Share

Hatinya Bukan Milikku

Jihan berusaha tersenyum mendengar ucapan Darren. "Kenapa Bapak mengucapkannya dengan ekspresi serius begitu? Membuat aku berpikir seolah Bapak menaruh rasa terhadapku."

Darren menyeringai. "Menaruh rasa? Padamu?"

"Ya ... meski itu sangat mustahil," sahutnya.

Darren mengambil teh di atas meja, kemudian menyesap sedikit dengan mata melirik pada Jihan. "Hati manusia itu tidak seperti baja. Bisa saja suatu hari aku goyah padamu."

Jihan langsung menoleh dan membentuk x besar dengan kedua tangannya. "Hari itu tidak akan datang di antara kita berdua."

Bibir Darren kembali menyeringai. "Ya, bagus kalau kau masih sadar. Maka dari itu, jangan salah paham."

Benar, tidak seharusnya ia menjadi salah paham hanya dengan ucapan Darren yang bersedia mendukungnya. Jihan menatap makanan di atas meja, rasa laparnya membuat Jihan melupakan izin Darren dan mulai sibuk makan juga.

"Kau bisa masak?"

Kepala Jihan menoleh. "Tiba-tiba tanya?"

Darren tak menjawab, memilih lanjut makan dengannya. Siang itu, kali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status