Share

Bab 352

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-02-22 21:02:09
Laila duduk di ruang tamu rumahnya yang luas. Seorang perancang kondang dari Paris, Madam Coett, tengah sibuk menata beberapa gaun pengantin mewah di hadapannya. Meski masih duduk di kursi roda, Laila kini sudah bisa berjalan meskipun beberapa langkah. Itulah sebabnya, ia sangat bersemangat mencoba satu per satu gaun yang akan dikenakannya saat pesta pernikahannya di Indonesia.

“Mademoiselle Laila, saya rasa yang ini akan sangat cocok untuk Anda!” kata Madame Coett sambil mengangkat gaun berlapis renda dengan ekor panjang.

Laila tersenyum dan menyentuh lembut kain sutra itu. “Sus, bantu aku berjalan,” perawat Febi, pintanya pada pengasuh setianya. Ia harus berjalan sedikit untuk menatap cermin di depannya.

Perawat Febi dengan sigap membantu Laila berdiri. Meski masih harus berpegangan pada kursinya, ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Gaun itu segera dikenakan, dan begitu ia melihat bayangannya di cermin, matanya berbinar.

“Cantik sekali,” gumam Laila penuh kagum. Ia memang bukan ga
Piemar

Happy reading💫 makasih supportnya ya

| 11
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sarah jasmine Salamah
lanjutt thorrr..ditunggu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 353

    Langit Jakarta bertabur cahaya keemasan ketika malam mulai merayap perlahan. Gedung hotel mewah bintang lima itu berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya, menjadi saksi sebuah pernikahan yang begitu dinanti. Di dalam aula yang luas, dekorasi bernuansa putih dan emas menyelimuti setiap sudut. Lampu kristal bergemerlapan di atas, sementara lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun syahdu, mengiringi kebahagiaan dua insan yang kini telah sah menjadi suami istri.Laila, dalam balutan gaun syar’i berwarna putih gading, tampak begitu anggun. Wajahnya yang selalu teduh kini berseri lebih dari biasanya. Sementara Beryl, dalam setelan khas pria Timur Tengah, tak bisa menyembunyikan binar bahagianya. Lelaki itu menatap istrinya dengan mata penuh takjub, seolah masih tak percaya bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditolongnya kini telah menjadi pendamping hidupnya.Saat itu, keduanya duduk bersisian di pelaminan, menerima tamu yang datang silih berganti. Laila tersenyum lembut, s

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 354

    “Sayang, mau mandi? Ayo Kakak bantu,” ujar Beryl berniat membantu istrinya. “Jangan mikir macam-macam! Kamu pasti lengket badannya,”Beryl sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan merawat istrinya sebaik mungkin.Laila terperangah. Beryl memang serius ingin merawatnya. Namun, ia menahan diri. Sebetulnya ia sudah bisa berjalan meskipun belum bisa seperti orang normal. Hanya saja, ia ingin memberikan kejutan padanya. “Bantu aku aja ke kamar mandi,” imbuh Laila dengan tersenyum lembut.Beryl berjongkok lalu mengangkat tubuh Laila ke kamar mandi. Bahkan membawakan pakaian untuknya. Seharian di pelaminan membuat mereka merasa gerah dan berkeringat. Mereka mandi bergantian. Laila keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan piyama lengan panjang. Beryl menyambutnya dengan senyuman yang hangat. Saat Laila mendekat, Beryl menatapnya sejenak. Selain Laila, Beryl juga belum terbiasa melihat penampilannya tanpa hijabnya. Laila tampak seperti seorang gadis muda berusia tujuh belas tah

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 355

    Rosa menarik napas dalam-dalam, lalu membuka pintu perlahan. Saat wajahnya muncul di balik pintu, suara-suara langsung berhenti sejenak. Namun, tatapan penuh kebencian dan curiga segera menghujaninya. Arum melangkah maju dengan senyum penuh kemenangan di wajahnya.“Akhirnya kau berani keluar,” katanya dengan nada mengejek. “Sekarang, beri kami jawaban. Apa yang sebenarnya kau sembunyikan?”Malam itu, Rosa sadar bahwa hidupnya di tempat ini mungkin tak akan pernah sama lagi.“Aku tidak menyembunyikan apapun,” jawab Rosa dengan tegas.Rosa berdiri di tengah kerumunan warga yang berteriak penuh amarah. Mata mereka menyala dalam kebencian, jari-jari mereka menunjuk tajam ke arahnya. Hujan turun rintik-rintik, membasahi wajahnya yang telah lebih dulu dibasahi air mata.“Kamu wanita murahan! Pergi dari sini!” seru seorang lelaki tua, wajahnya memerah karena emosi. Ia juga terprovokasi oleh para wanita di sana.Seorang wanita lain, yang pernah bersikap baik pada Rosa sebelumnya, kini ikut ber

