Xavier terkejut mendengar suara itu.Dia tidak menyangka, ternyata ada orang yang tanpa sepengetahuannya berada di belakangnya."Srek!"Xavier segera berbalik.Di belakangnya berdiri seorang kakek berambut putih yang masih gagah.Melihat orang tua itu, Xavier sangat linglung, dia merasa seperti kepalanya dipukul dengan keras, "Kenapa Anda bisa ada di sini?"Setelah beberapa saat kemudian, Xavier baru mengucapkan kata-kata itu.Karena orang yang berdiri di depannya adalah Pria tua misterius yang menyembuhkan saraf tendon kakinya yang terputus di Penjara Magellan Arc, juga yang telah mengajarkan ilmu bela diri kepadanya.Pria tua misterius itu menatap Xavier dengan tersenyum, tatapan matanya sangat baik seperti seorang senior yang memandang juniornya.Pria tua misterius itu menepuk pundak Xavier dengan lembut dan berkata, "Aku selalu menunggumu disini.""Anda selalu menunggu saya di sini?" tanya Xavier dengan mata yang membelalak. Dia menatap Pria tua misterius itu dengan pandangan tak p
Pria tua misterius itu terdiam sejenak ketika dia mendengar kata-kata ini.Xavier telah menatap Pria tua misterius itu sejak awal.Pria tua misterius itu menghela napas dan berkata, "Tidak ada!"Ketika Xavier mendengar jawaban ini, dia tertegun sejenak dan berkata dengan sangat gembira, "Karena di sini tidak ada kakek atau orang tua saya, apakah itu berarti mereka masih hidup?"Mata Xavier berbinar-binar.Pria tua misterius itu tidak mengatakan apa-apa, sebaliknya dia menyalakan dupa dan memberikannya kepada Xavier, kemudian mulai memberi hormat.Dia jelas sudah menduga Xavier akan datang ke sini dan telah mempersiapkan banyak hal.Melihat hal ini, Xavier tidak bisa terus bertanya, dia hanya bisa mengikuti di belakang Pria tua misterius itu dan mulai memberi hormat pada kuburan ini satu demi satu.Sepanjang jalan, Pria tua misterius itu terdiam.Xavier tahu Pria tua misterius itu sedang dalam suasana hati yang buruk dan kadang-kadang bisa melihat matanya memerah. Tak perlu dikatakan la
Pada Saat Xavier sedang bingung.Phillip mendengkus dingin dan berkata, "Katakan padaku sebenarnya Xavier berada di mana?"Ketika Andrew mendengar pertanyaan Phillip, dia mendengkus dingin dan berkata, "Haha … jangan harap aku memberitahumu!"Phillip sangat marah dan menendang bagian atas perut Andrew."Apa kamu pikir aku tidak akan bisa menemukannya kalau kamu tidak memberitahuku?"Andrew merasakan sakit yang luar biasa, butiran keringat mengalir di dahinya, tetapi dia tetap tidak mengatakan sepatah kata pun.Xavier sangat marah saat melihatnya."Andrew, kenapa kamu begitu bodoh? Kamu bisa sembarangan mengatakan suatu tempat untuk mengacaukannya, kenapa harus mengatakan tidak akan memberitahunya?"Xavier merasa tersentuh.Xavier tahu Andrew melakukannya dengan sengaja, dia bisa saja mengatakan tidak tahu dan membuat alamat sesuka hati, tetapi dia tidak melakukannya.Andrew ingin mencoba menarik kebencian Phillip kepadanya, memprovokasinya sehingga dia tidak ada waktu untuk berurusan d
Phillip tertegun sejenak sebelum dia tertawa "Haha"."Aku tidak menyangka kamu mengetahuinya.""Benar, memang aku yang melakukannya, tapi kamu juga tidak bisa menyalahkanku karena aku hanya menjalankan perintah."Mata Phillip memiliki penyesalan dan kegilaan yang terjalin di dalamnya, terlihat sangat menyedihkan.Phillip mencengkeram keras kepalanya dengan kedua tangannya dan mencoba untuk menenangkan diri."Ahhhh!!"Setelah Phillip berteriak, di matanya tidak ada emosi lain selain kekejaman.Mereka semuanya terdiam ketika Andrew melihat Phillip yang seperti ini.Phillip perlahan berjalan ke arah semua orang dan berkata, "Aku menghitung sampai sepuluh. Kalau masih tidak memberi tahu keberadaan Xavier, jangan salahkan kalau aku membunuh kalian."Setelah mengucapkan kata-kata ini.Phillip mendongak dan berkata, "Xavier, kalau kamu ada di sekitar sini, cepatlah keluar. Kalau tidak, jangan salahkan aku membunuh mereka satu per satu."Ketika Andrew dan yang lainnya mendengar ini, mereka sal
