Share

Cedera Otak

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-01 17:07:16

Kinar tertegun mendengar perkataan Javas. Dahi perempuan itu sontak berkerut atas permintaan absurd tersebut. Javas ada-ada saja. Kinar sudah cukup lama bekerja menjadi sekretaris Javas, namun baru kali ini atasannya itu memberi perintah konyol seperti saat ini.

“Kecelakaan? Maksud Bapak apa? Bapak kan sehat-sehat saja, Pak.” Kinar memindai pria di hadapannya dengan begitu intens dengan tatapan heran.

Javas balas memandang sekretarisnya dengan lebih lekat. Kadang Kinar begitu cepat tanggap atas perintah yang diberikannya. Tapi di lain waktu perempuan itu agak lemot.

“Kinar, percuma kamu cantik tapi otak kamu nggak dipakai”

“Ih, Bapak!” Kinar mengerucutkan mulutnya.

“Makanya kalau saya kasih perintah itu dicerna dulu.”

“Iya, Pak, sudah saya cerna tapi Bapak kan sehat-sehat saja, Pak.”

“Pura-pura, Kinar! Saya pura-pura kecelakaan.”

“Ya ampun, Pak. Kalau punya keinginan yang baik-baik saja kenapa sih, Pak? Jangan minta yang jelek-jelek, takutnya nanti jadi kenyataan.”

“Nggak usah sok ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Butuh Belaian Kasih Sayang

    "Gimana, Kin?” kejar Javas begitu Kinar menjauhkan ponsel dari telinganya. Tadi saat Kinar menelepon Javas serius menyimak. Hanya saja ia tidak tahu apa yang dikatakan Zoia. Kinar lupa menyalakan loud speaker.“Bu Zoia katanya nggak bisa ke sini, Pak. Ada pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan.” Kinar menjawab sesuai dengan yang disampaikan Zoia padanya tadi.Javas kaget mendengar jawaban Kinar lantaran sebelumnya sekretarisnya itu mengatakan padanya bahwa Zoia bersedia datang ke kantornya. Rasa kecewa langsung menghantamnya saat itu juga.“Gimana sih? Katanya tadi dia mau datang ke sini.”“Tadi memang iya, Pak, tapi tiba-tiba ibu Zoia membatalkannya.”Javas menghempaskan napas kasar. Lalu dijambaknya rambut sendiri sebagai pelampiasan emosinya. Ia pikir trik ini akan berhasil karena ia tahu Zoia mudah diluluhkan. Tapi ternyata dugaannya meleset. Ia gagal. Zoia tidak lagi selembek perkiraannya.“Ada lagi yang bisa saya kerjakan, Pak?” Kinar ikut bingung melihat tingkah Javas

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   I Think I Love You

    Zoia tidak tahu dari mana suaminya muncul. Kedatangan Javas yang sama sekali berada di luar prediksinya tidak hanya membuat Zoia terkejut. Ia juga takut Javas akan berbuat nekat. Zoia tidak ingin Javas membuat keributan di sini seperti yang kemarin terjadi di kantornya. Sudah cukup Javas membuatnya malu.“Jav …” Zoia menggumam pelan sambil menepis tangannya dari Javas.“Jadi ini pekerjaan penting yang harus diselesaikan sampai-sampai membuatmu nggak memedulikan suamimu sendiri?” Javas bicara dengan gaya menghakimi.Zoia yang merasa tidak bersalah membalas balik dengan menatap Javas begitu saksama. “Kata Kinar kamu kecelakaan. Gimana? Udah sehat? Udah nggak cedera lagi otaknya?”Sindiran Zoia membuat Javas kehilangan kata untuk sesaat. Tidak ingin malu, Javas segera mengalihkan pembicaraan dengan cepat.“Sekarang ikut denganku, kita pulang.” Javas menggamit tangan Zoia bermaksud membawanya pergi. Tapi, sekilat gerakan Javas, secepat itu pula Zoia melepaskannya.“Sorry, aku nggak bisa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Hibernasi

