Share

Bab 65

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-08-05 11:25:35

POV Fendi

Bekerja seharian membuatku cukup lelah, aku harus segera mandi agar tubuh lebih segar, kuraih handuk yang kugantung di jemuran, kutanggalkan pakaian atas. Dua hari tidak bertemu Aina membuatku tidak semangat, gadis jelek itu benar-benar kejam, sudah berani menusuk hatiku dengan kelakuannya, tak sekalipun dia mendatangiku untuk menenangkan. Aku harus menemuinya sekarang, bisa gila kalau lama-lama tak bertemu dengannya.

Sebelum aku ke kamar mandi, aku mendengar di luar suara motor bebek yang sudah hapal punya siapa, karena yang punya sering sekali bertandang ke sini. Dengan malas, aku keluar dari barak dan bersender di pintu.

"Bang," sapanya dengan senyum manis.

"Mau apa lagi ke sini?" aish, aku malas sekali meladeninya hari ini.

"Ini, Ida bawakan rendang untuk Abang," gadis itu mengangsurkan serenteng rantang.

"Sekarang siapa lagi di keluargamu yang hajatan? Kemarin Uwakmu, pamanmu, bibimu, sepupumu, apakah sekarang tetanggamu?" kataku dengan nada sarkas, namun wajah gadis i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
liza sarah
iya. sukaaa x dgn karakter aina. unik. selalu di pihak yg teraniaya tp gk membuatnya teraniaya. pembaca pun tenang meski bnyk yg memusuhinya. cerdas dan ada bandal2nya, tp baik lurus hating. lucu lg. kereen. lanjuut kak.
goodnovel comment avatar
Arifrahman Muhamma
Aina yang tangguh Aina yang tabah,,
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
Aina memang gadis unik,,she is powergirl
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 66

    POV Fendi Aku bergegas menuju rumah Aina, akan terasa lama jika jalan kaki, aku segera mencari pimpinan proyek untuk meminjam motornya. "Mas Yikin, aku pinjam motornya." "Lama apa sebentar? Akan kupakai ke rumah Pak Dayat, menyelesaikan pembayaran upah," jawabnya. "Kalau lama, kuantar saja," lanjutnya. Dengan senang hati aku terima tawarannya, tidak sampai sepuluh menit sudah sampai depan rumah Aina. "Inikan rumah Pak Syarif menejer perusahaan?" ujar Mas Yikin "Iya, Mas Yikin kenal sama Pak Syarif?" "Kenal, tapi karena aku ada keperluan malam ini jadi tidak bisa mampir, salam ya buat Pak Syarif." Lelaki itu langsung tancap gas meninggalkan aku sendiri, bergegas aku menaiki tangga teras dan mengetuk pintunya. "Assalamualaikum." "Walaikumsalam, sebentar ya!" Terdengar suara keras seorang perempuan dari dalam, suaranya memang selalu selantang itu, walaupun penuh ketegasan, tetapi tetap mengandung kehangatan. "Fendi? Masuk!" Aku mengikutinya dan duduk di sofa ruang tamu. G

    Last Updated : 2022-08-06
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 67

    POV AinaPagi ini setelah salat subuh aku kembali tidur malas-malasan, namun aku yang tidak biasa tidur setelah subuh tidak bisa tidur, aku hanya bolak-balik sambil termenung menatap langit-langi kamar. Pembicaraan dengan Fendi tadi malam benar-benar mempengaruhi perasaanku, aku tahu kenapa Fendi begitu keras kepala menolak gadis bernama Farida itu, semua itu karena aku.Entah sejak kapan pemuda yang sudah bertransformasi menjadi seorang pria sejati itu memiliki perasaan khusus untukku, dari tatapan matanya, senyumannya, dan kemarahannya, semuanya memiliki perasaan penuh terhadapku. Aku bukan gadis bodoh yang tidak bisa menangkap gelagat itu, yang aku pikirkan adalah bagaimana aku menghadapinya? Aku sudah mengakui jika ada lelaki lain di hatiku. Aku tahu hatinya sakit, sangat sedih sebenarnya menyakitinya seperti itu, tetapi aku harus jujur padanya.Akhirnya aku terbangun dan menuju dapur, di meja makan bang Syarif sudah duduk sambil membaca berkas-berkas kantor."Abang mau minum ko

