Share

Bab 68

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-19 10:09:31
Suasana terasa canggung di kantor Ana. Detik demi detik seakan merangkak lamban. Baik Ana maupun Embun sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ana sedang sibuk memikirkan siapakah sebenarnya gadis yang tengah di duduk di seberangnya. Gadis cantik nan lugu namun memiliki kemampuan luar biasa dalam bermusik. Bahkan Ana sudah memintanya memainkan musik klasik lainnya di ruangannya, sungguh ia mampu membuatnya terhanyut ke dalam permainannya.

Bukan musisi jalanan seperti yang diakuinya, ia terlahir sebagai musisi handal. Begitulah Ana menarik kesimpulan tentang dirinya. Sisi lain, Embun sedang merasa tegang karena berhadapan langsung dengan sosok pianis idolanya sejak dulu. Di matanya Ana musisi besar yang hebat karena telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Namun meskipun ia merasa tegang, hatinya merasa hangat saat mengobrol dengannya.

Menurut kabar yang menjamur, sosok pianis bernama Ana di depannya itu terkenal angkuh kendati berbakat. Ternyata aslinya Ana bersikap manis p
Piemar

Makasih sudah mampir & ngasih supportnya buat novel ini. Moga rezeki kalian melimpah. Amin. Salam kenal pembaca baru.

| 11
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
disini ada cowok keren dan g kalah tajir sama danar.....berasa g rela kalau embun.....rujuk lagi sama danar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 69

    Para pengunjung cafe tengah menikmati kopi dan camilan saat menjelang sore. Mereka sibuk bercengkrama asik sekedar membunuh waktu dari kepenatan dan kesibukan dunia. Ada sepasang kekasih, sahabat satu circle hingga rekan kerja berkumpul di sana.Di antara mereka ke empat pemuda tampan juga sedang asik bercengkrama hingga sosok Embun ikut bergabung bersama mereka. Manggala langsung membuka obrolan. Ia sàdar Embun tampak bingung saat diundang ke sana olehnya. Melihat wajah Embun yang kebingungan, Manggala berusaha membuka topik pembicaraan yang serius.“Embun, ada hal yang ingin saya bicarakan denganmu,” imbuh Manggala setelah berusaha menormalkan perasaannya. Mendadak ia dilanda gelisah berhadapan dengan Embun saat ini. Ia juga tidak tahu alasannya kenapa ia menjadi gugup saat bertemu dengannya.Embun hanya manggut-manggut menatap Manggala. Sementara itu Beryl, Alby dan Pasha terdiam, ikut menyimak perkataan Manggala. “Bisakah kami bertemu dengan ke dua orang tuamu? Akan lebih baik j

    Last Updated : 2024-10-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 70

    Seorang gadis tengah mengamati Embun secara diam-diam dari kejauhan mirip seorang mata-mata. Gadis muda itu tampak cantik dan seksi. Ia mengenakan atasan croptop yang memperlihatkan perutnya yang rata nan putih dan celana jeans slim fit yang memperlihatkan bagian bokongnya yang sintal. Saat itu Embun tengah bernyanyi live music di sebuah cafe bersama Manggala, Beryl, Alby dan Pasha. Namun tentu saja, Embun tidak menyadari kehadirannya karena saking fokus menikmati melodi musik yang mendayu-dayu. Gara-gara duet itu suasana hati Embun membaik. Pun, hubungan Embun dan Manggala mulai kembali normal. Kendati Embun kecewa pada Manggala namun ia menghargai usahanya untuk meminta maaf.Gadis itu sangat murka melihat bagaimana bisa Embun bergabung dengan circle anak sultan secara ia adalah gadis miskin yang sudah tidak dianggap oleh keluarganya. Pertanyaan lainnya ialah sejak kapan Embun bisa bermain piano dan bernyanyi?Ia mengira jika Embun kini sudah menjadi sugar baby atau ani-ani. Ia ta

    Last Updated : 2024-10-20
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 71