    “Zoia, i think i love you." Javas mengulangi perkataannya yang membuat Zoia seketika mengerjapkan mata setelah puluhan detik yang lalu membeku.Zoia mempertegas pandangannya, mencari kesungguhan di wajah gagah suaminya. Javas tampak serius. Akan tetapi karena pria itu penuh dengan modus dan Zoia hampir berkali-kali tertipu, membuatnya sulit untuk percaya. Tadinya Zoia hampir saja terlena. Ia bahagia mendengar ungkapan cinta itu. Perasaannya ternyata berbalas.Tiba-tiba saja alarm tanda bahaya menyala di kepalanya. Kata-kata yang sering didengungkan Khanza memberinya peringatan. Buaya itu modusnya banyak. Dia punya sejuta satu cara untuk menjerat mangsanya. Dan bisa jadi yang didengar Zoia saat ini adalah salah satunya.“Zoi, kenapa nggak dijawab? Kamu juga cinta sama aku kan, Zoi? Kamu pasti sayang aku kan? Jangan bilang kamu nggak percaya.” Javas menegur lantaran dari tadi Zoia tidak menanggapi.Gelengan kepala perempuan itu adalah jawabannya.Javas kaget mengetahui jawaban Zoia. Tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Tugasmu Hanya Menemaniku Di Kamar

    Pagi ini Zoia bangun dengan penuh semangat. Walaupun tubuhnya linu karena manuver Javas yang menggempurnya semalaman, tapi hatinya bahagia. Komitmen Javas yang lebih memilih hidup bersamanya ketimbang dengan Prillylah alasan di balik semua itu.Sambil menutup mulutnya yang menguap dengan telapak tangan, Zoia memandang ke sebelahnya. Javas masih tidur dengan pulas dan tidak ada tanda-tanda akan membuka mata. Sedangkan tangan lelaki itu melingkari tubuh Zoia dengan sangat protektif.Senyum tipis membayang di bibir Zoia saat ingat kemarin ia dan Javas menghabiskan malam yang berkesan yang membuat Zoia semakin mencintai laki-laki itu.Zoia mencondongkan badan untuk menciumi pipi Javas dan melafalkan kata penuh cinta di dalam hati.Lalu dengan perlahan perempuan itu menyibak selimut dengan gerakan sepelan mungkin agar tidak membangunkan suaminya. Javas pasti masih sangat lelah. Pipi Zoia merona menyaksikan sendiri tubuhnya terbuka tanpa pelapis apa-apa selain selembar selimut yang menutup

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   I Choose Her

    Javas melangkah tegap. Ia sudah bertekad drama apa pun yang akan dilihatnya nanti tidak akan mempan untuk mengubah pendiriannya. Ia sudah berjanji pada Zoia akan menyelesaikan masalah dengan Prilly hari ini juga. Satu hal yang sangat disyukuri Javas adalah bahwa Zoia sangat percaya padanya. Dan Javas tidak akan merusak kepercayaan istrinya."Kalau dia nangis gimana?" tanya Zoia tadi menguji Javas saat lelaki itu mengantar Zoia ke kantornya."Ya biarin aja. Menangis itu kan hal yang manusiawi." Javas menjawab dengan bijak."Yakin kamu nggak bakal luluh?""Kalau dulu mungkin iya, tapi sekarang hanya kamu yang mampu meluluhkanku." Itu tadi jawaban Javas yang membuat Zoia tersipu. Merona, meremang dan tersipu adalah tiga hal yang identik dengan Zoia saat berhadapan dengan Javas.Begitu berhadapan muka langsung dengan Javas, Prilly berjingkat. Ia bermaksud untuk mengecup pipi kekasihnya itu. Tapi di luar dugaan, Javas memundurkan tubuh, menghindari Prilly, alhasil perempuan itu hanya menci

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   She's My Soulmate

    Prilly tidak akan menyerah. Demi apa pun juga ia tidak akan melepaskan Javas dengan begitu saja. Hanya karena kebetulan menggantikannya satu hari lantas dengan seenaknya Zoia ingin menggantikan posisinya seumur hidup?No!Prilly kembali menitikkan air mata demi meluluhkan Javas dan membuatnya agar tampak senatural mungkin.“Kamu jahat, Jav, kamu pikir aku apa? Setelah mengambil manfaat dariku lalu dengan seenaknya mencampakkanku.” Perempuan itu sesenggukan, mati-matian mencoba agar lelaki yang duduk di kursi terpisah di sebelahnya menjadi tertekan.Javas menghela napas panjang. Dilema melingkupinya. Bukannya ia ingin mencampakkan Prilly dan membuang perempuan itu begitu saja. Akan tetapi yang namanya perasaan tidak bisa dipaksa, bukan?Javas memang sempat singgah sementara di hati Prilly namun bukan menetap. Javas sudah memiliki dermaga lain yang akan menjadi tempat terakhirnya melabuhkan hati.“Lebih jahat mana aku dari kamu, Pril? Kamu pergi di hari pernikahan kita secara mendadak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Kejutan Ala Buaya

