Share

Bab 59 - Ibu Anak-Anakku

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2025-03-13 23:00:02

Sadar, posisinya terancam oleh ancaman Damian, pria yang rambutnya tak ada—entah sengaja dibabat habis atau mungkin rontok, hanya bisa mengepalkan tangan kuat-kuat di sisi tubuh.

Rahangnya menegang, bukan karena malu, melainkan karena geram. Ia ingin membela diri, tetapi otaknya dengan cepat memperhitungkan risikonya.

Sial! Jika Damian benar-benar menghentikan kerja sama mereka. Itu akan jadi masalah besar untuk perusahaannya.

Pak Gunawan mendengus kasar. Namun, akhirnya dengan sisa harga diri yang dimiliki, ia memilih berbalik dan melangkah cepat meninggalkan tempat itu tanpa menoleh lagi

Damian menatap punggung pria itu hingga tenggelam dalam mobilnya. Kemudian, ia mengalihkan pandangan ke arah Inara. Jelas, ada raut kekhawatiran di matanya. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan nada lembut.

Inara mengangguk pelan. “Hm. Aku baik-baik saja.”

“Kalau dia menganggumu lagi, beritahu aku.” Damian berusaha menjadi pelindung untuk I
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 60 - Rekam Medis

    Damian membuka pintu apartemennya begitu tiba. Sunyi. Tidak ada suara teriakan anak kecil yang menyambutnya ketika pulang, juga tidak ada senyuman manis wanita tercintanya yang selalu membuatnya ingin segera pulang ke rumah.Sekarang, yang menyambutnya hanya sepi.Lelah, ia berjalan ke sofa, menjatuhkan tubuh, lalu menyandarkan kepala pada sandaran sofa.Matanya perlahan terpejam, mencoba mengusir semua sesak yang bergelayut di dadanya sejak tadi.Damian kini meraih ponsel. Jemarinya membuka galeri. Menatap foto-foto keluarga kecilnya. Sudut bibirnya tertarik ke belakang, tipis, tetapi perlahan memudar, berganti sesak bagai pisau yang menusuknya tanpa ampun kala melihat senyum Inara di sisinya dalam foto itu. Alma dalam gendongannya. Mereka bertiga sangat bahagia, layaknya keluarga cemara.Namun, sekarang semuanya sudah hancur.Semua bermula karena kehadiran masa lalunya.Semula Damian pikir, wanita itu benar-benar membu

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 61 - Kedatangan Orang Tua

    Pagi itu, keluarga Wardhana tengah berkumpul, menikmati sarapan. Aroma kopi dan roti panggang menguar. Inara duduk di samping Alma, membantu putrinya mengambil makanan. Di tengah mereka menikmati sarapan, Ayah tiba-tiba membuka topik pembicaraan. “Inara, bagaimana pekerjaanmu, Nak? Apa ada perkembangan?” Inara mengangkat kepala, menelan makanannya lebih dulu sebelum menjawab, “Secara keseluruhan lancar, Yah. Ya ... walaupun kemarin sempat ada masalah, tapi bisa diatasi.” Ayah mengangguk. Ekspresinya terlihat sangat puas. “Bagus. Kamu harus serius mengembangkan karirmu. Ke depannya, kamu harus siap untuk tanggung jawab yang lebih besar. Seperti yang pernah Ayah katakan sebelumnya, Papa ingin kamu mulai mempersiapkan diri untuk posisi lebih tinggi.” Inara tersenyum tipis. Melirik Rafiq yang duduk di seberang meja. “Biar Kak Rafiq saja, Yah. Aku sudah nyaman diberi tanggung jawab yang sekarang.” Mendengar itu, sang ibu yang sedari tadi menyuapi Alma, ikut berkomentar. “No ... ti

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 62 - Malu

    Untungnya, karena sang ayah mengalihkan pembicaraan dengan alasan sudah sangat lelah, butuh istirahat setelah perjalanan jauh. Dalam beberapa saat, Damian bisa terbebas dari pertanyaan dari ibunya tadi.Meski begitu, ia tak sepenuhnya aman, melainkan dengan kehadiran orang tuanya, ia mulai berpikir keras bagaimana cara menyampaikan semuanya? Tiba di apartemen, Damian langsung membuka pintu dan mempersilakan kedua paruh baya itu masuk lebih dulu.Beberapa detik, ia mengatur napas di depan pintu. Sementara ibu dan ayahnya sudah melangkah masuk.Wanita berhijab itu langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, memperhatikan setiap sudutnya dengan teliti.Sang ayah hanya berdiri tegak dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Ekspresinya datar dan sulit ditebak.Damian akhirnya ikut masuk, berusaha tenang di hadapan kedua orang tuanya itu. Diam-diam merogoh saku jasnya, mengambil ponsel di sana. Hendak menghubungi