Tepat ketika Phillip sedang bingung, angin tiba-tiba berembus.Phillip merasakan kekuatan yang sangat menakutkan di dalam angin ini dan dia buru-buru mundur beberapa langkah.Xavier juga merasakan aura yang menakutkan di dalam angin ini.Dia mengira angin ini juga merupakan trik penyergapan Phillip dan yang lainnya.Xavier buru-buru berdiri di depan Andrew dan yang lainnya, ingin melindungi mereka.Namun, tepat pada saat itu.Sensasi angin itu menghilang.Seolah-olah angin itu tidak pernah terjadi.Xavier mengira itu ilusi, mungkinkah tidak ada yang terjadi barusan?Phillip juga tertegun saat melihat anginnya menghilang dan tidak sadar dia mengerutkan keningnya.Tepat pada saat ini.Semua orang pun terkejut.Melihat puluhan Draken di Alam Pannagami tergeletak di tanah dengan kepala yang berserakan.Darah hijau mengalir sampai ke kaki mereka.Phillip sangat terkejut, "Siapa itu? Cepat keluar!"Dia memiringkan kepalanya dan melihat sekitarnya.Phillip tidak menyangka, seseorang telah mem
Sebenarnya, emosi Andrew biasanya tidak begitu membara.Semua ini karena Phillip baru saja menonjok Andrew dengan kejam dan melukai wajahnya, membuat Andrew terlihat sangat kesal.Ketika mendengar kata-kata Andrew, Phillip mencibir dan berkata, "Aku tidak akan menjawab pertanyaan apa pun yang tidak ingin aku jawab!""Kamu!"Andrew melangkah maju dan hendak meninggalkan Phillip.Phillip mendengkus dingin dan berkata, "Andrew, biar kuberi tahu, kamu hanyalah orang yang berada di Alam Jindan Kekal, aku tidak takut padamu!"Andrew terkejut sejenak, lalu dia menendang Phillip, "Kamu tidak takut padaku, lalu apa kamu takut pada pedang ini?"Phillip sangat marah setelah ditendang Andrew, tetapi saat melihat Xavier memegang Pedang Alunan Naga dan mengarahkan ke arahnya, dia hanya bisa menahan amarah di hatinya.Andrew melanjutkan, "Kamu sebagai Kepala Sekte Librari, aku bisa mengerti kenapa kamu ingin membunuh orang lain, tetapi kamu bahkan tidak melepaskan orang-orang dari Sekte Librari. Apak
Saat Andrew, Gabriel dan Kelly mendengar perkataan Xavier, mereka bertiga segera mencabut pedang mereka dan mengarahkannya ke Phillip.Phillip malah tertawa."Perlukah seperti ini, sampai begitu banyak orang yang mengepungku.""Kalian takut aku akan melarikan diri, ya? Atau takut pada sesuatu?"Phillip memandang Xavier dan yang lainnya dengan senyuman di wajahnya.Xavier melihat Phillip tiba-tiba menjadi lebih percaya diri, dia merasa sedikit bingung, apakah Phillip sudah mendapat jalan keluar? Atau rekan yang di sekeliling akan mengambil tindakan? Jadi dia memperingatkan rekan komplotannya?Mata Xavier pun mempelihatkan niat membunuh yang lebih besar.Andrew dan yang lainnya memerhatikan setiap gerak-gerik Phillip, berharap bisa segera tahu bila Phillip memainkan trik.Ketika Phillip melihat niat membunuh di mata Xavier, dia malah tertawa terbahak-bahak."Kenapa? Sudah ingin membunuhku? Haha...""Terlambat!"Xavier tidak tahu kenapa Phillip memiliki kepercayaan diri seperti itu, dia m
Xavier tahu kalau Pria tua misterius itu terus memerhatikan, jadi Xavier tidak terkejut, melainkan mengangguk dan berkata, "Iya, Phillip melarikan diri."Pria tua misterius itu masih tidak menoleh ke belakang.Sebaliknya dia berkata, "Apa kamu masih tidak mengerti apa yang terjadi?""Ya, aku tidak mengerti," Xavier menggelengkan kepalanya."Kamu tidak mengerti kenapa dia melarikan diri atau tidak mengerti kenapa aku tidak melakukan apa pun untuk menahannya padahal aku bisa menahannya?" Pria tua misterius itu berbalik dan menatap Xavier sambil tersenyum.Xavier tidak berkata apa-apa.Karena Pria tua misterius itu sudah berbicara sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan Xavier, dia memang tidak mengerti bagaimana Phillip menggunakan formasi teleportasi ini untuk melarikan diri, dia juga tidak mengerti ke mana formasi teleportasi ini akan memindahkan Phillip.Namun, dia mengerti kenapa Pria tua misterius itu tidak mengambil tindakan, karena dia sendiri juga tidak menyangka Phillip akan ti
Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan
Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s
"Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da
Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa
Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,
"Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb
Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte
"Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga