Beranda / Horor / DiSUKAI SILUMAN ULAR / Tak ingin Hasan lupa

Share

Tak ingin Hasan lupa

Penulis: KARTIKA DEKA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-28 20:27:03

"Kenapa kau kejam sekali Sanca? Apa kau tak kasihan melihat istri dan anak laki-laki tadi?"

"Tak usah kau menasehati aku Rosa. Tak ada bedanya dengan engkau. Engkau pun berusaha merebut hati laki-laki bernama Hasan kan?"

"Kita berbeda Sanca aku sungguh-sungguh mencintai Bang Hasan. Tapi kau, kau hanya ingin melampiaskan nafsumu saja. Seharusnya, tak perlu kau membuatnya mati. Anaknya masih kecil!"

"Bedanya dimana Rosa? Kalaupun kau tak membunuh si Hasan, tetap saja kau ingin memisahkan dia dari anak istrinya. Bahkan kau lebih kejam. Kalau aku, paling tidak, aku membiarkan mereka menemukan jasad laki-laki itu. Sementara kau! Kalau nanti si Hasan itu tergila-gila padamu. Dia pun akan lupa pada anak istrinya. Bukankah lebih menyakitkan? Melihat suami masih bernyawa, tapi tak mengingat istrinya!" tukas Sanca, mendebat Rosa.

Makhluk bertubuh setengah ular itu merayap pergi menjauhi Rosa yang masih terpekur di rimbunan pohon bambu yang besar. Rosa tak bisa menampik kata-kata Sanca. Manak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Meminta bantuan Bibi

    "Tolong, Bibi bantu bicara dengan Ayah. Agar memberi restu pada Rosa. Rosa lebih tenang mendekati Bang Hasan kalau Ayah memberi restu." "Mana mungkin Ayahmu mau mendengar Bibi. Dia pasti masih marah dengan Bibi, karena dulu lebih memilih Pamanmu daripada menikah dengan Panglima Derik." Ayah Rosa yang merupakan Raja dari siluman ular, memang pernah menjodohkan Nyi Baisucen dengan panglima Derik, panglima kerajaan ular. Tapi ditolak oleh Nyi Baisucen, bukan hanya karena dia sudah jatuh cinta pada manusia bernama Hanif. Namun juga mengingat tabiat buruk Panglima Derik, yang suka bercinta dengan banyak siluman ular betina. "Cobalah dulu, Bi. Ayahkan sangat sayang sama Bibi. Makanya dulu Bibi diberi izin menikah dengan Paman." Rosa berusaha membujuk Nyi Baisucen. "Kenapa kau tak bicara langsung dengan Ayahmu. Kau kan, anak kesayangannya?" "Rosa tak berani, Bi. Rosa takut Ayah akan murka. Ya Bi, tolong Rosa. Rosa bisa mati merana kalau Bang Hasan tak berhasil Rosa miliki," kata Rosa pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Ibu Rosa?

    "Apa yang ingin Bibi Bai bicarakan dengan Ayah? Tumben sekali. Semenjak menikah dengan manusia, tak pernah lagi dia berhubungan dengan kaum kita. Pasti yang ingin dibicarakan, adalah sesuatu yang sangat penting," tanya Sanca pada Rosa, saat sudah keluar dari ruangan singgasana Tuan Anaconda.Dengan wujud siluman ular, mereka berdua melingkar di tepian sungai. Memperhatikan banyak anak-anak kampung yang mandi di sungai. Tak ada yang bisa melihat mereka dengan mata telanjang.Mereka sudah hafal wajah anak-anak kampung yang biasa mandi di sungai, sehingga tak mengganggunya. Beberapa kali Sanca, melempar batu kerikil kecil pada anak-anak yang berenang semakin ke tengah hingga mendekati lubuk yang dalam. Anak yang dilempar akan merasa kebingungan, biasanya akan kembali berbaur dengan teman-temannya. Bila tidak, Sanca tidak akan berhenti melemparinya dengan kerikil."Kenapa kau usil sekali mengganggu anak itu? Biarkan saja mereka," kata Rosa. Beruntung ada bahan pembicaraan untuk mengalihka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Restu dari Ayah