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 356

    Beryl menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Aku akan menghadapinya. Jangan khawatir. Laila bobo aja ya,”Laila menggeleng lemah. “Aku ikut. Kenapa mereka tiba-tiba datang? Pasti ada sesuatu yang penting,” katanya dengan nafas yang terengah.Namun Beryl bukan fokus pada perkataan Laila, tatapannya justru fokus pada bibir Laila yang merah dan bengkak. Rasanya, ia ingin meraup bibir manis itu lagi.“Tunggu sebentar ya, Sayang,” imbuh Beryl begitu lembut pada istrinya.Beryl mengecup keningnya dengan lembut sebelum beranjak menuju pintu. Dengan perasaan yang masih bergolak, ia membuka pintu kamar pengantin itu, menghadapi dua sosok yang berdiri dengan ekspresi penuh tanda tanya di ambang pintu.Di hadapannya berdiri dua pria—Rahes dan Yuda. Ayah kandung dan ayah tiri Laila.“Ada apa malam-malam begini?” tanya Beryl, suaranya rendah namun jelas menunjukkan ketidaksenangan.Rahes melangkah masuk tanpa dipersilakan, diikuti oleh Yuda. Mata pria paruh baya itu menatap tajam ke pin

    Last Updated : 2025-02-24
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 357

    Sulis menyesap teh hangatnya sambil melirik putranya yang duduk di sofa dengan wajah muram. Beryl menunduk, sesekali memainkan jemarinya di atas meja, pikirannya jelas sedang berkecamuk. Kali ini pria berhidung bangir itu mendapat teguran keras dari ibunya, akibat insiden semalam. Sulis memergoki Beryl mencumbu Laila. Namun sebagai seorang wanita yang berpengalaman, ia tahu akhir dari aktivitas untuk tadi pasti pergulatan panas di atas ranjang. Mungkin situasi akan normal, sebagai sepasang suami istri yang baru saja menikah, mereka akan menikmati momen malam pertama. Masalahnya, Laila masih sakit. Tubuhnya belum siap untuk semua itu. Seharusnya, Beryl bisa menahan diri dan sedikit bersabar hingga Laila benar-benar siap.Sulis menghela napas, lalu meletakkan cangkirnya. “Beryl, Mommy tahu kamu sayang sekali sama Laila. Tapi soal hak-hakmu sebagai suami, mungkin kamu harus bersabar dulu. Bukankah dokter juga sudah memberikan weyangan padamu? Jangan pura-pura amnesia! Ingat, pernikaha

    Last Updated : 2025-02-24
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 358

    Rosa merintih pelan, rasa nyeri mencengkeram perutnya saat tubuhnya terguncang di dalam mobil. Wanita tua di sampingnya menggenggam tangannya erat, wajahnya pucat penuh kekhawatiran. Ia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Rosa. Rosa mengalami pendarahan akibat ingin menyelamatkan dirinya dari perampok.“Tahan, Nak… kita sudah hampir sampai,” ujar wanita itu dengan suara gemetar. Darah masih mengalir di antara pahanya, membasahi celana dan kursi mobil. Matanya berkunang-kunang, tapi ia tetap sadar. Ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada rasa sakit ini—janinnya. Sial, Rosa lupa jika dirinya sedang hamil.Sesampainya di rumah sakit, pintu mobil langsung dibuka oleh seorang perawat laki-laki yang sigap. “Pasien hamil dengan perdarahan?” tanyanya cepat. Wanita tua itu mengangguk panik. “Ia melawan perampok untuk menolongku! Tolong selamatkan dia… dan bayinya!” katanya dengan suara yang gemetar. Air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya.Tanpa membuang waktu, mereka membaw

