Xavier terdiam.Setiap orang pasti pernah mengalami momen putus asa dan titik terlemah dalam hidupnya. Dia bisa mengerti Charles.Siapa yang tidak pernah mengalami masa suram. Kala itu, saat Xavier terkurung di Penjara Magellan Arc adalah hari tersuramnya dan dia tidak ingin lagi mengingat masa itu lagi.Meskipun, dia telah berhasil keluar dari masa itu.Namun, Xavier tidak tahu bagaimana menghibur teman kesayangannya Charles ini.Untungnya, Charles tidak membutuhkan hiburan dari Xavier. Dia mendentingkan gelas dengan Xavier, lalu menunduk dan meminum semua anggur yang ada di gelasnya.Charles menyeka mulutnya dan berkata, "Bro, sungguh memalukan membuatmu melihat diriku yang seperti ini."Xavier membuka mulutnya, tetapi sebelum dia bisa mengucapkan sepatah kata pun, Charles melanjutkan, "Menurutmu saat bersama, apakah uang berperan penting sekali?""Menurutmu, kenapa dia sama sekali tidak mengerti aku? Kenapa dia sangat tidak menyukaiku, tetapi masih tetap tinggal bersamaku?"Xavier t
Setelah mengatakan ini, Janet duduk di BMW lagi, dia membuka jendela dan berkata, "Apakah kamu tahu mobil jenis apa ini?""Meski Charles bekerja 10 tahun lamanya, juga tidak akan mampu membelinya."Setelah mengatakan ini, Janet menutup jendela dan BMW itu melaju pergi.Xavier mengepalkan tinjunya, dia merasa sangat marah untuk pertama kalinya.Dia melihat ke belakang mobil BMW yang melaju pergi dan berkata dengan marah, "Janet, suatu hari, aku akan membuatmu menyesal! Aku akan memberi tahu kamu, kalau Charles yang kamu kenal ada di masa lalu. Aku akan memberitahumu kelak Charles adalah pria yang tidak bisa kamu sentuh!""Aku akan menunjukkan betapa bodohnya kamu!" teriak Xavier geram.Setelah beberapa saat meledakkan amarahnya, Xavier meninggalkan kediaman Charles dan bertemu dengan Graciela.Graciela baru saja keluar dari kediaman Martinez.Setelah melihat Xavier, dia secara alami meraih lengan Xavier.Segera setelah itu, dia sepertinya memikirkan sesuatu dan buru-buru melepaskan leng
Xavier merasa suara itu familiar, jadi dia melihat beberapa orang yang baru saja berbicara.Tidak masalah kalau hanya melihatnya, Xavier menyadari pria paruh baya dengan mata merah ternyata adalah ayah Cicilia, yaitu pamannya, Bobby Morris.Pria tua itu tampak sesak napas, wajahnya pucat dan rambutnya berantakan. Matanya juga memerah, dia terlihat gila dan pandangannya haus akan kemenangan.Ini jelas kerugian.Dia masih berteriak-teriak untuk menggadaikan putrinya dengan imbalan uang judi.Meskipun Xavier tidak memiliki kesan yang baik tentang Cicilia, pamannya selalu sangat baik kepada orang tuanya.Bagaimana dia bisa duduk diam.Tidak sempat lagi untuk berpesan kepada Graciela, jadi dia berjalan cepat ke sisi Bobby dan berkata, "Paman, jangan berjudi lagi." Setelah Bobby menoleh ke belakang dan melihat Xavier, dia tertegun sejenak dan bertanya, "Kenapa kamu bisa datang ke sini?"Sebelum Xavier bisa menjawab, senyum muncul di wajah Bobby."Keponakanku, apakah kamu punya uang? Bisakah
Bobby melirik Xavier dan berkata, "Apakah kamu akan bertaruh pada batu?""Tidak, tidak akan," sahut Xavier menggelengkan kepalanya.Dia benar-benar tidak bermain.Xavier juga tidak tahu bagaimana memilih batu mentah.Namun dia memiliki energi spiritual dan dapat dengan mudah melihat segala sesuatu di batu mentah.Awalnya, dia tidak ingin bergerak, tetapi setelah pengamatannya, Xavier melihat Cedric sangat percaya diri ketika dia memilih batu asli untuk kedua kalinya, seolah-olah dia tahu dirinya akan menang.Baru dia menggunakan energi spiritual untuk menyelidiki dan tidak menemukan masalah saat dia memeriksanya.Batu mentah yang tidak mencolok dipilih oleh Cedric sebenarnya berwarna hijau di dalamnya dan itu seukuran buah kurma merah.Pada saat ini, Xavier sudah menyadari Cedric sedang menyiapkan permainan untuk pamannya.Melihat situasi ini, bagaimana mungkin Xavier hanya diam. Belum lagi kalau Pamannya kalah kali ini, putrinya juga akan turut digadaikan kepada orang lain.Memikirka
