Share

Bab 8

Author: VEty SAry
last update Last Updated: 2022-11-13 12:03:15

Karena terlalu risau dengan sahutan Riza yang dia lontarkan terus menerus, membuat Lisa merasa tidak tenang. Dia pun langsung berjalan menuju arah suaminya itu lagi sambil memasang wajah yang sangat kesal.

"Mas Riza, cobalah kamu berpikir secara dewasa sedikit! Pastinya kamu mengerti apa yang aku maksud kan, kamu itu seharusnya berpikir jernih sebelum melakukan sesuatu. Apalagi ini menyangkut harga dirimu! Apa kamu tidak malu ya, bersikap konyol seperti tadi?" sahut Lisa sambil memperhatikan wajah suaminya yang memucat.

"Maafkan aku Lisa, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi, aku janji Lis," ucapnya dengan nada memohon.

Ketika mendengar anak dan menantunya yang sedang berbincang dengan nada yang seperti orang bertengkar, seketika Pak Bambang langsung menghampiri ke arah Lisa untuk melerainya.

"Lisa, kamu ini seorang istri dan seharusnya menuruti apa kata suami. Coba saja kamu buka kembali hatimu dan memaafkan segala kesalahan suamimu, aku akan mendukung semua keputusanmu, tapi semua orang bukannya memiliki kesalahan dan masa lalu? Jika Riza mengulangi lagi kesalahan, mungkin kamu bisa melakukan tindakan apapun yang kamu mau! Maafkan Bapak, bukannya mau ikut campur tentang masalah rumah tanggamu Lis," sahut Pak Bambang dengan nada yang sedih karena melihat putrinya yang memang penuh dengan masalah.

Mendengar ucapan Bapaknya, Lisa langsung terdiam. Bahkan dia terdiam sejenak karena memikirkan kata- kata Bapaknya. Setelah dia pikirkan kembali, akhirnya dia mau menuruti apa yang di katakan oleh Bapaknya itu.

"Maafkan aku yang tadinya emoai Mas Riza, aku mau ikut dengan Mas asal kamu jangan mengulangi kesalahan seperti tadi, ingat, itu hal yang di larang oleh agama kita Mas,"  Meski masih ada rasa emosi, Lisa berusaha berkata dengan perkataan yang biasa saja kepada suaminya itu.

Sedangkan Riza langsung tersenyum bahagia setelah mendengar ucapan Lisa yang menerimanya kembali.

"Iya Lis aku janji kok, maafkan aku ya, sekarang kita pulang, aku sayang kamu Lis, aku menerima kekuranganmu apa adanya darimu!" Perkataan Riza begitu sangat menenangkan hati Lisa sampai- sampai hati istrinya itu langsung luluh dan percaya akan ucapannya.

Setelah mereka berbincang sejenak di teras, keduanya akhirnya memilih untuk berpamitan kepada kedua orang tua Lisa untuk kembali ke rumah Bu Karni.

Dengan mengendarai sepeda motor tua, Riza membonceng Lisa sambil memegang tangannya bagaikan sepasang muda- mudi yang sedang di mabuk asmara. Karena jarak rumah Lisa dan rumahnya yang tidak begitu jauh, hanya memakan waktu seperempat jam akhirnya Riza telah sampai di halaman rumahnya tepat jam delapan malam.

Di mana di rumahnya masih ramai oleh Ibu dan Kakaknya yang sedang berbincang di teras. Ketika mereka melihat Riza telah pulang, keduanya langsung berdiri melihat kedatangan Riza yang baru saja mereka cari.

"Riza! Kamu kemana saja Nak? Kamu jangan kabur- kabur lagi ya, kasihanilah aku yang sebagai Ibumu!" ucap Bu Karni sambil mengelus wajah anaknya sambil memeluknya.

Ketika dia sedang memeluk tubub Riza, sepasang matanya langsung tertuju pada Lisa, yang tak lain menantu yang dia benci dan selalu dia caci.

"Ini pasti semua gara- gara kamu kan? Apa kamu tidak bisa menghindar dari anakku?" bentak Bu Karni di hadapan Lisa dan juga kedua anaknya.

Namun Lisa hanya diam saja tanpa bersuara. Hatinya bagaikan teriris karena baginya keputusan balik ke rumah Ibu mertuanya adalah suatu keputusan yang salah.

