Audrey mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Tentu saja. Kalau mau mendapatkan bukti, kita butuh bukti yang paling kuat dan jelas. Bukankah begitu?"Zayden mengisyaratkan Caleb untuk mengambil benda itu, lalu memutar videonya menggunakan komputer dan mulai menontonnya.Rekaman video Audrey sangat sempurna, segala kronologi kejadian terlihat dengan jelas. Bahkan, tampang Zachary dan Vivi juga direkam dengan jernih.Zayden menyipitkan matanya. Selama beberapa tahun ini, Zayden tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil yang dilakukan Zachary dan keluarganya. Namun, kecelakaan mobil yang terlihat seperti tidak disengaja terakhir kali itu, ditambah kasus diberikan obat itu sudah melewati batas kesabarannya."Kumpulkan semua bukti ini dengan baik. Karena mereka berani terus mencari masalah, sudah waktunya untuk mereka mengeluarkan bayarannya," pungkas Zayden.Mendengar Zayden akhirnya akan bertindak, Caleb bergegas membereskan semua bukti yang sudah terkumpul dengan penuh s
"Kamu tenang saja, aku nggak akan melakukan hal itu. Kalau aku melakukannya, kamu bisa membunuhku sekalian," pungkas Audrey.Audrey tidak pernah berniat untuk membuat Zayden menanggung anak ini sehingga dia langsung menyetujui hal itu. Setelah mendapatkan janji dari Zayden, akhirnya kekhawatiran dalam hati Audrey pun menghilang dan dia meninggalkan ruang kerja itu dengan bahagia.Zayden semakin mengernyitkan alisnya ketika melihat Audrey pergi dengan begitu santai.Biasanya, wanita ini selalu berhati-hati sampai kadang kala tampak seperti sedang menyamar. Namun, setiap kali bersangkutan dengan anak dari ayah yang tidak jelas di dalam perutnya itu, wanita ini seperti berubah menjadi orang lain. Apa maksud dari sikapnya ini? Apa karena terlalu mencintai pria liar itu, jadi anak itu bisa memengaruhi perasaan dan emosinya seperti itu?Saat memikirkan hal ini, Zayden menjadi tidak bisa fokus bekerja dan langsung mendorong dokumen di hadapannya.…Di sisi lain, efisiensi bekerja Caleb sanga
Timothy bersikap sangat tegas. Dia langsung mengumumkan untuk mencabut hak Zachary sebagai ahli waris tanpa keraguan sedikit pun.Mendengar hal itu, raut wajah Zachary menjadi sangat suram. Dia hendak menjelaskan, tetapi Timothy langsung pergi ke atas dan memanggil pengawal di rumah untuk mengusir mereka. Akhirnya, Zachary dan istrinya pun diusir ke luar pintu. Saat teringat rencana selama bertahun-tahun gagal begitu saja, Zachary yang emosi langsung menampar wajah Vivi dengan keras dan berkata, "Semua ini karena ide burukmu! Lihatlah yang terjadi sekarang. Bukan hanya nggak menyingkirkan Zayden, dia justru mendapatkan seluruh warisan keluarga!"Vivi merasa sangat terkejut saat mendapatkan tamparan tersebut. Dia menyentuh wajahnya dan tidak berani bersuara, tetapi tatapannya dipenuhi oleh kebencian. Selama beberapa tahun ini, sejak kapan dia pernah merasa sangat terhina seperti ini? Pada akhirnya, semua ini karena wanita rendahan yang bernama Audrey itu! Siapa yang menyangka ternyata