    Last Updated : 2022-08-06
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 68

    POV Hasan Seminggu yang lalu ...Aku memasuki sebuah kedai kopi Starbucks di jalan Gatot Subroto, suasana cafe masih agak sepi, karena sekarang masih jam kantor. Beberapa menit menunggu, akhirnya seseorang muncul dengan tergesa-gesa."Sudah lama, Bang?" Anak itu segera mengambil tempat di hadapanku. Aku tidak menanggapi pertanyaannya, hanya meliriknya dengan sedikit malas."Maaf, kalau aku terlambat. Di perkebunan tidak ada sinyal, kalau mau membuat janji dengan Abang harus ke kota kabupaten dulu mencari sinyal atau telepon rumah," keluhnya."Semua berkas sudah ku-revisi, coba Abang periksa lagi," lanjutnya sambil mengambil setumpuk berkas dari tas kerjanya."Haruskah kantor menejer di pindah ke kota kabupaten saja?" tawarku."Itu belum terlalu perlu, Bang. Pengeluaran awal kita sudah terlalu membengkak, aku harus menekan pengeluaran.""Kau harus menempatkan orang yang terpercaya untuk menjaga gudang, biasanya daerah itu rawan kebocoran," ujarku mengingatkannya."Iya, cuma aku belum

    Last Updated : 2022-08-07
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 69

    POV Hasan Sore ini, aku segera masuk kamar hotel setelah rapat yang cukup alot dengan pihak bank sebagai investor pendanaan, syukurlah ajuan proposal itu berhasil, kucuran dana segera akan digelontorkan dengan persyaratan dan perjanjian yang cukup adil untuk kedua belah pihak. Harusnya aku senang dengan kemajuan bisnis ini, tapi kenapa aku masih tidak senang? Aku menatap pemandangan gedung-gedung pencakar langit di kala senja di balkon kamar hotel, suasana begitu sepi, sudut hatiku selalu seperti ini, biarpun sudah terbiasa mengalami seperti ini, namun rasa sakit dan kesepian tak bisa kuhindari. Segera kuambil sebungkus rokok di saku celana, mengambil sebatang, menyalakan dan menghisapnya. Asap mengepul mengaburkan pemandangan. Beberapa menit sudah berlalu, sebungkus rokok sudah kuhisap habis, putungnya bahkan berceceran di lantai balkon, kenapa galau di hati ini tak kunjung hilang? Mungkin hal seperti ini yang menyebabkan seseorang mencari pelampiasan ke minuman keras atau narkob

    Last Updated : 2022-08-07
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 70

    POV Hasan Kulihat rumah itu tampak sepi, tidak ada tanda-tanda Aina ada di dalamnya, sebelum aku melangkahkan kaki menuju tangga, aku mendengar seseorang berteriak dari belakang, aku spontan menoleh, terlihat seorang wanita tengah menyeimbangkan tubuhnya, tetapi sontak terjatuh ke dalam danau. Aina? Bukankah itu Aina? "TOLONG!!" Wanita itu berteriak dengan kencang. Aku tidak berpikir dua kali langsung berlari menuju danau, tempat ini dulunya rawa, namun untuk membuat perumahan terpaksa digali lagi menjadi danau, aku tahu kedalamannya berapa, yang paling dangkal saja kedalamannya dua meter. "Tolong ... Tolong ...." Wanita itu hilang timbul di atas permukaan air. Tanpa pikir panjang aku langsung menanggalkan pakaian atas dan sepatu, dengan hanya mengenakan celana panjang, aku langsung terjun ke danau. Menyelam dan meraih tangan wanita itu yang hampir tenggelam agar tetap di permukaan air. Tanganku yang cukup kokoh, mendekap dadanya. Hingga mencapai air dangkal, aku membopong tubuh