"Eh, kenapa kamu diam! Jawab dong! Kamu sakit hati? Itu kan sudah seharusnya yang kamu terima!" Bentakan demi bentakan telah terlontar dari bibir Bu Karni dengan lantang.

Tanpa di sadari, seketika air mata Lisa langsung mengalir dengan deras karena ucapan Ibu mertuanya yang memang menyakiti hatinya. Namun, sesuai apa yang di katakan oleh Riza tadi jika dia akan membela Lisa dan melindungi dari perkataan yang buruk, dia pun langsung membalas segala apa yang di katakan oleh Ibunya kepada Lisa.

"Ibu, tak seharusnya Ibu berkata seperti itu kan, apalagi sekarang aku juga sudah pulang ke rumah ini! Apa aku perlu pergi lagi agar Ibu tidak berbicara sembarangan lagi kepada Lisa?" bela Riza pada istrinya yang seketika membuat tamparan keras di hati Ibunya yang memiliki ucapan pedas.

Sedangkan Lisa yang saat ini ada di belakangnya, dia hanya diam saja dan masih di iringi deraian air mata karena ucapan yang mendarat di telingannya bergitu menyakitkan.

"Ya sudah, Ibu akan diam saja. Tapi kamu jangan pergi lagi ya Riz, Ibu itu cuma ada kamu saja di rumah ini, sedangkan Hardi kan ikut istrinya," sahut Bu Karni sambil menatap ke arah putra pertamanya.

Namun Riza hanya memperhatikannya dan langsung mengajak Lisa untuk masuk ke dalam kamar. Bahkan dia tidak membalas ucapan Ibunya apa- apa.

Setelah dia dan Lisa sudah berada di dalam kamar, dia pun melanjutkan perkataannya tadi ketika masih di rumah Lisa.

"Lisa, maafkan aku dan Ibu, memang Ibu orangnya suka begitu namun dia baik kok, kamu jangan sedih lagi ya," ucapnya sambil mengusap pipi Lisa 

"Aku tau kok Mas, kamu memang tidak pernah tega dengan Ibumu, aku tau kok Mas, jika Ibumu segalanya untukmu, namun kamu harus mengetahui apa yang aku derita! Aku ini istrimu, bukanlah babu atau musuhmu! Kamu harus peduli dengan perasaanku! Anggaplah aku di rumah ini!" sahut Lisa dengan lantang bahkan baru kali ini dia berkata kepada suaminya itu dengan suara yang lantang.

Seketika Riza langsung terdiam karena merasa terkejut mendengar ucapan istrinya itu. Bahkan dia tidak menyangka jika Lisa berani berkata demikian.

"Aku sudah berkali- kali meminta maaf kepadamu Lisa, coba kamu dengarkan apa kata Bapakmu! Apa kamu lupa apa kata beliau? Bukannya Bapakmu telah berkata jika surgamu berada di bawah telapak kakiku? Bukankah seorang yang bersalah tak selamanya harus di cap salah?" Riza pun tidak ingin kalah. Bahkan dia langsung mengingat apa yang telah di sampaikan oleh Bapak mertuanya.

"Ya Mas, aku yang salah, ini semua salahku. Kenapa juga aku belum hamil, seandainya aku sudah hamil, pasti keluargamu akan menghargaiku jika aku ini juga manusia!" sahut Lisa lagi yang masih membela dirinya sendiri.

Mendengar ucapan istrinya itu, membuatnya tidak terima. Bahkan hatinya tersinggung yang tiba- tiba rasa sakit hati itu langsung spontan mengeluarkan kata- kata kasar.

"Jaga mulutmu Lisa! Kamu tidak pantas berkata seperti itu!" Dengan lantang Riza berkata di depan Lisa yang membuat istrinya itu terkejut bahkan langsung menyingkirkan tangannya dari rambutnya.

