Ivander menghela napas dan berkata, "Beberapa waktu yang lalu, ibumu pingsan di halaman saat aku pergi karena ada keperluan. Tidak ada yang menyadarinya. Tapi pada saat itu, Alicia datang dan menemukannya. Dia menelepon ambulans dan mengirim ibumu ke rumah sakit."Xavier terkejut dan bertanya, "Dengan kata lain, Alicia yang telah menyelamatkan ibuku?""Iya." Ivander mengangguk dan berkata, "Dokter mengatakan apabila terlambat beberapa menit lagi, Ibumu tidak akan bisa diselamatkan. Jadi setelah sadar, Ibumu sangat berterima kasih kepada dokter dan Alicia. Sejak hari itu, sikap Ibumu terhadap Alicia telah berubah. Dia juga tiap hari merawat ibumu di rumah sakit dan mereka perlahan-lahan menjadi teman yang membicarakan segala hal. Seperti sekarang, mereka mengobrol tentang masalah keluarga, sesekali berbelanja bersama dan yang lainnya."Xavier mengangguk sambil berpikir.Dia telah mengerti semuanya sekarang.Xavier tahu kenapa sikap Elena berubah terhadap Alicia dan marah ketika dia meny
Melihat ibunya meletakkan penggiling adonan, kemudian Xavier berjalan ke samping Alicia dan dengan acuh tak acuh berkata, "Ayo, aku akan mengantarmu."Alicia mengangguk dan mengikuti Xavier keluar.Setelah mereka pergi, Elena pun tersenyum."Anak nakal ini, selalu saja ingin membuatku marah."Kemudian, Elena meletakkan penggiling adonan di samping, tatapannya menunjukkan kelembutan, tampak jelas dia mengingat masa kecil Xavier yang nakal."Kamu tahu betul mereka tidak bisa kembali seperti sebelumnya, kenapa masih ingin menyatukan mereka?"Pada saat itu, Ivander keluar dari kamar dan berdiri di belakang Elena.Elena tidak berbalik, tetapi bertanya, "Kenapa? Apakah kamu ada komentar?""Tidak! Menurutku tidak perlu menyatukannya, bukankah cukup bagus seperti sekarang ini?" ujar Ivander.Elena berbalik, mengangkat alisnya dan berkata, "Apa yang kamu tahu? Aku bukan menyatukan mereka, tapi hanya memberi mereka kesempatan untuk bersama."Ivander tidak bisa menahan tawa. "Bukankah ini menyatu
Elena melirik Ivander dan berkata, "Menghentikan? Bagaimana bisa menghentikannya?"Ivander ragu-ragu sejenak dan berkata, "Kalau kamu yang mengatakannya, dia pasti akan mendengarkanmu."Elena menggelengkan kepalanya dan berkata, "Iya, tapi aku tidak akan menghentikannya, tidak seegois itu. Selain itu, aku membesarkannya sampai dewasa seperti sekarang ini, bukan supaya dia mendengarkanku. Terlebih lagi, masalah pergi ke Pulau Sanford mungkin adalah takdir.""Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Ivander dengan cemas.Elena menghela napas dan berkata, "Apa yang bisa kita lakukan? Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung, memberkati, tidak menahannya dan tidak membuatnya khawatir."Elena sekali lagi berbisik, "Semua ini hanya tebakanku. Kalau Xavier kembali, kita harus berpura-pura tidak tahu apa-apa dan tidak menunjukkan kelainan apa pun."Ivander mengangguk sambil berpikir.Elena dengan tidak puas mendorong lengan Ivander dan bertanya, "Ivander, apakah kamu mendengarnya?""Iya. Ak
"Benarkah?" tutur Alicia sambil mencibir.Xavier mengangguk dan dia menjelaskan dengan santai, "Iya, pada saat itu, lengan dan kakiku patah, bagaimana mungkin aku bisa bersama dengan seorang wanita."Alicia tertawa dingin dan berkata, "Kamu tidak ada dendam dan musuh di Merkuri, siapa yang akan mencelakaimu dan mengirimmu ke penjara?""Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Xavier telah menyelidiki masalah ini, tetapi setelah berlalu sekian lama, masih belum mendapatkan hasilnya. Bahkan setelah dia menjadi Panglima Besar Pluno juga belum menemukan orang yang menjebaknya.Xavier juga pernah pergi ke Penjara Magellan Arc, tempat itu telah lama dikosongkan dan ditinggalkan selama bertahun-tahun.Menurut para informan, penjara itu ditinggalkan setelah Xavier pergi ke Pluno. Hal ini membuatnya merasa penjara itu seolah-olah dibangun untuknya.Selain itu, Xavier masih belum menyelidiki siapa yang membangun penjara dan yang menjebaknya.Ini menjadi masalah bagi Xavier.Xavier telah lama