    Embun menjalani hari-harinya sebagai seorang housekeeper seperti biasa sembari menunggu pengumuman audisi itu dengan sabar. Meskipun seminggu berlalu, belum ada posting tentang hasil audisi dari akun media sosial resmi D’Silva Music School & College. Hal itu tentu membuatnya merasa frustrasi.“Kenapa kelihatan bete? Perasaan palang merah udah pergi,” ucap Ningrum yang melihat Embun terlihat lesu dengan wajah yang masam. Ia juga bekerja dengan kurang semangat.Embun menoleh dengan meringis pelan. “Bu, sepertinya, audisi ke dua, aku tidak lolos. Aku tidak menemukan pengumuman hasil audisi di akun media sosialnya. Aku juga tidak mendapat telepon dari guru musik sekolah itu.”Ningrum menatap dalam Embun. Ia merasa sangsi saja, mana mungkin Embun tidak lolos. Kemampuannya dalam memainkan piano seperti seorang masterpiece. Semua orang mengakuinya. “Belum kali, Bun. Tunggu aja,” nasehat Ningrum yang terdengar masuk akal. Ia pun menepuk pundak Embun dengan lembut lalu berbisik pada telinga E

    Last Updated : 2024-10-20
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 72

    Embun terlihat bingung saat bertemu dengan keluarga besar Basalamah. Ia hanya mematung dengan perasaan yang gugup.Hingga Ana berdiri lalu menyambut kehadirannya. Ia berjalan mendekati wanita bermanik almond itu dengan senyum sumringah. Mati-matian Ana berusaha mengendalikan dirinya—untuk menahan tangis karena perasaan haru. Semua tingkah Ana tak luput dari semua orang yang berada di sana. Embun pun ikut berjalan mengikuti Ana hingga mereka duduk di sofa di mana dr Zain berada di sana pula. Pria dewasa itu menatap Embun penuh keterkejutan. Bagaimana bisa wanita yang beberapa kali ia lihat ternyata putrinya yang hilang.dr Zain pernah melihat Embun di antara para anak jalanan. Ia seringkali memberikan santunan pada mereka.“Duduklah, Nak!” imbuh Ana dengan suara yang lembut. Semua anggota keluarga Sulaiman Basalamah–ayah Ana berkumpul dan menajamkan indera pendengaran mereka. “Bu, maaf, saya bingung. Apakah saya lulus audisi?” tanya Embun dengan pelan. Ia merasa tak nyaman saja mendap

    Last Updated : 2024-10-20
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 73

    Ana memperkenalkan Embun pada semua anggota inti keluarga Sulaiman Basalamah.“Sayang, beliau Nena dan Jidu,” seru Ana menatap ke arah ibunya- Hanum dan ayahnya-Sulaiman. Embun mengikuti tatapan ibunya. Ia tersenyum dan mengamati fitur wajah mereka. Embun tersenyum manis pada mereka. Pantas saja Ana cantik karena ke dua orang tuanya masih berdarah Arab.Embun berdiri lalu menghampiri mereka. Hanum langsung merentangkan tangannya dan memeluknya. “Selamat datang, Sayang! Kau mirip sekali Papamu,”Wanita berusia senja itu menitikan air mata haru. Ia bersyukur sekali melihat cucunya bisa ditemukan. Mengurai pelukan dengannya, Embun lalu memeluk pria di sebelah Hanum yang tak lain kakeknya-Sulaiman Basalamah. Tatapan Embun beredar, ia melirik pada wajah pria seumuran ibunya yang tersenyum padanya. Dalam hati, ia bertanya-tanya, siapakah dia? Tapi wajahnya mirip Alby dan Beryl.“Sayang, dia om kamu,” imbuh Ana menatap putrinya dengan penuh cinta.Embun terkekeh pelan mendengar perkataan ib

    Last Updated : 2024-10-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 74

    “Tenang, putriku! Mami berjanji akan membawa Sagara padamu!”Ana berkata dengan serius. Embun pun mengangguk dengan perasaan lebih lega. Ana mengatupkan rahangnya mendengar cerita yang menimpa putrinya. Hanya baru sebagian kisah pilu yang Embun ceritakan. Namun hatinya terasa berdenyut pilu dengan kobaran api yang menjalari dadanya. Perasaannya hancur dan marah yang teramat sangat.Betapa tidak, hati Ana hancur berkeping-keping mendengar takdir getir yang menimpa putrinya.Putrinya sengaja dibuat bodoh oleh ke dua orang tua angkatnya. Ia dibuat menjadi anak yang penurut hingga mudah dikendalikan. Ia juga terbiasa dihinakan, dianiaya dan diperlakukan semena-mena oleh mereka. Putrinya dijual pada seorang konglomerat—yang menginginkan anak pewaris. Tak hanya itu, putrinya diperlakukan semena-mena oleh keluarga itu saat ia berjuang hanya ingin berada dekat dengan anaknya. Ia juga di bully, dianiaya dan difitnah. Lengkap sudah penderitaan Embun saat itu.Mungkin yang paling menyedihkan a