Related chapters

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 9

    Bab 9Baru saja Lisa sampai di rumah, dia harus mengalami tekanan batin lagi. Sampai- sampai dia merasakan kurang sehat. Bahkan saat ini kepalanya berdenyut pusing karena akhir- akhir banyak.Sampai akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Saat dia berjalan menuju dapur, dia melihat suaminya yang saat ini sedang berbincang dengan Ibu mertuanya dan juga Kakak iparnya. Meskipun begitu, dia sama sekali enggan mengucapkan sesuatu.Tapi, Bu Karni yang melihatnya melintas di depannya, dengan nada ketus dia langsung memberikan sindiran pedas."Udah tuh yang lagi ngambek? Cuma di katain begitu saja sudah langsung ngambek, bagaimana dengan rumah tanggamu jika istri saja tukang ngambek?" sindir Bu Karni dengan sedikit mencibir.Mendengar ucapan Ibu mertuanya dia hanya diam dan menahan rasa sakit hati. Namun, hari ini rasa sakit hagi itu terkalahkan oleh rasa sakit di kepalanya yang terasa berat. Bahkan kali ini di sertai dengan perutnya yang keram.Ketika dia sampai di dapur, tiba- t

    Last Updated : 2022-11-16
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 1 *Menjadi Bahan Gosip*

    "Anak lagi, anak lagi, Riza! Ibu sampai malu selalu di tanyain sama tetangga kapan punya cucu! Kamu tau sendiri kan, pernikahanmu sudah delapan tahun dan sampai sekarang Lisa belum juga hamil!" ucap Bu Karni sambil meletakkan keranjang sayuran di meja.Riza yang baru saja pulang dari ladang pun segera duduk untuk menenangkan Ibunya dan kebetulan Lisa, istrinya sedang mencuci pakaian di belakang sehingga dia tidak mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Ibunya dengan suara yang tidak terlalu lantang itu. Memang, pernikahannya yang kini telah delapan tahun bersama Lisa, dia belum juga di karuniai seorang anak. Menjadi bahan gosip tetangga pun sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya."Ibu, silahkan duduk dulu. Apa yang membuat Ibu tiba-tiba marah? Ibu kan tau sendiri jika aku dan Lisa sama-sama sehat!" balas Riza sambil menyeka peluh yang membasahi pipinya."Bagaimana Ibu tidak marah,Riza? Tadi, ketika Ibu jualan sayuran keliling, semua tetangga pada bertanya kapan punya cucu? Selal

    Last Updated : 2022-10-21
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 2 *Sakitnya Di Bandingkan*

    Mendengar perintah dari Ibu mertuanya, Lisa langsung bergegas ke dapur tanpa mengucapkan kata permisi dengan Riza yang dari tadi ada di hadapannya. Sedangkan Riza, jika dengan Ibunya sama sekali tidak bisa melawan ucapan. Karena dia tidak ingin menjadi anak yang durhaka meski di dalam hatinya ingin sekali marah jika ada yang merendahkan Lisa. "Riza! Ngapain kamu jongkok di situ, ayo keluar menemui Kakakmu!" ajak Bu Karni sambil melangkah menuju ruang tamu.Riza yang masih tadinya jongkok pun langsung berdiri mengikuti langkah Ibunya. Sementara Lisa, di dapur hanya menahan kesedihan dan mempersiapkan mental jika nanti sewaktu-waktu saat dia menyuguhkan makanan dan minuman di luar, mendapatkan ucapan yang tidak mengenakkan hati. Jantungnya sudah berdebar ketika dia telah selesai membuat teh dan menaruh kue lapis di piring. Baginya, ini adalah detik-detik akan mendapatkan perkataan yang kurang enak di dengar. "Biar bagaimanapun, aku harus sabar dan kuat menghadapi ucapan mereka nanti.

    Last Updated : 2022-10-21
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 3 * Di Tuduh*

    Lisa berusaha menenangkan Rendi yang terus saja berteriak kesakitan sambil menyebut namanya. Namun pada akhirnya, perjuangan menenangkan Rendi sia-sia karena Mita telah sampai di dapur bersama Ibu mertuanya sambil melotot ke arahnya."Lisa! Kamu apakan cucuku!" bentak Bu Karni dengan mata melototnya."I-itu Bu, dia terkena letupan ikan lele yang ku goreng. Maaf ya Mbak, aku tidak tau jika Rendi ada di belakangku," dengan gugup Lisa menjawab pertanyaan Ibu mertuanya."Aduh Lisa, kamu harus perhatikan di sekelilingmu dong! Masak, ada anak kecil saja tidak sadar. Apa kamu sengaja ya, ingin melukai anakku? Kamu iri kan, aku punya anak dan kamu belum? Iri ya iri Lis, tapi jangan gitu juga kali," sambung Mita sambil mendekap Rendi yang masih menangis.Mendengar perkataan Kakak iparnya, membuat hati Lisa bertambah sesak. Rasanya dia tidak mampu untuk berdiri lama-lama di hadapan ipar dan Ibu mertuanya. Membela diri pun sudah tak mampu, pasti dia yang akan kalah. Akhirnya dia lebih memilih d

    Last Updated : 2022-10-21
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 4 *Kembali Ke Rumah Orang Tua*

    Setelah beberapa saat mendekam di dalam kamar, akhirnya Lisa memutuskan untuk keluar dari kamar dan bertekad untuk pulang ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri. Dengan langkah yang malas, dia memberanikan diri untuk berbicara kepada Riza yang kebetulan sedang duduk bersama Ibu mertuanya dan juga Kakak iparnya.Kebetulan letak kamar Lisa berada di sebelah ruangan keluarga. Ketika melihat Lisa yang baru saja membuka pintu, Bu Karni kembali menyindir Lisa dengan ucapannya yang kasar."Sudah yang drama menangisnya? Sudah puas melihat Mita sakit hati gara-gara suaminya membela kamu? Ingat ya, awas saja kamu menjadi duri dalam rumah tangga Mita, tak segan-segan aku akan memecat kamu sebagai menantu. Biar saja kamu menjadi janda lapuk, siapa sih yang mau menerima wanita mandul sepertimu kecuali anakku! " sindir Bu Karni sambil melirik sinis ke arah Lisa yang baru saja menutup pintunya kembali setelah keluar kamar."Aku mengerti kok Bu, aku ke sini mau berbicara sama Mas Riza. Mas, aku

    Last Updated : 2022-10-21
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 5 *Kabur Dari Rumah*

    Lisa yang tadinya akan memulai cerita, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat telfon yang masuk pada ponselnya. Dia membaca nama yang memanggilnya dan ternyata bertuliskan Bu Karni. Itu tandanya Ibu mertuanya yang menelfonnya saat ini. Selama ini, Ibu mertuanya tidak pernah menelfonnya kecuali ada hal penting yang akan dia bicarakan. Lisa pun meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengangkat telfon. Dia pun langsung mengawali percakapan dengan Ibu mertuanya di sebrang telfon."Halo Lis, Riza kabur dari rumah. Apa dia ada di sana?" tanya Bu Karni yang menanyakan anaknya masih dengan suara yang lantang meski lewat ponsel."Tidak Bu, aku saja baru sampai di rumahku, memangnya ada apa dengan Mas Riza?" Lisa membalas dengan rasa penasarannya."Riza tidak ada di rumah. Ibu hanya menyuruh dia makan saja, Hadi yang mendobrak pintu kamar dan ternyata suamimu tidak ada di rumah. Ini semua gara-gara kamu yang pergi dari rumah, anakku sampai nekat kabur entah kemana. Awas saja jika terjad

    Last Updated : 2022-10-21
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 6

    Ketika mereka keluar rumah betapa terkejutnya mereka mendapati bayangan seseorang yang jatuh dari kursi panjang. Seketika Bu Leha langsung masuk ke dalam rumahnya untuk menyalakan lampu teras rumahnya yang memang kelupaan dan belum dia nyalakan dari tadi."Lisa, kamu tunggu dulu di sana! Sepertinya orang itu tampak diam saja karena kesakitan," ucapnya sambil berlalu dari hadapan Lisa.Sedangkan di dalam hati Lisa di penuhi rasa ketakutan yang menyergap karena yang dia takutkan jika orang yang ada di hadapannya tiba-tiba berbuat jahat kepadanya.Namun, ketika orang itu mengucapkan suaranya karena dirinya merasa kesakitan, Lisa kembali di buat tercengang karena suaranya mirip dengan suara suaminya.Ketika lampu sudah menyala, sepasang matanya langsung terbelalak. Bahkan dia langsung terkejut seperti firasat yang sudah dari tadi datang menghantui pikirannya."Mas Riza? Kenapa Mas tidak mengetuk pintu?" ucapnya sambil berjalan ke arah Riza yang masib terduduk di lantai teras.Sedangkan Bu