    "Putri Rosa, dipanggil Tuanku Anaconda." Seorang prajurit kerajaan Siluman Ular memanggil Rosa yang masih memandangi kepergian Nyi Baisucen. "Rosa saja prajurit? Aku tidak?" tanya Sanca, sedikit menyelidik."Maaf Putri Sanca. Tuanku hanya memanggil Putri Rosa," kata prajurit itu agak membungkukkan tubuhnya. Sanca melengos, kembali melingkar di tepian sungai dengan wajah cemberut. Hatinya sangat penasaran, apa gerangan yang terjadi di dalam tadi? Sehingga Ayahnya memanggil Rosa setelah Bibinya pergi.Dengan jantung berdebar, Rosa masuk kembali ke rimbunan pohon bambu. Tampak di pandangan mata manusia, memang lah hanya berupa rimbunan pohon bambu belaka. Tapi tidak di mata para bangsa siluman. Dibalik rimbunan pohon itu terdapat sebuah istana siluman yang sangat megah. Pohon bambu itu, layaknya gerbang penghubung antara dunia manusia dan dunia siluman."Ayah," panggil Rosa dengan suara yang pelan pada Ayahnya yang melingkar dengan posisi kepala membelakangi pintu masuk. Sehingga dia t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kegelisahan Sari

    Sari merasa sangat gelisah malam ini, sejak siang tadi dia merasakannya. Pikirannya tak tenang, selalu teringat pada Hasan, suaminya. Berulangkali dia istighfar untuk mengurangi kegundahannya, tetap tak bisa. Hatinya terus saja berdebar. Dia pun tak mengerti kenapa dia begitu gelisah."Ah, itu Abang pulang,* gumamnya ketika mendengar suara motor Hasan sudah sampai ke teras rumahnya. "Yok, sayang. Ayah udah pulang," kata Sari menggandeng tangan Rehan yang baru selesai dia mandikan.Rehan langsung berlari, melepaskan tangannya dari gandengan Sari. Lebih dulu menuju ke pintu rumahnya. Tanpa menunggu Hasan mengetuk pintu, Sari lebih dulu membukanya untuk suaminya."Ayah." Rehan sangat girang langsung berlari menuju pada Hasan."Eh, anak Ayah. Udah mandi, udah ganteng dia. Udah makan apa belom?" Hasan langsung meraih tubuh Rehan ke dalam gendongannya. "Udah.""Waah, makan pake apa?" "Telong dadang," kata Rehan lucu dengan logatnya yang masih cadel."Sama Bunda dulu ya. Ayah mau mandi."

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Trik Rosa

    "Astaga! Kenapa bisa pecah begini cerminnya?" tanya Hasan yang terkejut melihat banyak serpihan kaca dari cermin yang pecah. Hasan melihat sebuah cermin besar yang menempel di dinding rumah Rosa, pecah berkeping-keping."Tadi tiba-tiba kepalaku pusing Bang, nggak sengaja tubuhku limbung ke arah cermin," kata Rosa yang masih dalam posisi terkulai lemas di dinding. "Sabar di situ, biar Abang bersihkan dulu ini. Mana sapunya?" tanya Hasan dengan mata celingukan."Biar aja Bang. Besok yang biasa bersih-bersih rumah juga datang. Tolong angkat aku ke kamar Bang. Badanku lemas sekali," minta Rosa.Hasan agak sedikit ragu untuk menggendong Rosa. Dia takut Rosa berpikir yang tidak-tidak, juga untuk menjaga akan terjadi sesuatu yang buruk. Dia takut kalau para penghuni komplek perumahan ini menganggapnya, lancang masuk ke rumah seorang perempuan yang tinggal sendiri."Tolong Bang," rengek Rosa."I–iya." Mau tak mau Hasan menolong Rosa juga. Tak ada pilihan lain juga. Setelah memindahkan tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Jebakan berhasil

    Sampai di kamar Rosa. Hasan yang tengah terbungkuk karena menurunkan tubuh Rosa, tiba-tiba tersungkur jatuh dan menimpa tubuh Rosa. Hasan tak tau, kalau Rosa sengaja menghentakkan tubuhnya agar tubuh Hasan reflek tersungkur dengan tubuhnya yang terjatuh.Rosa pura-pura sesak nafas karena tertimpa tubuh Hasan. Hasan panik harus berbuat apa. Rosa pura-pura memegangi dadanya yang bergerak naik turun tak berirama karena sesak nafas yang dia sengaja. Dia cepat-cepat membuka kancing resleting bajunya bagian depan. Hingga tampak jelas pemandangan yang tak selayaknya dipertontonkan di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Masih dengan aktingnya yang berpura-pura sesak nafas. Sambil terus memegangi dadanya."Bang … hhh … tolong … hhh …."Hasan tentu saja semakin kebingungan. Apa yang harus dia tolong? Dia sebelumnya tak pernah berhadapan dengan orang yang sakit sesak nafas."To–long te–kan da–daku," kata Rosa dengan nafas tersengal. Hasan ragu, dia belum pernah memegang tubuh wanita lain s

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Penyesalan

    Hasan diam, bagaimana dia bisa menganggap semua tak pernah terjadi. Kata-kata Rosa, justru membuatnya semakin merasa bersalah."Pulanglah Bang, sudah malam. Lupakan peristiwa tadi. Abang biasa saja ya, anggap tak terjadi apa-apa di antara kita. Kalau aku butuh Abang, seperti biasa, Abang jemput aku ya," kata Rosa masih menunjukkan senyumnya yang manis. Dengan ragu, Hasan melangkah ke luar rumah Rosa. Rosa turun dari ranjangnya hanya dengan membalut tubuhnya dengan selimut. Masih sempat mereka saling memandang, sampai akhirnya Hasan benar-benar pergi meninggalkan Rosa.Setelah Hasan pergi. Rumah yang tadinya terang benderang dan tampak terawat, perlahan menjadi gelap kembali. Penampakannya kembali seperti aslinya. Seram, karena tak ada penghuninya. Rosa tersenyum puas, akhirnya dia berhasil menjerat Hasan. Dia terpaksa menggunakan cara licik, karena Hasan sangat sulit untuk ditaklukkan. Kesetiannya pada Sari patut diacungi jempol.Sementara di rumah Hasan, Sari terus merasa gelisah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Ada yang beda

    "Nggak, kenapa rupanya?" Hasan mencium ketiaknya kiri kanan. Dia merasa tak ada yang aneh. "Kok wanginya beda. Badan Abang kayak wangi bunga." Sari mengendus badan Hasan, untuk memastikan bahwa aroma yang membaui hidungnya, benar berasal dari tubuh suaminya.Hasan agak terkejut mendengar yang Sari katakan. Apa wangi tubuh Rosa menempel padanya, pikirnya. Wanita cantik itu, memang memiliki aroma tubuh yang sangat wangi. Tentu saja, karena Rosa memang selalu mandi dengan berendam di air yang diberi beragam bunga yang memiliki wangi khas juga diberi beberapa tetes minyak kasturi. Untuk menyamarkan bau tubuhnya yang sebenarnya.Meskipun wujud Rosa tak bisa kembali lagi pada wujud aslinya. Namun aroma tubuhnya tetap melekat kuat. Sehingga dia harus rajin berendam di air kembang, agar Hasan tak curiga."Ah, perasaan Adek aja. Sudah malam sekali ini, tidurlah. Kasian anak kita yang diperut, kalau Adek kurang istirahat," kata Hasan langsung memejamkan matanya, dia sengaja, agar Sari tak ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02