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 63 - Tersadarkan Fakta

    “Aku berani bersumpah, tidak selingkuh, tapi aku mengaku salah.” Damian menunduk. Air matanya, akhirnya jatuh juga. Tiba-tiba, ia melangkah cepat, berlutut di kaki ibunya yang kini sudah duduk di sofa. Tangannya mencengkeram lembut lutut wanita itu. Kepalanya tertunduk dengan bahu yang terguncang oleh tangisan. “Maaf, Bu … maaf ….” Tangis Damian akhirnya pecah, untuk pertama kalinya sejak rumah tangganya berantakan, ia mengakui kesalahan di hadapan orang tuanya. Selama ini, sengaja menyembunyikan, demi menjaga perasaan dan kesehatan orang tuanya. “Aku memang bodoh di sini, Bu. Aku tidak sadar mencampakkan istri dan anakku, selalu menganggap Inara pasti mau memaafkan jika berbuat salah. Ternyata, dia menyerah. Dan, memilih meninggalkanku.” Damian terisak. Melihat putranya yang tampak sangat rapuh, membuat mata Ibu berkaca-kaca. Memang kecewa pada Damian, tetapi namanya orang tua

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 64 - Gambar Alma

    Meski sedikit meragukan Damian, Inara akhirnya mengiyakan. Sebab, tahu kalau dirinya tidak boleh egois pada Alma seberapa pun luka, sakit hati, dan rusaknya kepercayaan pada mantan suaminya itu. Ia tidak bisa membiarkan pikiran serta perasaannya merenggut hak Alma untuk tidak kehilangan sosok ayah dalam hidupnya. Mau bagaimanapun juga, Alma tetap putri Damian. Tidak ada yang bisa membantah hal itu, sejauh apa pun jarak terbentang. Inara menatap langit dari jendela kantornya sambil menghela napas dalam ketika sambungan telepon dengan Damian telah berakhir. Dia harus belajar menerima kenyataan bahwa meskipun pernikahan mereka telah berakhir, bukan berarti Alma harus berpisah dari ayah kandungnya. Ia tidak mau dicap sebagai ibu yang tega, tidak memiliki hati nurani pada putrinya. Tidak boleh membuat anaknya kekurangan kasih sayang salah satu orang tuanya hanya karena amarah dan rasa kecewanya pada Damian. Mungkin, sekarang Damian benar-benar sudah berubah. Inara kembali beke

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 65 - Validasi

    Damian menelan ludah. Tenggorokannya mendadak kering. Kata-kata Alma barusan terus menggema di kepalanya, menghantam sisi hatinya yang paling rapuh. Papa, Bunda, dan Alma akan sama-sama terus. Seolah anak kecil itu berharap hujan salju di musim kemarau. Nyatanya, dunia mereka sudah tidak sama lagi. Bahwasanya ‘sama-sama terus’ yang dimaksud hanya ada dalam angan, bukan nyata, atau mungkin tidak akan pernah jadi nyata lagi. Damian tiba-tiba merasa sedih. Di sudut lain, Nenek menatap gambar itu cukup lama, jemarinya sedikit gemetar saat menyentuh sketsa dari tangan mungil Alma dengan polosnya. Matanya mulai berkabut, tetapi ia cepat-cepat mengalihkan pandangan, takut air matanya jatuh di depan sang cucu. Ayah Damian, yang biasanya tegar, kali ini diam cukup lama. Tatapan tajamnya beralih dari gambar itu ke Damian, penuh makna yang bisa diucapkan dengan kata-kata. Di tempatnya duduk, Damian hanya bisa bergeming kaku. Tak bisa membayangkan, bagaimana jadinya kalau Alma tah

