Share

48. Can We Hold?

Author: Gallon
last update Last Updated: 2022-02-13 23:24:04

"Sentuh aku ...," bisik Sonya.

Tubuh Awan bergidik saat mendengar permintaan Sonya yang seolah memberikan lampu hijau untuk dirinya menyentuh wanita cantik itu. Wanita yang selalu ada di setiap mimpinya.

"Awan ...," bisik Sonya pelan sembari mengusap pipi Awan lembut, berusaha agar Awan mau menyentuhnya. "Sentuh aku."

"Kamu yakin, Sonya? Sekali aku sentuh kamu, aku nggak mungkin berhenti dan aku bakal terus meminta untuk menyentuh kamu ...."

"Sentuh ...." Sonya mengecup bibir Awan pelan, menyapukan lidahnya ke permukaan bibir Awan yang hangat.

"Aku, sekarang ...," bisik Sonya sembari mengalungkan tangannya ke leher Awan.

Seketika itu juga pertahanan Awan runtuh, diciumnya bibi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (19)
goodnovel comment avatar
Kasmariah Kadir
hahahaha.....lariii
goodnovel comment avatar
melaty fitriani
waw cctv nyala trus gmn dunkz ah kepalng tanggung sonya hahahah.tenang babang awan bs hapus tu video kn dia cucu yg pnya rs tu jd aman
goodnovel comment avatar
Yung
udah gk papa biar semua orang tau,biar cepat kelar urusan nya dengan emir
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   49. Godaan Berondong

    "Sonya ...."Sonya menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan dari suara yang mulai Sonya sukai, "Kenapa, Awan?""Pulang?" tanya Awan sembari berjalan mendekati Sonya."Iya, aku pulang ... kamu sangka kalau aku jalan ke parkiran aku mau operasi?" tanya Sonya sambil menyelipkan rambutnya ke telinga. Semenjak peristiwa di ruangan kerjanya kemarin Sonya benar-benar salah tingkah di hadapan Awan, pikirannya selalu melayang pad

    Last Updated : 2022-02-15
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   50. Emir Yang Sempurna.

    Sonya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang miliknya, rasa lelah yang ia rasakan setelah bekerja dari pagi hari terkikis setelah melakukan ritual mandi air hangat yang sangat Sonya sukai. Sonya berguling dan mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di ranjang, dengan cepat ia melihat ada beberapa pesan dari teman-teman dan koleganya yang langsung Sonya abaikan. Mata Sonya terhenti pada sebuah nama yang sangat ia sukai.“Awan ....” Sonya membuka chat-nya dan bukan menemukan pesan namun sebuah panggilan telepon via aplikasi.Sonya terkejut saat merasakan ponselnya bergetar karena menerima panggilan dari Awan, “Iya ... ada apa? Ada operasi?” tanya Sonya spontan karena biasanya bila bulan perawat yang menghubunginya maka Awan sebagai perawat anestesi yang menghubunginya.“CITO, Dok,” ucap Awan.“Hah ... siapa yang mau dioperasi?” tanya Sonya sigap, dengan cepat ia berdiri dan mengambil kemejanya yang ada terga

    Last Updated : 2022-02-15
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   51. Butuh Bantuan

    “Awan ...,” sapa Sonya saat melihat Awan sudah menyerahkan helm ke tangan Sonya.“Pagi, Sonya,” sahut Awan.Sonya hanya tersenyum simpul saat melihat Awan, rasanya kata-kata Awan tadi malam benar-benar mencambuk dirinya. Membuat Sonya tersadar kalau pernikahan yang saat ini sedang Sonya jalankan adalah pernikahan yang sudah rusak dan karam.“Sonya ... kamu kenapa?” tanya Awan pelan sembari mengambil helm dari tangan Sonya dan memasangkan helm di kepala Sonya.“Nggak ... aku nggak apa-apa,” dusta Sonya, “Aku sakit perut.”“Oh ... kamu PMS?” tanya Awan.Sonya terdiam mendengar pertanyaan Awan, bingung harus menjawab apa, karena semenjak rahimnya di angkat dirinya sudah tidak mengalami menstruasi lagi. “Nggak.”“Jangan bilang kamu masih mikirin kata-kata aku kemarin,” ucap Awan.Sonya menengadah dan mendapati wajah Awan yang sedang mena

    Last Updated : 2022-02-15
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   52. Mencoba Mengambil Kembali

    "Awan ...," bisik Sonya yang kaget saat mendapati Awan dan Eka di depan ruangan petugas CCTV. "Dokter Sonya, kenapa ada di sini?" tanya Awan kaget saat melihat Sonya ada di sana, ditambah lagi di belakang Sonya ada Lidya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang seolah mengetahui dosa besar yang dia lakukan bersama Sonya kemarin. Sebuah dosa yang membuat kepala Awan pusing bukan kepala dan membuat dirinya berlama-lama di kamar mandi karena harus menuntaskannya hasratnya sendirian. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Sonya yang merasa tidak enak karena membuat Awan tidak bisa menyelesaikan hasratnya tadi. "Aku nggak apa-apa," jawab Awan sembari tersenyum, berusaha menyembunyikan perasaan sesungguhnya yang benar-benar merasa nelangsa karena tidak dapat memuaskan keinginannya. "Emang kamu kenapa, Wan? Salah minum obat atau kecepi—" "Diem," potong Awan cepat sembari memukul bahu Eka, membungkam ucapan Eka yang terkadang membuat Awan kesal. "Sakit A ...." Eka menghen

    Last Updated : 2022-02-15
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   53. Petaka Penuh Kesempitan

    Sonya memandangi flashdisk di tangannya sambil berjalan menyusuri lorong rumah sakit, flashdisk yang berisikan video rekaman CCTV miliknya. Sonya sama sekali tidak mau membuka video tersebut, rasanya malu melihat dirinya yang sedang mendesah akibat sentuhan Awan.Membayangkan hal itu sudah membuat Sonya meremang, tiba-tiba saja tubuhnya mengingat kembali kenikmatan yang ia dapatkan di bagian pribadinya, sebuah kenikmatan yang tidak pernah Sonya dapatkan dari suaminya.“Kenapa?” tanya Lidya yang tiba-tiba berjalan di sebelahnya.“Nggak, nggak apa-apa,” dusta Sonya, tidak mungkin Sonya mengatakan kalau dia sedang membayangkan jemari Awan yang sedang bermain di bagian pribadinya.“Muka kamu merah, jangan bilang kamu mikirin hal mesum, Sonya,” tebak Lidya sembari menunjuk hidung Sonya yang tampak memerah.“Nggak ... ya ampun, Lidya, jangan ngaco, deh.” Sonya berusaha dengan keras menutupi ekspresi mukanya

    Last Updated : 2022-02-15
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   54. Mencari Kata Maaf

    Sonya berjalan keluar dari ruang operasi, hampir dua jam dia di dalam dan saat ini dia sedang menunggu pasiennya kembali sadar. Dengan tenang Sonya berjalan hilir mudik di depan ruangan pemulihan, sembari melihat tangan kanannya, tangan yang sudah dengan kurang ajarnya menyentuh bagian pribadi Awan tadi. “Ya ampun, Sonya, kamu kenapa, sih? Kok bisa sebodoh itu, kamu masa nggak bisa bedain mana ponsel dan alat kelamin pria?!” Sonya menepuk dahinya berkali-kali mengutuki kebodohannya karena salah mengenali benda. Rasanya sia-sia sekolah kedokteran hampir selama sepuluh tahun tapi, membedakan ponsel dan alat kelamin saja dia tidak bisa. Pemandangan alat kelamin bukan sesuatu yang aneh bagi Sonya, karena setiap dia melakukan operasi pasti menghadapi pasien dengan berbagai bentuk dan macam alat kelamin. Namun, entah kenapa pikiran Sonya benar-benar bekerja lebih liar saat membayangkan alat kelamin Awan, tanpa sadar tangan Sonya bergerak menggenggam sesuatu .... “D

    Last Updated : 2022-02-16
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   55. Hasrat Yang Tertahan

    Awan terus menggenggam tangan Sonya sepanjang jalan pulang dari pemakaman hingga sampai di rumah Sonya, Awan sama sekali tidak ingin melepaskan tangan mungil dan lentik itu dari genggaman tangannya, bahkan Awan mau bersusah payah mengendarai motornya hanya dengan menggunakan salah satu tangannya, saja.Perasaan Awan seolah mengatakan bila dirinya melepaskan genggamannya, Sonya akan menghilang dan meninggalkan dirinya. Awan tidak mau itu terjadi, sudah cukup satu kali saja Awan merasakan perasaan ditinggalkan hingga Awan mengutuki dan menghukum dirinya sendiri akibat sebuah kesalahan yang membuat kehidupannya hancur berantakkan dulu. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan Sonya, dia bersumpah akan melindungi wanita yang sudah mengetuk dan memorak-porandakan hati juga pikirannya.“Awan, udah sampai.”Suara Sonya menyadarkan Awan dari lamunannya dan mulai menekan rem motornya sepelan mungkin, agar mengurangi kecepatan motor. Setelah sampai

    Last Updated : 2022-02-17
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   56. Sentuhan Penuh Hasrat

    “Sonya, boleh aku menyentuhmu?” bisik Awan sembari mengusap lengan Sonya sepelan mungkin, menggelitiknya.Sonya hanya bisa menggigit bagian bawah bibirnya, tidak bisa Sonya pungkiri kalau saat ini tubuhnya sedang meraung mengharapkan Awan untuk memuaskan ego wanitanya. Sonya ingin disentuh dan dipuaskan oleh Awan. Entah sejak kapan Sonya menginginkan dirinya disentuh oleh Awan, lelaki yang dengan lembut dan pelan tapi, pasti masuk ke kehidupannya dan memorak-porandakan perasaannya. Menyadarkan Sonya kembali rasa mencintai dan dicintai. Walaupun sampai detik ini Sonya tidak mau mengakui perasaannya sendiri. Tapi, Sonya sangat menikmati segala perhatian dan cinta yang Awan berikan pada dirinya tanpa pamrih.“Sonya, boleh aku menyentuh kamu?” bisik Awan sekali lagi, tangannya tidak bergerak lebih jauh. Hanya menyentuh lengan Sonya, menunggu jawaban dari wanita cantik itu, pantang bagi Awan menyentuh seorang wanita tanpa menanyakan kesediaannya, mas

    Last Updated : 2022-02-18

Latest chapter

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   389. From Gallon With Love

    Hai semua pembacaku sayang ....Gallon ucapkan terima kasih sudah membaca hingga akhir kisa perjalanan cinta Awan dan Sonya. Sebuah kisah yang pelik, berat dan penuh gairah dari Awan dan Sonya.Kisah yang dimulai dari sebuah pengkhianatan, rasa benci, dan mamaki diri akibat sebuah kekurangan yang menjadikan diri Sonya membenci dirinya dan melupakan rasa dicintai juga mencintai.Sebuah kisah dengan akhir yang manis namun dibalut sebuah kenyataan hidup, sebuah kenyataan yang membuat kita sadar kalau kita hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Secinta apa pun kita pada seseorang ingatlah ada maut yang memisahkan namun, yakinlah maut juga yang akan menyatukan kalian kembali. Cerita ini harus berakhir di sini, cerita manis ini harus berakhir secara sedih namun tetap dibalut senyum bukan sebuah tangis. Cerita cinta Sonya dan Awan tidak akan ada kelanjutannya, semuanya sudah jelas dan mereka sudah sangat berbahagia dengan kehidupannya. Gallon harap semua yang membacanya puas dengan akhir ki

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   388. Sebuah Akhir Dari Kisah yang Manis

    Tit ... tit ... tit ....Suara alat yang memonitor jantung Awan terdengar memilukan di kuping Hana dan Haikal, sudah lima hari mereka berdua berjaga di sana bergantian dan tidak mau meninggalkan Awan, semenjak Awan terjatuh dari kamar mandi."Hana, Haikal bisa keluar?" tanya Daniel melalui celah pintu kamar.Hana dan Haikal saling tatap lalu keluar dari kamar, sebelumnya mereka berdua mengecup kening Awan pelan. Setelah di luar Hana dan Haikal bertemu dengan Daniel dan juga Adara bersama seorang dokter. Mereka tahu siapa dokter itu, dokter itu adalah Dokter Intan, adik almarhum mama mereka."Tante ada apa?" tanya Hana sambil berdiri di samping Daniel, spontan suaminya itu merangkul bahunya pelan mencoba menguatkan Hana."Ada yang salah sama Daddy?" tanya Haikal sambil merangkul pinggang istrinya, mencoba mencari ketenangan dari tubuh istrinya itu.Intan mencoba tersenyum sebaik mungkin walau ia sadar kalau ia tidak bisa menipu Hana dan Haikal yang sudah mengenal dirinya dengan sangat b

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   387. Sebuah Ketetapan Tuhan

    Tangan Awan terus bergerak mengelus nisan Sonya, disetiap tarikan napasnya ia merasakan rasa rindu yang menusuk nan sakit. Ia rindu memeluk Sonya, mengecupi tubuh istrinya, dan tidur di samping wanita yang sudah menemaninya selama 37 tahun. Jemari Awan terus bergerak, sesekali terdengar suara tarikan napas berat Awan. Matanya mulai buram akibat menahan air mata yang selalu jatuh ke tanah setiap ia datang ke sana untuk bertemu Janu dan Sonya.Masih segar di ingatannya saat Sonya pergi meninggalkan dirinya di pelukkannya. Sonya kalah dan menyerah pada penyakitnya, wanita itu pergi meninggalkan dirinya tiga tahun lalu. Sonya menyerah pada penykitnya, Sonya meninggalkan dirinya sendirian di dunia. Maut sudah memisahkan mereka, mengakhiri sebuah dongeng cantik nan bahagia yang selama ini Awan dan Sonya rajut. Menikah dengan Sonya adalah sesuatu yang sangat Awan sukai. Setiap harinya selalu Awan lewati dengan perasaan senang dan bahagia, walau ada beberapa kali mereka menemui hambatan ke

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   386. Selamat Pagi Sonya

    37 Tahun Kemudian .....Awan mematut dirinya di depan kaca sambil menarik-narik kemejanya. Ia sesekali tersenyum sambil mengusap-usap bagian rambutnya yang sudah memutih termakan usia. Ia sekali lagi memutar tubuhnya memastikan kalau tampilannya sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan.Tangan Awan mengambil parfume yang sudah ia pakai semenjak dahulu kala, seketika itu juga wangi laut menyeruak ke indera penciumannya. Mencium itu semua membuat ia ingat perkataan Sonya kalau menciumnya wangi tubuhnya seolah ia sedang berlibur ke pantai."Sonya," bisik Awan sambil tersenyum kembali ke arah cermin. Ah ... ia rindu pada istrinya, ia rindu pada celotehan istrinya itu. Tanpa sadar pikirannya menghitung sudah berapa lama ia menikahi Sonya. "37 tahun," bisik Awan yang mulai menghitung berapa lama ia sudah menikah dengan Sonya, wanita yang sangat ia cintai hingga masa tuanya itu. Tok ... tok ... tok ....Awan menoleh melalui bahunya dan mendapati pintu kamarnya di buka. Senyumannya melebar

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   385. Sebuah Kesepakatan Awan dan Sonya

    "Mereka tidur di sini," ucap Lidya sambil membuka pintu kamar Tara.Sonya melihat Hana dan Haikal yang tidur di ranjang bersama Tara dan Amia. Terlihat kedua anaknya itu mengenakan piayama yang sama sambil memeluk sesuatu yang mereka bagi, Sonya tanpa sadar tersenyum melihat apa yang anak kembarnya itu peluk. "Aku nggak paham kenapa Hana dan Haikal meluk handuk, mereka tiap tidur selalu meluk handuk itu. Aku sampai sangka itu selimut tapi, aku liat-liat itu ternyata handuk," terang Lidya sambil mengambil tas si kembar yang sudah rapih di pojok kamar. "Itu anduk aku, mereka minta katanya buat mereka bawa." Sonya menahan tawanya sendiri saat mengingat keinginan si kembar, tanpa sadar tangan Sonya mengusap kening si kembar. "Ya ampun, manis banget ... padahal mereka bukan anak kamu secara biologis tapi, manis banget," ucap Lidya sambil mengusap kedua lengannya. "Iya ... aku bersyukur mendapatkan mereka berdua ... aku bersyukur dipertemukan dengan Awan dan diberkahi dua malaikat ini,"

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   384. Nafsu yang Terganggu

    "Bener-bener si kupret!" maki Eka sambil berjalan berlalu lalang di hadapan Lidya yang sedang membaca majalah dan sesekali melirik ke arah Eka.Eka kembali melihat jam yang ada di dinding rumah dengan geram, bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan jam 12 malam di hari senin dan bila jarum panjang jam bergerak sedikit saja maka hari sudah berganti menjadi hari selasa. "Bisa duduk nggak, sih?" tanya Lidya yang akhirnya kesal melihat Eka terus bergerak hilir mudik seperti setrikaan. "Duduk, sini." Lidya menepuk sofa yang ada di sampingnya berharap suaminya duduk di sana dan tenang. Sayangnya keinginannya tidak tercapai, Eka menggeleng sambil kembali hilir mudik dan memainkan ponselnya."Ini kupret satu, kebiasaannya ya Tuhan, dia bilang hari senin ... ini hari senin, bahkan ...." Eka melihat jam dinding dan menyadari jarum panjangnya sudah bergeser. "Udah hari selasa ... dasar manusia tanah sengketa, hobi bener bikin susah orang."Lidya hanya bisa menahan tawanya melihat kelakuan Eka y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   383. Menjilat Manisnya Madu

    Awan mengambil madu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi menyusul Sonya yang sudah menghilang di dalam kamar mandi. Saat sampai di ambang pintu kupingnye mendengar suara gemericik air dari dalam tempat shower.Langkah kaki Awan terhenti saat ia melihat Sonya sedang membasahi sekujur tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari pancuran. Siluet tubuhnya terlihat menggoda, tubuh sintal Sonya seolah meminta Awan untuk menyentuhnya. Napasnya makin tertahan saat ia melihat tangan Sonya menyentuh setiap inci tubuhnya dengan pelan dan sensual, ia suka melihat Sonya menyentuh tubuhnya sendiri, birahinya seolah dipuaskan melalu visual Sonya yang entah bagaimana caranya selalu menjadi magnet untuk dirinya. Sonya berbalik dan mendekati Awan selangkah demi selangkah, seolah setiap langkah yang Sonya lakukan sebagai sebuah tombol yang lagi-lagi membuat pria itu menggemeretakkan giginya menahan hasrat liar yang sudah meronta untuk dilepaskan detik itu juga."Nggak buka baju?" tanya Sonya sambil

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   382. Sebotol Madu

    "Aku nggak sanggup lagi, Wan," tolak Sonya sambil mendorong piring sejauh mungkin dari hadapannya, perutnya seolah akan meledak karena sudah menghabiskan banyak sekali hidangan laut yang tersaji."Terus ngapain kamu pesen makanan sebanyak ini?" tanya Awan kesal sambil menunjuk hidangan laut yang ada di hadapannya. "Yah tadi, keliatannya enak semuanya jadi aku pesen," kilah Sonya sambil mengambil garpu dan menusuk-nusuk udang yang ada di atas piring. Sonya mengakui kalau makanan itu enak tapi, rasanya perutnya sudah tidak mampu lagi menerima makanan lebih banyak lagi."Terus ini gimana? Aku udah bilang tadi, pesen seperlunya aja, jangan lapar mata, Sonya," ucap Awan sambil melihat meja makannya yang masih terhidang cumi saus padang, udang galah asam manis, kepiting bakar dan juga ikan bakar.Awan ingat tadi saat Sonya memesan semuanya ia sudah mengingatkan Sonya kalau mereka tidak akan mampu menghabiskan semuanya tapi, istrinya ini tetap pada pendiriannya ingin memesan semua makanan y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   381. Bulan Madu yang Manis

    "Mommy baru sampai, Nak," ucap Sonya sambil duduk di sudut ranjang dan melihat Awan yang terlihat sibuk berbicara dengan petugas hotel."Iya ... Hana, 3 hari aja, Daddy kamu juga bilang tiga hari, kan, kalau lebih nanti biar Mommy yang pulang sendiri dan Daddy, Mommy tinggal di sini," lanjut Sonya sambil menyentuh handuk yang dibentuk angsa di atas ranjangnya. Matanya dengan cepat menyisir keadaan kamarnya, jujur pada awalnya Sonya tidak tau mau di bawa kemana dirinya oleh Awan. "Iya, janji. Udah kamu di sana baik-baik dan jangan nakal. PR-nya kerjain dan tolong, suruh Haikal kerjain PR-nya juga, adik kamu suka lupa diri kalau nggak diingatkan," pinta Sonya sambil mengucapkan beberapa kata perpisahan sebelum memutuskan sambungan telepon dari Hana.Setelah ia menitipkan Hana dan Haikal di rumah Lidya, Awan sama sekali tidak mau mengatakan ke mana mereka akan pergi dan ternyata Awan membawanya ke salah satu resort yang ada di pulau seribu. H island resort.Sonya tersenyum saat berjalan

DMCA.com Protection Status