Zayden menjawab dengan tatapan yang dingin, "Benar. Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa membuat Kak Zachary dan Kak Vivi menunjukkan wajah asli kalian?""Heh! Strategimu ini benar-benar hebat sekali. Tapi, aku sangat penasaran apakah kamu akan dikhianati kalau membiarkan seorang wanita yang begitu licik seperti ini berada di sisimu," ucap Vivi.Audrey merasa sangat tidak berdaya saat mendengar dirinya kembali disalahkan. Kemudian, Zayden menunduk, meliriknya sekilas, dan berkata, "Ini urusanku dengan istriku. Bagaimanapun juga, orang lain tidak berhak ikut campur."Zayden memang berbicara dengan pelan, tetapi ada sedikit arogansi dalam nada bicaranya. Itu seolah-olah kedua orang di hadapannya itu bukanlah seniornya, melainkan orang rendahan yang tidak layak untuk mendapat perhatian."Kamu! Kamu sudah hebat jadi nggak memandang kami sebagai senior lagi, ya?" ucap Vivi yang kehabisan kata-kata. Jadi, dia hanya bisa menggunakan identitasnya sebagai senior untuk menekan orang lain.Senyuma
Zayden mengernyitkan alisnya. Tadi dia hanya refleks ingin menghentikan tindakan Vivi. Setelah kembali merespons, situasi sudah menjadi seperti itu. Faktanya, ini bukanlah tindakan yang bisa dilakukan olehnya.Zayden terdiam dan tidak menjawab. Melihat Zayden tidak menentang, Timothy merasa sangat bahagia dan lanjut berkata, "Bagus kalau begitu. Setelah hubungan kalian sudah semakin kuat, berikanlah cucu untukku. Aku nggak akan mengurus urusan kalian lagi dan menimang cucuku dengan tenang."Timothy juga sudah tua. Dia sejak awal sudah memiliki keinginan untuk menimang cucu. Melihat putra yang paling dia sayangi dan andalkan akhirnya memiliki niat untuk menetap, dia pun tidak bisa menahan diri mendesak mereka untuk memberikannya seorang pewaris kecil.Mendengar perkataannya, Zayden pun mentertawakan dirinya dalam hati. Saat ini, Audrey sedang mengandung seorang anak yang ayahnya tidak jelas.Namun, Zayden tidak ingin merusak kebahagiaan itu sehingga hanya mengangguk. Selanjutnya, dia b
Namun, Audrey segera menghibur dirinya sendiri. Saat berada di sekolah waktu itu, Christian bisa dianggap adalah mahasiswa yang miskin. Sama seperti dirinya, Christian juga harus pergi bekerja untuk mengumpulkan biaya sekolah dan hidup. Jika Christian adalah anggota Keluarga Moore, dia adalah tuan muda yang lahir dalam kemewahan. Bagaimana mungkin dia akan bersusah payah seperti itu?Saat memikirkan hal ini, Audrey kembali tenang dan menggelengkan kepalanya. Dia merasa mungkin dirinya terlalu gugup selama beberapa hari ini, jadi dia menjadi terlalu sensitif.Orang itu mungkin hanya kebetulan memiliki nama yang sama.…Di sisi lain.Christian tahu bahwa Zachary mulai melakukan perbuatan kotor lagi. Dia pun menghela napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Om Zayden, lagi-lagi masalah seperti ini. Aku minta maaf."Meskipun Zayden tidak memiliki kesan yang baik kepada Zachary dan Vivi, dia tidak pernah melampiaskannya kepada Christian. Dia lalu menjawab, "Ini tidak ada hubungannya denganm
Audrey bahkan tidak sempat berbicara dengan Lara, lalu bergegas menutup mulutnya dan berlari ke toilet. Kemudian, dia pun muntah di atas wastafel hingga lemas. Melihat tampilan Audrey seperti itu, Lara sangat khawatir. Namun, hatinya mulai merasa curiga. Dulu, makanan favorit Audrey adalah mangga. Sekarang, kenapa dia bisa mual begitu melihatnya?Bagaimanapun juga, Lara adalah orang yang sudah berpengalaman. Tiba-tiba, sebuah tebakan muncul dalam hati Lara, tetapi dia juga agak tidak berani memercayainya. Bagaimanapun juga, Christian sudah berada di luar negeri selama beberapa tahun. Lara tahu bahwa putrinya bukan tipe orang yang sembrono, dia tidak mungkin sembarangan berhubungan dengan pria lain.Apa yang telah terjadi sebenarnya?Audrey yang keluar dari toilet setelah muntah tampak sangat lemas dan kakinya menjadi tidak bertenaga. Begitu mendongak dan melihat ekspresi khawatir serta kebingungan Lara, hati Audrey sontak bergetar dan tampak sedikit gugup.Seorang ibu tentu jauh lebih
