Saat ini, terlihat 3 buah mobil melaju dengan perlahan di jarak 1,5 kilometer dari Vila Megawan.Begitu terdengar dentuman keras, api seketika membubung tinggi di Vila Megawan. Kobaran api ini tampak sangat mengerikan.Karen berada di dalam mobil. Ketika melihat api tersebut, wajahnya langsung menjadi pucat."Apa yang terjadi?" tanya Karen.Zeffrey yang mengemudikan mobil juga melihat kobaran api itu. Dia terkesiap, lalu menginjak pedal gas dan menyerbu ke lereng gunung di kejauhan dengan cepat."Vila! Nicholas masih berada di dalam vila!" teriak Karen dengan sekujur tubuh yang gemetaran."Cepat balik!" seru Bella sembari membelalakkan matanya.Lily juga terkejut. Dia mencebik sambil bergumam, "Kak Nicholas ...."Kecepatan mobil seketika meningkat. Mobil melaju ke Vila Megawan dengan kecepatan tinggi. Tidak sampai 3 menit, mereka sudah tiba di pintu masuk vila.Vila yang begitu besar diselimuti oleh si jago merah."Nicholas!" teriak Karen dengan panik. Air matanya berlinang dengan dera
Setelah Zeffrey membawa semuanya ke dalam mobil, Nicholas memerintah dengan lirih, "Segera tinggalkan tempat ini."Zeffrey menyalakan mobil dan membawa rombongan mobil melaju ke kejauhan.Ekspresi Nicholas tampak dingin. Dia menjambak rambutnya sendiri dengan menyesal. Dia seharusnya tahu lebih awal bahwa Stefano memiliki hubungan dengan Keluarga Winata. Dia sudah salah karena tinggal di Vila Megawan.Vila Megawan adalah milik Keluarga Winata. Bukan hanya Nicholas yang bisa datang, tetapi Joan juga bisa. Siapa pun yang memiliki posisi di Keluarga Winata bisa memasuki vila ini.Nicholas sungguh tidak menyangka bahwa rencana busuk lawannya sangat mengerikan.Target lawan tidak lain adalah dirinya sendiri. Permainan ini sudah dimulai sejak Sandy celaka. Keluarga Winata tahu bahwa Nicholas akan datang ke Kota Modu jika terjadi sesuatu pada Sandy. Mereka yakin Nicholas akan mencari Stefano untuk membalas dendam.Begitu Nicholas tiba di Kota Modu, dia pasti akan memilih untuk tinggal di Vila
Orang yang berada di mobil paling belakang adalah Bella dan seorang sopir.Sebelum meninggalkan vila, mereka sudah menduga hal seperti ini akan terjadi. Siapa sangka, hal ini malah benar-benar terjadi."Hahaha .... Nicholas, kenapa kamu jadi pengecut? Bukannya kamu sangat sombong? Bukannya kamu sedang mencariku dan ingin aku minta maaf? Kenapa kamu malah kabur sekarang?" seru Stefano sambil tergelak dengan jahat. Dia tidak tahu Nicholas berada di mobil mana, tetapi akan menganggap Nicholas belum mati.Raut wajah Bella tampak sangat dingin dan muram sekarang.Bam! Lamborghini yang dikendarai Stefano kembali menabrak mobil yang ditumpangi Bella sehingga mobil bergoyang dengan kuat.Bella menggenggam pegangan tangan dengan ekspresi yang sangat buruk."Kamu kira dirimu sudah hebat? Sebenarnya, kamu ini hanya sampah dan kotoran yang diinjak-injak manusia. Berani sekali kamu ingin membunuhku. Kemarilah, aku di sini sekarang. Ayo, bunuh aku!" Stefano tergelak dan menabrak mobil di depannya la
Pengejaran ini akhirnya berakhir di sini. Jika tidak, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi cepat atau lambat.Rombongan mobil telah memasuki kawasan perkotaan. Dengan dituntun oleh mobil yang berada di paling depan, mereka tiba di tempat parkir bawah tanah rumah sakit dengan cepat. Kemudian, mobil langsung memasuki sebuah gang."Suruh orang antar mereka ke rumah sakit segera ...," perintah Nicholas sebelum turun dari mobil. Kesadarannya sudah memburuk sekarang.Zeffrey mengangguk mendengarnya. Kemudian, dia dan Bella membawa Howard dan Thalia memasuki lift bersama.Sisanya menaiki mobil lain, lalu pergi melalui beberapa jalan yang berbeda.Saat ini, Nicholas sudah tidak sadarkan diri. Meskipun demikian, dia tidak pergi ke rumah sakit, melainkan meninggalkan tempat parkir rumah sakit dan berangkat ke Paviliun Rahasia.Di dalam ruangan yang dingin dan terbuat dari logam campuran, terlihat Salma yang duduk di atas kursi roda. Dia menatap Nicholas yang jatuh pingsan sembari mengepalkan ta