    Last Updated : 2024-10-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 75

    Malam ini Ana dan dr Zain terlihat bingung ketika mendengar permintàan Embun. Saat malam menjelang, ketika mereka mulai mengantuk, tiba-tiba saja Embun mengutarakan keinginannya. Mungkin keinginan ‘inner child’ yang dideritanya—di mana ia tidak bisa merasakan hidup sebagai anak normal sejak kecil. Embun memang tumbuh dan dibesarkan oleh Bagas dan Indira. Namun mereka hanya sebatas memberinya makan, pangan dan pendidikan. Mereka tidak menyentuh Embun dengan kasih sayang. Embun merasa asing dan seakan tinggal sendiri di rumah mereka. Sementara itu Yasmin begitu diratukan dan diperlakukan dengan sangat baik oleh mereka. Perbedaan itu kentara sekali namun Embun yang lugu menganggapnya sebuah hal normal. Padahal tidak!“Mami dan Papi, apakah aku bisa tidur dengan kalian malam ini?” imbuh Embun dengan penuh harap. Mungkin usianya sudah tidak pantas tidur bersama ke dua orang tuanya.Ana memang berniat ingin tidur bersamanya, memeluknya, mengobati rasa rindu yang menghujam dadanya. Namun ma

    Last Updated : 2024-10-22
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 76

    “Jadi kita tak bisa melaporkan begitu saja soal kontrak pernikahan paksa?” sela Ana bernada khawatir. "Argh, bagaimana mengambil Sagara dan menjebloskan pria itu ke penjara?"Ana berkata dengan nada geram.“Di mata hukum, pernikahan kontrak itu jelas tidak sah, apalagi di pengadilan agama. Sagara akan dianggap anak hasil dari hubungan di luar nikah. Masalahnya surat perjanjian pernikahan kontrak sudah ditandatangani ke duanya. Mungkin langkah awal, kita bisa ambil Sagara dengan cara kekeluargaan. Kita hanya perlu mengembalikan uang 1 M pada si pria kurang ajar itu. Atau mungkin negosiasi agar bisa mendapatkan Sagara.”Ana mengangguk mendengar penjelasan Sulis yang memang benar adanya.Sulis melanjutkan kalimatnya. “Mungkin lain cerita jika mereka menikah siri tanpa ada surat perjanjian kontrak setahun itu. Danar bisa dilaporkan langsung karena dianggap mengambil anak dari si ibu. Apalagi Sagara masih bayi.Jika ayah si anak dan keluarganya benar-benar menahan atau merebut anak Anda, m

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 354

    “Sayang, mau mandi? Ayo Kakak bantu,” ujar Beryl berniat membantu istrinya. “Jangan mikir macam-macam! Kamu pasti lengket badannya,”Beryl sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan merawat istrinya sebaik mungkin.Laila terperangah. Beryl memang serius ingin merawatnya. Namun, ia menahan diri. Sebetulnya ia sudah bisa berjalan meskipun belum bisa seperti orang normal. Hanya saja, ia ingin memberikan kejutan padanya. “Bantu aku aja ke kamar mandi,” imbuh Laila dengan tersenyum lembut.Beryl berjongkok lalu mengangkat tubuh Laila ke kamar mandi. Bahkan membawakan pakaian untuknya. Seharian di pelaminan membuat mereka merasa gerah dan berkeringat. Mereka mandi bergantian. Laila keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan piyama lengan panjang. Beryl menyambutnya dengan senyuman yang hangat. Saat Laila mendekat, Beryl menatapnya sejenak. Selain Laila, Beryl juga belum terbiasa melihat penampilannya tanpa hijabnya. Laila tampak seperti seorang gadis muda berusia tujuh belas ta

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 353

    Langit Jakarta bertabur cahaya keemasan ketika malam mulai merayap perlahan. Gedung hotel mewah bintang lima itu berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya, menjadi saksi sebuah pernikahan yang begitu dinanti. Di dalam aula yang luas, dekorasi bernuansa putih dan emas menyelimuti setiap sudut. Lampu kristal bergemerlapan di atas, sementara lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun syahdu, mengiringi kebahagiaan dua insan yang kini telah sah menjadi suami istri.Laila, dalam balutan gaun syar’i berwarna putih gading, tampak begitu anggun. Wajahnya yang selalu teduh kini berseri lebih dari biasanya. Sementara Beryl, dalam setelan khas pria Timur Tengah, tak bisa menyembunyikan binar bahagianya. Lelaki itu menatap istrinya dengan mata penuh takjub, seolah masih tak percaya bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditolongnya kini telah menjadi pendamping hidupnya.Saat itu, keduanya duduk bersisian di pelaminan, menerima tamu yang datang silih berganti. Laila tersenyum lembut,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 352