    Last Updated : 2025-02-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 359

    Di dalam mobil, Beryl sesekali melirik ke arah istrinya yang duduk manis dengan mata berbinar. Laila tampak begitu bersemangat ingin segera sampai di rumah Jeena. Ia bahkan terus membicarakan Sagara, bocah kecil lucu yang sudah dianggapnya seperti keponakan sendiri. Alih-alih menghabiskan waktu berdua sebagai pengantin baru, Laila ingin menghabiskan waktu dengan Sagara sebelum pergi ke Malaysia untuk melanjutkan terapi yang sempat tertunda.“Kita ini pengantin baru, tahu?” keluh Beryl akhirnya. “Harusnya kita pacaran berdua, bukan kamu sibuk main sama bocil ingusan!”Laila tertawa kecil. “Sagara itu bukan bocil ingusan, Kak! Dia putra Jeena yang tampan dan menggemaskan! Anak itu cerdas dan aku menyukainya.”Beryl mendengus, pura-pura cemburu. “Jadi aku nggak lebih menggemaskan dan cerdas dari Sagara?”Laila menatap suaminya sambil tersenyum jahil. “Kamu? Hmmm, lebih mirip bayi raksasa yang rewel!”Beryl hampir saja memarkir mobil di pinggir jalan dan menyandera istrinya dengan serangan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 360

    Hujan rintik-rintik mengguyur kota saat Rosa melangkah keluar dari mini market tempatnya bekerja. Tangannya menangkup perutnya yang mulai membesar, merasakan gerakan kecil dari dua nyawa yang tumbuh dalam dirinya. Ia tersenyum tipis, bukan karena kebahagiaan, tetapi karena tekad yang semakin menguat dalam dirinya.“Ros, pulanglah dulu. Hujan semakin deras,” suara Dahayu Ilyas menghentikan langkahnya. Wanita paruh baya itu sudah menganggap Rosa seperti anaknya sendiri sejak ia menyelamatkannya dari perampokan sebulan yang lalu.“Tidak apa-apa, Bu. Saya membawa payung,” jawab Rosa, meskipun sebenarnya ia merasa tubuhnya semakin lemah. Kehamilan ini tidak mudah, hamil dua janin membuatnya cepat letih, tetapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk bertahan, untuk membesarkan anak-anaknya dengan baik tanpa menuntut siapa pun bertanggung jawab. Ia merasa tidak pantas meminta pertanggungjawaban pada Pasha.Apalagi, ia dengar rumor yang mengatakan bahwa Pasha tinggal di Manhattan bersam

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 421

    “Udah kenyang?” tanya Alby sambil menyandarkan punggung ke kursi mobil, menatap Levina yang sedang menatap layar ponselnya. Levina mengangguk pelan, enggan membalas tatapan lelaki itu. “Iya.”“Tadi kamu makan banyak juga ternyata,” gumam Alby, menggodanya setengah serius. “Aku kira kamu tipe sarapan angin,”Levina menyipitkan mata, menahan senyum. “Saya masih manusia, By,” “Sayang, kamu belum ketemu dengan Daddy,” ujar Alby tiba-tiba, masih menatap Levina dari samping, mengamati gerak-geriknya yang membuatnya penasaran.“Memang Daddymu kemana?” tanya Levina memasukan ponselnya ke balik saku jaketnya.“Daddy lagi di rumah Nena Hanum. Biasa, Nena udah tua jadi sering sakit-sakitan,” jawab Alby kemudian memanaskan mesin mobilnya.Hari itu Alby ingin menghabiskan waktu berdua dengan Levina setelah mengajaknya sarapan pagi dengan keluarganya.“Eh, aku mau ajak kamu ke suatu tempat, boleh?” pinta Alby mencoba-coba. Karena ia tahu jika Levina susah sekali diajak pergi berduaan.“Ke mana?” t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 420

    Pagi itu, aroma ayam kecap menyeruak dari dapur hingga ke ruang makan. Meja sudah ditata rapi dengan piring-piring putih dan nasi hangat mengepul. Di sudut ruang, suara bayi kecil terdengar pelan, Mariyam sedang mengoceh di pelukan neneknya, Mommy Sulis. Levina duduk di meja dengan punggung sedikit kaku. Matanya melirik Alby yang sibuk menuangkan teh ke gelas-gelas.“Jangan duduk kayak kamu lagi disidang, Lev,” bisik Alby sambil menyenggol pelan sikunya.Levina menoleh cepat. “Aku gak terbiasa... sarapan keluarga kayak gini.”Mungkin lebih tepatnya. Ia selalu sarapan seorang diri.“Berarti kamu harus mulai biasain. Soalnya ini... bakal jadi rutinitas kamu nanti,” balas Alby setengah menggoda, setengah serius.Levina hanya mendengus pelan, tapi sudut bibirnya terangkat sedikit.Sisi lain, Beryl dan Laila sudah duduk lebih dulu di ruang makan.Beryl menatap istrinya yang terlihat pucat. “Bisa makan ayam kecap?”Laila diam namun dengan sedikit meringis. “Aku coba, Kak. Moga aja gak mual,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 419