Bab terbaru

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   TAMAT

    Sari terus berusaha berkonsentrasi memanggil Nyi Baisucen. Dia harus tau kebenaran tentang Rosa. Apakah Rosa adalah saudari yang dicarinya selama ini?"Bibi Baisucen." Berulang kali Sari memanggil Nyi Baisucen. Namun Nyi Baisucen tak juga menjawabnya. Sari hampir putus asa. Kenapa bibinya tak menjawab panggilan darinya? Kalau dia ke klinik Pak Hanif, akan memakan waktu yang lama. Hampir setengah hari perjalanan menuju ke sana. Belum lagi perjalanan pulang. Dia tak bisa meninggalkan keluarganya dalam waktu yang lama. Sari mencoba untuk berkonsentrasi lagi. Mungkin tadi bibinya sedang sibuk pikirnya."Bibi Bai. Bibi Bai. Bibi Bai.""Ada apa Sari?" Sari lega, akhirnya Nyi Baisucen menjawab panggilannya. "Bibi bisa Bibi datang lagi? Ada yang hendak Sari bicarakan." "Bibi akan datang malam nanti. Klinik sedang ramai saat ini. Paman Hanif akan curiga." "Baik Bibi. Sari akan menunggu Bibi di taman kota." "Ya, Bibi akan menemuimu di sana." Sari mengakhiri panggilan telepatinya. Dia seg

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kebenaran terungkap

    Dua orang wanita cantik tampak sedang duduk berbincang di sebuah taman kecil yang ada di sebuah klinik pengobatan alternatif. Mereka adalah Nyi Baisucen dan Rosa. Sama dengan Sari, Rosa juga merasakan ada suatu kejanggalan dengan perbincangan mereka tadi malam. "Bi, katakan yang sejujurnya. Apa yang sedang Bibi sembunyikan? Kenapa Bibi bilang Sari adalah kemanakan Bibi? Bagaimana hal itu bisa terjadi, sementara Sari itu manusia sejati? Berbeda dengan Bibi." Rosa mencecar Nyi Baisucen dengan pertanyaan yang sejak tadi malam juga menggelayuti hatinya. Nyi Baisucen masih diam dengan pandangan lurus ke depan. Dia sedang memikirkan, bagaimana cara mengawali ceritanya pada Rosa."Kenapa Bibi diam? Apa ada yang sedang Bibi sembunyikan." Rosa menyelidik."Rosa, memang sudah seharusnya kau tau cerita ini. Sejak lama Bibi ingin menceritakan padamu, tapi Bibi tak bisa. Ayahmu melarang siapapun untuk menceritakan kebenaran ini padamu." "Apa maksud Bibi?" tanya Rosa dengan alis menaut. Nyi Bai

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kecurigaan Sari

    "Siapa yang datang pagi buta begini?" tanya Nyi Baisucen pada Sari, pandangannya tak lepas dari Honda HR V warna silver yang sedang parkir di pekarangan rumah Sari."Itu mobil Bang Hasan, Bi. Ada apa ya?" Sari pun bertanya-tanya. Hasan turun lebih dulu, baru disusul oleh Rosa. Nyi Baisucen terkesiap melihat keduanya. Matanya tak bisa berkedip sama sekali. "Siapa yang bersama dengan Hasan, Sari?" Dia bertanya, untuk memastikan dugaannya tak salah. "Itulah istri kedua Bang Hasan, Rosa namanya." Nyi Baisucen terperangah, tak percaya mendengar hal yang diungkapkan Sari. Nyi Baisucen terduduk lemas. 'Berarti, orang yang telah kudukung untuk menikahi Rosa adalah Hasan' batinnya.Penyesalan segera menyergap kalbu Nyi Baisucen. Kenapa dulu dia tak menyelidiki terlebih dahulu, siapa laki-laki yang dicintai Rosa? Sayangnya dia tak hadir pada saat Rosa menikah, hingga dia tak juga mengenal suami Rosa. Apalagi sudah sangat lama Rosa dan Nyi Baisucen tak lagi bertemu."Bibi!" Rosa sangat terk

