Beranda / Romansa / Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya / Bab 24 - “Mau Kau Bawa Ke Mana Wanitaku?”

Share

Bab 24 - “Mau Kau Bawa Ke Mana Wanitaku?”

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 12:16:18

Perhatian pengunjung seketika itu tersita pada Arley. Suaranya yang dingin dan rendah sedang memberikan riak marah meski tak begitu kentara.

Sementara di samping kirinya, Prims sedikit terkejut saat mendengar bahwa Arley baru saja menyebutnya sebagai ‘wanitaku.’

Kala Prims masih tenggelam dalam rasa tertegun, Richard lebih dulu menghancurkan keheningan sepersekian detik di antara mereka dengan lebih dulu menyapa, “Tuan Arley.”

Ia menundukkan kepalanya dengan sopan, seolah baru saja menyadari jika Prims tidak datang sendirian melainkan bersama dengan suaminya. Ia mengangkat wajahnya dan tersenyum, “Maaf, aku tidak tahu jika Tuan Arley ada di sini. Aku pikir Prims datang sendirian tadi,” ucapnya dengan bergantian memandang Arley serta Prims.

Namun, permintaan maafnya tak serta merta ditanggapi oleh Arley karena rautnya terlihat enggan. Tatapan matanya seperti sedang mengumpati teman masa sekolah Prims itu dengan kata ‘LANCANG’ yang teramat keras.

Pemandangan itu bisa disaksikan oleh Pri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Sri wahyuni darwan
tk ambilin cobekan tk ulek lho alice nih ksel bgt ak sok cntik,ganjen sllu aja ngebully trims......
goodnovel comment avatar
Eva
HAJIMAAAAA!!!! Arley jangan diem aja si Alice minta numpang! Alice nggak tau malu bangett, hari gini minta numpang??
goodnovel comment avatar
Sonia Almaqhvira
EMG sudah dari dahulu kalo ulet bulu bikin gatel secara ugal-ugalan itu terang-terangan ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 25 - Pria Yang Perhatian Kecilnya Mendebarkan

    Alice menatap Arley dengan wajahnya yang polos. Yang bagi Prims, adik tirinya itu kentara sekali sedang berusaha untuk memengaruhi Arley agar mengabulkan keinginannya.Apalagi dengan bubuhan kalimat ‘Kak Prims tidak akan keberatan’, sejatinya dia sedang memerangkap pria yang bisa disebut sebagai ‘kakak iparnya’ tersebut menjawabnya dengan sebuah ‘Iya.’Namun, Arley tak begitu saja melakukan hal tersebut. Dia memandang Prims yang hanya diam di sebelah kanannya.Tiba-tiba, Arley merengkuh pinggangnya dan menautkan pandangan mereka. “Bagaimana, Sayang? Apakah kamu tidak keberatan jika Alice pulang bersama dengan kita?”‘S-sayang?!’ jerit Prims dalam hati.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 26 - Terjebak Kado Dewasa

    Prims termangu mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Arley. ‘Menunggu di sini dia bilang?’ Prims tak salah dengar, ‘kan? Ia tak ingin melakukan itu, Prims tak ingin mengenakan benda-benda itu. Ia berniat kabur tetapi rasanya itu tak akan berhasil. “Akh!” jeritnya kecil saat Arley meraih pinggangnya dengan sebelah tangannya dan menempatkan Prims tersudut tak bisa bergerak dengan punggung yang membentur lemari pakaian di belakangnya. “Mau melarikan diri?” tanya Arley dengan meletakkan tangan kirinya di samping telinga Prims yang tubuhnya berdiri kaku. Napasnya tertahan di tenggorokan saat melihat Arley kembali menunduk mensejajarkan wajah mereka. Matanya yang sekelam langit malam memindai setiap sudut wajah Prims yang sedang sekuat tenaga mempertahankan diri dengan meremas kedua tangannya. Menjaga agar detak jantungnya yang tak karuan ini tidak ditangkap oleh indera pendengar Arley karena memang jarak mereka telah terlampau dekat. “Kamu akan melarikan diri?” ulangi Arley

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 27 - Kunjungan Dari Mama Mertua

    Prims terkejut dengan kedatangan Katie yang tiba-tiba. Sama halnya dengan Arley yang tak menyangka bahwa ibunya ada di sini, seolah sengaja memberi ‘kejutan’ pada mereka dengan tak memberi kabar untuk berkunjung ke rumahnya. Terlepas dari rasa terkejut yang menghampiri mereka berdua, Prims mendengar apa yang baru saja beliau sampaikan. Seperti biasa, kalimatnya selalu bernada penghinaan, kemarin 'wanita rendahan' dan sekarang adalah 'wanita tak berpendidikan'. “Apa istrimu memengaruhimu untuk melakukan hal tidak berguna seperti ini, Arley?” tanyanya kembali, lebih menggebu ketimbang sebelumnya. Prims tidak ingin Arley direndahkan oleh ibunya sendiri, sehingga dia bermaksud menjawabnya. Tetapi saat hal itu hampir ia lakukan, kalimatnya kembali tertelan karena Arley lebih dulu memberinya tanggapan, “Tidak ada yang melakukan hal tidak berguna, Mama." Ia mendorong napasnya dan alisnya sedikit berkerut saat bertanya, "Apa yang Mama lakukan di rumahku?” “Mama ingin bicara denganmu,” ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 28 - Sentuhan Lembut

    Wajah Katie masih terlihat merah padam, dia tahu tidak bisa banyak bersikap karena sekarang sia seperti sedang melakukan sebuah lelucon.Dengan sadar telah memuji anak menantunya yang kue buatannya sangat baik, sedangkan dia baru saja menyebutnya sebagai seorang wanita berpendidikan rendah yang tidak melakukan apapun di rumah selain berpangku tangan dan menikmati kekayaan anak lelakinya.Dia menggigit bibirnya, memandang ke arah lain dan menganggukkan kepala, “Mama hanya bilang kalau kuenya enak,” ucapnya membela diri. “Bukan berarti Mama mau menyebutnya sebagai menantu yang baik hanya karena dia bisa membuat kue,” lanjutnya dengan mengambil secangkir teh yang ada di atas meja.Prims melihatnya masih sempat mengunyah kue yang sudah terlanjut berada di tangannya, ‘Mungkin sayang jika harus melepasnya begitu saja?’ pikirnya dalam hati.“Primrose,” panggil Arley membuatnya mengalihkan pandang dari yang semula men

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 29 - Sepakat Satu Ranjang

    ‘Cantik dia bilang?’ tanya Prims dalam hati.Ia merasakan tubuhnya bergeligi mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Arley.Pipinya menghangat dengan cepat, dia malu karena selama ini tidak ada seorang pun yang memujinya cantik, selain mendiang ibunya.Seolah belum cukup membuat Prims menggigil dengan jantung yang berdetak kencang, Arley kembali mendekat saat Prims menarik dirinya dari Arley.Pria itu kembali tersenyum tipis yang semakin membuat tubuhnya meremang, “Apakah kedua pipimu yang berubah merah itu juga karena terkena cat?” tanya Arley dengan dagu yang mengedik pada wajahnya.Prims yang salah tingkah tidak tahu harus berbuat apa karena lagi-lagi Arley membuatnya kehabisan kata.Selagi Prims mencoba menormalkan detak jantungnya kembali, Arley masih tidak mengalihkan tatapannya sama sekali.Dia tidak berpaling, melainkan menikmati kepanikan Prims yang menarik di matanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 30 - Jari-jari Tangan Berkaitan

    Mencegah dirinya untuk tidak salah tingkah, Prims menata napasnya yang terasa sesak saat mendengar apa yang dikatakan oleh Arley. “B-bukankah aku sudah bilang, Tuan Arley?” tanya Prims lirih, menatap mata pria yang berbaring berhadapan dengannya ini, saat temaramnya lampu mengambil alih setiap inci penjuru ruangan, alih-alih terlihat redup, kedua irisnya malah terlihat berbinar.“Apa?” tanya Arley balik, suaranya terdengar rendah.“K-kalau kamu harus memperhatikan apa yang kamu katakan karena itu agak ...” Prims menjedanya, memilih kata yang tepat. “Berbahaya,” lanjutnya berhati-hati. “Aku sudah mengatakannya tadi siang, ‘kan? Ucapanmu bisa membuat orang lain ....”Prims menghela napasnya, sengaja tidak melanjutkannya karena ia yakin seharusnya Arley tahu apa yang ingin dia katakan.Pria itu tak menjawabnya, dia hanya terus memandang Prims tanpa mengatakan apapun.Seolah menikm

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 31 - Mengikis Jarak

    “U-untuk apa menutup mataku?” ulangi Prims dengan suara yang serak. Mendengar kalimat tak biasa dari Arley membuatnya satu jarak mundur. Namun karena saking gugupnya, langkah kakinya tidak bertumpu dengan benar sehingga yang terjadi dia malah kehilangan keseimbangan dan nyaris saja limbung ke belakang. “Akh!” jeritnya kecil tepat saat Arley menahan pinggangnya sebelum dia terhempas ke lantai. Prims menahan napasnya saat tubuhnya tak lagi memiliki jarak karena mereka berdua melakukan kontak fisik. “Apakah memakaikan dasi untukku membuatmu seterbebani itu sampai kamu akan kabur, Primrose?” tanya Arley dengan suaranya yang dalam, sedang Prims masih mencoba menata napasnya yang memburu naik turun tak beraturan. “T-tidak, Tua

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 32 - Mau Aku Menggenggam Tanganmu Lagi?

    Prims sangat panik saat Arley menyebut warna bra yang sedang dia kenakan di balik dress broken white yang telah basah itu.Setelah menikmati sebentar kepanikan Prims, Arley akhirnya melepas jas yang dia kenakan dan meletakkannya di depan tubuh Prims untuk menutupi pakaian dalamnya yang tercetak jelas.“Pakai ini untuk menutupinya,” ujarnya yang diterima oleh Prims dengan malu. Karena rasanya Prims tidak pernah berhenti membuat Arley menyerahkan jas miliknya, entah ini untuk yang ke berapa kali.“T-terima kasih,” ucap Prims dengan gigi yang rasanya bergeligi.Arley mengangguk tak kentara, sebelum matanya yang gelap memandang Prims dan bertanya, “Apakah kamu sengaja melakukan ini?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status