    Parkiran itu masih basah sisa hujan semalam. Lampu-lampu jalan menerangi aspal dengan cahaya kuning pucat. Alby sedang duduk di atas motornya, memainkan nada-nada pelan dengan jemari di pahanya, seolah ada piano tak kasat mata di sana.Levina berdiri di depannya. Dingin, seperti biasa. Jaket hitamnya masih basah di pundak, tapi wajahnya tak menunjukkan rasa dingin sedikit pun.Levina menatap Alby dengan tatapan rumit. “Menikahlah denganku.”Hening.Lalu Alby menjatuhkan jaket yang tadi disampirkan di bahunya. “Aku mimpi, kan?”“Tidak.”Levina mengeluarkan map cokelat dari tasnya. “Ini kontrak pernikahan. Setahun. Aku butuh ini untuk memenuhi syarat warisan. Ayah ngotot aku harus menikah dulu sebelum bisa dapat akses ke sebagian aset dan warisan almarhum Kakek.”Alby menatap map itu seolah sedang menatap alat musik rusak. “Jadi... bukan karena kamu nerima cintaku?”“Tidak,” jawab Levina cepat. Lalu menambahkan, “Tapi karena kamu bisa diandalkan.”Alby mengerjapkan mata. “Itu pujian ata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 418

    “Gue punya Mariyam sekarang,” ucap Beryl pelan. “Anak perempuan mungil yang matanya selalu nyariin bapaknya kalau bangun. Lo tahu perasaan itu? Lo gak bisa bayangin jadi seorang papa,”Alby tidak menjawab. Ia juga ingin merasakan menjadi seorang ayah. Namun, naasnya, ia belum mendapat jodohnya.“Laila pasti kecewa banget kalau tahu gue balik ke jalanan, meskipun cuman jadi penonton. Buat Laila, gue udah selesai sama kegiatan unfaedah. Gak ada balapan, minum dan nongkrong yang gak jelas. Gue … udah tobat.”Alby menunduk, menyembunyikan ekspresi kecewa yang mulai muncul. Tapi ia tidak marah. Ia mengerti. Hanya saja, hatinya terasa hampa malam itu, dan ia berharap kebersamaan mereka bisa mengisi ruang kosong itu meski sebentar.“Aku bukan ayah. Bukan suami. Dan satu-satunya hal yang kurasa aku bisa lakukan dengan benar adalah menaklukkan aspal dan tikungan,” gumam Alby.“Lo lebih dari itu,” potong Beryl lembut. “Lo adalah saudara kembar gue. Dan gue lebih kenal lo daripada lo sendiri, By,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 417

    Pukul satu dini hari. Salah satu kamar di kediaman Sulis yang sunyi kini terdengar berisik karena suara cucunya. Laila melahirkan seorang bayi perempuan untuk keluarga Basalamah. Kini bayi cantik yang mirip sekali sang ayah sudah berusia lima bulan.Malam itu buah hati hasil pernikahan Laila dan Beryl sedang sakit setelah menempuh perjalanan udara dari Malaysia, menemui kakeknya.Beryl membuka mata dengan satu kelopak, pelan-pelan, berharap itu cuma mimpi. Tapi tangisan itu nyata dan makin keras. Tangisan Mariyam memantul di dinding kamar.“Sayang… giliran kamu…” gumamnya sambil menepuk sisi ranjang yang kosong.Sayang, Laila tidak ada di sisinya.Beryl langsung terduduk, panik. “Laila?”Dari kamar mandi terdengar suara orang muntah. Beryl menghela napas. “Lagi?”Beryl pun berinisiatif langsung memangku bayi cantiknya yang berada di dalam box bayi ke dalam pelukannya. “Sayang, mau minum susu ya? Tunggu Ummi ya,”Naasnya, Mariyam tidak mau diam. Ia terus menangis dan meronta hingga memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 416