    Laila duduk di ruang tamu rumahnya yang luas. Seorang perancang kondang dari Paris, Madam Coett, tengah sibuk menata beberapa gaun pengantin mewah di hadapannya. Meski masih duduk di kursi roda, Laila kini sudah bisa berjalan meskipun beberapa langkah. Itulah sebabnya, ia sangat bersemangat mencoba satu per satu gaun yang akan dikenakannya saat pesta pernikahannya di Indonesia.“Mademoiselle Laila, saya rasa yang ini akan sangat cocok untuk Anda!” kata Madame Coett sambil mengangkat gaun berlapis renda dengan ekor panjang.Laila tersenyum dan menyentuh lembut kain sutra itu. “Sus, bantu aku berjalan,” perawat Febi, pintanya pada pengasuh setianya. Ia harus berjalan sedikit untuk menatap cermin di depannya. Perawat Febi dengan sigap membantu Laila berdiri. Meski masih harus berpegangan pada kursinya, ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Gaun itu segera dikenakan, dan begitu ia melihat bayangannya di cermin, matanya berbinar.“Cantik sekali,” gumam Laila penuh kagum. Ia memang bukan g

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 351

    Rosa menatap dua garis merah di test pack dan foto USG yang digenggamnya. Tangannya gemetar. Jantungnya berdetak begitu kencang hingga ia merasa bisa mendengarnya sendiri. “Tidak mungkin,” bisiknya, suaranya bergetar. Tapi kenyataan sudah terpampang jelas di hadapannya. Dua garis itu nyata. Ia hamil. Rosa merosot ke lantai kamar mandi, punggungnya bersandar pada dinding dingin. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Ia menggigit bibir, menahan isakan yang hendak pecah. Ini semua gara-gara malam itu. Malam yang seharusnya tidak pernah terjadi. Rosa merutuki kebodohannya sendiri. Tapi yang sudah terjadi tak bisa diubah. Ia berpikir semuanya akan berlalu begitu saja. Rosa wanita yang cerdas. Ia bahkan meminum obat kontrasepsi setelah melakukan hubungan terlarang itu. Ia juga tidak mau hamil di luar nikah. Namun ternyata takdir berkata lain. Sekalipun, ia berusaha menolak, takdir memiliki cara sendiri untuk datang.Rosa menutup matanya rapat-rapat. Napasnya tersengal. “Apa

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 350

    Senyum Rahes perlahan muncul. Ia mengangguk dan kembali menatap Ali. “Jika ini yang terbaik untuk Laila, aku merestui.”Sulis yang sejak tadi menunggu momen ini, segera membuka kotak beludru yang dibawanya. Di dalamnya, terdapat cincin emas putih bertatahkan berlian kecil yang berkilau di bawah cahaya lampu. Dengan penuh kelembutan, Sulis mengambil cincin itu dan berlutut di depan Laila.“Laila, izinkan aku mewakili Beryl untuk menyematkan cincin ini di jarimu sebagai tanda bahwa kau telah menjadi calon menantuku,” kata Sulis dengan suara bergetar penuh haru.Laila menatap cincin itu dengan mata berbinar, lalu perlahan mengulurkan tangannya. Dengan hati-hati, Sulis menyematkan cincin itu di jari manisnya. Suasana dipenuhi rasa haru, terutama bagi Yuda yang tanpa sadar menitikkan air mata bahagia.Yuda merasa bermimpi jika gadis kecil yang dibesarkan olehnya ternyata sudah ada yang melamar. Namun ia merasa senang sekali. Ia berpikir jika Laila menikah dengan Beryl maka ia juga akan mud