    Last Updated : 2022-11-09
  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 7

    Bab 7Bu Leha langsung menarik tangan Lisa untuk berjalan cepat mengikuti suaminya yang memang berjalan dengan jarak berjauhan dengannya. Bahkan di sepanjang jalan, hati Lisa di liputi rasa khawatir yang berlebihan. Sampai-sampai, perutnya berkali- kali merasakan mulas."Ibu, sebenarnya Bapak mengikuti Mas Riza kemana ya bu? Sepertinya kok serius banget, mana perutku terasa keram dan mulas ini mungkin karena terlalu panik," ucapnya dengan lirih."Tidak tau juga Ibu Lis, yang jelas kamu yang sabar ya Lis, ikuti saja Bapakmu itu, semoga saja tidak ada hal- hal yang tidak di inginkan, soalnya sepertinya dari tadi Ibu merasakan sesuatu yang tidak enak setelah melihat ekspresi Bapakmu yang seperti itu!" sahutnya yang terus memperhatikan suaminya yang berjalan dengan cepat.Sementara itu, posisi Riza sudah tidak terlihat dari pandangan Pak Bambang. Namun dia yakin jika menantunya itu pasti akan mendatangi jembatan gantung yang terletak di ujung desa."Aduh Riz, setan apa yang menghantuimu s

    Last Updated : 2022-11-10

Latest chapter

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 9

    Bab 9Baru saja Lisa sampai di rumah, dia harus mengalami tekanan batin lagi. Sampai- sampai dia merasakan kurang sehat. Bahkan saat ini kepalanya berdenyut pusing karena akhir- akhir banyak.Sampai akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Saat dia berjalan menuju dapur, dia melihat suaminya yang saat ini sedang berbincang dengan Ibu mertuanya dan juga Kakak iparnya. Meskipun begitu, dia sama sekali enggan mengucapkan sesuatu.Tapi, Bu Karni yang melihatnya melintas di depannya, dengan nada ketus dia langsung memberikan sindiran pedas."Udah tuh yang lagi ngambek? Cuma di katain begitu saja sudah langsung ngambek, bagaimana dengan rumah tanggamu jika istri saja tukang ngambek?" sindir Bu Karni dengan sedikit mencibir.Mendengar ucapan Ibu mertuanya dia hanya diam dan menahan rasa sakit hati. Namun, hari ini rasa sakit hagi itu terkalahkan oleh rasa sakit di kepalanya yang terasa berat. Bahkan kali ini di sertai dengan perutnya yang keram.Ketika dia sampai di dapur, tiba- t

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 8

    Karena terlalu risau dengan sahutan Riza yang dia lontarkan terus menerus, membuat Lisa merasa tidak tenang. Dia pun langsung berjalan menuju arah suaminya itu lagi sambil memasang wajah yang sangat kesal."Mas Riza, cobalah kamu berpikir secara dewasa sedikit! Pastinya kamu mengerti apa yang aku maksud kan, kamu itu seharusnya berpikir jernih sebelum melakukan sesuatu. Apalagi ini menyangkut harga dirimu! Apa kamu tidak malu ya, bersikap konyol seperti tadi?" sahut Lisa sambil memperhatikan wajah suaminya yang memucat."Maafkan aku Lisa, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi, aku janji Lis," ucapnya dengan nada memohon.Ketika mendengar anak dan menantunya yang sedang berbincang dengan nada yang seperti orang bertengkar, seketika Pak Bambang langsung menghampiri ke arah Lisa untuk melerainya."Lisa, kamu ini seorang istri dan seharusnya menuruti apa kata suami. Coba saja kamu buka kembali hatimu dan memaafkan segala kesalahan suamimu, aku akan mendukung semua keputusanmu, tapi s