    Last Updated : 2022-08-07
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 71

    POV Hasan "Bagaimana? Bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan semua ini?" Apakah aku bermimpi? Tetapi semua ini nyata, gadis di hadapanku ini Aina. Seoalah ini hanya terjadi pada hayalan semata, kusussuri kembali wajah ini, bahkan jemariku tampak bergetar. Wajah ini tidak jauh lebih kecil dari telapak tanganku. Alis ini, terlihat lebat namun kecil, melengkung dan memanjang, bagaikan di lekis dengan sempurna. Mata yang kini menatapku tanpa berkedip ini, warnanya coklat terang, sebuah lensa mata yang jarang dimiliki oleh penduduk negeri ini, tatapannya hangat dan menghanyutkan.Jemariku turun ke hidung, sebuah hidung kecil dan mancung, yang sangat pas dengan bentuk wajahnya. Bibirnya, aku mengusap lebih lama di area ini, tidak kusangka sebuah bibir akan selembut ini, bentuknya yang mungil dengan warna merah muda itu sungguh membuatku sangat tertarik untuk merasakan sensasinya.Tanpa berpikir lama, kukecup bibir mungil itu, rasanya lembut dan manis dan membuatku ketagihan. Tak cukup

    Last Updated : 2022-08-09
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 72

    POV Aina "Panggilan yang mesra itu biasanya 'sayang, honey, atau baby'. Terserah Ai, maunya yang mana," lelaki itu bicara sambil memainkan ujung rambutku."Apa?"Aku cukup tercengang, tidak menyangka lelaki itu ingin dipanggil dengan panggilan yang alay dan norak seperti itu, apakah lelaki di depanku ini masih Hasan Basri Latif, S.IP si lelaki es yang kata orang sulit didekati? Aku hampir saja muntah mendengar dia menyebut tiga kata itu.Sayang, honey, baby? "Kenapa? Apa kau keberatan memilih salah satu?" tanyanya ketika aku hanya terbengong tidak memberikan respon."Atau dikombinasi saja, bagaimana kalau 'Ayang Bebeb'?" lanjutnya.Spontan aku tertawa tak tertahan, wajahku bahkan memanas mendengar dia menyebut panggilan alay seperti itu. Itu sangat menggelikan."Sudahlah, Tuan. Jangan aneh-aneh," ujarku masih terkekeh."Bukankah panggilan ini sedang trend di kalangan anak muda? Kenapa kau yang jauh lebih muda dariku justru pemikirannya lebih kolot?" Protesnya, ini sangat mengejutkan

    Last Updated : 2022-08-09
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 73

    POV Aina"Aku harus ke kantor dulu, Bang. Ijin sebentar," ujarku setelah membereskan cucian.Lelaki itu sudah memakai pakaian bang Syarif, aku pikir ukuran baju mereka sama, ternyata baju bang Syarif sedikit kekecilan, sehingga kemeja yang biasanya pas dipakai bang Syarif agak kesempitan ditubuh bang Hasan. Namun demikian tubuh seksi lelaki itu justru terlihat menonjol dan menggoda."Gak usah ke kantor saja, masak Abang datang malah ditinggal," ujarnya dengan nada kecewa."Sebentar saja kok, Bang. Rencana Abang mau menginap tidak di sini?""Iya, besok sore aku baru kembali.""Kalau begitu aku akan ijin dua hari sekalian. Apa Abang senang?" Aku mencoba menggodanya."Tidak, aku maunya kau libur selamanya, selamanya berada di dekatku," ujarnya sambil memelukku dari belakang."Aish, dasar serakah. Lepaskan aku, ini sudah jam sepuluh, gak enak sama pak Faisal," aku memberontak dan segera keluar rumah.Lelaki itu membuntutiku hingga turun ke bawah tangga, aku segera mengambil motor dan mend

    Last Updated : 2022-08-10

Latest chapter

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status