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 349

    Rosa menghela nafas, lalu melangkah mundur, membiarkan Pasha masuk ke dalam kamar sempitnya. Begitu pintu tertutup, keheningan menyelimuti mereka berdua. Pasha berdiri canggung di tengah ruangan, sementara Rosa berjalan ke meja kecil di sudut kamar, mengambil segelas air, lalu meneguknya tanpa tergesa-gesa.Kemudian ia pun membawakan air minum untuk Pasha.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Rosa akhirnya setelah menaruh nampan berisi segelas air minum.Pasha mengembuskan napas panjang menatap Rosa yang duduk di sebelahnya. “Rosa, aku... aku ingin minta maaf.”Rosa menoleh padanya, mata gelapnya menelisik. “Untuk apa?”Pasha mengatupkan rahangnya, merasa semakin bersalah. “Untuk tadi malam. Aku seharusnya... aku seharusnya lebih kuat menahan diri. Aku merasa bersalah. Aku ingin bertanggung jawab.”Rosa tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya. Ia meletakkan gelasnya kembali ke meja, lalu berjalan mendekat. “Kenapa kamu merasa bersalah?” tanyanya pelan. “Karena kamu pikir

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 348

    Pasha terbangun dengan kepala berat. Pandangannya masih kabur, tubuhnya terasa lelah. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi ingatannya seperti kepingan puzzle yang tidak bisa tersusun dengan benar. Ia menoleh ke samping. Kosong.Pasha mengangkat tubuhnya perlahan, menyandarkan kepala ke sandaran tempat tidur. Kamar ini bukan kamarnya. Ia menatap langit-langit, mencoba mengingat sesuatu. Samar-samar, ia mengingat seseorang bersamanya tadi malam. Sosok seorang wanita. Tapi siapa?Tangannya meraba ke meja di samping tempat tidur, mengambil ponselnya. Saat ia membuka layar, sebuah pesan masuk dari salah satu temannya.[Pasha, lo aman? Semalam gue lihat Rosa yang anter lo ke hotel. Lo mabuk berat.]Jantungnya berdetak lebih cepat. Rosa? Pasha buru-buru membuka riwayat panggilannya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan satu panggilan dari Rosa sekitar tengah malam. Ia menelan ludah.“Tidak mungkin…” gumamnya dengan perasaan yang gelisah.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 347

    Beryl duduk dengan gelisah di ruang tamu, menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin sejak tadi. Berhadapan dengannya, Rahes duduk dengan sikap yang sedikit terlalu santai untuk seorang pria yang sedang diuji kesabarannya. Rahes baru saja tiba di rumah. Ia langsung menemani pemuda itu di sana. Sementara itu, Laila duduk di sebelah sang ayah dengan perasaan yang tak kalah gugup. “Pak Rahes, aku ingin melamar Laila,” imbuh Beryl akhirnya, dengan nada penuh keyakinan dan percaya diri. Ia sangat yakin jika Laila akan menerima cintanya. Jika tidak, ia akan sedikit memaksa. Lama kelamaan Laila akan jatuh cinta padanya. Begitulah isi kepala pria berhidung bangir itu.Rahes menaikkan sebelah alis, menatap Beryl dengan ekspresi setengah geli, setengah skeptis. “Oh? Langsung ke inti, ya? Aku suka anak muda yang to the point. Sayangnya, aku gak suka anak muda yang gak bisa membaca situasi.”Beryl mengerutkan dahi. “Maksudnya?”Rahes meletakkan cangkirnya dengan bunyi kecil di meja. “Aku baru s

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 346

    Pukul lima pagi keesokan harinya, Serina dibangunkan oleh suara gong. Bukan alarm lembut di ponselnya, tetapi gong sungguhan yang dipukul oleh salah satu pelayan rumah. GONG! GONG! GONG!Serina terlonjak dari tempat tidur. “APAAN NIH? GEMPA?!”Nadia, sepupunya yang tinggal di rumah itu, menyeringai dari ambang pintu. “Bukan gempa, Sayang. Itu tanda bahwa kita harus bangun dan bersiap.”Serina mengusap wajahnya yang masih mengantuk. “Ini masih subuh! Aku butuh lima jam tidur lagi!”Nadia tertawa. “Selamat datang di rumah Tante Rosalinda!” Serina menggerutu sepanjang jalan menuju halaman belakang, tempat olahraga pagi dilakukan. Di sana, Rosalinda sudah menunggu dengan setelan olahraga yang sangat rapi. Beberapa pelayan rumah tangga juga ikut serta. “Baiklah, kita mulai dengan lari keliling halaman sepuluh putaran,” perintah Rosalinda. Serina terkejut. “Sepuluh?!” “Kalau protes, aku tambah jadi lima belas.”Serina langsung tutup mulut dan mulai berlari, meskipun rasanya seperti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status