Nicholas merasa cemas dalam hatinya. Posisi manajer seperti Sadewa memiliki hak 1 suara dalam pemungutan suara. Sementara itu, penanggung jawab wilayah seperti Yona memiliki hak 2 suara.Keluarga Winata memiliki lebih dari 20 manajer wilayah di seluruh dunia dan Joan telah menguasai 5 di antaranya. Tidak diragukan lagi, selanjutnya dia pasti akan mengambil Langkah untuk mendekati penanggung jawab wilayah. Dengan demikian, dia hampir memiliki seperlima dari jumlah posisi tersebut."Empat wilayah besar di Fortel Tenggara sudah pasti menjadi milik Dominikus. Sementara itu, penanggung jawab wilayahnya juga orang Dominikus. Kamu harus tahu jelas dengan hal ini!" Yona memukul-mukul sofanya sambil tersenyum. "Negara Vanhou juga berada di tangan Tuan Besar ...."Nicholas berpikir sejenak. Situasinya saat ini masih tidak terlalu stabil. Keluarga Winata memiliki 24 manajer wilayah, 8 penanggung jawab, dan sebagian besar dari orang-orang ini sudah memiliki target. Sementara itu, orang yang tidak
Meskipun Nicholas sudah mempersiapkan diri sebelumnya, dia tidak menyangka akan melihat kondisi Fendiana seperti sekarang ini.Tatapan matanya kosong, rambutnya tergerai dengan berantakan. Ketika melihat Nicholas masuk, Fendiana meringkuk secara refleks. Pupil matanya seakan melebar dengan cepat dan kehilangan fokus. Dia berbisik, "Yasmine sialan ... kenapa kamu belum mati? Aku akan membunuhmu, kamu harus mati ...."Nicholas menghela napas dan menggeleng. "Antarkan dia keluar dan serahkan pada pihak berwajib! Selain itu, bagaimana dengan Philip dan Sani?""Philip diserahkan pada pihak berwenang kemarin, sedangkan Sani dikirim ke Negara Vanhou. Sepertinya banyak orang yang mungkin ingin menuntutnya!" Bella berkata dengan hormat.Nicholas mengangguk ringan, lalu berbalik menuju tangga."Yasmine, wanita jalang, matilah kamu .... Hahaha ...." Tiba-tiba, terdengar suara tawa Fendiana yang bergema di seluruh koridor.Nicholas tahu bahwa mental Fendiana menjadi bermasalah karena dia menaruh h
Nicholas bisa merasakan betapa kuatnya Bella memeluk kakinya."Nicholas!" Dengan suara tercekat, Bella berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya permintaan lainnya, aku hanya ingin berada di sisimu. Aku mohon ....""Aku sudah punya kekasih!" balas Nicholas dengan dingin."Aku nggak keberatan! Aku benar-benar nggak keberatan!" Bella menggelengkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya. "Aku hanya ingin berada di sisimu, aku tidak peduli dengan hal lainnya! Nicholas ... bukan, Tuan! Tenang saja, aku masih suci. Selain kecelakaan yang terjadi saat itu dengan Julia, tidak ada pernah pria lain yang pernah menyentuhku!""Aku nggak peduli kalau kamu punya kekasih, aku nggak peduli kamu nggak akan bisa memberiku status. Aku nggak akan mengacaukan hubunganmu dengan Karen, aku nggak akan mengacaukan hubunganmu dengan wanita mana pun! Kamu cukup menganggapku sebagai sebuah benda. Bahkan kalau kamu menganggapku sebagai seekor hewan pun, aku tetap ingin berada di sisimu!""Kamu ini sakit
Bella sedang berlutut di hadapan Nicholas sambil memeluk kakinya. Nicholas pernah membuat keributan di Pelelangan Anoka, jadi informasi tentang pria yang masuk ke ruangannya saat ini sudah lama diketahui oleh Nicholas.Orang itu adalah Chairil! Dia adalah orang yang mendirikan Pelelangan Anoka, sekaligus ayah Bella.Ketika Chairil melihat putrinya, wajahnya langsung memerah. Namun, ketika melihat bahwa orang yang dipeluk putrinya adalah Nicholas, ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi kaget dan senyumnya terasa canggung.Melihat Chairil, Bella juga buru-buru berdiri dengan wajah yang merona.Rona merah pada wajahnya ini sebagian disebabkan karena rasa malu, sebagian lagi karena merasa nyaman memeluk kaki Nicholas. Bella sendiri juga tahu bahwa dia punya masalah kejiwaan yang sangat bergantung pada seseorang dan suka disiksa. Jadi, saat memeluk kaki Nicholas, hatinya terasa puas dan senang."Ini ...." Nicholas merasa sangat canggung, seolah-olah dia tertangkap basah sedang melecehkan put
