Beranda / Pernikahan / Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir / Mendekati hari pernikahan dengan Dokter Dana, Apakah akan batal?

Share

Mendekati hari pernikahan dengan Dokter Dana, Apakah akan batal?

Penulis: Neny nina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-10 12:45:34

Rani syok. Dia tidak dapat menerima kenyataan bahwa semua orang sudah melihat tubuhnya dari layar yang ia siapkan untuk mempertontonkan tubuh Silvia.

“Tidak. Ini tidak nyata. Ini pasti cuma mimpi buruk!” Dia pun menampar kedua pipinya sehingga dia mengaduh kesakitan.

“Aww. Ini nyata?” Dia menoleh ke sekelilingnya. Di belakangnya sudah ada Silvia bersama Dokter Dana, Kanaya dan tiga orang Polisi.

Silvia mengulangi kalimat yang sudah menghentikan langkah Pazel mengajak Rani untuk melarikan diri.

“Kalian berdua tidak akan ke mana-mana. Karena kami sudah mempunyai bukti kejahatan kalian,” ucapnya dengan senyuman yang manis.

Beberapa orang polisi datang untuk membantu penangkapan anak buah Rani. Sedangkan yang tiga orang tadi mengamankan Rani dan Pazel. Mereka tidak memberikan perlawanan yang berarti. Sehingga Polisi dapat menangkap mereka dengan mudah.

Di kantor polisi, Pazel ditanyai tentang keterlibatannya atas rencana kejahatan Rani.

Pazel bingung bukan kepalang. “Pak. Rencana apa yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Setelah dua Minggu berpisah

    “Siapa dia?” batin Silvia. Matanya berkerut memperhatikan langkah orang tersebut.“Halo, Cantik. Ini untukmu,” ucap laki-laki tampan yang ada di hadapannya.“Untuk saya?” tanya Silvia heran. Karena dia tidak mengenal laki-laki yang ada di hadapannya. Tapi dia tetap mengambilnya karena dia merasa segan untuk menolak pemberian seseorang. Dia berpikir mungkin saja orang itu adalah Bos perusahaan tempatnya bekerja. Karena dia memang belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan itu.Dia memberanikan diri untuk bertanya, “ Maaf, Pak. Apa saya mengenal Bapak?”“Kenalkan, saya Permadi, Presiden Direktur Perusahaan ini.” Dia menjulurkan tangannya untuk bersalaman.Silvia menjabat tangannya dengan sopan. “Saya Silvia, Pak. Saya baru bekerja satu minggu di perusahaan ini.”“Selamat bergabung di Perusahaan ini. Saya senang dengan kinerja kamu dalam seminggu ini. Maka dari itu saya secara pribadi mengucapkan selamat bergabung di Perusahaan ini.”“Terima kasih, Pak. Saya sangat bangga dan berter

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Dia adalah tunangan saya

    “ Pak presiden Direktur,” ucap wanita cantik yang tadinya segarang singa, namun sekarang ciut seperti seekor kucing yang mengeong kepada tuannya.“Apa Anda mempunyai kewenangan untuk mengurangi gaji karyawan saya?”“Ma_maaf, Pak. Ta_tapi dua orang ini sudah berani memfitnah dan menyindir saya dengan kata-kata yang tidak sopan, Pak.” Pandangan matanya yang tadi nyalang kini berubah menjadi sayu.“Tidak mungkin dia akan melakukan hal itu, karena saya sangat paham dengan karakternya.”“ Pak. Dia itu orang baru, Pak. Dia baru seminggu bekerja di bagian kantor, tadinya dia hanya tukang bersih-bersih seperti temannya itu, Pak. Makanya dia merasa sangat sombong dan songong. Saya tidak berbohong, Pak.”“Dia tidak mungkin seperti itu. Karena dia adalah tunangan saya. Jika kamu masih berani berbuat kasar kepadanya maka saya tidak akan segan-segan untuk memecat kamu dan kamu juga tidak akan diterima di perusahaan mana pun.” Laki-laki itu mendominasi keadaan dengan kata-kata yang sangat meyakink