    Hening mengisi selama beberapa jenak. Javas tidak menjawab pertanyaan Zoia. Dan hal tersebut membuat perempuan itu tenggelam dalam rasa penasaran.“Javas! Ada apa?” Zoia mendesak agar suaminya segera memberitahu hal yang akan disampaikannya.“Sorry, Zoiang …” suara Javas akhirnya terdengar tapi tetap saja tidak memuaskan rasa penasaran Zoia.“Perasaan dari tadi kamu minta maaf mulu. Ada apa sih, Jav?” Zoia benar-benar sudah tidak tahan lagi ingin tahu.“Aku nggak bisa bilang semuanya di sini. Kita harus ketemu langsung.” Javas masih keberatan untuk mengatakannya.“Memang ada apa sih? Apa salahnya lewat telfon aja?” Tingkah aneh Javas membuat Zoia bertambah panik. Jangan katakan terjadi sesuatu yang buruk yang pada akhirnya mengubah keputusan suaminya.“Kamu yakin mau aku bilang sekarang?” Rupanya Javas masih belum puas menguji kesabaran Zoia.“Iya, Jav … aku yakiiiin …,” jawab Zoia gemas. Satu-satunya hal yang ia inginkan saat ini hanyalah ingin mengetahui dengan cepat apa yang ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Tentang Anak

    Cukup lama pasangan muda itu saling berpelukan. Lalu Zoia memukul-mukul sayang dada Javas melampiaskan rasa kesal tadi siang karena Javas mengerjainya.“Duh, sakit … kalau aku sakit jantung terus mati, gimana? Memangnya kamu sudah siap jadi janda?” Javas pura-pura meringis kesakitan.“Kamu pikir lucu ngerjain aku kayak tadi?” Zoia membalas dengan pura-pura merajuk.“Nggak lucu sih, tapi berhasil bikin kamu sport jantung kan?” Javas tertawa terpingkal-pingkal mengetahui sudah berhasil mengerjai istrinya.Zoia akui kali ini Javas benar-benar membuatnya perasaannya campur aduk. Setelah tadi siang lelaki itu membuatnya galau luar biasa, sekarang semua ditebus dengan cara yang sama sekali tidak terduga. “Jav, ini kamu nggak lagi ngerjain aku lagi kan?” tanya Zoia saat Javas membawanya duduk.“Memang apa gunanya aku ngerjain kamu?” Lelaki itu balik bertanya.“Kan kamu yang tahu.” Javas tersenyum melihat reaksi yang Zoia tunjukkan. Lantas ditariknya puncak hidung bangir itu dengan lembut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04

Bab terbaru

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   TAMAT (True Love never Dies)

    True Love Never DiesZELINESudah beberapa hari ini aku meninggalkan apartemen. Jevin menitipkanku di rumah Mbak Zola karena harus mengikuti event surfing kelas dunia di California.Sebenarnya Jevin tidak tega meninggalkanku apalagi saat ini kandunganku sudah tua. Hanya tinggal hitungan hari maka si kembar akan launching ke dunia. Hanya saja Jevin wajib pergi karena karena mengikuti acara itu adalah impiannya sejak lama.“Masih sakit?” tanya Mbak Zola melihatku meringis ketika masuk ke kamar.Tadi aku mengeluhkan punggung yang terasa ditusuk-tusuk serta pinggang yang pegal. Rasanya ingin menangis saking tidak kuat menahan sakit. Biasanya kalau ada Jevin dia akan mengusap-usap punggung maupun pinggangku. Walau tidak meredakan sakit itu tapi setidaknya kehadiran Jevin membuatku merasa tenang. Ada dia yang melindungiku. Menyatakan bahwa aku tidak sendiri sehingga aku kuat menghadapinya.“Masih, Mbak, sakit banget …” Aku merintih perih. Pinggangku rasanya mau patah. Sementara anak dalam ka

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Husband Goals

    JEVINHari-hariku berubah setelah Zeline dinyatakan hamil. Aku lebih protektif padanya (tapi bukan posesif), karena kami begitu sulit untuk berada di titik ini. Sedangkan Zeline tampak sangat bahagia, walau kadang uring-uringan dikarenakan hormon kehamilan yang mulai memengaruhinya.Saat ini aku dan Zeline sedang berada di rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Zeline. By the way, ini adalah rumah sakit ketiga yang kami kunjungi saking excited, syok, bahagia, kolokan, whatever you name it. Aku dan Zeline khawatir kalau ternyata Zeline tidak benar-benar hamil dan hasil test pack itu salah. Untuk itulah kami mencari second hingga third opinion.Rumah sakit ketiga yang kami kunjungi merupakan milik orang Indonesia yang sudah menetap bertahun-tahun dan berganti kewarganegaraan menjadi warga Amerika. Oleh sebab itulah dia lancar berbahasa Indonesia. Bahkan tadi saat tahu kami orang Indonesia dia sangat excited.“Langsung kita periksa saja ya, Zel, silakan berbaring di sana,” suruh dokter