Audrey merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa dari pergelangan kakinya. Audrey melihat kakinya sekilas, lalu senyuman di wajahnya menjadi semakin menyedihkan.Dia benar-benar sial sekali. Apa ini yang namanya sudah jatuh tertimpa tangga lagi?Akhirnya, Audrey hanya bisa berjalan dengan kondisi pincang. Tepat saat dia sedang bergerak dengan perlahan, tiba-tiba ada seorang dokter yang menghampirinya dari belakang. Dokter itu mengulurkan tangan untuk membantunya dan berkata, "Nona, kamu baik-baik saja?"Melihat orang yang membantunya adalah seorang dokter, Audrey merasa sedikit canggung dan segera berterima kasih. Dokter itu melihat Audrey untuk sesaat, lalu berkata dengan kaget, "Eh, bukankah kamu yang datang mencariku untuk operasi waktu itu?"Saat mendengar ucapan dokter itu, Audrey juga sontak mengenali dokter tersebut."Bagaimana kondisi tubuhmu sekarang?" tanya dokter itu.Terakhir kali, Audrey datang meminta untuk melakukan aborsi kepadanya dengan penampilan yang menyedihkan.
Sesudah menimbang pro dan kontranya, Dash segera membuat keputusan. Lara yang sudah selesai mengobrol pun kembali, lalu melihat Dash melamun di atas ranjangnya.Dash berinisiatif untuk berkata, "Nenek, aku sudah mengerti maksudmu. Mulai hari ini, aku akan jaga jarak dengan Paman Zayden. Mama sudah memilih untuk pergi, jadi aku nggak boleh menyusahkannya. Aku ingin Mama bahagia."Ketika melihat cucunya begitu pengertian, Lara mengecup pipinya dan membalas, "Kalau begitu, kamu harus membantu Papa Chris saat dia melamar mamamu nanti. Oke?""Oke," sahut Dash sambil memberi isyarat tangan. Setelah mendapatkan jawaban dari Dash, Lara pun mengabari Christian tentang hal ini. Christian sangat terharu saat mengetahui Dash lebih memilihnya daripada ayah kandungnya sendiri.Christian segera pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin berlian yang telah lama disiapkannya. Sebenarnya dia sudah lama ingin melamar Audrey, tetapi tidak menemukan momen yang pas. Dia pun khawatir Audrey akan menjauhi
Sesudah Zayden pergi, Lara memasuki bangsal. Dia tak kuasa menghela napas saat melihat cucunya memegang mainan Transformers baru yang dibawakan oleh Zayden. Bagaimanapun, Dash masih kecil. Dia pasti senang dengan orang yang memberinya mainan baru."Dash, jangan main lagi, Nenek mau bicara," ujar Lara.Begitu mendengar suara Lara, Dash meletakkan mainannya. Sejak dulu, dia memang selalu menuruti perkataan neneknya. "Nenek mau bilang apa?""Dash, Nenek mau tanya. Kamu sangat menyukai Paman Zayden, ya?" tanya Lara langsung.Dash ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. Beberapa hari ini, Zayden selalu datang menemaninya. Selain menemaninya bermain game dan catur, Zayden juga membeli banyak mainan, bahkan memasak untuknya.Dash bukanlah anak yang keras kepala. Dengan berbagai perlakuan ini, dia tentu mulai memiliki kesan baik terhadap Zayden."Kalau harus memilih di antara Papa Chris dan Paman Zayden, kamu lebih suka siapa?" tanya Lara lagi.Dash tertegun sejenak, tidak menduga dirinya akan d
Ketika melihat putranya meraba-raba kepala sendiri, Audrey mengira Dash sakit kepala. Dia segera menghampiri, lalu bertanya, "Dash, kenapa? Sakit kepala, ya? Atau bagian mana yang sakit?""Mama, aku nggak apa-apa," jawab Dash sembari menggeleng. Kemudian, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya lagi, "Bibi tadi teman Mama, ya?""Bukan, anaknya juga sakit. Dia hanya mengobrol denganku tadi," timpal Audrey dengan jujur.Dash pun tampak bingung, merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.....Sementara itu, wanita yang mengobrol dengan Audrey barusan buru-buru mencari tempat yang tidak diperhatikan siapa pun. Dia memasukkan beberapa helai rambut Dash ke sebuah kantong kecil dengan hati-hati.Kemudian, wanita itu mengamati sekelilingnya. Setelah memastikan tidak ada siapa pun, dia bergegas keluar dari rumah sakit dan mendekati sebuah mobil yang terparkir di sana.Begitu jendela mobil diturunkan, si wanita men
Apakah hubungannya dengan Zayden akan retak karena wanita itu? Felya duduk sendirian di ruang kantor, merasa sangat kesepian.Beberapa saat kemudian, Felya bangkit dan menyuruh orang memesan tiket ke luar negeri. Dia harus memastikan bahwa anak itu memang darah daging Zayden. Mengingat obsesi Zayden terhadap wanita itu, putranya mungkin saja tertipu.Kalau Dash memang cucunya, Felya pun harus mencari cara untuk membawanya pulang. Dia tidak bisa membiarkan cucunya tinggal di luar negeri bersama orang lain. Setelah bertekad, Felya berkemas dan menaiki penerbangan terdekat untuk ke luar negeri.....Selesai memasak beberapa lauk, Audrey ingin membawanya ke rumah sakit. Sejak tadi, Zayden terus menunggunya di ruang tamu. Dia tahu Audrey tidak akan mengajaknya pergi, jadi hanya bisa duduk di sini karena takut ditinggal.Ketika melihat Audrey hendak keluar, Zayden segera bangkit dan berucap, "Aku ikut." Dengan begitu, keduanya sama-sama menuruni tangga dan berangkat ke rumah sakit.Di dalam
Setelah Zayden membalut lukanya, dia mencari tisu untuk menyeka noda darah di lantai. Dia tahu Audrey adalah wanita berhati lembut. Kalau bukan karena membenci seseorang, Audrey pasti selalu bertanya untuk sekadar memberi perhatian.Kini, Zayden pun mengerti. Begitu seorang wanita berhati lembut membulatkan tekadnya, tidak akan ada yang bisa membuatnya goyah.Namun, Zayden tidak berhak untuk mengeluh karena semua ini terjadi gara-gara dirinya. Kebodohan dan kesombongannya yang membuat hubungan mereka menjadi begitu buruk.Tidak peduli secuek apa Audrey padanya, Zayden harus bisa menerima dan bertahan. Dia yakin, suatu hari nanti dirinya akan memiliki posisi lagi di hati Audrey.Sesudah memikirkan semua ini, Zayden tidak terlihat murung lagi. Dia membereskan semua barang, lalu berdiri di depan dapur sambil menatap Audrey yang sibuk memasak. Kali ini, dia tidak masuk dan mengganggu lagi, melainkan hanya memperhatikan Audrey.Sementara itu, Audrey merasa sangat tidak nyaman ditatap oleh Z
Zayden tidak memperhatikan keraguan Audrey. Dia meletakkan barang-barangnya di samping, lalu membawa bahan makanan ke dapur.Audrey mengira Zayden ingin memasukkan bahan makanan ke kulkas, tetapi pria ini malah memakai celemek seperti ingin masak.Audrey tidak pernah melihat Zayden masak sehingga menghampiri untuk bertanya, "Kamu ngapain?"Zayden menoleh meliriknya sekilas, lalu menjawab, "Dash bilang ingin makan beberapa masakan, jadi aku mau masak untuknya."Audrey mengernyit dengan makin kuat mendengarnya. Dia melirik sekilas resep yang ditulis khusus oleh Zayden, lalu mendapati semua itu memang makanan favorit Dash. Namun, sejak kapan keduanya menjadi begitu akrab?Audrey seketika menjadi berwaspada. Dash tidak tahu motif Zayden, tetapi Audrey tahu jelas. Pria ini hanya ingin menggunakan trik kecil untuk membuat Dash menyukainya. Dengan begitu, dia mungkin bisa balikan dengan Audrey. Huh! Jangan mimpi!"Tuan Zayden yang terhormat, kamu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak k
