Share

Bab 73

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-08-10 13:48:59

POV Aina

"Aku harus ke kantor dulu, Bang. Ijin sebentar," ujarku setelah membereskan cucian.

Lelaki itu sudah memakai pakaian bang Syarif, aku pikir ukuran baju mereka sama, ternyata baju bang Syarif sedikit kekecilan, sehingga kemeja yang biasanya pas dipakai bang Syarif agak kesempitan ditubuh bang Hasan. Namun demikian tubuh seksi lelaki itu justru terlihat menonjol dan menggoda.

"Gak usah ke kantor saja, masak Abang datang malah ditinggal," ujarnya dengan nada kecewa.

"Sebentar saja kok, Bang. Rencana Abang mau menginap tidak di sini?"

"Iya, besok sore aku baru kembali."

"Kalau begitu aku akan ijin dua hari sekalian. Apa Abang senang?" Aku mencoba menggodanya.

"Tidak, aku maunya kau libur selamanya, selamanya berada di dekatku," ujarnya sambil memelukku dari belakang.

"Aish, dasar serakah. Lepaskan aku, ini sudah jam sepuluh, gak enak sama pak Faisal," aku memberontak dan segera keluar rumah.

Lelaki itu membuntutiku hingga turun ke bawah tangga, aku segera mengambil motor dan mend
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
lampu petromax
yaa... takutnya gak jadi... tapi Aina harus tetap menjag kehormatan nya, jgn sampai ternoda sebelum menikah
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
batu sandungan memang besar ,rasanya nggak gampang, ,,tapi bang hasan harus gercep halalin Aina, karena peminat aina banyak banget,
goodnovel comment avatar
Arifrahman Muhamma
ooh pasti rintangan berat didepan, orang tua pak Hasan,, dapat restu nggak ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 74

    POV Author Pagi-pagi sekali ketika Hasan bangun tidur, ia tidak mendapati Aina di atas sofa, karena jarang tidur di lantai hanya beralaskan ambal tubuhnya sedikit linu-linu. Dia segera bangkit dan merenggangkan ototnya, hari sudah setengah enam pagi. Segera dia mengambil wudhu dan salat subuh. Matanya masih mengantuk karena dia semalam tidur terlalu larut. Walau matanya mengantuk, ternyata juga sulit terpejam jika tidak melihat sosok gadis itu."Aina!" panggilnya sambil mengecek kamar gadis itu.Pintunya tidak terkunci, tapi gadis itu tidak ada di sana. Tiba-tiba dalam hati lelaki itu sedikit panik, dia pernah mengalami panik lebih dari ini ketika gadis itu diculik dan akan dijadikan pelacur, apa jadinya jika dulu Aina mengungkapkan wajah aslinya? Mungkin kini anak itu sudah jadi rebutan banyak pria di lokalisasi. Mengingat itu, Hasan langsung panik dan bergegas keluar rumah menuruni tangga, namun ketika dia mulai melangkah, sosok gadis itu datang dengan menenteng sederet rantang.

    Last Updated : 2022-08-10
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 75

    "Salinlah, kalau kau serius ingin menjalin hubungan denganku, Ai. Aku butuh kepastian," ujar Hasan sambil meletakkan pena dan kertas di meja, meraih tangan Aina agar duduk dan segera menuruti perkataannya. "Ini benar-benar tidak bisa dipercaya! Bukankah seharusnya aku yang meminta Abang menulis surat perjanjian seperti ini? Aku pihak perempuan loh, yang selalu banyak dirugikan dalam sebuah hubungan itu biasanya perempuan. Baru ini aku melihat seorang lelaki takut dirugikan." Aina mengomel panjang lebar, namun tangannya tetap menyalin kata-kata yang telah ditulis oleh Hasan. "Jika kau butuh kepastian dariku, dengan senang hati aku menulis surat perjanjian apapun yang kau mau, tinggal kau bilang saja, apakah surat perjanjian pranikah, surat perjanjian wajib menikahi atau apa saja, aku akan dengan senang hati membuatnya,"ujar lelaki itu membuat Aina tidak bisa berkata-kata. Hasan sendiri juga heran sebenarnya dengan apa yang dia lakukan, setelah dipikir-pikir, apakah dia sebucin itu de