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    bab enam puluh empat

    "Anu, apa, Bu?" Tanyanya yang sudah tidak sabar menunggu jawaban ibunya."Begini saja, Nak. Nanti Ibu akan bicara sama ayah kandungmu dulu. Baru kamu bisa menemuinya.""Kenapa harus seperti itu, Bu? Apa orang yang akan Ibu kenalkan padaku benaran ayah kandungku, atau ini permainan sandiwara Ibu? Atau aku memang terlahir tanpa ayah?"Plak....Seketika muka Silvia memerah kena tamparan wanita yang sudah melahirkannya itu.Silvia memegang pipinya yang terasa perih. Air matanya menetes kepalanya yang tadi sempat miring sekarang diluruskan lagi.Dadanya terasa sesak. "Tega sekali Ibu menampar aku, Bu," ucapnya lirih"Maafkan Ibu, Nak? Ibu tidak sengaja melakukannya," ucapnya sambil tergugu. "Tampar lagi aja, Bu. Sampai Ibu puas! Tapi beritahu aku siapa ayah kandungku? Atau aku memang ter....," Ucapannya terhenti saat Desi membentaknya."Cukup Silvia!""Apa Ibu ingin merahasiakannya dari aku selamanya? Kalau begitu, jangan pernah beritahu aku siapa ayah kandungku, Bu."Dia pun berlari ke d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Bab enam puluh lima

    "Mas Dana?" Suara Silvia terdengar pelan dan lembut. Dia memandang pria yang bernama Permadi itu dengan hangat."Kamu, Mas Dana kan," ucapnya seraya membelai muka Permadi dengan kedua tangannya.Kemudian dia menemukan sesuatu yang mengganjal di depan telinga Permadi. Silvia menarik benda yang mengganjal itu secara perlahan. Benda itu seperti kulit yang lembut. Walaupun dia agak merasa ngeri, tapi dia tetap menariknya hingga terungkaplah wajah Dokter Dana yang asli.Seketika Silvia memukul-mukul dada Dokter Dana dengan benda itu. Benda yang sudah membuatnya salah sangka. Benda yang sudah menyembunyikan wajah orang yang dirindukannya.Dokter Dana memeluk tubuh tunangannya dengan hangat. Dunia seperti milik mereka berdua, karena memang cuma mereka berdua yang ada di ruangan itu."Akhirnya penyamaran ku terbongkar juga ya," ucap Dokter Dana dengan tawa ringannya."Mas jahat. Teganya, Mas membohongi aku." Silvia pura-pura manyun."Aku hanya ingin bercanda dengan tunanganku yang cantik ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Bab enam puluh enam

    "Apa Ibu serius? Aku senang banget, Ibu. Aku mau ayah kandungku yang jadi wali nikahku nanti Bu.""Ya, Sayang. Itu pasti akan terjadi.""Sekarang katakan, Bu siapa ayah kandungku, atau Ibu punya fotonya?""Dia adalah orang selama ini kamu anggap sebagai ayah kandungmu.""Hahaha.... Ibu bisa aja bercandanya.""Ibu serius, Nak."Silvia terpana tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya berdiri dan berjalan ke arah kamarnya. Tapi ibunya segera memegang tangannya."Tunggu, Nak. Kamu duduklah dulu."Silvia kembali terduduk. Tapi dia hanya diam tanpa ekspresi.Desi mencoba meyakinkan anaknya kembali."Ibu serius, Nak. Ini masalah serius. Tidak mungkin Ibu berbohong."Kali ini Silvia benar-benar sudah emosi dengan ibunya. Dia pun bicara dengan nada yang tinggi, meski dia sudah berusaha menekan suaranya agar tidak terlihat marah "Jika memang ayah Herman adalah ayahku, kenapa tidak dari sebelum kita pindah kesini Ibu bicara seperti itu? Kenapa Ibu berpisah dengannya? Kenapa kita harus pergi?""Cerit

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Bab enem puluh tujuh

    Setelah mendapatkan ijin dari kantornya, dia memberitahu ibunya."Jam berapa kita akan ke rumah ayah, Bu?" "Setelah selesai sarapan. Tapi kamu hubungi dulu ayahmu. Tanya dimana dia.""Baiklah, Bu. Apa obat yang Ibu minum semalam ada reaksinya, Bu?""Iya, Nak. Tadi malam Ibu tidak lagi merasa kesakitan. Tidur Ibu pun terasa nyenyak.""Alhamdulillah, Bu. Setelah seminggu pemakaian obat itu, kita cek ke rumah sakit, ya, Bu?""Iya, Nak."Silvia kembali fokus kepada ponselnya. Dia menghubungi nomor ayahnya."Halo ayah, assalammualaikum," ucapnya setelah ada jawaban dari seberang sana.""Ya, wa'alaikummussalam, Nak. Ada apa, Nak?""Rencana kami mau menemui ayah, apa ayah ada di rumah, Yah?""Ada, Nak. Kamu boleh datang kapan pun menemui ayah.""Iya, Yah. Terima kasih, Yah. Sebentar lagi kamu ke sana. Assalammualaikum, Ayah.""Wa'alaikummussalam, Nak.""Bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Bab enam puluh delapan