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Penyakit kiriman

    Rosa langsung membawa Hasan ke rumah ayahnya, setelah sebelumnya memanipulasi penglihatan Hasan. Sehingga yang tampak di pandangan Hasan adalah sebuah rumah yang mewah juga megah, dengan banyak security yang berjaga di setiap sisinya, baik diluar maupun di dalam. Security itu langsung membuka pintu rumah tatkala melihat kehadiran Rosa beserta suaminya. Sampai di dalam Rosa berpapasan dengan Sanca yang melihatnya dengan sinis. "Mau apa kesini, tengah malam begini?" sinis Sanca. ''Aku mau bertemu Ayah." Rosa tak lagi memperdulikan Sanca, dia langsung berjalan melenggang tanpa peduli dengan tatapaan tak suka Sanca pada Hasan.Apalagi Rosa melihat wajah Hasan kian memerah karena suhu tubuhnya semakin meningkat. Rosa menggandeng tangan Hasan yang panas untuk mempercepat langkah kakinya. Tak dipedulikan rasa terbakar di telapak tangannya.Rosa langsung menuju ke kamar Tuan Anaconda, sempat dia juga berpapasan dengan Panglima Derik di depan pintu kamar Tuan Anaconda. Walaupun Panglima Der

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Tiba-tiba sakit

    Hasan merasa sangat gelisah malam ini, tubuhnya terasa panas. Dia senantiasa merasa kegerahan, hingga bajunya basah karena keringat. Berulang kali dia mengganti posisi tidurnya tapi tak membantu juga untuk mengurangi rasa gerah yang sedang menderanya. Rosa merasa tempat tidurnya terus berderit sejak tadi. Dia membuka matanya, lantas melihat suaminya yang tidur dengan gelisah. Alisnya menaut melihat suaminya yang bertingkah aneh."Kenapa Bang?" tanyanya pada suaminya, lantas duduk di atas ranjangnya.Dicepolnya asal rambutnya yang ikal mayang itu, hingga menampakkan dengan jelas lehernya yang jenjang."Gerah," jawab Hasan sambil mengipasi tubuhnya dengan baju sendiri. Rosa melihat ac di kamarnya, ac nya hidup. Tak ada masalah dengan itu. Gadis cantik itu bangkit, untuk memeriksa kondisi suaminya. "Astaga! Badan Abang panas sekali!" pekiknya ketika punggung tangannya ditempelkan ke dahi Hasan. Hasan duduk, dibukanya baju yang telah basah oleh keringat. Namun tak juga mengurangi rasa

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Rubi masuk perangkap

    Aina duduk di hadapan seorang laki-laki paruh baya yang penampilannya tampak biasa saja. Siapa yang sangka kalau orang yang berada di depannya itu adalah seorang Dukun yang dikenal cukup handal dalam memuaskan semua kliennya.Aina mengenalnya dari rekomendasi seorang rekannya yang sudah tau jam terbang si Dukun."Ini Ki, fotonya." Aina menyerahkan dua lembar foto ke tangan laki-laki itu. Laki-laki yang dipanggil Aki melihat foto itu dengan seksama. Tadinya dia duduk dengan santai sambil bersandar di sandaran sofanya. Tapi ketika melihat kedua foto itu, matanya membulat sempurna."Ada apa Ki?" tanya Aina yang melihat perubahan pada ekspresi Dukun itu. "Ini sulit dipercaya," gumam Dukun itu. "Kenapa emangnya Ki?" Aina semakin bingung melihat sikap Dukun itu. "Ini, siapa perempuan ini?" Dukun itu bertanya seraya menunjuk wajah Rosa."Dia istri kedua si Hasan, Ki. Orang yang mau saya hancurkan. Ini Ki." Aina menunjuk wajah Hasan dan Sari."Saya ingin menghancurkan keduanya Ki. Mereka

