"Dio sudah menjanjikan akan mengadakan acara lamaran dan pernikahan di hotel bintang lima. Tapi mana buktinya?" tanya Berliana yang sudah dikuasai oleh amarah. "Bahkan untuk hantaran, tentunya tas untuk Mutiara bukan tas KW seperti ini," ucap Berliana sambil mengangkat tas yang dipersiapkan untuk ha
Seharusnya hari ini Dio menemani Rio menghadiri sebuah rapat penting, tetapi setelah sang bunda menghubungi dirinya dan mengabarkan tentang kekacauan yang telah diperbuat oleh Berliana, yang berakibat fatal hingga Chef Tia mengambil keputusan untuk membatalkan pernikahan mereka, membuat Dio segera m
Tidak ada yang salah dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Rio, tetapi suasana hati Dio saja yang memang sedang dalam keadaan yang tidak baik. Saran yang seharusnya menjadi bahan petimbangan justru Dio anggap sebagai bentuk turut campur atas sebuah privasi. "Nanti kau bisa bicara langsung dengan
Setelah melalui perjalanan sekitar tiga puluh menit lamanya, kini Rio dan Dio sudah berada di sebuat restaurant. Rio langsung mengajak Dio menuju ruang yang sudah dipesan oleh Satria. Setibanya di ruangan tersebut, tampak dua Oetama muda itu terkejut kala melihat Gio, ayah mereka juga ada di sana du
Duduk terdiam dengan pandangan nanar, hingga akhirnya putra kedua dari Nadia dan Gio itu tidak bisa lagi menahan air matanya kala harus menyaksikan Chef Tia dalam keadaan terlelap tak berdaya di atas brankar. Sebagai lelaki yang telah menyatakan kesanggupannya untuk menikah dengan Chef Tia, Dio mera
"Apa yang kalian lakukan pada putriku?" tanya Berliana dengan suara yang terdengar mengelegar di seisi ruang perawatan yang tidak terlalu besar itu. Melihat gelagat Dio yang tampaknya juga sudah tersulut emosinya, Gio pun segera menyentuh pundak putra keduanya agar lebih tenang dan fokus pada Chef
Di sudut lain ruang perawatan Chef Tia tampak Darmawan Rahardja, ayah dari Mutiara Cinta Rahardja menatap Nadia yang terlihat penuh kasih sayang saat memperlakukan putri tunggalnya, bahkan Nadia terlihat lebih sayang daripada Berliana ibu kandungnya sendiri. "Terima kasih, Bu!" ucap Darmawan kala b
Hari telah berganti, dari celah-celah korden matahari memasuki ruang perawatan Chef Tia. Dengan perlahan gadis yang jago memasak itu membuka matanya. Bulir bening menetes dari sudut mata Chef Tia kala ingatannya kembali pada peristiwa naas yang baru saja menimpanya. Dalam hati Chef Tia lebih memilih
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak