Aku mengemudikan motorku dengan tangan gemetar bukan gemetar karena merasa kedinginan atau takut tapi gemas atas sikap Sofia yang sudah keterlaluan. Ingin segera kusalib mobil-mobil yang berjubel di jalanan agar aku bisa secepat mungkin sampai di rumahnya. Aku tidak akan takut meski ada Nabil yang akan membela dan melindunginya, akan kubuat wanita itu mendapatkan pelajaran atas perbuatannya.Beraninya dia secara gamblang ingin mengusirku di rumahku sendiri. Jika kemarin aku melunak padanya maka kali ini aku tidak akan mengampuninya.*Tok tok.Aku mengetuk pintu rumah Sofia dengan nafas yang sudah memburu dan perasaan hati yang membuncah. Aku berharap sekali wanita itu yang membukanya agar tidak akan perlu ada aba-aba lagi untukku menghajarnya."Siapa!"Alfian membuka pintu dan begitu panel kayunya bergeser aku langsung masuk dan mengabaikan dirinya yang menanyaiku tentang tujuanku."Hei mau ke mana?""Sofia mana?""Di dalam, tapi apa yang kau inginkan?"Aku mengabaikan perkataan nab
Iya, aku mengatakan itu agar wanita tadi sadar. jika istri yang baik dan berbakti saja sudah ditinggalkan tanpa alasan, maka seorang lelaki tidak akan mempertimbangkan dua kali untuk meninggalkan wanita seperti Sofia. Terlebih Nabil adalah tipikal lelaki yang tidak mau dipusingkan dan direpotkan. Lelaki yang tumbuh sebagai anak mami akan selalu manja baik itu kepada Ibu ataupun istrinya, sikap mereka seperti anak-anak yang terjebak dalam tubuh orang dewasa. Mereka hanya menginginkan ketenangan dan kenyamanan, jika tidak mendapatkan itu maka lelaki akan berpaling dan mulai mencari tempat lain untuk mendapatkan kebahagiaan dan sedikit tantangan.Aku kaget lelaki yang kuanggap setia dan tidak pernah sedikitpun berani menceritakan tentang wanita lain itu, tiba-tiba menikahi istri sepupunya dan tanpa ragu menidurinya. Si istri juga tidak tahu diri, hanya karena sudah ditiduri, wanita itu merasa sudah menguasai seluruh akal dan pikiran Nabil. Dia berpikir apapun yang ia lakukan akan sela
Tanpa memberitahu atau menceritakan kepada orang lain, aku dan Rihanna serta kedua anakku mengangkut barang kami untuk pindah ke rumah baru. Kutemukan sebuah rumah yang cukup strategis dengan daerah perkantoran di mana aku akan melamar kerja. Kudapatkan kontrak dengan harga miring, karena pemilik rumahnya memohon padaku agar aku merawat rumah itu dengan baik.Dia bilang itu adalah peninggalan orang tuanya jadi dia tidak ingin ada sedikitpun yang berubah. Aku membayar kontrak lalu dua hari kemudian truk mengangkut barang-barang kami dari rumah lama."Mau pindah ke mana Mbak?" tanya tetanggaku yang memperhatikan kami menaikkan barang ke atas truk."Ke rumah orang tua," jawabku, "mereka tidak ada yang menemani, jadi saya menjual rumah ini," balasku berdusta. Sekalipun begitu banyak konflik dan masalah yang terjadi, tetanggaku tidak pernah menyadari ada masalah apa dalam rumah tangga kami."Kenapa harus dijual sih? kok nggak di kontrakan?""Saya dapatkan tempat yang lebih bagus untuk b
Seminggu kemudian aku yang fokus merealisasikan rencana untuk butik telah mendapatkan tempat yang strategis untuk memulai usahaku itu, aku juga telah memesan mesin jahit dan berbagai alat peraga yang akan kugunakan untuk mendisplay hasil desain dan jahitanku.Setelah membayar lokasi toko, aku langsung menyewa tukang untuk merenovasi bagian depan, mengganti rolling door dengan kaca dan membuat pintu yang lebih estetik. Aku juga memesan berbagai tanaman dan aksesoris pendukung yang akan membuat tempat itu menjadi nyaman untuk pelanggan dan menarik.Setelah selesai dengan masalah toko aku dan Rihanna pergi ke toko kain kemudian memilih bahan-bahan premium yang akan kugunakan untuk membuat pakaian. Tak lupa juga membeli benang dan alat jahit.*Seminggu berjalan tanpa gangguan atau telepon dari Mas Nabil, di penghujung pekan aku pergi ke persidangan di mana Aku dan Dia masing-masing memberikan keterangan di depan hakim. Memang hakim meminta kami untuk berdamai demi mempertahankan rumah t
Bagaimana tidak ketar ketir kalau aku menantunya terlihat sedang akrab dan berkenalan dengan lelaki yang lebih berkelas dibandingkan anaknya Nabil. Dia juga pasti terkejut dengan perubahan yang kulakukan pada diriku. Ya, aku terlihat begitu mempesona dan berubah.Memang seharusnya begitu, jika seseorang dicampakkan maka dia harus berubah jadi lebih cantik dan sukses untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang yang membuat dia terpuruk. Aku akan membuktikan diriku kepada dunia dan akan kubuat orang-orang yang menyakitiku hancur lebur hingga kata menyesal sudah tidak berarti lagi."Terima kasih," ucapkan sambil menerima ponselku dari tangan lelaki bernama Hendra itu. Ketika kulit kami bersentuhan lelaki itu nampak tertegun aku tersenyum sementara dia yang gugup hanya menggelengkan kepala sambil mengusap hidungnya dengan canggung."Bersikaplah seperti biasa, karena dengan gugup demikian anda terlihat menggemaskan.""Sungguhkah?" "Iya," jawabku sambil menyentuh bahunya, lelaki itu mena
Entah siapa yang akan kutemui lebih dahulu tapi ini benar-benar menarik.Seperti yang kuharapkan, aku berhasil membuat kesan baik pada sesi perkenalan dan berhasil membuat komunikasi sedemikian rupa hingga seseorang tertarik untuk melakukan pertemuan kedua. Tak kusangka, mereka tertarik berbisnis denganku, ada yang ingin dibuatkan sejumlah pakaian untuk anggota keluarganya, ada yang mau aku bekerja untuknya, ada juga yang ingin memberiku bahan baku kain dengan harga sedikit murah. Selain itu, ada orang-orang yang akan kudekati untuk kuperalat membalaskan dendamku pada Sofia. Ini akan jadi balas dendam epic, karena di hari Sofia, tante dan ibunya tahu, maka keluarga itu akan hancur, tiga orang lelaki dari keluarga yang sombong mengejar satu wanita dan itupun adalah jandanya suami Sofia. Hahaha, aku akan merasa menang dan berada di puncak seluruh pencapaianku jika itu benar benar terjadi.Kuputuskan untuk terlebih dahulu menemui Ayah Sofia. Aku tidak akan buang-buang waktu untuk m
Bagaimana pun ...meski ayah sofia memberiku miliaran rupiah, aku tidak akan pernah memaafkan anaknya. Meski nantinya, aku dibutakan oleh persona lelaki itu, tapi aku tidak akan pernah melenceng dari rencana awalku bahwa aku akan menghancurkan kehidupan Nabil dan anak mereka. Bolehlah sekarang Nabil dan Sophia merasa tenang karena aku tidak mengganggu mereka lagi , tapi perlahan-lahan aku akan menghancurkan kehidupan mereka seperti rayap yang memakan kayu dari dalam. Perlahan semuanya rapuh lalu tumbang begitu saja. Bukan cuma itu ...aku yakin kalau Nabil akan terkejut dengan perubahanku kemudian pasti akan mengejar diri ini lagi.Yang namanya laki-laki, tidak akan semudah itu lepas dari kenangan tentang istri pertama yang sudah membersamai mereka, terlebih jika pelayanan dan service istri kedua tidak benar, maka standar mereka akan kembali kepada pelayanan istri pertama. Jika Nabil sedang berada di posisi stres dan tertekan maka penyesalan itu akan datang dan kemudian ia akan berusah
