“Nicholas!” Yasmine yang merasa tindakkan Nicholas ini agak ceroboh, buru-buru menarik pergelangan tangan pria itu ke samping.“Nggak apa-apa, aku percaya pada hasil karya Tuan Shen dan aku juga percaya bahwa Juara Pertama akan menjadi milik kita!” ucap Nicholas sambil tersenyum dengan penuh percaya diri.Tuan Kevin Shen langsung terharu mendengar hal ini, pria itu buru-buru menganggukkan kepala menyetujui Nicholas.Cody mendengus dingin dan berkata, “Berhubung Toko Perhiasaan Wangsa sudah memutuskan, maka kita akan melakukan pemilihan, tapi nanti jangan salahkan aku nggak mengingatkanmu lagi! Jika nanti ternyata kamu kalah, maka kamu harus melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan tadi! Jangan salahkan kami pihak penyelenggara pameran nggak memberikan kalian kesempatan!”“Nggak masalah!” ucap Nicholas sambil menjentikkan jarinya.“Baik, berhubung kalian nggak mau menerima kenyataan, maka kita akan melakukan pemilihan suara. Aku, Ludwig nggak pernah takut dengan siapa pun!”ucap Master
“Cinta Abadi sebanyak 102 suara ...."Suara Cody bergema di tempat pameran tersebut, semua orang yang yang beada di sana mendengarkan dengan penuh semangat.Lebih dari sepuluh menit telah berlalu, tempat pameran itu seketika menjadi sangat hening.Hasil dari pemungutan suara itu sudah keluar, tapi semua orang seperti sangat kesulitan untuk berbicara.Yasmine menoleh ke arah Tuan Kevin Shen, rasa tidak percaya sangat sulit disembunyikan dari kedua bola mata milik perempuan itu. “Tuan Shen ...,” lirih Yasmine dari samping.Kerutan wajah Tuan Kevin Shen pelan-pelan melentur, pria tua itu menarik napas dalam-dalam.Hampir semua orang yang hadir di sana tidak ada yang dapat menebak bahwa hasil akhirnya akan seperti ini.“Nggak mungkin! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Godric tertegun sejenak sebelum akhirnya menoleh ke arah Cody, “Curang! Apa kalian tahu tindakan kalian ini disebut apa? Kalian pasti sengaja untuk menjebak kami! Kalian ... kalian ….”“Nggak mungkin! Akulah pemenang Juara
“Apa?”“Bagaimana mungkin bukan Master Ludwig yang mengukirnya?”“ini ....““Omong kosong! Kamu nggak mengerti apa-apa, bagaimana kamu bisa bilang bukan aku yang mengukir ini?” Master Ludwig langsung naik hingga ke ubun-ubun, pria itu menunjuk Nicholas sambil mengumpat, “Bocah tengik dari mana ini? Punya hak apa kamu mencurigai aku di sini?”Nicholas mendengus dengan dingin. “Aku memang nggak tahu apa-apa, tapi seenggaknya aku tahu perbedaan teknik ukiran batu giok dari Utara dan Selatan! Pembuatan Daun Langit ini berfokus pada teknik Zen tapi sangat memberatkan konsep artistik! Meskipun karya ini terlihat elegan, teknik Zen bukanlah sesuatu yang dapat diukir oleh pengukir batu giok dari Utara!"Begitu Nicholas selesai berbicara, aula tempat pameran itu seketika menjadi riuh.Apa yang dikatakan oleh Nicholas tepat sekali!Tiba-tiba semua orang yang berada di sana seperti mendapatkan suatu pencerahan. Mereka awalnya hanya terpukau oleh hasil karya Daun Langit itu, tidak ada satupun yang
“Lepaskan! Lepaskan aku!” raung Master Ludwig.Nicholas berjalan maju selangkah demi selangkah ke arahnya, menarik pergelangan tangan Ludwig, lalu mengambil Daun Langit dari pelukannya. Pria itu meraba hasil karya tersebut sambil merasakan dengan hati-hati melalui telapak tangannya, dalam hati berkata bahwa ini memang benar sesuai dugaannya..Daun Langit ini ternyata memang potongan dari Giok Energi.Menurut Master Howard, Giok Energi dibuat oleh beberapa orang jaman dahulu melalui suatu teknik khusus. Apalagi Giok Energi terbentuk dalam kurun waktu yang sangat lama, paling sedikit memakan waktu puluhan tahun.Sekalipun Master Ludwig memang memiliki bakat, tetap tidak akan mampu mengukir Giok Energi, jadi Nicholas sejak awal sangat yakin bahwa benda ini bukanlah Master Ludwig yang mengukirnya. Paling pria itu mendapatkannya ketika sedang mengukir, lalu memolesnya sedikit dan membawanya ke pertandingan.“Lepaskan aku! Lepaskan aku! Kembalikan barang-barang aku!” raung Master Ludwig.Nic