Ketika semua orang mendengar ini, mereka semua memandang Xavier.Xavier menunjuk ke bagian hijau di tangan staf pemotongan dan berkata, "Kalau aku tidak salah, ada bunga mengambang di sini, 'kan?"Semua orang melihat ke arah jari Xavier.Namun kerumunan penonton, hanya ada sedikit orang yang benar-benar tahu bagaimana melakukannya dan mereka tidak melihat misteri apa pun.Bobby juga menatap tajam, dia tidak menemukan apa pun.Dia duduk di kursinya dalam keadaan kecewa.Xavier bersikeras, "Kalian lihatlah lebih dekat!"Ketika Cedric mendengar ini, dia tidak bisa menahan senyum dan berkata, "Hehe .... Saya bersedia bertaruh dan kalah. Jangan memaksa melihatnya lagi, Anda tidak dapat melihat bunganya!"Begitu kata-katanya terlontar, tidak tahu siapa yang berseru, "Di dalam .... Benar-benar ada bunga di sana!""Benarkah?" Bobby yang sedang duduk, langsung bergerak cepat dan menatap batu hijau itu.Orang yang berseru barusan menunjuk ke bagian dalam potongan hijau ini dan berkata dengan pen
Xavier tidak marah, dia memandang Kelvin dengan sangat tenang dan berkata, "Bagaimana harus pergi?""Kalau begitu kamu bisa mencobanya!" Kelvin memandang Xavier dengan setengah bercanda dan bertepuk tangan.Sekelompok pria bersenjata lainnya datang dan memblokir pintu.Makna ini jelas, kalau Xavier tidak setuju, jangan salahkan mereka karena melakukannya!Melihat ini, Graciela berdiri dan memarahi dengan marah "Kelvin, apa maksudmu?"Setelah Kelvin melihat Graciela, dia tertegun sejenak, "Nona Graciela, kenapa kamu ada di sini?"Sebagai wanita tertua dari keluarga Martinez di Kota Merkuri dan kekasih impian semua pria di Kota Merkuri, jelas Graciela adalah sosok yang sangat terkenal.Kelvin mengenalinya sekilas.Ini membuatnya mengerutkan kening.Graciela mendengkus dingin, "Apakah kamu akan menggertak pelanggan? Cepat, biarkan aku dan teman-temanku pergi! Kalau tidak, meski kamu berasal dari keluarga Stewart di Neptune, tidak bisa membuka toko di Kota Merkuri." Kelvin melirik Gracie
Xavier Morris berhenti.Xavier menoleh ke Marvon McGray dan berkata, "Kalau kamu masih tidak merasa puas, kapan saja kamu bisa mencariku."Marvon masih mau mengatakan sesuatu, tetapi setelah melihat tatapan dingin Xavier yang ditunjukkan padanya, Marvon terpaksa menelan kembali kata-kata yang mau diucapkannya.Dia terlahir di keluarga seni bela diri kuno. Meski dia bukan seseorang yang sangat ahli, dia juga bukan sembarangan orang yang mudah untuk dikalahkan.Namun, di hadapan Xavier, Marvon juga tidak ada kesempatan untuk melawan Xavier. Saat itu juga Marvon baru menyadari kalau Xavier mungkin dari Seniman bela diri kuno.Ini juga merupakan salah satu alasan kenapa dia melepaskan Xavier pergi.Meskipun Marvon tidak melepaskan Xavier, berdasarkan kemampuan seni bela dirinya, Xavier pasti mampu untuk melepaskan diri dari sini.Hanya saja, balas dendam ini cepat atau lambat, dia pasti akan menagihnya!Setelah memikirkannya, mata Marvon menunjukkan kebencian yang sangat dalam terhadap Xa
Ciuman ini berlangsung selamanya.Ciuman ini merupakan perasaan cinta yang membara. Tidak terkendali.Keduanya saling berpelukan dengan erat.Seakan-akan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, tidak ada kaitannya dengan mereka.Mereka benar-benar tenggelam.Saat ini, telepon berdering dengan suara yang cepat.Ternyata waktu yang ditentukan Graciela telah tiba.Kedua orang itu berpisah seperti burung yang ketakutan.Ada kebingungan dan keengganan di mata mereka. Tetapi tidak ada yang berani menatap satu sama lain secara langsung.Wajah Graciela yang tersipu malu, memerah sampai ke lehernya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya kepada dirinya sendiri, "Graciela, Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan?""Ini sangat memalukan!"Sambil menutupi kepalanya, Graciela dengan cepat membuka pintu mobil dan melarikan diri tanpa menoleh ke belakang. Bukan hanya tidak berbicara sepatah kata pun dengan Xavier, dia bahkan sangat bingung sehingga tas tangannya tertinggal.Setelah berlari s
Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan
Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s
"Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da
Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa
Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,
"Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb
Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte
"Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga