Share

Bicara Dari Hati

Aku sampai di rumah jam delapan malam. Untung saja bapakku sedang dinas ke luar kota. Setidaknya tidak akan membicarakan mengenai keterlambatanku pulang ke rumah. Apalagi biasanya aku akan mengabari seandainya pulang malam. Saking terbawa emosi karena permasalahan dengan Kak Panggih tadi, aku sampai lupa mengabari keluargaku.

Setelah sampai di kamarku, aku berbaring dan menatap langit-langit kamar. Perasaanku masih terasa sakit. Pengakuan jujur dari Kak Panggih masih membayangiku. Seandainya saja aku memilih untuk menjauh saat Kak Panggih mencoba untuk mendekatiku, aku tidak perlu merasakan hal seperti ini. Kutarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Berusaha memenuhi rongga dada dengan menghirup udara sebanyak mungkin. Karena sejak pulang dari kos Kak Panggih, aku merasakan sesak yang terasa begitu menyiksa.

Aku mengambil ponsel di dalam tas selempang milikku. Namun, satu pun pesan tidak kuterima. Padahal biasanya Kak Panggih akan memastikan kalau aku telah sampai di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status