“Nicholas ...!” Godric langsung membalikkan badan dan berteriak. Nicholas menendang perut Godric sambil berkata, “Aku bilang keluar dari sini dengan berlutut!”“Kamu ....” Godric mengertakkan gigi dan mengencangkan kepalan tinjunya , tubuhnya sedikit gemetar.“Sampah!” Nicholas menginjak wajah pria itu lalu berbalik dan berjalan keluar pintu.Di dalam gedung Ventura Capital Finance, seorang sekretaris perempuan berjalan masuk ke ruangan direksi, “Pak Sadewa, baru saja Pak Godric menelepon, katanya penanggung jawab dari Toko Perhiasaan Wangsa menghina Tuan ….”“Menghinaku?" Wajah Sadewa terlihat sangat dingin, “Apa yang dikatakannya?”“Kata-katanya sangat kurang pantas untuk dikatakan, selain menghina Pak Sadewa, juga mengatakan kalau Tuan adalah anjing!” ucap sekretaris perempuan itu.Sadewa menggertakkan gigi, tangannya mengepal erat hingga pulpen yang dipegangnya patah terbelah dua.“Pak Sadewa, nanti malam seharusnya penandatanganan kontrak dengan Pak Rolland, apa sebaiknya kita tu
“Bagaimana?” Nicholas keluar dari kamar pasien.“Kurang lebih sudah selesai!” jawab Peter. “Hampir semua penduduk di desa itu terlibat dalam produksi narkoba, jadi semua yang seharusnya ditangkap juga sudah ditangkap! Hadiman sekeluarga masuk rumah sakit, tapi masih harus menerima hukuman! Selain itu, Lukman dan Samuel adalah tersangka utama dalam pembuatan narkobanya. Semua bukti mengarah pada mereka. Gadis-gadis yang hilang itu juga ulang mereka. Jenis kriminalitas yang telah mereka lakukan akan segera diumumkan!”Nicholas mengangguk. Dia paham.“Tapi, meskipun begitu, kamu sudah membunuh Samuel, takutnya orang bisa menggunakan ini sebagai kelemahanmu,” ujar Peter sambil menatap Nicholas dengan cemas, lalu berkata, “Kamu nggak bisa meninggalkan Kota Mano untuk beberapa waktu, juga nggak boleh melakukan apa-apa lagi!”“Iya, aku mengerti! Bagaimana dengan orang-orang kita? Apakah semuanya sudah dirawat dengan baik?” tanya Nicholas.“Sudah semua! Beberapa yang terluka parah sudah disela
Sekilas ada rasa benci muncul di mata Fendiana. Tubuhnya tanpa sadar bersandar pada pegangan besi di dalam lift.Dia harus membalas rasa sakit yang Yasmine berikan padanya waktu itu. Dia sudah tidak punya muka lagi di Kota Mano sekarang, jadi lebih baik sekaligus saja tidak tahu malu. Dia sudah memikirkannya dengan baik waktu itu. Apa yang dikatakan Roland di kamar mandi waktu itu membuatnya merasa sangat terancam. Kalau waktu itu dia tidak melakukan seperti yang disuruh Roland, dia tidak bisa menjamin dia bisa keluar dari tempat itu.Sebenarnya, Fendiana juga setuju dengan Roland dalam hati. Bagaimanapun juga, pria yang kelihatannya sangat tampan dan menawan itu memiliki harta yang sangat banyak. Entah berapa kali lebih baik daripada Sani Lobu.Satu-satunya hal yang membuat Fendiana merasa terhina adalah Roland ini benar-benar hormat pada Nicholas.Hal ini membuat Fendiana tidak terima. Dia tidak bisa menerima dirinya harus tunduk pada Yasmine. Dia juga tidak bisa menerima pasangannya
Setelah meninggalkan kamar pasien N2, Nicholas mengantar Karen kembali ke kamar pasiennya. Dia duduk sendirian di depan tempat tidur Karen dan melihat Karen tertidur.Zzzz. Zzzz. Ponselnya bergetar dan sebuah pesan teks masuk.“Sadewa sudah menandatangani kontrak kedua dengan Roland, dan dananya akan ditransfer dalam tiga hari.”Nicholas mengangguk, menarik napas dalam-dalam, dan menghubungi nomor Peter.“Bersiaplah, konstruksi akan segera dimulai!” ujar Nicholas dengan sangat tenang, “Apa kamu yakin bisa mengakuisisi Ventura Capital Finance?”“Tentu! Tenaga kerjanya sudah siap, tinggal menunggu waktu untuk beraksi” kata Peter.“Bagus!” ujar Nicholas, lalu berkata dengan serius, “Peter, kamu masih punya satu kesempatan untuk memilih. Masih ada waktu kalau kamu mau mundur sekarang! Begitu aku dan Sadewa perang, maka nggak akan berhenti sampai ada yang kalah!”“Aku nggak menyesal!” jawab Peter.“Oke!” Nicholas menutup telepon, lalu meletakkan tangannya di belakang kepala.Perang dimulai
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,