Kekejaman dalam pembagian faksi di Keluarga Winata tidak akan bisa dibayangkan oleh orang biasa. Namun, di balik semua ini, ada keuntungan dan peluang yang sangat besar.Keluarga Chaw bisa sukses beberapa tahun ini karena Larry memang memiliki beberapa kemampuan dalam berbisnis. Selain itu, mereka bisa memiliki pencapaian seperti ini juga karena Larry membuat pilihan yang bijak saat memilih faksi di Keluarga Winata pada 40 tahun lalu."Kakek, pasti ada yang kamu ketahui, 'kan?" tanya Jesslyn sambil menatap kakeknya.Larry mengangguk, lalu menjawab, "Masalah ini harus dipertimbangkan ulang.""Dipertimbangkan ulang? Gimana dengan 3 hari lagi? Kalau kita nggak pergi ke Vila Megawan, Nicholas pasti nggak akan memaafkan kita!" tanya Leon yang terkejut mendengarnya.Larry memicingkan matanya sembari berkata, "Tiga hari lagi, aku punya cara untuk melindungi Jesslyn. Aku akan membuat Nicholas nggak bisa berkata-kata.""Serius?" Mata Leon berbinar-binar. Dia tidak ingin melihat putrinya terkena
Nicholas sudah mendengar tentang masalah antara Felixton Group dan Clear Group saat di Kota Mano. Waktu itu, orang-orang Clear Group datang ke Kota Mano untuk melihat apakah ada peluang bisnis atau tidak. Selain itu, mereka juga ingin berhubungan dengan Nicholas. Siapa sangka, mereka malah berselisih dengan Nicholas.Jansen juga memanfaatkan Monica dan keluarganya untuk memaksa masuk ke Ventura Capital Finance. Di mata orang luar, mereka terlihat seperti mendekati Nicholas. Faktanya, hanya mereka yang tahu bahwa mereka membenci Nicholas. Nicholas telah memberi mereka peringatan waktu itu, tetapi Clear Group masih ingin mengundangnya?"Apa pendapatmu?" tanya Nicholas sambil menatap Bella.Bella terdiam sejenak sebelum menjawab, "Semua tergantung padamu. Kalau kamu ingin melakukan sesuatu di Kota Modu, kamu bisa memanfaatkan Clear Group dan menghadiri pesta ini. Tapi, kalau kamu ingin pergi setelah memberi Stefano pelajaran, kamu nggak perlu menjaga harga diri Clear Group.""Orang sepert
"Tuan Nicholas, selamat datang. Kedatanganmu membuat vilaku ini menjadi sangat terhormat," kata Zain dengan sopan sembari tersenyum. Dia tidak terlihat terlalu menyanjung, juga tidak terlalu rendah hati."Silakan masuk." Zain mempersilakannya.Nicholas mengangguk, lalu membawa Bella dan Zeffrey masuk.Pesta biasanya diadakan di malam hari. Jadi, pesta makan siang tidak akan terlalu megah. Namun, hal ini berbeda untuk Keluarga Tanius. Mereka mendekorasi pesta makan siang ini dengan sangat megah. Jelas, semua ini untuk menyambut Nicholas.Ketika masuk, Nicholas melirik ke sekeliling dan mengangguk ringan."Di sini ...." Zain menuntun jalan untuk mereka.Nicholas berjalan di belakang, sedangkan Rhea dan Warren hanya bisa mengikuti ayah mereka dengan patuh. Mereka tidak terlihat angkuh seperti biasa dan hanya bisa melakukan hal yang dilakukan Jansen.Kedua bersaudara itu merasa kurang nyaman, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.Rhea menoleh menatap kakaknya. Dia bisa melihat keengga
Mendengar perkataan ini, ekspresi semua orang yang berada di sana tampak agak berubah.Gordon datang dari ibu kota sehingga kurang tahu tentang Kota Modu, apalagi Kota Mano. Ucapannya barusan terdengar kurang tepat di situasi seperti ini. Terutama, dia mengatakannya untuk Nicholas.Mereka semua tahu betul apa yang dilakukan Nicholas di Hotel Larasati kemarin malam. Itu sebabnya, perkataan Gordon membuat ekspresi semua orang menjadi tidak menentu. Mereka benar-benar gugup sekarang.Tidak ada yang berbicara, tetapi semuanya memperhatikan situasi ini dengan cermat. Mereka ingin tahu bagaimana Nicholas menyikapi masalah ini. Apalagi Warren dan Rhea, mereka tahu bahwa Nicholas dan Gordon sama-sama merupakan tamu terhormat Keluarga Tanius."Tuan Gordon, Tuan Nicholas adalah tamu terhormat yang kuundang." Zain tersenyum canggung, lalu merendahkan diri saat meneruskan, "Tuan Nicholas sangat hebat dalam industri investasi Kota Mano.""Oh? Kota Mano?" Gordon terkekeh-kekeh dengan tidak acuh. Kem
Zain ragu-ragu sejenak sebelum menjawab, "Tuan Muda, aku ingin tanya. Kalau Keluarga Sabir dan Keluarga Chaw nggak meminta maaf kepadamu dalam 2 hari ini, apa yang akan kamu lakukan?"Nicholas terdiam sejenak, lalu ekspresinya menjadi sangat dingin."Kalau Keluarga Sabir dan Keluarga Chaw minta maaf, aku akan membalas kebaikanmu dengan cara lain. Tapi, kalau mereka nggak datang, izinkan keluargaku membantumu. Kami jamin akan memberi pelajaran kepada Keluarga Chaw," ujar Zain seraya membungkuk memberi hormat.Nicholas pun mengangguk dan menimpali, "Oke."Zain menghela napas. Nicholas datang ke tempatnya pasti karena sudah mengetahui Keluarga Tanius ingin meminjam kemampuannya. Itu artinya, masalah ini masih bisa dinegosiasikan. Mereka bersikap seperti itu sebelumnya hanya untuk memprovokasi Nicholas. Asalkan Clear Group bisa memperoleh keuntungan, Zain tidak keberatan meski harus berlutut kepada Nicholas."Aku masih ada urusan, aku pamit dulu," ujar Nicholas seraya menoleh melirik Zain.