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 66 - Menang

    Tok ... tok ... tok!Damian sontak menoleh ke arah pintu begitu mendengar suara ketukan dari luar. Senyumnya mengambang, sangat senang. Inara pasti sudah datang. Itu yang ada di pikirannya sekarang. Buru-buru ia bangkit dari duduknya, melangkah ke pintu, lantas membukanya.Senyum manisnya memancar menyambut Inara yang berdiri di depan pintu. Namun, hanya beberapa saat senyum itu langsung memudar ketika tak sengaja berserobok pandang dengan seorang pria yang berdiri di belakang Inara.Daffa.Alis Damian sedikit berkerut. Sangat kesal melihat pria itu bersama sang mantan. Agaknya ke mana-mana ia memang sengaja membuntuti Inara.Dia kesal karena tak jadi reuni keluarga, rupanya ada tamu tak diundang. Namun, dengan ekspresi datar, tetap mempersilakan mereka masuk.“Masuklah,” ucapnya, bergeser ke samping, memberikan jalan untuk tamunya.Inara melangkah lebih dulu, tetapi saat giliran Daffa hendak menyusul, Damian m

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 67 - Tidak Rela

    Damian menggandeng tangan mungil Alma menuju lift. Hendak mengantarnya pulang, meski hanya sampai di parkiran.Inara berjalan di sisinya, membawa tas Alma. Di belakang mereka, Daffa seperti bodyguard. Lebih mirip nyamuk di mata Damian. “Papa, inget kan janji Papa?” Tiba-tiba Alma bertanya. Dia mengangkat kepala, menatap Damian dengan mata penuh harap.Damian menoleh, lantas tersenyum kecil. “Janji yang mana, Sayang?”“Papa janji mau ajak Alma main di hari libur nanti.” Alma menyengir, menggoyang-goyangkan tangan Damian.Damian tertawa kecil, lalu mengangguk mantap. “Tentu saja. Papa pasti temani Alma. Memangnya Alma mau liburan ke mana?”Alma mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagu menunjukkan kalau ia sedang berpikir. Detik berikutnya, matanya berbinar. “Taman bermain, tapi pengen ke kebun binatang juga. Terus kita makan es krim. Beli kembang gula yang gede banget. Bunda juga ikut, ya?”Mendengar itu, Damian dan Inara

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 121 - Di-ulti Alma

    Deru mobil berhenti mendadak di depan gerbang sekolah. Andrew buru-buru turun dan membuka pintu untuk sang atasan. Damian turun lebih dulu, walau kakinya masih sedikit sakit, ia tetap siaga menyambut Inara turun dari mobilnya. Dia kasihan, wajah wanita itu pucat. Matanya sembap, bahkan tubuhnya sangat lemas seolah jiwanya ikut melayang bersama hilangnya sang putri.Mereka berganung dengan Arvin, Genta, Suster Liana, dan yang lainnya yang lebih dulu tiba.Melihat kedatangan Inara, guru Alma terlihat sangat gelisah. Wajahnya memdadak pucat.“Bu Inara, saya mohon maaf … saya benar-benar tidak menyangka kalau kejadiannya bakal seperti itu.” Suara wanita itu terdengar berat. “Orang itu bilang utusan papanya Alma, terus Alma percaya saja, dan saya pikir Alma mengenalnya. Tidak taunya malah seperti ini. Saya sangat bersalah dan menyesal, Bu. Saya tidak teliti.”Inara menunduk, tak bisa berkata-kata. Lututnya lemas. Damian refleks menopangnya, m

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 120 - Alma dan Penculik

    Mobil hitam yang membawa tubuh kecil Alma itu melaju cepat membelah teriknya matahari siang.Sesekali, bocah perempuan itu menoleh ke kiri dan ke kanan, memperhatikan jalanan yang makin asing dalam pandangannya. Alis kecilnya bertaut seketika, setidaknya ada rasa takut yang tiba-tiba muncul di hatinya.“Om!” panggilnya pelan. Dia mulai menggeser posisinya ke dekat jendela. Berusaha memastikan ada lokasi yang mungkin diketahuinya, tetapi nihil. Akhirnya, ia pun memberanikan diri bertanya pada dua pria yang duduk di depan. “Kita mau ke mana, sih? Ini bukan jalan ke rumah Papa … apalagi ke kantor Papa, kantor Papa mah deket toko roti yang enak itu.”Pria yang duduk di kursi penumpang depan melirik ke belakang. “Mau ketemu Papa kamu, Alma. Sabar, dong. Sebentar lagi kita sampai.”Alma cemberut, matanya menyipit curiga. “Tapi, Papa tidak pernah lewat jalan begini. Ini mah bukan jalan pulang. Om bohong ya sama Alma?” “Jangan-jangan .

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 119 - Mencari Alma

    Tanpa pikir panjang, Inara langsung menelepon Daffa. Curiga kalau pria itu yang sengaja balas dendam padanya menggunakan Alma.Tidak butuh waktu lama hingga panggilan itu terhubung.“Inara?” Suara Daffa terdengar di seberang. Agak terkejut, tetapi juga sangat senang. Suaranya sangat lembut ketika berkata, “Akhirnya kamu mau bicara denganku juga. Aku pikir kita bisa obrolin baik-baik soal kejadian kemarin. Aku—”“Aku menelepon pun bukan untuk itu, Kak Daffa!” potong Inara tegas. Muak sekali mendengar pembelaan diri Daffa yang seolah-olah sangat percaya diri tidak bersalah.“Tolong katakan padaku di mana kamu bawa Alma?” tanya Inara tanpa ingin basa-basi.Sejenak, Daffa terdiam di seberang. Berusaha mencerna pertanyaan Inara.“Apa maksudmu?” tanyanya bingung. “Inara, aku tidak mengerti. Memangnya Alma ke mana? Kenapa kamu malah bertanya ke aku?”“Jangan bohong!” bentak Inara. “Aku tau kita ada masalah, Kak Daffa. Tapi, tol

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 118 - Alma Diculik

    Pria itu tersenyum tipis, walau wajah tertutup masker, tetapi terlihat matanya yang menyipit. “Ah, papanya Alma katanya rindu, jadi menyuruh Om untuk jemput Alma. Mau tidak ikut ke rumah Papa?”Alma yang polos pun langsung mengangguk. Lagipula, ia sebenarnya juga ingin bertemu papanya untuk meminta datang ke acara sekolah pekan depan bersama sang bunda. Namun, bundanya belum ada waktu menemani dan juga tidak membolehkan Alma ke rumah sang papa sendiri selama pria itu masih dalam pemulihan, takut merepotkannya dengan kehadiran Alma.“Oke, Om! Alma ikut. Alma pulang, ya, Bu Guru.” Alma mencium tangan wanita itu takzim. “Iya, Alma. Hati-hati, ya.”Sambil melambai-lambai ceria pada Bu Guru, Alma mengikuti langkah pria yang tidak dikenalinya itu ke mobil.Ibu Guru hanya bisa mematung sesaat. Merasa ada yang aneh, tetapi ia cepat-cepat menggeleng. Berusaha berpikir positif dan menganggap tak ada yang salah dari semua ini.Al

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 117 - Belum Selesai

    Setelah memutuskan hubungan dengan Daffa, Inara berpikir semuanya sudah selesai, ternyata tidak. Bahkan, kini mobil mewah Daffa tampak berhenti di pelataran depan mansion. Pria itu turun dengan tampang percaya diri seolah semuanya baik-baik saja. Ia membawa sebuket bunga lili putih dan paper bag berisi makanan yang dibawah khusus untuk Inara. Bibi Asih, kepala pelayan di keluarga Wardhana itu buru-buru membukakan pintu depan dan menyambut pria yang dikenal sebagai calon suami dari Nona Mudanya itu dengan sedikit membungkuk. “Selamat siang, Tuan Daffa.” “Selamat siang, Bi. Nona Muda ada? Saya ingin bertemu dengannya. Saya sudah menghubunginya, tetapi ponselnya tidak aktif. Saya mencarinya ke kantor, ternyata kata asistennya dia tidak masuk. Apa Inara baik-baik saja?” Bibi Asih menunduk sopan. “Mohon tunggu sebentar. Saya akan menyampaikan pada Nona Muda.” Daffa mengangguk, berjalan perlahan ke r