"Sudah mati?" tanya Larry sambil menatap Jesslyn dengan wajah agak memerah. Meskipun tidak menyebutkan orang yang disebut, Jesslyn tahu betul siapa yang dimaksud oleh Larry."Belum bisa dipastikan," jawab Jesslyn sembari mengernyit dan memikirkan kejadian barusan. Stefano terus menekannya sepanjang perjalanan, bagaimana dia bisa tahu Nicholas mati atau tidak?"Ledakan itu benar-benar terjadi, 'kan?" tanya Leon seraya menatap putrinya.Jesslyn melirik ayahnya dengan kesal, lalu menimpali dengan dingin, "Ada 3 mobil yang keluar. Belum bisa dipastikan dia sudah mati atau belum."Larry pun mengerti bahwa mereka sudah menyerang Nicholas, tetapi situasi masih tidak diketahui."Sudah ada polisi yang turun tangan. Kita akan tahu hasilnya sebentar lagi. Aku akan menghubungi Keluarga Winata nanti. Apa pun hasilnya, kita harus melibatkan Keluarga Chaw," ucap Larry dengan lirih.Jesslyn mengangkat alisnya. Larry pernah memberitahunya bahwa dia memiliki cara untuk melindungi Keluarga Chaw saat Kelu
"Bibi ...." Angel juga tampak pucat. Dia berteriak dari samping, "Kita juga nggak tahu akan terjadi hal seperti ini. Nicholas itu mati karena memang berumur pendek, apa hubungannya dengan kita?""Kamu ini nggak ngerti apa-apa!" bentak Zara setelah menoleh.Angel terkejut hingga bergidik. Dia buru-buru mundur karena ketakutan.Mobil pemadam kebakaran sudah tiba sejak tadi sehingga api telah padam. Kini, Vila Megawan sudah luluh lantak. Sebenarnya, ini bukan masalah besar. Yang paling penting adalah orang di dalamnya, yaitu Nicholas!Saat ini, Zara merasa seluruh orang di dunia ini boleh mati, termasuk dirinya. Namun, Nicholas tidak boleh sampai mati.Beberapa petugas pemadam kebakaran berjalan ke luar sambil mengangkat mayat-mayat yang terlihat menyeramkan.Ketika melihat petugas yang memimpin, dia bergegas menghampiri dan bertanya, "Pak, bagaimana situasi di dalam?""Perkiraan sementara ada 123 orang yang meninggal. Tidak ada korban yang selamat," ujar komandan itu seraya menghela napa
"Ya, dia sudah mati. Lagi pula, dia bukan orang hebat. Dia hanya mengandalkan latar belakangnya," timpal Warren sambil menyunggingkan senyuman mengejek."Heh! Kalau dia memang sudah mati, aku harus merayakannya!" ujar Gordon sembari tersenyum sinis.Warren ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Kalau Kak Gordon lagi senang, aku ingin mengajakmu mengobrol.""Kenapa? Kamu sudah membuat keputusan?" tanya Gordon yang terkekeh-kekeh."Aku memang menyukai Kak Gordon, ayahku yang bersikeras mencari Nicholas untuk kerja sama. Sekarang, Nicholas sudah mati. Kak Gordon sudah pasti adalah pilihan pertama. Ayahku sudah tua, dia nggak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Jadi, tolong jangan tersinggung," jelas Warren."Oke. Aku sangat menyukai orang sepertimu. Tapi, Keluarga Yordan bukan hanya berbisnis, kamu tahu itu. Aku hanya ingin bermain, tapi harganya juga nggak murah," timpal Gordon seraya mencebik."Harga bisa dinegosiasikan," balas Warren sambil memaksakan senyuman."Oke. Datang ke Tige
Tiga hari telah berlalu, Keluarga Sabir dan Keluarga Chaw bukan hanya tidak meminta maaf, mereka bahkan ikut terlibat dalam insiden ini. Nicholas masih ingat dengan jelas hingga saat ini tabrakan yang dilakukan oleh Stefano di belakang konvoi.Rencana pembantaiannya Nicholas juga dimulai dari malam ini.Malam ini terasa berlalu sangat cepat bagi orang-orang di Kota Modu.Keesokan paginya, di kediaman Keluarga Chaw, Jesslyn membuka matanya dan seluruh tubuhnya merinding. Apa yang dia lakukan bersama Stefano kemarin membuatnya merasa jijik, jadi dia segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia merasa tubuhnya seperti telah ternodai.Setelah berhasil membersihkan diri dan menghilangkan sebagian besar kenangan yang buruk, Jesslyn mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamarnya.Ketika tiba di depan meja makan, ekspresi Jesslyn menjadi dingin lagi saat melihat tidak ada makanan kesukaannya di atas meja."Aku sudah menyuruh orang untuk membeli makanan kesukaanmu, aku rasa dia a
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,