Usia gadis itu sekitar 17 atau 18 tahun. Wajahnya pucat pasi seperti orang sakit. Di balik rambutnya yang agak keriting, terlihat sepasang mata yang gelap.Melihat kedatangan Nicholas, gadis itu meletakkan tangan kanan di atas pundak kirinya dan sedikit membungkuk."Raja!" sapa gadis itu.Nicholas menyunggingkan senyuman sambil mengangguk ringan. Kemudian, dia maju untuk mengelus kepala gadis itu.Salma menundukkan kepalanya, matanya tampak agak berbinar."Lampu di ruangan ini terlalu terang," ujar Nicholas."Aku nggak suka sinar matahari, jadi punya persyaratan tinggi untuk cahaya lampu. Aku suka tingkat kecerahan seperti ini, gimana lagi ...," sahut Salma.Nicholas mengangguk, lalu duduk di seberang Salma dan bertanya, "Apa ada kabar baru?""Belum," jawab Salma seraya mengerutkan hidungnya. Penampilannya yang seperti ini tampak sangat menggemaskan. Kemudian, dia meneruskan, "Beberapa hari lalu, Keluarga Winata mengungkapkan sebuah informasi. Katanya, Tuan Dominikus mulai beraksi di F
Nicholas yang sudah kembali ke Vila Megawan segera menelepon Howard lagi.Terdengar suara Howard yang tidak berdaya. Dia hanya menjelaskan kondisi Sandy belakangan ini.Sudah 3 hari Sandy diopname, tetapi dia masih belum melewati masa kritisnya. Menurut Howard, peluang Sandy untuk siuman sangat kecil, tetapi dia juga tidak akan meninggal. Kemungkinan paling besar adalah dia akan berada dalam kondisi koma.Nicholas mengakhiri panggilan tersebut. Tatapannya tampak agak hampa.Koma? Jika benar seperti itu, bagaimana Nicholas harus menghadapi ibu Sandy dan Ferina?Saat ini, Nicholas benar-benar merasa tertekan. Menurut situasi normal, meskipun Sandy memiliki konflik dengan bisnis Keluarga Sabir, dia tidak seharusnya dihajar sampai seperti ini. Salah satunya penjelasan yang tepat yaitu ada campur tangan Keluarga Winata di balik semua ini, seperti yang dikatakan Salma.Tidak peduli anggota Keluarga Winata yang mana, mereka semua tahu bahwa Sandy berada di pihak Nicholas. Mereka benar-benar m
"Pergi?" Stefano tertegun sejenak, lalu sontak tertawa terbahak-bahak hingga air matanya hampir keluar."Apa pendapatmu?" tanya Jesslyn yang merasa jengkel dengan sikapnya.Stefano menghentikan tawanya. Kemudian, dia tersenyum jahat sambil menyahut, "Menurutmu? Memangnya apa yang bisa dia lakukan kalau aku nggak pergi? Datang ke Kediaman Sabir dan membunuhku? Tapi, aku mungkin akan pergi dan memberinya hadiah yang di luar dugaannya.""Hadiah apa?" tanya Jesslyn dengan penasaran.Stefano menyunggingkan senyuman, lalu menjawab, "Kamu nggak perlu tahu. Kamu hanya perlu menurutiku. Aku akan membunuh Nicholas dan berhubungan dengan Keluarga Winata, sedangkan kamu akan membalaskan dendam kakakmu. Benar, 'kan?"Jesslyn menimpali dengan dingin, "Keuntunganku terlalu sedikit.""Memangnya apa lagi yang kamu inginkan?" tanya Stefano sembari menatap Jesslyn dengan penuh minat.Jesslyn menengadah dan menatap Stefano dengan tidak acuh, lalu menyahut, "Aku ingin 30% kekayaan Keluarga Sabir sebagai ma
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,