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 116 - Cinta yang Tulus

    Seperginya Inara, Daffa kembali ke rumahnya. Rambutnya acak-acakan. Pintu dibanting keras. Dengan napas yang memburu, langsung menyapu meja konsol di dekat pintu. Vas bunga, figura, dan pajangan kristal berjatuhan ke lantai, pecah berkeping-keping.Tangannya gemetar marah saat meraih hiasan lain dan melemparnya ke dinding. “Sialan!” teriaknya sambil terus mengobrak-abrik isi ruangan.Satu per satu benda pecah berserakan. Suara kaca pecah menggema ke seluruh rumah. Dalam waktu singkat, ruang tamu itu berubah menjadi ladang kekacauan menunjukkan ada amarah dan rasa frustrasi yang membara di dada pemiliknya.ART dan beberapa karyawan rumah terkejut berhamburan datang. Mereka berdiri terpaku di ambang ruangan, menunduk ketakutan.Tak lama, Daffa menoleh tajam ke arah mereka, napasnya tersengal dengan mata menyala marah.“Saya sudah bilang, jangan biarkan siapa pun masuk ke rumah ini!” bentaknya sambil menunjuk mereka satu per satu.

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 115 - Game Tembak-Tembakan (21+)

    Mobil mewah milik Inara itu berhenti perlahan di depan rumah dua lantai yang tampak tak asing dalam pandangan. Keisya melirik pada Inara yang duduk di sebelahnya, wajahnya terlihat tegang juga bertanya-tanya. Kenapa dibawa ke rumah Daffa? “Keisya kenapa kita ke sini? Apa kamu pikir Daffa akan jujur kalau kita bertanya padanya langsung?” Inara tak yakin. Dia mendengus kesal. “Siapa juga yang mau jujur soal keburukannya?” Keisya mengangkat bahu. “Ikut saja.” Langsung keluar dari mobil. Inara walaupun sangat enggan, terpaksa mengikuti. Entah apa yang direncanakan wanita yang mengaku sebagai mantan kekasih calon suaminya itu? Keisya langsung mengetuk pintu dan tak lama seorang ART paruh baya membuka. Begitu melihat mereka, wajahnya tampak berubah, seperti orang panik. “Cari siapa, Non?” tanyanya. “Kak Daffa ada, Bi?” tanya Inara. “Maaf, Non ... tapi, sekarang Tuan Daf

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 114 - Bejat

    Pada akhirnya, Inara berusaha menepis keraguan dan memutuskan pergi ke lokasi yang dikirimkan orang tersebut. Siapa pun orang ini, Inara berharap dia betul-betul tahu banyak tentang Daffa agar rasa curiga serta praduganya bisa terjawab.Kini ibu dari Alma itu sudah berada di lantai 2 kafe sesuai petunjuk lokasi pertemuan. Tempat ini cukup tenang. Lampu-lampu gantung yang menggantung rendah memancarkan cahaya kekuningan yang temaram, memantul di permukaan meja kayu dan gelas-gelas yang tertata rapi. Dia memilih duduk di pojok ruangan, membelakangi jendela besar. Pandangannya gelisah menyapu setiap orang yang melintas. Sayangnya, dia tidak tahu seperti apa rupa orang itu sehingga sulit baginya untuk mengenalinya. Dan, hingga kini belum ada satu pun orang yang menghampirinya.Ia melirik jam di ponsel, lalu kembali membuka pesan dari nomor misterius itu. Wajahnya tegang dengan segala persepsi buruk yang tiba-tiba menyerang kepalanya.Bagaim

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 113 - Jebakan?

    Inara baru saja selesai bersih-bersih setelah hari yang panjang dan melelahkan. Angin malam yang sejuk masuk melalui jendela besar di kamarnya yang masih terbuka.Beberapa saat kemudian, ia memilih duduk di dekat jendela sambil memegang buku, sesekali menatap halaman mansion yang tenang. Dia baru saja membuka buku, hendak mulai membaca ketika tiba-tiba terdengar pintu kamarnya terbuka pelan.Ketika menoleh, ia mendapati gadis kecilnya melangkah mendekat. Dan, langsung memeluk pinggang ibunya erat. Inara menyimpan bukunya. Tak jadi membaca. Langsung mengangkat Alma ke pangkuannya. Mungkin bocah itu rindu bermanja dengannya.“Ada PR tidak?” tanya Inara. “Enggak ada, Bunda, tapi ada kabar seru!” Alma mengatakan itu dengan semangat, membuat Inara tersenyum. Memasang ekspresi serius, seolah siap mendengarkan. “Wah ... kabar apa, Sayang?” tanyanya sambil merapikan rambut Alma ke belakang telinganya.Alma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status