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 7

    Bab 7Bu Leha langsung menarik tangan Lisa untuk berjalan cepat mengikuti suaminya yang memang berjalan dengan jarak berjauhan dengannya. Bahkan di sepanjang jalan, hati Lisa di liputi rasa khawatir yang berlebihan. Sampai-sampai, perutnya berkali- kali merasakan mulas."Ibu, sebenarnya Bapak mengikuti Mas Riza kemana ya bu? Sepertinya kok serius banget, mana perutku terasa keram dan mulas ini mungkin karena terlalu panik," ucapnya dengan lirih."Tidak tau juga Ibu Lis, yang jelas kamu yang sabar ya Lis, ikuti saja Bapakmu itu, semoga saja tidak ada hal- hal yang tidak di inginkan, soalnya sepertinya dari tadi Ibu merasakan sesuatu yang tidak enak setelah melihat ekspresi Bapakmu yang seperti itu!" sahutnya yang terus memperhatikan suaminya yang berjalan dengan cepat.Sementara itu, posisi Riza sudah tidak terlihat dari pandangan Pak Bambang. Namun dia yakin jika menantunya itu pasti akan mendatangi jembatan gantung yang terletak di ujung desa."Aduh Riz, setan apa yang menghantuimu s

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 6

    Ketika mereka keluar rumah betapa terkejutnya mereka mendapati bayangan seseorang yang jatuh dari kursi panjang. Seketika Bu Leha langsung masuk ke dalam rumahnya untuk menyalakan lampu teras rumahnya yang memang kelupaan dan belum dia nyalakan dari tadi."Lisa, kamu tunggu dulu di sana! Sepertinya orang itu tampak diam saja karena kesakitan," ucapnya sambil berlalu dari hadapan Lisa.Sedangkan di dalam hati Lisa di penuhi rasa ketakutan yang menyergap karena yang dia takutkan jika orang yang ada di hadapannya tiba-tiba berbuat jahat kepadanya.Namun, ketika orang itu mengucapkan suaranya karena dirinya merasa kesakitan, Lisa kembali di buat tercengang karena suaranya mirip dengan suara suaminya.Ketika lampu sudah menyala, sepasang matanya langsung terbelalak. Bahkan dia langsung terkejut seperti firasat yang sudah dari tadi datang menghantui pikirannya."Mas Riza? Kenapa Mas tidak mengetuk pintu?" ucapnya sambil berjalan ke arah Riza yang masib terduduk di lantai teras.Sedangkan Bu

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 5 *Kabur Dari Rumah*

    Lisa yang tadinya akan memulai cerita, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat telfon yang masuk pada ponselnya. Dia membaca nama yang memanggilnya dan ternyata bertuliskan Bu Karni. Itu tandanya Ibu mertuanya yang menelfonnya saat ini. Selama ini, Ibu mertuanya tidak pernah menelfonnya kecuali ada hal penting yang akan dia bicarakan. Lisa pun meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk mengangkat telfon. Dia pun langsung mengawali percakapan dengan Ibu mertuanya di sebrang telfon."Halo Lis, Riza kabur dari rumah. Apa dia ada di sana?" tanya Bu Karni yang menanyakan anaknya masih dengan suara yang lantang meski lewat ponsel."Tidak Bu, aku saja baru sampai di rumahku, memangnya ada apa dengan Mas Riza?" Lisa membalas dengan rasa penasarannya."Riza tidak ada di rumah. Ibu hanya menyuruh dia makan saja, Hadi yang mendobrak pintu kamar dan ternyata suamimu tidak ada di rumah. Ini semua gara-gara kamu yang pergi dari rumah, anakku sampai nekat kabur entah kemana. Awas saja jika terjad

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 4 *Kembali Ke Rumah Orang Tua*

    Setelah beberapa saat mendekam di dalam kamar, akhirnya Lisa memutuskan untuk keluar dari kamar dan bertekad untuk pulang ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri. Dengan langkah yang malas, dia memberanikan diri untuk berbicara kepada Riza yang kebetulan sedang duduk bersama Ibu mertuanya dan juga Kakak iparnya.Kebetulan letak kamar Lisa berada di sebelah ruangan keluarga. Ketika melihat Lisa yang baru saja membuka pintu, Bu Karni kembali menyindir Lisa dengan ucapannya yang kasar."Sudah yang drama menangisnya? Sudah puas melihat Mita sakit hati gara-gara suaminya membela kamu? Ingat ya, awas saja kamu menjadi duri dalam rumah tangga Mita, tak segan-segan aku akan memecat kamu sebagai menantu. Biar saja kamu menjadi janda lapuk, siapa sih yang mau menerima wanita mandul sepertimu kecuali anakku! " sindir Bu Karni sambil melirik sinis ke arah Lisa yang baru saja menutup pintunya kembali setelah keluar kamar."Aku mengerti kok Bu, aku ke sini mau berbicara sama Mas Riza. Mas, aku