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Masih ada luka

    "Sari, bisa kau temani aku ke toko Hasan? Aku juga ingin berkenalan dengan istri keduanya." Aina sudah mendapatkan foto Sari dan semua yang ada di rumahnya. Kini tinggal foto Hasan dan madu Sari.Permintaan Aina cukup mengundang tanya di hati Sari. Untuk apa Aina ingin berkenalan dengan Rosa?"Tak apa kan kalau aku ingin berkenalan dengan istri Hasan. Siapa tau, suatu hari nanti aku bersama dengan kawan-kawanku bertandang ke toko itu untuk membeli baju, jadi bisa diskon," kata Aina dibarengi dengan tertawa yang palsu, seolah Aina bisa mendengar kata hati Sari."Oh, boleh saja. Paman dan Bibi, mau ikut juga ke toko Bang Hasan?" tanya Sari. Beberapa tahun ini, Pak Fudin dan Bu Midah sudah sering datang ke rumah Sari dan sudah tau toko Hasan juga istri keduanya. Namun masih saja Pak Fudin belum bisa menerima kehidupan berpoligami yang dijalankan keponakannya itu. Hingga membuatnya sedikit enggan kalau harus sering bermanis-manis dengan Hasan. Dia tak marah karena Sari. "Kalian sajalah.

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Akal busuk Aina

    "Emak mau kemana?" tanya Sari pada Rasidah yang ingin menuruni anak tangga. "Mau nasi," jawab Rasidah dengan wajah merajuk seperti anak kecil."Sebentar lagi ya Mak." Sari mencoba menahan Rasidah.Tapi Rasidah malah menepiskan tangan Sari. Wanita setengah baya yang terkadang sifatnya seperti anak kecil itu, tak peduli akan larangan Sari. Dia terus saja turun ke bawah. Sari menghentikan langkah kakinya tak berniat menyusul Rasidah. Akhirnya Sari hanya memperhatikannya dari atas saja. Denyut di punggungnya masih terasa, Sari meringis sambil mencoba merana bagian punggungnya.Bersamaan dengan itu, dia merasa mendengar suara Nyi Baisucen. "Kau dimana Sari?" Sari mencoba berkonsentrasi lagi. Mungkin dengan mengirimkan sinyal telepati, bibinya akan tau keberadaannya. Namun Sari merasa semua cukup aman, jadi dia tak perlu meminta bibinya untuk datang. Mungkin karena dia merasa cemas dengan kedatangan Ayah Rosa maka tanda lahirnya berdenyut."Bibi, Sari di rumah Bang Hasan." Suara batin Sa

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kedatangan Tuan Anaconda

    Tuan Anaconda sekali lagi memanggil Rosa dengan suara yang lebih kuat, "ROSA!" "I–iya Ayah," jawab Rosa gugup. Hasan segera mengajak Rehan dan Rasidah naik ke atas lagi. Namun Rasidah justru menolak, dia masih memegang paha ayam goreng yang sangat pesat terasa baginya. "Mamak bawa aja ayamnya semua. Makan di atas," bujuk Hasan. Akhirnya Rasidah mau juga. Rosa harap-harap cemas. Setelah melihat Hasan, Rehan dan Rasidah hampir sampai di lantai dua rumah mereka. Baru Rosa membuka pintu rukonya. "Kenapa lama sekali!" hardik Tuan Anaconda. "Tadi kuncinya susah dibuka Ayah," alasan Rosa."Kenapa Ayah datang malam-malam kesini?" tanya Rosa. "Apa harus ada alasan untuk bertandang ke rumah anak sendiri?" tanya Tuan Anaconda. Tuan Anaconda menyapu seluruh sudut ruko dengan matanya. Dia berjalan perlahan melihat setiap bagian sudut ruko Rosa yang banyak dihiasi manekin-manekin cantik yang dipakaikan baju contoh. "Mana suamimu?" "A–ada Yah. Di–atas." Rosa sangat gugup, takut kalau ayahn

DMCA.com Protection Status