    Last Updated : 2022-08-11
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 76

    Setelah pulang dari perkebunan suasana hati Hasan benar-benar berbunga-bunga. Senyumnya tidak pernah lekang dari bibirnya, semua orang yang memandangnya begitu takjub dan terpesona karena selama ini dia dikenal dengan pribadi yang dingin, tatapan mata hangatnya saja jarang terlihat. Melihatnya seperti itu menjadi keajaiban dunia bagi orang sekitarnya terutama keluarga dan rekan-rekan kerjanya di kantor pemerintah. Hasan sendiri merasa asing dengan perubahan yang terjadi pada dirinya, namun suasana seperti ini benar-benar menakjubkan.Ah ... Jatuh cinta memang seindah ini.Perasaan seperti ini baru ini lelaki itu mengalaminya, aneh memang. Usianya menjelang dua puluh delapan tahun, namun belum pernah dia mengalami perasaan jatuh cinta, jika jatuh cinta itu semeledak itu rasanya, wajar saja jika raja Mughal, Shah Jahan membangun Taj mahal untuk istri tercintanya atau Rakai Pitakan yang membangun candi Prambanan untuk wanita yang dicintainya, Roro Jonggrang.Hasan tidak pernah membiarka

    Last Updated : 2022-08-12
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 77

    Pulang kerja hari ini rencana Hasan ingin menemui ibunya Aina secara khusus. Dia ingin melamar Aina secepatnya, rasanya sudah tidak tahan menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Bukankah Aina ingin melanjutkan kuliah? Kuliah bisa kan setelah menikah.Dari kantor Hasan sudah semangat empat lima, namun ketika dia sampai rumah, nampak Syarif sudah menyambutnya di teras."Rif? Kapan datang? Urusannya di Palembang sudah selesai?" tanyanya."Bang, ada yang harus aku diskusikan sama Abang." Bukannya menjawab pertanyaan Hasan, Syarif malah langsung menyatakan maksudnya.Di teras rumah, duduk dengan tenang seorang anak muda, ketika Hasan mencapai teras, pemuda gagah dengan rambut diikat itu langsung menyalaminya."Assalamualaikum, pak Hasan," sapa pemuda itu dengan hormat."Walaikumsalam, siapa ini?""Oh, ini asistenku Efendi," jawab Syarif."Fendi? Fendi teman Aina?" tanya Hasan penasaran."Oh, benar, pak. Saya teman Aina," jawab Fendi.Hasan mengamati pemuda itu dengan mengernyitkan kedua

    Last Updated : 2022-08-13
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 78

    Ketika Syarif sampai perkebunan hari sudah menjelang petang. Aina sangat bahagia mendapat pesanan zat hitam dari tangan pemuda itu, Syarif sedikit penasaran apa isi kardus tersebut sebab Aina selalu mengingatkannya untuk jangan lupa mengambil di tempat ibunya. Tentu saja penasaran Syarif hanya sekedar penasaran saja, mana mau Aina membongkar rahasianya.Fendi di tempatkan di area perumahan yang di tempati para bujangan, namun sesekali dia akan menginap di ruang tengah atau ruang tamu rumah Syarif. Seperti hari ini, setelah pulang dari Palembang, Fendi menginap di rumah Syarif karena banyak pekerjaaan yang membutuhkan bantuannya."Oh iya, tadi ada titipan dari bang Hasan," ujar Syarif.Mereka tengah makan malam bersama, Aina terperangah mendengar perkataan Syarif, hatinya tiba-tiba berdegup kencang mendengar nama laki-laki itu disebut oleh Syarif. Rasanya dia ingin berteriak saking senangnya, namun otaknya masih waras, dia hanya tersenyum simpul, namun binar matanya tidak dapat memboh

    Last Updated : 2022-08-13
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 79

    "Kami sedang bekerja keras mencari investor untuk membangun pabrik, jika bang Hasan belum juga menemukan investor, kemungkinan dia harus menikah dengan anak wakil bupati Jambi timur, demi perusahaan, demi para pekerja yang menggantungkan hidupnya di sini." Perkataan Syarif membuat Aina berhenti, ini bukan hanya sekedar naik wahana halilintar, ini sebuah bom yang tepat menghantam tubuhnya. Menikah demi perusahaan? Abang Hasan mau menikah? Perasaannya kini tidak baik-baik saja, wajahnya bahkan memucat, namun dia dengan cepat dapat menguasai diri, bukankah lelaki itu sudah mengirim pesan untuk menunggu dan mempercayainya? Tidak ada hubungan yang bisa langgeng jika tidak saling percaya. Aina berusaha mempercayai lelaki itu dan menekan semua rasa cemas dan takut kehilangan di hatinya. Yah, jika memang jodoh, Allah pasti mempertemukannya dengan lelaki pujaannya. Sekali lagi dia menggantungkan semua nasib hidupnya hanya kepada Allah. Memikirkan semua itu, senyum di bibirnya yang sempat me

    Last Updated : 2022-08-14
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 80

    "Tuan muda, Aina ... Apa yang kalian lakukan di sini?" ujar Bik Nur dengan perasaan yang mencelos menyaksikan apa yang mereka lakukan."Bik Nur ... Mari kita bicara," ujar Hasan sambil memegang tangan Aina dan mendudukkannya di tepi ranjang.Bik Nur segera menghampiri mereka dan duduk di kursi meja rias."Bik Nur ... Saya mencintai anak Bik Nur ...," ujar Hasan dengan suara lemah lembut. Nur yang mendengar perkataan Hasan terperangah, dia senang bahwa laki-laki muda dihadapannya memiliki perasaan khusus terhadap anaknya, lelaki ini lelaki yang bertanggung jawab, dia juga merasa sangat berhutang Budi pada lelaki ini, karena lelaki ini yang telah menemukan Aina ketika diculik."Sejak kapan tuan muda menyukai Aina?""Sejak lama.""Apakah sejak tuan muda tahu jika paras Aina rupawan?""Saya baru mengetahui wajah asli Aina dua Minggu yang lalu ketika saya pergi ke perkebunan, menurut Bik Nur, untuk apa saya pergi ke perkebunan?" ujar Hasan, nada bicaranya masih lemah lembut."Memangnya un

    Last Updated : 2022-08-15
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 81

    Tak jauh dari mereka, seorang lelaki gagah memakai baju batik lengan panjang pres body tengah memasuki lokasi acara dengan menggandeng gadis cantik yang memakai gaun brokat warna silver, rambut gadis itu di sanggul dengan anak rambut yang menjuntai di dekat telinganya, gadis itu memakai riasan tipis, namun wajah cantiknya bersinar bagai bulan, tak pelak pasangan ini sangat menarik perhatian. Pandangan Nurma nanar menatap gadis yang digandeng Hasan, bukankah gadis itu yang diaku Hasan sebagai istrinya dari Jakarta? Sehebat apa wanita itu? Aina hanya mampu menundukkan pandangannya, dia sungguh tidak berani menatap orang di sekitarnya. Dia sangat takut jika dikenali oleh orang lain. Hasan membawa Aina menuju meja ayahnya, di meja itu duduk juga ibu tirinya, Ayuni dan Nurma, masih ada satu bangku yang kosong. Acara tukar cincin sudah dilaksanakan, sekarang di panggung diisi dengan suara nyanyian tim organ tunggal, suara soundsystem-nya terdengar sangat nyaring. "Hei, sini ... Sini .

    Last Updated : 2022-08-18

Latest chapter

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status