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Yang Dinanti Sejak Lama

    JEVIN“Om Jep, Kaka udah sekolah sekalang …” Kaka tersenyum bangga menceritakan aktivitasnya. Masih dengan mengenakan seragam putih biru dia memamerkan tubuhnya dengan bergerak-gerak mengayunkan kaki serta merentangkan tangannya di hadapanku. Aku tertawa geli melihat Kaka yang begitu menggemaskan. Andai saja saat ini aku dan dia berhadapan langsung maka aku akan menggendong dan menciumnya bertubi-tubi. Sayangnya jarak yang memisahkan membuatku dan Kaka hanya bisa saling menatap melalui layar gawai.“Wah, berarti Kaka udah gede dong, kan udah sekolah. Tadi belajar apa di sekolah?”“Banyak, Om.”“Salah satunya?”“Menggambal, mewalnai, sama lipat keltas.”“Origami maksudnya?”“Apa, Jev? Siapa yang poligami?” Suara lain penuh antusias tiba-tiba terdengar menyela. Zeline muncul dari belakangku lalu duduk di sebelahku dan menatapku dengan mata melebar.“Nggak ada yang poligami, tadi aku bilang origami bukan poligami. Tanya deh sama Kaka.”“Ontiii … Kaka lindu sama Ontiiii …” Kaka berteria

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Jalan Terakhir

    JEVINZeline memucat di hadapanku. Bibirnya bergetar. Sementara aku memandanginya dengan tidak mengerti.“Menggugurkan anak kita?” Aku mengulangi ucapannya tadi.Bagaimana mungkin dia menggugurkan anak kami sedangkan dia belum pernah hamil?“Aku beneran nggak ngerti kamu lagi ngomong apa. Bisa jelasin ke aku?”Zeline tidak menjawabku. Aku melihat mata indahnya berkaca-kaca yang membuatku semakin bingung.Aku memegang tangannya, meminta padanya sekali lagi untuk menjelaskan padaku. Tapi yang terjadi adalah dia berurai air mata.“Ayang, please, ini ada apa? Kamu kok nangis gini?” Aku memeluknya. Bukan diam, isaknya semakin keras.Aku benar-benar tidak habis pikir apa yang sesungguhnya terjadi.“Kita pulang dulu yuk.” Aku mengajaknya kembali ke hotel yang berada tidak jauh dari rumah sakit. Selama di dalam perjalanan Zeline tidak bersuara. Aku tidak memaksanya bicara. Aku memberinya waktu sampai dia siap untuk memberitahu.Setiba di hotel aku memberinya air minum. Lalu menanti beberapa

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Rahasia Yang Tersimpan

    ZELINE“Gimana, Yang? Kamu suka?”Aku memandang Jevin lalu menganggukkan kepala setelah puas melihat-lihat. Saat ini kami sedang berada di sebuah apartemen yang terletak di Downtown. Kami memutuskan untuk membeli apartemen karena nggak mungkin tinggal selamanya di rumah Mbak Zola.“Jadi fix kita ambil yang ini?” tanya Jevin lagi, padahal kami sudah resmi membelinya.“Fix, Jev,” jawabku memutuskan yang membuat broker properti yang mendampingi kami mengembangkan senyum lebar.Lalu Jevin bicara dengannya sedangkan aku berjalan ke tepi jendela lalu mengamati lalu lintas yang terhampar di luar sana. Dari ketinggian lantai delapan belas mobil-mobil yang melintas tampak seperti kotak-kotak kecil dalam temaram cahaya malam.Aku mengembuskan napas lega. Ini adalah bulan keempat kami di USA. Dan syukurnya kehidupanku berjalan dengan baik di sini.Setelah interview waktu itu aku diterima bekerja di sebuah perusahaan teknologi dan informasi. Sejauh ini aku enjoy kerja di sana. Selain sesuai den