    "Oh, iya. Bu. Ba-Bapak baik-baik saja kok."Pak Herman tampak gugup. Dan gelagatnya itu diketahui oleh Bu Desi. Bu Desi yakin kalau dia sudah mengetahui maksud dari kedatangannya. Sedangkan Bu Iyes benar benar tidak tahu tentang apa yang akan dibicarakanya. Pada saat menjelang pertunangan Silvia dia memang menemuinya dan mengatakan kalau ia akan mengambil kembali anaknya. Itulah penyebab Bu Iyes menjadi pemurung saat acara pertunangan itu berlangsung."Jadi, kedatangan saya kesini, ingin meluruskan sesuatu." Dia menjeda ucapannya, kemudia melanjutkan lagi ucapannya yang tertunda." Sebenarnya begini.""Katakan saja Bu Desi. Jangan merasa sungkan. Apa lagi kalau mengenai Silvia. Dia juga putri kami. Kamu akan lakukan apapun untuk kebahagiaannya," ucap Bu Iyes dengan lembut.Mendengar itu membuat bibir Bu Iyes semakin berat untuk bicara. "Apakah jika aku bicara yang sebenarnya tidak akan melukai perasaan w

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Bab enam puluh sembilan

    Ijab kabul pun berlangsung dengan khidmat. Pak Herman merasa bahagia sekali karena dia menjadi wali nikah putri kandungnya.Sedangkan Bu Desi juga sudah tidak seperti biasanya yang sering mengeluh kesakitan. Sel kankernya sudah banyak berkurang.Beberapa bulan pun telah berlalu.Disebuah tempat, tepatnya didalam penjara, Pazel sedang merutuki nasibnya. Selama di dalam penjara, tidak sekali pun istrinya datang untuk menjenguknya.Hanya ibunya yang sering datang untuk memberi semangat kepadanya. Setiap kali dia menanyakan tentangmu tentang istrinya, ibunya hanya mengatakan kalau istrinya sedang membutuhkan banyak istirahat."Apa dia tidak bisa menjengukku, agak sekali saja, Bu?""Tidak, Nak. Kata Dokter dia harus banyak istirahat. Sekarang kamu jaga saja kesehatanmu. Toh tidak lama lagi kamu juga akan keluar, Nak.""Iya, Bu. Saat aku keluar nanti, bertepatan dengan perkiraan Rima melahirkan. Tolong sampaikan pada Rima ya, Bu? Sampaikan salam rinduku padanya dan calon bayi kami. Katakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Tamat

    Karena melihat raut sedih di wajah istrinya yang berkepanjangan, akhirnya Dokter Dana mendekap istrinya dan berkata dengan yakin. "Kamu jangan khawatir lagi, Sayang. Aku pastikan bayi kita akan segera bersama kita lagi, dan penculiknya akan segera mendapat hukuman yang sangat berat.""Bagaimana, Mas bisa seyakin itu? Sudah hampir seminggu lamanya kita kehilangan bayi kita. Bahkan kita sudah mencari ke mana-mana, tapi hasilnya nihil," keluhnya dalam kesedihannya."Tapi, kita tidak boleh berputus asa, Sayang," pinta Dokter Dana yang sebetulnya menahan kesedihannya demi memberi kekuatan kepada istrinya."Lalu, apa ada perkembangan dari pencarian kita dan polisi, Mas? Aku gak sabar ingin segera bertemu sama anakku, Mas. Aku rindu, aku juga khawatir orang yang menculik anak kita tidak memberikan asupan makanan yang layak untuk anak kita. Atau jangan-jangan...." Kata-katanya terhenti saat pikirannya melayang ke hal-hal yang membuatnya takut. Air matanya tidak berhenti menetes. Melihat keka

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    109

    Sebenarnya Rani merasa sangat terhina saat dia diperiksa di pos keamanan untuk bisa masuk ke rumah Perdana. Sebelumnya dulu dia tidak pernah diperiksa dulu sebelum masuk. Tapi hari ini dia harus melewati beberapa pemeriksaan dulu. "It's ok. Ini demi melancarkan rencanaku," ucapnya dalam hati. Dia melangkah masuk bersama dua orang anak buahnya yang masing-masing memegang bingkisan."Assalamualaikum," ucap Rani saat dia telah berada di ruangan tamu. Di sana sudah ada Pak Efendi dan istrinya, Pak Herman dan istrinya dan juga Dokter Dana dengan istrinya. Mereka serempak menjawab salam dari Rani."Wa'alaikummussalam.""Maaf, Dana. Om dan Tante. Juga Silvia. Aku tidak tahu, kalau Dana dan Silvia sedang ada acara kumpul keluarga," ucapnya basa-basi."Tidak apa-apa kok, Rani. Tidak ada acara penting. Silakan duduk. Perdana mencoba bersikap biasa."Iya, silakan duduk." Silvia pun berusaha bersikap ramah, walau di hatinya ada kecurigaan bahwa dialah dalang dibalik hilangnya anaknya."Terima ka