Sewaktu om richard keluar dari kamar mandi aku telah siap dengan membuka jaketku, kubaringkan diriku dengan posisi miring lalu memberinya isyarat dengan ujung jari untuk mendekatiku.Pria yang memberingas seperti kambing lapar itu nyaris menjatuhkan air liurnya saat menatap leher jenjangku, ia segera mendekat dan menghamburkan dirinya ke atas tempat tidur hingga ranjang itu bergetar bukan main."Aku sudah terpesona dari pertama melihatmu, sayang aku harus menahan diri karena secara tidak langsung, kau adalah kerabatnya Sofia," ucapnya sambil mencium pipiku."Tahan dulu, jangan buru-buru agar sesi percintaan kita bisa berlangsung lebih lama," ucapku sambil menempelkan bibir di telinganya, lelaki itu semakin tidak kuasa mengendalikan diri."Bagaimana kalau kita minum-minum dulu.'"Apa kau bisa minum wine?""Tentu, aku mencobanya sebelum menikah jadi aku familiar dengan rasanya.""Tak kusangka, dibalik dirimu yang tertutup kau punya sisi liar dan sesuatu yang menakjubkan, aku benar-bena
Aku sadar bahwa jika kamu ini terus berkepanjangan maka sebentar lagi aku akan berada di ambang perceraian dengan mas Nabil. Jika aku bercerai dengannya maka sekali lagi semua usahaku untuk punya suami akan sia-sia aku terpaksa harus menjanda untuk kedua kalinya.Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan keluarga ini adalah berdamai dengan iklim serta mendukung pernikahannya dengan Hendra. Meski aku sakit hati dan ingin sekali balas dendam tapi aku tidak punya cara untuk melakukannya wanita itu terlampau cerdik ditambah Hendra ada di latar belakang untuk melindunginya. Sekali saja aku menginjakkan kaki ke butik iklima, maka kami semua akan berada di penjara.Ya, setegas itu Hendra memperlakukan orang. Juga ia yang kehilangan cinta pada Cici dan kini tergila-gila pada iklima pasti akan melakukan apapun untuk melindungi kekasih hatinya itu.Aku benar-benar berada di jalan buntu, aku terkena karma dan menjadi sangat pusing dengan begitu banyaknya masalah yang mendera. F
Selama berhari-hari aku berusaha mengambil hatinya dan membuat dia percaya serta yakin kalau aku memang beritikad baik untuk mengurus keluarganya dan berbaikan dengan ibu anak-anaknya.Tapi seminggu kemudian aku sudah tidak tahan lagi, kuputuskan untuk meminta bantuan keluargaku agar mereka mencarikan seorang asisten dan pengasuh untuk ibu mertua yang lumpuh serta membantunya membersihkan rumah. Aku mempekerjakan mereka dan membayar mereka dengan mahal, aku berjanji juga akan memberi bonus kalau mereka bisa bertahan.Kupikir semuanya akan beres, tapi dugaanku salah, ternyata nabil tidak menerima itu sebagai niat yang tulus, dia malah menganggapku menghindari tugas serta jijik dengan keluarganya."Apa kau mendatangkan pembantu rumah ibuku?" Dia bertanya padaku saat ia baru kembali ke rumah di malam hari, untuk apa yang dia lakukan dari pagi di luar sana sampai pulang kantor pun harus malam hari. Aku kesulitan menanyainya karena setiap kali bertanya dia pasti akan mengamuk. Ia bukanlah
POV Sofia Setelah seharian berjuang jadi babu, menangis frustadi karena harus pegang sapu dan alat lap, aku membersihkan semua kotoran dan debu-debu, membersihkan kotoran dan najis serta memandikan ibu mertua yang bertubuhnya nyaris membuat punggungku patah.Tanganku lecet karena terkena cairan pencuci piring, kulitnya melepuh dan perih, kuku yang kurawat dengan mahal juga patah. Ya ampun, aku menangis memperhatikan diriku yang menyedihkan. Setelah semua pekerjaan selesai dan aku berhasil memberi makan kedua tua renta itu dengan makanan pesanan, aku memilih untuk pulang. Sebelum meninggalkan tempat itu aku menelepon ayah mertua dan memintanya pulang untuk menemani ibu mertua. Aku bilang aku ada acara jadi tidak bisa menjaganya sampai pagi. Untungnya ayah mertua mau."Ah lagi pula kenapa sih sudah tua bangka begitu masih menikah? Kenapa tidak fokus aja mengurus rumah dan cucu! Dasar centil." Aku menggerutu sendiri sampai hampir melempar sepatu yang aku kenakan."Sofia...." Aku hen
"Maksudku baik Mas ... Aku ingin punya waktu untuk diri sendiri , kamu dan merawat tubuhku, Aku ingin tetap terlihat cantik di hadapanmu dan santai dengan waktuku. Bisakah kau bayar orang lain saja?""Astaghfirullah teganya kau Sofia. Itu ibuku sofia, dia merendahkan iklima demi membelamu, dia melakukan apapun yang kau inginkan serta selalu berada di pihakmu. Teganya kau. Setelah dia dalam keadaan sakit dan tak berdaya, kau memintaku untuk membayar perawat, sementara kau akan menghabiskan waktu untuk merawat kukumu?""Aku tidak ahli mengurus orang tua, Sayang""Tapi tetap saja, setidaknya kau menghargai mereka sebagai orang tuaku."Ah, gawat, Kalau kami berdebat dia pasti akan membandingkanku dengan istrinya pertamanya."Maaf, sayang, aku benar-benar bingung, lagi pula ini semua bukan salahku. Ini salahnya Iklima, dia yang sudah membuat bencana dan menimbulkan banyak masalah. Dia yang sudah menjodohkan Ayah dengan teman sekolahnya, hingga ibu syok dan sakit, harusnya dialah yang harus
Biar kuceritakan kenapa aku sampai akhirnya pergi minta maaf dan bersikap baik kepada iklima. Biar ku beritahu yang sebenarnya.*Aku telah resah sejak awal, kupikir pernikahan kami akan berlangsung lancar dan bisa diterima oleh semua orang tapi ternyata itu tidak semudah yang kupikirkan. Iklima, dia membalas dendam dengan seburuk-buruknya pembalasan. Dia membuat adikku bercerai, menimbulkan keraguan dalam diri suamiku serta kerenggangan hubungan kami, lalu memisahkan ayah dan ibu mertua. Bola panas ini harus segera dihentikan sebelum menghancurkan segalanya.Aku tahu dan dari lubuk hatiku terdalam aku menyadari kesalahanku, aku tahu aku sangat keliru telah menyetujui perjodogan dari ibu mertua yang meminta aku untuk menikahi Nabil.Saat itu pikiranku sedang tidak jernih, aku terlalu sedih dengan kematian Mas Faisal. Kupikir aku tidak bisa menjalani semua ini sendirian, hidup menjanda dan menjadi stigma buruk di antara masyarakat. Aku tidak suka direndahkan, hanya karena tidak puny
Seminggu kemudian.Setelah peristiwa yang terjadi di rumah mantan mertua kujalani hari-hariku seperti biasa, berusaha bersikap dan berpikir normal sambil berusaha menutupi luka-luka dan lubang di hatiku. Ruang hampa dan rasa kehilangan, tetap ada mengingat aku pernah begitu mencintai Mas Nabil. Tapi, aku sudah berdamai dengan kenyataan, sudah ikhlas bahwa inilah kehendak tuhan.Memang tidak mudah melupakan orang yang pernah mengukir namanya di hati, terlebih Aku punya dua orang putri, yang setiap kali menatap mereka, aku pasti akan teringat pada ayahnya. Aku teringat setiap detail peristiwa pahit dan manis dalam hidupku begitu memandang Arumi dan Novia. Tapi, mereka juga motivasi agar aku tetap bertahan dan menjadi kuat, aku punya motivasi untuk sukses dan tetap bekerja keras demi mereka. Aku bertekad untuk memperbaiki hidupku dan menemukan orang yang tepat di suatu hari nanti, insya Allah, aaamiin.*Suasana rumah kami jauh lebih tenang sekarang, karena orang-orang yang sering mente