    Suara sendok dan garpu beradu pelan di ruang makan besar yang dingin. Levina menatap kosong piring di depannya, sementara Mahesa, mantan jenderal yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya, duduk tegak seperti sedang memimpin rapat penting. Agatha, ibu tiri Levina, menyajikan sup dengan senyum dipaksakan, seakan tak ingin suasana makan malam itu berubah menjadi perang dingin seperti sebelumnya.Setelah sekian lama, akhirnya Levina bersedia datang ke rumah sang ayah malam itu. Ia berusaha berdamai dengan keadaan. Ia pulang ke rumah Mahesa.“Bagaimana pekerjaanmu sekarang, Levina?” tanya Agatha, berusaha mencairkan suasana.Levina hanya mengangguk. “Baik.”Mahesa menaruh garpunya. “Kamu kerja sebagai pengawal di keluarga Basalamah!”Deg,Dari mana ayahnya tahu soal pekerjaan yang dilakukannya? Oh, Levina lupa jika ayahnya masih punya kekuasan. Dengan mudah ia menyuruh seseorang untuk membuntutinya.Levina diam tidak berkomentar. Ia sàdar, jika ia salah ucap, bisa terjadi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 415

    “Wah, topimu keren banget, Levina. Tapi sepertinya... terlalu besar buat kamu.” Dengan cepat, Alby meraih topi itu dan menaruhnya di kepalanya dengan senyum tengilnya.Bisa-bisanya pemuda berhidung mancung itu menggoda Levina di depan ayah Levina. Bahkan mereka masih berada di lingkungan kantor polisi.Levina sontak terkejut, mencoba meraih topi itu. “By, itu topiku! Apaan sih kamu,” protes Levina dengan wajah serius seperti biasa. Naasnya, topi itu sudah ada di kepala Alby yang tersenyum lebar. Alby memasang wajah sok serius, “Hmm, topi ini lebih cocok di aku, Levina. Coba lihat, kan aku terlihat keren!” Dia mulai berjalan beberapa langkah menjauh, pura-pura seperti seorang model.Sulis yang sedang mengobrol dengan Mahesa hanya mendengus pelan melihat kelakuan mereka. Levina menyipitkan mata dan bersiap-siap mengejar. “Kamu pikir topi itu cocok di kamu? Kalau begitu, aku harus ambil kembali!” Dengan cepat, Levina berlari ke arah Alby.Mereka sudah berada di tempat parkir kantor po

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 414

    Di kediaman Sulis, suasana menjadi tegang. Sulis hampir saja menjatuhkan gelas tehnya saat seorang polisi mengetuk pintu rumahnya. Dengan wajah cemas, ia buru-buru membuka pintu dan mendapati dua petugas kepolisian berdiri tegap.“Bu Sulis? Kami dari kepolisian ingin berbicara dengan putra Anda, Alby. Ada laporan insiden perkelahian yang melibatkan dirinya.”Sulis merasakan jantungnya hampir berhenti. “Perkelahian? Alby? Tidak mungkin. Dia pianis, bukan petarung jalanan!”Salah satu polisi menunjukkan dokumen laporan. “Kami hanya menjalankan tugas, Bu. Menurut laporan, putra Anda terlibat dalam baku hantam dengan seorang pria bernama Roger, di sebuah pantai di Bali.”Sulis memijit pelipisnya, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba meledak ini. “Ini pasti ada kesalahpahaman. Alby tidak mungkin mencari gara-gara.”Semalam Alby baru pulang namun ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak menceritakan apapun soal kejadian di Bali.“Kami akan tetap membutuhkan keterangannya. Bisa kami t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 413

    Setelah konser selesai, Levina berpikir mereka akan langsung pulang. Namun, Alby malah berbelok ke arah pantai. Tentu saja, pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan waktu bersamanya. Ia tahu, sangat sulit mengajak Levina pergi berdua. Dan, ini adalah kesempatan emas baginya. “Aku mau pulang ke hotel,” kata Levina dengan ekspresi datarnya.Alby menoleh sambil tersenyum. “Kau serius? Setelah menghabiskan tiga jam mendengarkan konser tanpa ekspresi, aku yakin kau butuh udara segar.”Levina mendengus. “Konsernya bagus, hanya saja terlalu lama.”Alby terkekeh. “Oh? Lalu kenapa kau ketiduran?”Levina mendelik. “Aku tidak ketiduran.”“Aku harus menyenggolmu supaya kau tidak jatuh dari kursi,” balas Alby sambil menggoda.Levina mendecak, malas berdebat. Mereka berjalan menyusuri pasir pantai yang dingin, diterangi cahaya bulan yang memantul di permukaan laut. Suara deburan ombak menemani langkah mereka.Dari kejauhan, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berduaan.Alby

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status