Melihat serangkaian kejadian ini, Jackson baru sadar bahwa dia telah memprovokasi orang penting! Nicholas dan yang lainnya bukan lah preman, mereka justru memiliki status yang tinggi!"Bodoh! Ahh, aku juga sempat mengganggu pacarnya," Jackson bergumam sendiri.Tamatlah riwayat Jackson, Pak Johnson saja sampai datang untuk menyelesaikan masalah ini. Di Kota Mano, hanya ada berapa orang yang sanggup menggerakkan Pak Johnson ....Sama seperti Jackson, Jefri juga cemas karena Denis tidak bisa membelanya. Denis justru tak berdaya saat menghadapi omelan-omelan Yasmine, Denis hanya diam dan pasrah.Begitu nama Johnson disebutkan, kedua kaki Jefri langsung terasa lemas. Kalau yang Yasmine katakan benar, kakak iparnya Jefri pun akan terkena imbasnya.Kalau Nicholas dan yang lainnya memang preman, mana mungkin Pak Johnson sampai kemari?"Bajingan ...." Terdengar teriakan yang diiringi langkah kaki. Tak berapa lama, seorang pria paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun muncul di tengah lorong.Te
Barep bergegas mempersiapkan ruang rapat dan menunggu kedatangan Johnson.Salah seorang bawahan Barep segera menyambut Johnson, lalu membawanya ke atas. Sesampainya di ruang rapat, Johnson memelototi Barep dengan tatapan tajam."Pak Johnson, keluarganya pasien itu ...." Barep terdiam sebentar, lalu melanjutkan, "Rumah sakit kami hanya menjalankan prosedur. Pasien itu menderita luka pisau, departemen keamanan harus menyelidikinya ....""Yang aku dengar, justru rumah sakit mengancam keluarga pasien?" tanya Johnson sambil mengerutkan alis."Tidak, tidak seperti itu. Aku sudah bertahun-tahun memimpin rumah sakit, mana mungkin aku membiarkan hal seperti itu terjadi? Pak Johnson, tenang saja, selama aku masih menjabat sebagai kepala rumah sakit, masalah seperti itu tidak mungkin terjadi," Barep berkata dengan tegas."Oh?" Johnson mengangkat kedua alisnya.Di saat bersamaan, tiba-tiba saluran informasi rumah sakit berbunyi. Semua orang terkejut mendengar informasi yang diberikan."Menurutku,
Meskipun orang lain mengetahui kebusukannya, Jackson sama sekali tidak masalah. Dengan mengandalkan kekuasaan dan bantuan Jefri, Jackson pasti bisa meloloskan diri.Bedanya, sekarang tak hanya satu dua orang yang tahu, tetapi seisi rumah sakit mendengarkan percakapan Jackson dengan Yasmine. Jackson tidak habis pikir ....Melawan opini publik adalah hal yang mustahil! Seketika, Jackson langsung merasa tertekan.Yasmine bukanlah orang sembarangan, wanita itu sangat kejam.Jefri langsung menoleh ke arah Jackson dan memelototinya. Mata Jefri terlihat sangat merah. "Jackson, kamu ....""Pak Jefri, bukan aku. Wanita itu yang menggodaku ...." Jackson pun panik."Aku akan membunuhmu ...." Jefri menarik kerah baju Jackson dan langsung mencekiknya."Jangan ...." Jackson memberontak.Jefri telah kehilangan akal sehatnya. Dia menindih tubuh Jackson dan mencekiknya dengan keras. Tak ada ampun, tindakan Jackson telah memengaruhi reputasi Jefri.Jefri merasa bahwa semuanya adalah Jackson. Kalau Jacks
Tak cukup sekali, Andre berkali-kali membenturkan kepala Jackson sampai pingsan.Kalaupun tidak mati, setidaknya Jackson pasti menderita cacat fisik. Tidak akan ada seorang pun yang bisa menolongnya.Ratusan orang memblokir jalan menuju departemen keamanan sehingga orang luar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.Di dalam ruang rapat, Pak Johnson mengusap keningnya sambil menghela napas panjang.Yona masih di dalam perjalanan, masalah ini tidak akan mudah diatasi. Johnson dan Yona adalah teman seperjuangan, mereka bekerja keras untuk bisa berada di posisi sekarang. Johnson mengenal baik karakter Yona, kalau sudah bertekad, Yona sanggup melakukan apa saja.Jika Yona sampai murka, menghancurkan rumah dan keluarga musuhnya bukanlah hal yang mustahil."Sakit kepala." Johnson menggelengkan kepala, lalu melirik sekretarisnya dan bertanya. "Dia sudah di mana?""Baru keluar dari bandara," jawab sekretarisnya Johnson.Johnson hanya mengangguk, raut wajahnya terlihat muram.Di sisi