Semua orang menatap padaku saat tiba-tiba aku sudah berdiri di ambang pintu. Dalam perdebatan sengit dan pertengkaran itu tiba-tiba mereka terbelalak karena pendapatku yang mengejutkan."Semuanya salah termasuk siapapun yang mendukung dan ikut dalam keputusan itu.""Kalau begitu kau salah juga, terutama kau! Kaulah biangnya yang membuat Ayah berpaling dari ibu?""Anggap saja impas karena ibu lah yang membuat Nabil berpaling dariku?""Oh jadi sampai sekarang kau masih tergila-gila pada Nabil dan terobsesi untuk balas dendam, padahal kau sendiri yang minta cerai darinya?""Tidak juga, aku tidak pernah benar-benar berusaha sekuat mungkin untuk membalasnya tapi alam mendukungku untuk memberi balasan. Ayah sendiri yang menginginkan tante Elvira, sementara aku hanya mengikuti keinginannya. Sebagai anak yang baik aku membantunya.""Sejak kapan kau jadi anaknya, kau hanya mantan menantu.""Darah ayah dan nabil mengalir dalam nadi anakku, secara tidak langsung kami sudah terikat sebagai kelua
"Kenapa Anda berkata sejauh itu tante Stefani?""Karena faktanya begitu," jawab wanita modis itu sambil mendelik."Anakku mengorbankan semuanya demi adikmu bahkan dia rela ikut agama kalian, tapi tapi Cici tidak benar-benar memberinya cinta. Sudah cukup sekarang!""Jadi kalian akan menjodohkanmu dengan wanita ini, alih alih mencarikan istri yang lebih baik?""Iya, kenapa, apa masalahnya? Ini adalah pilihannya dan dia bahagia dengan itu."Merasa kesal karena dipermalukan, Sophia langsung bersurut mundur sambil memegang tangan Nabil dan mengajaknya pergi. Di sisi lain ekspresi ayahnya Arumi dan Novia, tatapannya terus lekat padaku yang kini menyuapi bubur kepada Hendra. Dia sepertinya kecil hati dan tidak terima kalau pelayanan dan perhatianku, kini berpindah kepada lelaki lain.Yang namanya masih cinta pasti ada rasa cemburu."Pergi dan jangan datang lagi, beraninya keluarga kalian yang sudah menyakiti anakku datang kemari! Apa kalian hanya ingin memastikan kalau dia benar-benar me
"Tolong jangan membahas tentang kesalahan kami. Tolong bukalah hatimu, demi ibu mertua.""Tumben Sofia yang jahat dan kasar memelas Dan memohon di hadapanku..." Aku sinis padanya.Wanita itu menggigit bibirnya seolah tidak suka harga dirinya disentil. Dia berusaha tetap tersenyum meski getir."Aku sedang pusing dengan banyaknya masalah yang mendarah hidupku jadi tolong pulanglah, aku yakin ponsel ayah sudah dinyalakan jadi kalian langsung saja menghubunginya.""Dia tidak mau menjawabnya.""Aku akan mencobanya, jadi pulanglah.""Terima kasih ya, aku sangat menghargai bantuanmu," ucap mas Nabil dengan mata berbinar, sementara aku hanya memutar bola mata dan malas sekali mendengar dia yang pura-pura manis padaku."Ayo Sayang, kita pulang, biar iklima hubungi ayah mertua," ucap Sofia yang terdengar sangat pamer kemesraan di hadapanku, aku hanya tersenyum karena tidak terpengaruh.Enak saja, dia seakan-akan menyerahkan semua masalah keluarga pada diriku. Hanya karena aku mau menghubungi ay