Setelah Xavier mendengar pertanyaan ketiga ini.Semua pikirannya adalah tentang hari-hari bersama Graciela.Graciela yang manja padanya dan senyumannya ....Dia sudah lama tidak melihat Graciela, di mana Graciela sekarang, apakah dia sudah menjadi seorang kultivator?Sudahkah Graciela menerima warisan dari Phoenix? Bagaimana keadaannya dan pernahkah Graciela memikirkannya.Ketika rasa rindu yang datang, itu sangat di luar kendali.Xavier sampai lupa untuk menjawab Alicia.Alicia melihat Xavier tidak berbicara dan bertanya lagi, "Apakah kamu mencintainya?"Xavier bereaksi saat ini, dia belum menjawab pertanyaan Alicia.Pada saat yang sama, Xavier juga terkejut Alicia akan mengajukan pertanyaan ini padanya.Kalau Alicia bertanya padanya, apa dia pernah mencintainya, Xavier masih bisa mengerti. Karena setelah putus, kebanyakan orang akan bertanya, apakah dia itu pernah mencintainya. pertanyaan-pertanyaan yang umum ini.Namun, yang Alicia tanyakan adalah apakah dia pernah mencintai Gracie
"Bang!"Langit menjadi gelap dan guntur serta kilat berkedip-kedip ganas, mengirimkan gelombang cahaya yang menakjubkan.Hujan deras pun mengguyur membasahi tempat Xavier berada.Xavier berdiri di tengah hujan dengan tatapan tegas."Voile, bisakah pedangku menebas mereka yang di Alam Paripurna?""Iya!"Pedang Xavier akhirnya menghantam puncak gunung di depannya."Bang!"Setelah suara dentuman keras.Xavier menarik pedangnya kembali.Pada saat ini, semua fenomena di langit menghilang tak berbekas. Matahari menggantung tinggi di langit seolah-olah tidak pernah menghilang.Gunung yang dihancurkan oleh Xavier lenyap, seolah-olah pemandangan memang selalu seperti itu di depannya.Namun Xavier tahu, semua ini karena jurus pedang ciptaannya.Dia juga mengerti jurus pedang "Roda Samsara", setelah memiliki Jalan Filsafat akan lebih menakutkan. Tidak hanya bisa bertarung dengan level alam lebih tinggi, tetapi juga bisa membunuh langsung seseorang dengan kekuatan Super Grandmaster di Alam Paripur
Xavier tertegun sejenak.Dia tidak menyangka Elena bisa melihatnya.Xavier membuka mulutnya dan baru saja ingin berbicara, Elena menyelanya dan berkata, "Nak, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa. Ayahmu dan aku sangat memaklumi. Kalau ada sesuatu yang harus dilakukan, lakukanlah. Nanti saat punya waktu, kembalilah untuk menjenguk kami berdua."Mendengar kata-kata ibunya, mata Xavier tiba-tiba memerah.Meskipun mereka adalah orang tua angkatnya, mereka benar-benar memperlakukannya seperti anak kandung sendiri, memberi kasih sayang padanya dan tidak pernah memaksanya melakukan apa pun.Selalu diam-diam mendukung apa pun yang hendak dilakukannya.Xavier tersedak dan berkata dengan suara yang bergetar, "Bu ...."Dia tidak mampu mengucapkan kata-kata apa pun.Xavier ingin berterima kasih kepada ibunya, tetapi ketika kata-kata itu keluar dari bibirnya, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.Terkadang orang suka marah dengan orang-orang terdekatnya, tetapi mereka bahkan tidak bisa mengucapkan kat
Kali ini giliran Xavier yang terpana.Dia tidak menyangka, Louis dapat menebak pikirannya."Ya, Paman Louis, Aku tidak memiliki alamat rumah Keluarga Courtney," kata Xavier.Pada saat Konferensi Kultivator, dia bisa meninggalkan tanda pada anggota yang lebih lemah dari Keluarga Courtney, dengan harapan dia bisa mengetahui di mana lokasi Keluarga Courtney.Awalnya, dia masih bisa merasakannya.Sesudahnya .... Tanda itu tiba-tiba hilang.Sama seperti dengan tanda yang dia tinggalkan di tubuh Graciela.Ketika dia dibawa pergi oleh Phoenix, Xavier masih bisa merasakan lokasi Graciela, tetapi kemudian, dia tidak bisa merasakannya lagi.Louis mendesah dan berkata, "Aku memang tahu lokasi kediaman Courtney."Setelah mengatakannya, Louis mengeluarkan peta dari lemari dan meletakkannya di atas meja. Lalu dia mengambil pena dan menggambar lingkaran di mana kediaman Courtney berada.Xavier meliriknya dan setelah mengingat alamat itu di dalam hati, Xavier mengaktifkan energi spiritual di tubuhnya