"Bagus! Bagus banget! Sadewa, aku mempromosikanmu karena mengagumi keberaniannya. Tidak disangka, keberanianmu sangat mencengangkan," kata Yona sambil menggertakkan gigi."Pak Yona, satu hal yang bisa aku pastikan, aku sama sekali tidak pernah mencelakai Tuan Muda!" Sadewa terdiam selama beberapa saat, lalu berkata, "Aku berhak memihak kepada siapa pun. Setelah pertimbangan panjang, aku memilih untuk mendukung Joan.""Kamu tidak takut Joan kalah dan mati bersamanya?" tanya Yona."Tidak!" Sadewa menjawab tanpa ragu, "Setidaknya Joan lebih ada harapan dibanding Nicholas yang sama sekali tidak bisa andalkan. Pak Yona, Anda memiliki banyak pilihan, tapi tidak denganku. Anda tidak sepatutnya merebut hakku untuk memilih, itu tidak adil. Aku memilih Joan dan tidak akan pernah berubah pikiran. Berkaitan dengan Nicholas, kalau dia memang punya kemampuan untuk menjatuhkan posisiku, aku akan mengakui kemampuannya, tapi kalau tidak ... aku tidak sekejam itu. Aku bisa mempertimbangkan untuk mengamp
Gloria adalah bibinya Samantha. Gloria duduk di depan Johnson wajahnya terlihat dingin.Johnson agak tidak enak hati. Dia tahu, Gloria adalah pebisnis hemat yang terkenal berhati dingin. Meskipun tampak kejam, Gloria sangat menyayangi keponakannya, yaitu Samantha.Johnson tidak tidur semalaman, Yona dan Gloria gantian bernegosiasi. Akhirnya, Johnson baru pergi dari rumah sakit pada dini hari.Pada dini hari, Nicholas terbangun lagi. Ketika melihat ke samping, bukan Yasmine yang menjaganya, melainkan seorang wanita berusia 40 tahun yang tampak dingin.Meskipun sudah menginjak usia 40 tahun, Gloria masih terlihat awet muda. Jelas, dia merawat dirinya dengan baik.Gloria menguasai hampir setengah bisnis Keluarga Tansil. Dia adalah wanita yang sangat hebat.Begitu melihat Gloria, Nicholas ketakutan dan kembali menutup matanya. Bahkan Nicholas pun takut menghadapi Gloria."Buka matamu!" Suara Gloria terdengar mengerikan.Bibir Nicholas berkedut, dia mematuhi perintah Gloria dan bergegas mem
Karen tidak pernah tahu ada perjanjian pernikahan antara Samantha dan Nicholas. Setahunya, mereka berdua hanyalah sahabat masa kecil. Baru sekarang dia mengerti sorot mata penuh rasa iri yang terpancar dari mata Samantha. Bukan iri karena cinta, tapi iri karena dirinya sendiri. Karen merasakan kesedihan seketika membanjiri hatinya.Apakah mungkin ... Nicholas memang sama sekali bukan miliknya?"Maaf, Tante, aku sudah suka orang lain!""Kamu suka orang lain? Kamu kira, hanya karena kamu dari Keluarga Winata, aku nggak bisa menyentuhmu? Lihat saja, aku akan menghancurkanmu sekarang!" seru Gloria lantang."Jangan ...." Pada saat ini, suara Karen terdengar dari arah pintu.Nicholas mendongak, mendapati Karen tengah berbaring di ranjang rumah sakit yang kecil di dekat pintu. Raut wajahnya seketika berubah.Gloria menatap keduanya. "Ini orang yang kamu sukai?"Wajah Nicholas berubah dingin setelah melihat reaksi Gloria. "Tante sudah melihat saya bertumbuh dari kecil. Dari lubuk hati terdalam
Karen menggigit bibir bawahnya, menatap Nicholas sesaat, lalu merasakan hidungnya seakan bengkak. Air mata deras menuruni pipinya.Apa yang sedang Nicholas lakukan?Mengapa dia terus memberontak demi dirinya?"Tunggu aku di sini!" ucap Nicholas, lalu berbalik dan pergi.Karen menatap kosong punggung Nicholas. Seketika teringat dengan ucapan Gloria beberapa waktu lalu. Ragu, dia pun mengeluarkan ponselnya, membuka obrolannya dengan Samantha Tansil. Untuk waktu yang lama, Karen terdiam. Jemarinya bergeming di tempat. Mulutnya terkunci rapat.Sementara itu, tak lama setelah Nicholas pergi, ponselnya berdering. Dia mengangkat panggilan itu. Matanya memicing tajam melihat nama di layar.Joan Winata!Panggilan video tersambung. Suara bising lagu bercampur hiruk-pikuk obrolan manusia terdengar menggema. Si penelepon kemungkinan sedang di tempat pesta dansa.Nicholas memaksakan senyum. Padahal di dalam hatinya dia menyimpan sedikit kebencian terhadap perempuan itu."Nicholas? Aku dengar kamu d
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,