedar berlari di Bandara. Semalam ia mendapat telepon dari temannya bahwa anak Gerald diculik mantan istrinya yang kabur dari penjara. Karena panik, Haedar izin kembali ke Indonesia. Pria itu berlari mendekati Radit yang menunggu dengan senyuman. Majikannya kembali. Walaupun mungkin hanya sebentar, setidaknya dia tampak baik-baik saja. “Selamat datang, Tuan,” sapa Radit, membungkuk hormat. “Lily sudah ditemukan?” tanya Haedar, memasuki mobil yang pintunya dibuka. “Tadi pagi saat saya ke sana, katanya mereka sudah menemukan keberadaan Lily. Ada Kenan dan Suzy yang membantu Nyonya Naura,” tutur Radit. Ia memasuki mobil, lantas segera membawa majikannya ke bandara. Sengaja tak memberi tahu keluarga Gerald bahwa dirinya pulang. Hanya seminggu di Turki, tapi dia terpaksa pulang. “Aku sudah curiga. Mustahil dia akan diam saja menerima kenyataan akan dipenjara selama beberapa tahun.” Haedar men

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Keterlibatan Suzy

    Saat semua orang masih panik, tiba-tiba ponsel Melinda berdering. Wanita itu mengangkat telepon dari nomor asing. Tangannya sedikit bergetar saat ponsel itu didekatkan ke telinga. “Ha-halo. Siapa?” tanyanya, menggigit jari. “Apa perlu aku beri tahu siapa aku?” Melinda membulatkan mata. Suara itu milik Naura. Dia yakin seratus persen bahwa yang kini menelepon adalah mantan istri Gerald. “Sayang!” Gerald mendekat. “Apa maumu? Katakan padaku, di mana Lily? Kau yang menculiknya, kan? Katakan, Naura!” Melinda membekap mulut, menahan isak tangisnya. Gerald meletakkan kedua tangannya ke pundak sang istri. Ikut mendengarkan apa yang akan Naura katakan. “Aku akan memberimu anak ini, asal kau datang ke alamat yang akan aku sebutkan. Sampai kau membawa orang lain, apalagi Mas Gerald ataupun polisi, aku tak jamin Anakmu akan bernapas.”

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Lily Hilang

    “Sayang, Minggu depan ikut aku, ya,” ajak Gerald. Meletakkan tangannya pada sandaran sofa. Istrinya yang fokus menonton acara anak-anak, menoleh sekilas. “Ke mana?” tanyanya, kembali menatap layar televisi, di mana kartun lucu tengah tampil. Lily yang sangat menyukai tayangannya, tak sedikit pun menoleh. Duduk di lantai beralaskan karpet tebal di bawah keduanya, dengan sejumlah mainan yang mulai berantakan. “Kau ikut saja. Aku ada kejutan untukmu,” kata Gerald, memeluk istrinya dari samping. “Tergantung,” jawab Melinda. “Tergantung apa?” Gerald menarik telinga Lily pelan, lalu pura-pura tidak melihat saat sang anak menoleh. “Tergantung suasana hati. Kalau suasana hatiku sedang baik, mungkin aku akan ikut. Kalau tidak, ya maaf.” Melinda mengganti tayangan saat iklan. “Ih, kau ini!” Gerald berdecak. Ia mulai mengganggu Lily yang asyik menikmati camilan. “Kau kadang suka aneh. Men

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Sebuah Janji

    Dea menambah kecepatan motornya. Merasa takut tak akan bertemu Haedar lagi. Air matanya menetes. Sungguh, dia benar-benar menyukai pria itu. Walaupun berusaha untuk melupakannya, perasaan itu kian bertambah. Semakin subur setiap saat. Dea menangis tanpa suara. Jalanan di depannya yang lumayan lengang membuat wanita dengan kaos hitam itu semakin berusaha untuk sampai lebih cepat. Di Bandara .... Haedar dan Saroon baru saja sampai. Pria itu memeluk Radit yang tampak tak mau berpisah. “Saya ikut ya, Tuan,” ujarnya. “Mana bisa? Nanti siapa yang akan membantu Kak Gerald dan Jiddan? Lagi pula, kau juga butuh tiket pesawat, Visa dan paspor. Tidak mungkin dalam satu jam kau bisa menyiapkan semua. Sudah, tenang saja.” Ditepuknya pundak Radit yang sudah seperti anggota keluarganya juga. Memeluknya erat tanda sebentar lagi akan berpisah. “Jaga rumah baik-baik, ya. Kalau ada apa-apa, hubungi kami.” Saroon

  • Dijadikan Istri Kedua Karena Insiden    Kabur!

    Naura langsung dibawa ke ruang UGD untuk mendapatkan penanganan medis. Dua penjaga yang mengantar pun menunggu di luar. Satu jam kemudian, dokter keluar dari ruangan dan memberi tahu keadaan Naura yang sudah membaik. “Kapan kiranya bisa pulang?” tanya penjaga bertubuh kurus. “Dua atau tiga hari sudah boleh pulang. Saya permisi dulu.” Dokter berlalu meninggalkan dua penjaga yang sepakat akan bergantian berjaga karena Naura adalah tahanan. Selang beberapa saat .... Naura membuka mata. Ia langsung bangun, memegangi perutnya yang terluka. Nyeri hebat dirasakan saat ia menyentak selang infus hingga darah dari tangannya menetes. “Aku harus segera pergi.” Naura turun dari ranjang. Perlahan ia mendekati jendela. Beruntung tadi sempat mengambil gunting yang dokter letakkan tak jauh darinya. Wanita itu pun mencungkil jendela menggunakan gunting dengan susah payah. Berusaha untuk kabur dari tempat itu ta

DMCA.com Protection Status