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    108

    Bukan salahnya juga jika wanita itu menganggapnya lain. Dia hanya ingin berbuat baik kepada orang lain. Dia hanya ingin berbuat kebaikan kepada orang yang sedang terzalimi. Dan itu adalah perbuatan mulia. Namun, wanita itu salah kaprah terhadap kebaikan yang ditunjukannya, hingga menganggapnya sebuah tanda cinta sehingga dia menjadi tersanjung, lalu tidak terima saat melihat kenyataan yang terpampang di depan matanya."Kalau begitu, Perdana sudah melakukan perbuatan yang baik kepadamu. Lalu kenapa kamu membalasnya dengan menculik anaknya, Rani? Hentikan semua ini. Setidaknya demi Dana," bujuk Kanaya. "Bukan aku yang menculik anaknya! Tapi kamu! Kamu yang menculik anaknya, dan aku yang akan menyelamatkannya," kilah wanita itu dengan berteriak."Kamu ini sudah gila, Rani!" hardik Kanaya."Ya! Aku gila karena cinta, Kanaya. Dalam cinta semua adil," kekeh Rani yang tidak kehabisan kata-kata untuk membenarkan perbuatannya."M itueskipun begitu, tetap saja perbuatan kamu ini tidak benar, R

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    107

    "Rani! Aku mohon, lepaskan aku. Aku janji akan melupakan ini semua. Kalau tidak, aku akan melaporkanmu ke polisi."Mendengar ancaman dari Kanaya, Rani jadi naik pitam. "Apa kamu bilang? Kamu mengancamku? Mau melaporkan aku ke polisi? Kamu gak sadar ya? kalau sekarang nyawamu ada di tanganku!" bentaknya. "Baiklah, kalau kamu menyetujui kesepakatan kita, aku mungkin bisa melepaskanmu," ujarnya. "Kesepakatan apa?" tanyanya dengan cemas. Ha ha ha....Setelah tertawa, dia mendekat ke muka Kania. "Sepertinya kamu sudah setuju, dan memang seharusnya kamu setuju," ocehnya yang terdengar seperti sampah di telinga Kanaya."Aku bukannya setuju. Aku hanya bertanya tentang kesepakatannya!" kilahnya dengan geram."Dengar, Kanaya. Kamu jangan menghabiskan tenagamu untuk marah-marah, karena selain kamu akan kehabisan tenaga, kamu juga akan kesulitan nantinya. kenapa? Karena aku bisa menyakitimu dan juga tiga orang yang sedang berada di ge

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    106

    Sudah hari ketiga semenjak Savana menghilang. Puncak hidung Kanaya masih belum ditemukan. Nomornya sudah tidak aktif. Segala macam cara sudah dicoba untuk mencari keberadaan Kanaya, namun tak ada jejaknya. Dia bagaikan hilang ditelan bumi.Pihak kepolisian sudah menyatakan dia di daftar pencarian orang. Fotonya sudah disebar di berbagai media sosial dan di selebaran kertas sepanjang jalan di seluruh pelosok."Dasar perempuan tidak punya hati nurani," cerca Kanaya terhadap wanita yang kini tertawa lepas mendengar cercaannya. "Bisa-bisanya kamu menculik anak yang baru berumur dua hari, hanya untuk memuaskan egomu yang terluka!" hardiknya lagi.Perempuan itu menaikkan alisnya dan menghentikan tawanya lalu berkata, "Tunggu! tunggu. Tadi kamu bilang saya wanita yang tidak punya hati nurani karena menculik anak yang berumur dua hari. Betul begitu?" Perempuan itu diam sejenak seolah menunggu jawaban dari Kanaya. Namun belum sempat Kanaya berkata sepatah kata pun, dia sudah tertawa lagi terb