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 3 * Di Tuduh*

    Lisa berusaha menenangkan Rendi yang terus saja berteriak kesakitan sambil menyebut namanya. Namun pada akhirnya, perjuangan menenangkan Rendi sia-sia karena Mita telah sampai di dapur bersama Ibu mertuanya sambil melotot ke arahnya."Lisa! Kamu apakan cucuku!" bentak Bu Karni dengan mata melototnya."I-itu Bu, dia terkena letupan ikan lele yang ku goreng. Maaf ya Mbak, aku tidak tau jika Rendi ada di belakangku," dengan gugup Lisa menjawab pertanyaan Ibu mertuanya."Aduh Lisa, kamu harus perhatikan di sekelilingmu dong! Masak, ada anak kecil saja tidak sadar. Apa kamu sengaja ya, ingin melukai anakku? Kamu iri kan, aku punya anak dan kamu belum? Iri ya iri Lis, tapi jangan gitu juga kali," sambung Mita sambil mendekap Rendi yang masih menangis.Mendengar perkataan Kakak iparnya, membuat hati Lisa bertambah sesak. Rasanya dia tidak mampu untuk berdiri lama-lama di hadapan ipar dan Ibu mertuanya. Membela diri pun sudah tak mampu, pasti dia yang akan kalah. Akhirnya dia lebih memilih d

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 2 *Sakitnya Di Bandingkan*

    Mendengar perintah dari Ibu mertuanya, Lisa langsung bergegas ke dapur tanpa mengucapkan kata permisi dengan Riza yang dari tadi ada di hadapannya. Sedangkan Riza, jika dengan Ibunya sama sekali tidak bisa melawan ucapan. Karena dia tidak ingin menjadi anak yang durhaka meski di dalam hatinya ingin sekali marah jika ada yang merendahkan Lisa. "Riza! Ngapain kamu jongkok di situ, ayo keluar menemui Kakakmu!" ajak Bu Karni sambil melangkah menuju ruang tamu.Riza yang masih tadinya jongkok pun langsung berdiri mengikuti langkah Ibunya. Sementara Lisa, di dapur hanya menahan kesedihan dan mempersiapkan mental jika nanti sewaktu-waktu saat dia menyuguhkan makanan dan minuman di luar, mendapatkan ucapan yang tidak mengenakkan hati. Jantungnya sudah berdebar ketika dia telah selesai membuat teh dan menaruh kue lapis di piring. Baginya, ini adalah detik-detik akan mendapatkan perkataan yang kurang enak di dengar. "Biar bagaimanapun, aku harus sabar dan kuat menghadapi ucapan mereka nanti.

  • Dibuang Karena Tak Kunjung Melahirkan   Bab 1 *Menjadi Bahan Gosip*

    "Anak lagi, anak lagi, Riza! Ibu sampai malu selalu di tanyain sama tetangga kapan punya cucu! Kamu tau sendiri kan, pernikahanmu sudah delapan tahun dan sampai sekarang Lisa belum juga hamil!" ucap Bu Karni sambil meletakkan keranjang sayuran di meja.Riza yang baru saja pulang dari ladang pun segera duduk untuk menenangkan Ibunya dan kebetulan Lisa, istrinya sedang mencuci pakaian di belakang sehingga dia tidak mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Ibunya dengan suara yang tidak terlalu lantang itu. Memang, pernikahannya yang kini telah delapan tahun bersama Lisa, dia belum juga di karuniai seorang anak. Menjadi bahan gosip tetangga pun sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya."Ibu, silahkan duduk dulu. Apa yang membuat Ibu tiba-tiba marah? Ibu kan tau sendiri jika aku dan Lisa sama-sama sehat!" balas Riza sambil menyeka peluh yang membasahi pipinya."Bagaimana Ibu tidak marah,Riza? Tadi, ketika Ibu jualan sayuran keliling, semua tetangga pada bertanya kapan punya cucu? Selal

DMCA.com Protection Status