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Hanya Masalah Waktu

    ZELINE“Kebetulan banget kamu ke sini, jadi aku nggak perlu cari orang lagi buat benerin laptop.”Aku mendelik mendengar ucapan Zach sedangkan dia terkekeh geli.“Jauh-jauh ke sini cuma buat benerin laptop.” Aku pura-pura merajuk namun tak urung menerima MacBook yang diberikan Zach.Meski Zach tahu betul apa spesialisasiku, tapi orang-orang sering salah kaprah. Mereka menganggap anak IT hanya tukang memperbaiki komputer rusak. Padahal lebih dari itu. Teknologi informasi bukan perkara hardware, tapi lebih ke software, seperti bidang yang kutekuni.Aku menyalakan MacBook milik Zach yang katanya rusak. Sambil menunggu booting aku mendengar obrolan Zach dan Jevin.“Hari ini Zeline bakal nyoba apply beberapa job vacancy. Tapi di kantor lo kira-kira lagi butuh programmer nggak?” tanya Jevin pada adiknya.Zach tidak langsung menjawab. Dia tampak berpikir sesaat. “Seingat gue belum. Paling kalo ada bakal diumumin di official website. Tapi nanti deh gue tanya HR buat lebih jelasnya,” kata Zach

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Memulai Hidup Baru

    ZELINE“Auntyyyy ...”Suara halus anak kecil laki-laki mengisi pendengaranku. Fai berlari kecil lalu menghambur memelukku saat aku tiba.“How are you, Boy?”“I’m fine, and you?” Bibir mungilnya bergerak-gerak lucu menanyakan kabarku. Tanpa sengaja aku jadi ingat Kaka.Tatapan Fai lantas pindah pada Jevin. Anak itu mengerutkan dahi mencoba mencari tahu siapa laki-laki bertubuh atletis di sebelahku.“Hai, Fai, ini Om Jevin, masih ingat nggak?” Jevin menanyakannya saat menemukan tatapan heran anak itu.Fai terlihat bingung. Mungkin karena jarang bertemu dengan Jevin sehingga ia harus memulihkan lagi ingatannya.“Mamaaaa!” Fai berlari menuju Mbak Zola yang baru muncul dari arah dalam rumah. Lalu Mbak Zola berbicara menerangkan sesuatu pada anaknya.Aku dan Jevin datang berdua dan memang sengaja meminta tidak dijemput ke bandara.“Fai nanya katanya itu siapa. Dia agak lupa itu Om Jevin yang mana.” Mbak Zola menerangkan pada kami.Jevin tertawa pelan. Jevin memang lebih dekat dengan Kaka ke

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Gembok Cinta

    JEVINSudah sejak tadi aku berorasi membujuk Zeline, meyakinkan padanya bahwa hanya dialah yang aku cintai. Apapun yang terjadi di masa lalu, sebanyak apapun perempuan yang pernah singgah di kehidupanku (jika memang benar), tapi hanya dialah satu-satunya wanita yang kujadikan pendamping hidup sampai akhir usia.Berjam-jam aku membujuknya. Mulai dari bandara tadi sampai pesawat mengudara. Zeline tidak merespon satu kali pun kata-kataku. Kendati begitu aku yakin dia mendengar apa yang aku sampaikan. Hanya saja dia masih dikuasai emosinya, egonya, rasa cemburunya.“Dia bukan tipeku, lihat aja bibirnya tipis,” ucapku di ujung keputus asaan.Aku pikir Zeline masih tidak merespon. Siapa sangka dia bereaksi dengan cepat.“Maksud kamu?” terjangnya. Dan itu membuatku bersemangat.“Aku nggak suka cewek berbibir tipis.”Dia menantangku dengan matanya.“Kamu mau tahu nggak, Yang? Kenapa?”Tatapannya semakin lekat di wajahku. Aku tahu dia butuh jawabanku tapi gengsi untuk bertanya. Dia sangat pena

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Bed Friend

    ZELINEWhat does she say? Pacarnya Jevin?Aku menatap Jevin lekat dengan sorot meminta konfirmasi mengenai apa yang baru saja kami dengar.Jevin balas menatapku dengan kebingungan yang semakin menjadi. Dia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku nggak kenal dia,” bantahnya tegas.“Tapi dia bilang pacar kamu, Jev.”“Pacar gimana? Aku udah punya kamu begini. Udahlah, Yang, nggak usah pedulikan gangguan dari luar yang akan bikin hubungan kita jadi rusak. Aku kan udah bilang itu sebelumnya.”“Apa, Jev? Jadi karena kamu udah punya yang baru makanya mengingkari hubungan kita dulu?” sela Calista tidak terima.Jevin mengalihkan pandangan ke arah Calista. “Sorry, tapi aku nggak pernah kenal sama kamu apalagi menjalin hubungan seperti yang kamu sebutkan.”“Kamu bisa bilang begitu sekarang karena kamu udah punya yang lain. Tapi buat aku, hubungan kita dulu adalah segalanya. Kita udah sejauh itu. Apa kamu lupa, Jev?”“Sejauh apa?” tanyaku cepat. Mulutku tidak bisa direm mendengar pengakuannya.

DMCA.com Protection Status