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    105

    Ternyata ruangan itu kosong. Hanya tetesan air keran yang belum tertutup sempurna yang mengeluarkan suara tetesan air. "Sepertinya dia sengaja tidak menutup habis keran air," batin Perdana. "Dasar perempuan ular!" bentaknya sambil mengayunkan tinjunya ke udara.Dia kembali ke ruangan tengah dengan wajah yang masih merah padam.Silvia yang sudah tidak sabar mendengar keberadaan Kanaya pun bertanya."Bagaimana, Mas? Apa dia ada?"Pak Herman juga sudah tidak sabar menunggu jawaban dari menantunya itu. Dia menatap mata Perdana yang merah. Menunggu dengan tidak sabar. Meski dai tahu yang paling penting saat ini adalah keberadaan cucunya. Entah wanita itu yang menculik cucunya atau tidak, dia hanya ingin cucunya segera kembali.Pak Efendi juga satu pemikiran dengan Pak Herman. Dia ingin segera menemukan keberadaan cucunya. Tapi jika memang perempuan itu yang menculik cucunya, dia tidak akan memberikan ampun."Dia tidak ada di kamar tamu.""Jadi, dia yang menculik putri kita," ucapnya dengan

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    104

    Azan subuh berkumandang bersahut-sahutan membangunkan umat muslim untuk beribadah menghada sang pencipta. Dokter Dana juga bangun untuk melaksanakan ibadah dua rakaat. Dia sengaja tidak membangunkan Silvia karena Silvia masih dalam masa nifas.Tapi karena sudah terbiasa bangun di waktu subuh, dia tetap terbangun. Semalam tidurnya terasa nyenyak, sebab dia tidak menyusui anaknya secara langsung. Savana minum susu formula yang dibuatkan oleh pengasuhnya. Hanya beberapa menit Dokter Dana pun selesai melaksanakan shalat subuh. Dia mendekat ke arah istrinya untuk memberikan sebuah ciuman."Savana gak nangis semalam ya, Mas?" tanyanya saat dia memeluk lengan suaminya."Kayaknya gak, Sayang. Yuk kita lihat," ucapnya sambil beranjak ke kamar anaknya dengan memapah Silvia.Dokter Dana mulai memutar gagang pintu kamar anaknya. Mereka masuk dan melihat ke arah suster yang terlelap sambil mengorok. Lalu dialihkannya penglihatan mereka kearah kasur bayi. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    103

    "Kaila..." Silvia dan Perdana menyebut namanya dengan setengah berteriak. Silvia tidak bisa berlari mengejar Kaila. Dia hanya merentangkan tangannya menyambut Kalia yang berlari ke arahnya diikuti seorang wanita cantik dari belakangnya."Tante. Tila kangen sama tante.""Tante juga kangen sama Kaila. Bicaramu sekarang sudah jelas, Ya?" ucap Silvia sambil mencubit pipinya."Iya dong, Tante..., Kan sekarang Tila sudah punya dedek bayi. Ini kado buat dedek bayinya, Tante," ucapnya sambil menyerahkan sebuah bungkusan kepada Silvia."Mmm, Terima kasih ya, Sayang? Repot-repot deh, Kamu," ucap Kanaya gemes sambil menerima kado dari Kaila."Gak repot kok, Tante. Aku cuma bilang bagus aja.""Cuma bilang bagus gimana sih, Sayang?""Jadi, Yang cari kadonya mama sama aku. Aku cuma ditanya sama mama, yang ini bagus, gak? Aku bilang bagus. Jadi aku gak repot, Tante."Semua orang yang mendengar jadi tertawa."Jadi kamu gak repot ya, Sayang?""Gak, Tante. Mana dedek bayinya, Tante?""Ini dedek bayinya

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    102

    "Aku tidak tahu. Tapi untuk sekarang ini kamu boleh tinggal di rumah ini. Demi Aira."Mira senang sekali mendengar jawaban dari Pazel. Dia segera mengemas semua pakaiannya ke dalam lemari lagi, saat Pazel beranjak ke ruang keluarga membawa Aira sambil bercanda dengan riang. Bercanda dengan sikecil Aira membuatnya bisa menghilangkan beban pikirannya. Dia memang sudah lama menginginkan seorang anak. Kali ini dia tidak ingin melepaskannya, meski dia tahu kalau anak itu bukanlah darah dagingnya.Sementara keesokkan harinya, di sebuah rumah besar nan megah, Silvia sedang berbahagia dengan kehadiran putri mungilnya. Hari ini sedang diadakan acara pemberian nama untuk bayinya. Sekaligus acara potong rambut pertamanya. Silvia tampil cantik dengan balutan busana yang tertutup tapi elegan dan anggun. Warna dan coraknya senada dengan pakaian yang dikenakan oleh Perdana dan putri kecilnya."Saya ucapkan banyak terima kasih kepada saudara, fami

DMCA.com Protection Status