Share

Bab 148 Rumah Sakit

Penulis: Myafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-27 11:20:16

Stela memegang bahu Sean, dan membuat suaminya itu menatapnya. Dia menggeleng, memberikan isyarat pada Stela untuk tidak melanjutkan pertanyaan.

Dalam keadaan seperti ini Sean merasa sangat dilema. Dia menyadari keadaan mamanya tidak bisa dibantahkan oleh dirinya, apalagi mamanya baru saja mengalami serangan jantung.

"Aku akan menunggu di luar." Stela memberitahu Sean. Dia keluar dari ruang rawat dan menunggu di ruang tunggu.

Sean benar-benar tidak mau menambah pikiran mamanya. Dia pun meminta mamanya untuk istirahat. Pikirannya bertanya-tanya ada apa sebenarnya yang terjadi. Namun, dia belum menemukan jawabannya.

Stela yang menunggu di luar, menghubungi Finn untuk mengabari jika dia tidak bisa kembali ke kantor karena mertuanya sakit, dan Finn mengizinkan Stela untuk tidak kembali ke kantor.

Saat sedang menghubungi Finn, Stela melihat papa mertuanya datang. Dia menghampiri Stela dan menanyakan keadaan mamanya. Stela menjelaskan jika sang mama sudah sadar dan dalam masa perawatan.

Ses
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 149 Pilih Mama Atau Dia?

    "Memangnya apa?""Mama melihat seorang wanita paruh baya sedang mengenalkan Stela sebagai calon menantunya pada teman-teman arisannya." Adel menjelaskan kejadian kemarin pada Sean.Sean memutar ingatannya. Kemarin Stela memang mengatakan jika dia menemani mama Finn untuk makan siang, dan di sanalah dia bertemu dengan mamanya. Namun, Sean tidak menyangka jika ternyata mama Finn sedang mengenalkan Stela pada teman-temannya.'Kenapa Stela tidak mengatakannya?' batin Finn.Buru-buru Sean membuang jauh pikiran buruknya. Dia sadar betul jika kemarin Stela menangis, jadi mungkin istrinya itu belum sempat mengatakannya."Dan apa kamu tahu apa yang dikatakannya? Anaknya akan menikah dengan Stela setelah kalian bercerai." Dengan menggebu-gebu Adel menceritakan pada Sean."Ma ….""Dia juga menunjukan foto berkas perceraian kalian," potong Adel."Ma, Sean bisa jelaskan, mungkin ini terjadi kesalahpahaman." Sean mencoba menenangkan mamanya."Salah paham kamu bilang? Ada nomer berkas pengajuan perc

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 150 Ulah Kalian!

    Stela pikir Sean akan mengejarnya, tetapi ternyata pikirannya salah. Mengingat keadaan mertuanya, Stela berpikir jika pasti Sean tidak tega meninggalkan mamanya.Dalam keadaan yang seperti ini, sebenarnya Stela malas sekali untuk masuk kerja, tetapi kemarin dia sudah izin, dan tidak mungkin dirinya izin lagi.Sampai di kantor, Stela memulai pekerjaannya. Namun, tetap saja pikirannya masih melayang dengan pertanyaan mertuanya yang meminta Sean untuk bercerai dengannya."Auri," sapa Finn saat baru saja datang. Dia melihat Stela yang melamun seperti sedang memikirkan sesuatu."Pak," sapa Stela seraya menundukkan kepalanya sedikit."Apa mama mertuamu masih sakit?" Finn menduga jika kesedihan yang dirasakan Stela akibat mertuanya yang sakit."Sudah, Beliau sudah sembuh.""Apa kamu mau pulang saja? Aku akan mengizinkanmu jika kamu mau menunggu mertuamu." Finn tidak tega saat melihat Stela yang tampak sedih."Tidak, sudah ada Sean yang menunggu, nanti aku akan ke sana sepulang kerja.""Baikl

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 151 Cara Yang Baik

    Risha dan Olivia terkejut dengan kehadiran Finn yang secara tiba-tiba. Mereka takut Finn marah setelah tahu semua yang mereka bicarakan."Finn, kamu pulang." Risha pura-pura menghampiri Finn dan bersikap tenang."Apa yang mama lakukan hingga mama Sean pingsan?" Finn menatap tajam pada sang mama."Mama tidak melakukan apa-apa," elak Risha."Finn sudah dengar, Ma. Jadi jangan berbohong." Finn merasa kesal dengan elakan yang diberikan mamanya."Mama Sean sudah baik-baik saja Finn, jadi jangan seperti itu dengan Tante Risha." Olivia mencoba menenangkan Finn. Dia membela Risha, agar tidak mendapatkan amukan Finn."Bagus, mama Sean masih hidup dan sehat, jika sampai mama Sean meninggal, mama adalah orang yang patut disalahkan." Dengan tegas, Finn berkata pada mamanya. Dia ingin mamanya sadar jika apa yang dilakukannya salah.""Finn, kenapa kamu berkata seperti itu?" Risha begitu takut dengan ucapan anaknya."Iya, memang kenyataannya seperti itu," jawab Finn. Dia tahu jika mamanya tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 152 Mengundurkan Diri

    Sean hanya melihat sang mama dari pantulan kaca depan. Entah sampai kapan mamanya itu akan membenci Stela.Sampai di rumah, Sean membantu mamanya untuk ke kamar. Dia langsung bergegas pergi karena tidak mau sampai mamanya berubah pikiran.Selama di rumah sakit, Sean dan Stela hanya berkomunikasi melalui pesan singkat, karena mamanya mengawasinya jika dia sedang berbicara melalui sambungan telepon.Pagi tadi, Stela sudah mengabari jika hari ini dia akan ke kantor, untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Jadi Sean langsung menuju ke kantor Finn untuk menjemput Stela.***Dengan membawa map berisi surat pengunduran diri, Stela masuk ke dalam kantor. Sampai di depan ruangan Finn, Stela bertemu dengan sekretaris baru yang diambil Finn dari divisi lain."Apa Pak Finn ada, Kak?" tanya Stela. Dia sudah mengenal Kayla yang sebelumnya adalah sekertaris manager keuangan di kantor Finn."Ada, dia juga sudah menunggumu."Stela berpamitan dan meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan Finn. Sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 153 Selidiki Semua

    Sean sudah mengepalkan tangannya. Ternyata semua cerita mamanya sama persis dengan apa yang diceritakan oleh Stela."Mama Finn juga menunjukan nomer dokumen surat perceraian yang aku ajukan. Saat itulah mama datang dan merebut ponsel Mama Finn.""Jadi mama pingsan karena itu?" Sean memastikan pada Stela."Iya," jawab Stela semakin kencang menangis. Dia memeluk tubuh Sean dan meletakan kepalanya di bahu Sean.Sean tidak menyangka jika Mama Finn bisa melakukan hal nekat itu dan membahayakan nyawa mamanya."Padahal di mobil, dia sudah mengatakan jika dia akan menceritakan pada teman-temannya jika aku dan Finn tidak jadi menikah karena sudah saling tidak cinta, tetapi dia mengatakan hal lain. Aku mau menolongnya karena kasihan jika dia jadi bahan olokan temannya."Sean mendekap erat tubuh Stela. Mencoba menenangkan istrinya. Pikirannya melayang memikirkan bagaimana bisa mamanya bisa datang secara kebetulan di restoran di mana Stela dan Mama Finn berada.'Aku harus selidiki semuanya,' bati

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 154 Lama Sekali

    "Angkatlah dulu, siapa tahu penting." Stela yang mendengar suara ponsel Sean tak berhenti berdering, meminta Sean untuk menghentikan aksinya.Sean mendengus kesal. Rasanya hasratnya sudah di ubun-ubun dan harus berhenti karena suara dering ponsel. Dalam hatinya dia akan mengumpat jika memang benar-benar tidak penting.Bangkit dari tubuh Stela, Sean merogoh kantung celananya. Dia melihat siapa yang menghubunginya."Mama," ucap Sean menatap Stela. Dia terkejut saat mamanya menghubunginya.Stela bangkit dari tidurnya dan meraih kemejanya untuk menutupi tubuhnya yang polos."Iya, Ma," ucap Sean sesaat setelah menempelkan ponsel ke telinganya."Kamu di mana? Mama tadi telepon ke kantor, kata Abi kamu sudah pulang." Suara Adel terlihat kesal saat mengetahui jika Sean sudah pulang tetapi belum sampai ke rumah."Sean masih di toilet kantor, Ma, memang belum pulang." Sean terpaksa berbohong pada sang mama."Benarkah, awas jika kamu sampai berbohong!" Suara Adel penuh dengan ancaman."Iya, Sean

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 155 Backstreet

    Pagi ini Stela pergi ke supermarket di dekat apartemennya. Dia yang sudah tidak bekerja mengisi kegiatan dengan membersihkan rumah dan rencananya dia akan memasak untuk Sean.Rasanya sedikit aneh saat kegiatannya hanya akan di rumah, tetapi itu akan menjadi rutinitasnya ke depan."Tante-tante, bisa ambilkan aku itu," ucap seorang anak perempuan berusia lima tahu yang meminta Stela mengambilkan bumbu spaghetti yang akan dia ambil juga.Stela tersenyum dan mengambilkan bumbu itu. Anak kecil itu berterima kasih dan pergi menghampiri mamanya. Stela yang melihat merasa sangat senang. Dia membayangkan jika dia akan memiliki anak yang selucu itu nanti dengan Sean.Selesai berbelanja, Stela kembali ke apartemen lagi. Dia memulai memasak. Tadi Sean sudah mengirimi pesan jika dia sedang ingin makan spaghetti. Jadi akhirnya, Stela membuatkan pesanan suaminya tercinta.Sesaat kemudian Sean datang. Dia sengaja masuk perlahan-lahan agar istrinya tidak tahu. Masuk ke area dapur, dia melihat Stela ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 156 Tidak Pantas

    Setelah mengantarkan Stela ke Rumah sakit, Sean kembali ke kantornya. Hari ini dia ada janji bertemu dengan Olivia, dan sampai di kantor Olivia ternyata sudah kantornya."Kamu dari mana, Se, kenapa baru datang? Aku tadi sengaja datang untuk mengajakmu makan siang, tetapi kamu sudah pergi duluan," tanya Olivia yang melihat Sean yang baru saja datang ke kantor."Aku ada urusan," jawab Sean malas."Apa kamu tahu? Aku tadi sengaja membawa makanan untukmu, tetapi kamu tidak ada, dan akhirnya aku memberikan pada Abi," jelas Olivia kesal."Bagus, jadi kamu bisa berbagi dengan orang lain." Sean menjawab dengan santai. Dia membuka laptopnya dan mengecek laporan yang ingin dijelaskan pada Olivia.Olivia benar-benar kesal karena ternyata Sean masih begitu acuh padanya. Dia juga melihat, Sean tampak biasa saja, padahal sudah jelas dia akan segera bercerai dengan Stela.Sean mulai menjelaskan pada Olivia tentang beberapa hal. Sesuai permintaan papa Olivia, Sean mengajari Olivia."Apa kamu akan jad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29

Bab terbaru

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status