Audrey melihat senyuman di wajah Zayden, lalu berkata dengan agak jengkel, "Biar kuperjelas dulu, aku membiarkanmu tinggal di sini hanya untuk memastikan transplantasi sumsum tulang berlangsung dengan lancar. Jangan pikir macam-macam atau aku akan mengusirmu dengan sapu!"Zayden tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk dengan tenang. Sikapnya yang tampak pasrah ini pun membuat Audrey sangat kesal karena amarahnya tidak dapat terlampiaskan.Audrey berusaha untuk menahan emosinya dan kembali ke kamar. Untuk menunjukkan kekesalannya, dia sengaja membanting pintu dengan kuat.Zayden pun tidak bisa apa-apa saat melihat tingkah Audrey. Setelah berpikir sesaat, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Dash. Pagi ini, Zayden bermain dengan Dash, lalu mendapatkan WhatsApp-nya karena menang.[ Mau makan apa sore ini? Aku akan membawakannya untukmu. ][ Aku nggak boleh makan makanan di luar. ][ Aku akan memasaknya untukmu. ]Dash terkejut membacanya. Zayden bisa memasak? Apakah pria
"Masalah ini nggak bisa dicegah hanya karena kamu nggak mau," ujar Lara dengan tenang. Demi kebahagiaan putrinya, Lara memutuskan untuk bersikap kejam. Dia tidak akan membiarkan siapa pun punya kesempatan untuk melukai putri dan cucunya."Kalaupun kamu mau bersama Audrey, aku nggak percaya ibumu itu akan setuju. Jangan bilang kamu nggak tahu apa saja yang diperbuatnya. Kalau kamu berada di posisiku, apa kamu akan merelakan putrimu disiksa oleh mertua seperti itu?""Aku ...." Zayden terdiam. Perbuatan ibunya memang sangat keterlaluan, Zayden tidak berani mengelak untuk hal ini.Melihat Zayden yang terdiam mendengar perkataannya, Lara berdiri sambil berkata, "Aku sudah bicara sampai seperti ini, aku harap kamu bisa pertimbangkan hubunganmu dengan Audrey. Kalau kamu tetap bersikeras, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi keluargaku."Usai bicara, Lara langsung bangkit dan berdiri. Sebelum meninggalkan restoran, dia sudah membayar semua tagihannya terlebih dahulu. Zayden menatap
"Nggak kok! Kalau kamu nggak percaya, kita janji jari kelingking saja," ujar Zayden seraya mengulurkan jari kelingkingnya. Dash langsung menyambut dengan gembira, "Nggak boleh ingkar janji."Setelah itu, Dash baru melepaskan tangannya dengan gembira. Melihat Dash yang begitu senang, Audrey mengernyit dan merasa gusar dalam hatinya. Saat dia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengusir Zayden, Lara telah masuk ke ruangan sambil membawa sarapan.Begitu masuk, Lara melihat Zayden yang sedang duduk di samping Dash dan Audrey yang berdiri diam. Dia langsung memahami situasi saat ini, tetapi tidak mengungkapkannya secara langsung."Nenek datang!" sambut Dash dengan gembira saat melihat Lara. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya sarapan, sehingga dia langsung berlari ke arah Lara dengan gembira.Berhubung Dash harus selalu rutin suntik dan minum obat beberapa hari ini, selera makannya jadi berkurang. Maka dari itu, Lara harus turun tangan sendiri untuk memasakkan hidangan yang dis