Nicholas memiringkan kepalanya sambil memperhatikan Karen. Saat Karen melihat Nicholas, terlihat senyuman bahagia melintas di wajahnya, lalu dia segera berlari mendekat."Gimana hari pertama bekerja? Sudah terbiasa?" tanya Nicholas sambil menyunggingkan senyuman."Baik-baik saja kok!" balas Karen sembari mengangguk. Dia merasa agak malu saat melihat banyak orang yang memperhatikan mereka. Dia meraih tangan Nicholas dan berjalan menuju arah rumah mereka. "Mungkin karena aku masih seorang mahasiswa dan hanya bisa bekerja paruh waktu untuk saat ini. Jadi, perusahaan memintaku untuk segera menguasai pekerjaan dengan cepat."Nicholas hanya mengangguk. Dia paham bahwa hal seperti ini sangat umum di sebagian besar perusahaan.Ketika mereka berjalan sambil bergandengan tangan, tiba-tiba sebuah mobil BMW berhenti di dekat mereka. Jendela mobil itu terbuka dan terlihat seorang wanita berusia 40-an yang agak terkejut melihat Karen. "Karen, ini pacarmu?"Karen menjadi canggung, dia hanya bisa meng
"Benar, aku dan Nicholas tinggal di sini!" jawab Karen dengan patuh.Tania seolah-olah langsung mengerti, dia tertawa hambar sambil berkata, "Kalian ini nggak punya kemampuan, kenapa harus memaksakan diri tinggal di tempat yang sebagus ini? Menyewa kamar tunggal di sini, pasti harganya mahal, bukan?"Nicholas terdiam sejenak, sebuah senyuman yang samar terlihat di sudut bibirnya. "Biasa saja, kami masih sanggup menyewanya!"Tania menggelengkan kepala dan memarkirkan mobilnya. Nicholas dan Karen turun dari mobil dan berbalik menuju ke arah vila."Berlagak kaya? Kalian pikir kalian siapa? Dasar pemboros, bisa-bisanya menyewa tempat semahal ini?" gumam Tania sambil mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu.Nicholas memalingkan kepalanya untuk melihat sejenak, kemudian menarik Karen untuk masuk ke rumah. Tampaknya Bu Tania tidak mudah bergaul, nanti dia harus mengingatkan Karen agar tidak terpengaruh oleh orang yang sensitif ini.Setelah makan malam, Nicholas berlatih sebentar dengan M
Bella suka disiksa, tetapi Nicholas bukanlah tipe orang yang suka menyiksa!Kring ....Ponsel Nicholas tiba-tiba berdering, dia segera mengangkat panggilan tersebut. Suara Edwin terdengar dari seberang, "Nicholas, ini Edwin ....""Apa kabar Pak Edwin!" Nicholas teringat dengan Kepala Sekolah Universitas Mano."Nicholas, begini, kami akan segera memulai semester baru dan universitas telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam proyek penelitian teknik bioteknologi! Rencananya sekarang adalah mencari bantuan pendanaan. Lalu, setelah proyek ini melewati tahap eksperimental, maka sudah akan bisa menghasilkan keuntungan ...," ujar Edwin sambil tersenyum."Kapan aku harus ke sana?" Minat Nicholas terpicu saat mendengar hal yang terkait dengan bioteknologi."Kalau bisa, sebelum siang ini ...," jawab Edwin sambil terkekeh."Baik, aku akan segera ke sana!" Nicholas mengangguk dan menutup telepon itu. Kemudian, dia mendorong Bella dan buru-buru keluar dari ruangan kantor.Jika tinggal di sini l
"Ma ... maaf!" Monica buru-buru berdiri dan membungkuk. Dia meletakkan tangannya yang terluka di belakang punggung."Kamu buta, ya?" Wanita di hadapannya mengutuk sambil menunjuk sepatu yang telah terinjak oleh Monica. "Apa kamu tahu berapa harga sepatu ini? Seenaknya saja kamu menginjaknya? Punya otak nggak?"Monica ketakutan dan mundur dua langkah, hatinya berdebar-debar ketika berkata, "Maaf! Saya benar-benar minta maaf!""Kamu kira minta maaf saja sudah cukup? Sepatu ini harganya lebih dari 60 juta! Sekarang jadi kotor karena kamu injak dan kamu hanya meminta maaf?" Rhea menunjuk ke dahi Monica sambil berkata, "Mau bagaimana kamu mengganti rugi?"Monica gemetaran, dia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Oleh karena itu, dia sangat ketakutan saat ini.Nicholas mengernyit melihat kejadian ini. Meskipun dia tidak terlalu menyukai Monica, tetap saja dia merasa simpati melihat Monica diperlakukan seperti ini."Nona, dia hanya seorang mahasiswi. Apa kamu perlu berkata sepe
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,