Setelah melihat pesan dari Alicia, ekspresi jijik Xavier pun muncul di wajahnya. Dia hanya merasa agak sial dan langsung membalas, [Enyahlah!]Baru saja membalas pesannya, Graciela, yang memiliki bentuk tubuh yang indah dan rupawan itu menghampiri Xavier. Aroma wangi samar juga tercium dari tubuhnya.Kemudian, Xavier seperti merasa lengannya diremas oleh sesuatu yang lembut. Ketika dia menoleh ke belakang, Graciela mengedipkan matanya yang indah, kemudian bertanya seolah-olah sedang memergoki seorang pezina, "Ada apa?"Xavier tertegun sejenak, lalu dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tidak apa-apa."Dia selalu merasa setiap tindakan yang dilakukan Graciela ini selalu berani.Ketika menundukkan kepalanya untuk menatap bagian tubuh Graciela yang lembut, Xavier merasa sedikit malu.Graciela juga menunduk, tetapi dia tidak merasa ada yang aneh. Kemudian, dia pun bertanya, "Kenapa?"Xavier, seorang Panglima Besar bermartabat, malah merasa sedikit malu di hadapan Graciela. Dia berka
Xavier melirik Alicia dengan jijik dan memarahinya dengan penuh emosi."Kamu berdirilah!"Alicia menunduk, lalu menatap Xavier dengan mata berkaca-kaca dan berkata, "Suamiku, apakah kamu masih marah padaku?""Aku telah khilaf dan sudah mengerti akan kesalahanku," pinta Alicia sambil menangis. "Aku mohon, maafkan aku," ucap Alicia dengan lirih.Alicia yang melihat ekspresi wajah Xavier berubah, kemudian berbisik, "Suamiku, aku akan melayanimu dengan baik nanti, oke?"Alicia memasang pose menggoda guna menarik perhatian Xavier. Akan tetapi, Hati Xavier telah membeku, justru merasa sangat jijik terhadapnya.Wanita ini masih begitu naif, dia mengira Xavier masih menyukainya.Apakah dia menganggap Xavier sebagai makluk yang berpikir menggunakan otak di dengkulnya?Xavier memandang Alicia dengan jijik, lalu dengan naik pitam berkata, "Keluar!"Kemudian, Xavier dengan kasar mendorong Alicia menjauh.Alicia juga tidak menyangka, Xavier akan mendorongnya. Dia tersandung dan hampir saja jatuh k
Mereka sendiri juga pernah muda dan mengalaminya.Mereka bisa memahami suasana hati Graciela saat ini.Elena Bryant dan Ivander Morris saling memandang, mereka tersenyum puas, lalu dengan hangat mengundang Graciela, "Nak, Ayo, masuk ke rumah!"Graciela mengangguk dan menarik napas dalam-dalam.Suasana terkesan kaku.Xavier juga bereaksi dan buru-buru menarik Graciela masuk ke dalam ruangan.Tiba di dalam rumah.Graciela duduk di sofa. Sementara, Elena buru-buru menuangkan air untuk membuat teh.Ivander juga pergi ke dapur dulu untuk sibuk.Xavier duduk di sisi lain sofa, menonton adegan ini dengan suasana hati yang santai.Terutama melihat penampilan malu Graciela.Xavier jarang tertawa terbahak-bahak.Untungnya, Graciela, sebagai CEO grup, mentalnya cukup kuat dan setelah beberapa saat, perasaannya perlahan kembali normal.Lalu, dengan mudah Graciela berbincang dengan Elena.Sebagian besar pembicaraan adalah tentang hal-hal seputar orang tua.Selama percakapan mereka, Xavier juga meng
Sekelompok preman itu terlihat berkeringat dingin, saat melihat Xavier. Mereka merasa ragu dan tidak berani maju sedikit pun.Bagaimanapun, Andreas masih berada di tangan Xavier. Kalau mereka berani menyerang, penderitaan Andreas pasti akan lebih besar lagi. Pada saat ini, Graciela berbisik di sebelah Xavier, "Lupakan saja, lepaskan dia kali ini!""Dia hanya seorang pecundang!" kata Graciela.Meskipun Graciela sangat membenci Andreas, dia adalah cucu sulung Keluarga Harrison di Kota Merkuri. Graciela tidak bisa melihat Xavier tersandung masalah, juga tidak ingin membuat Xavier balas dendam, sementara Keluarga Martinez juga tidak akan memedulikan hal ini.Berhubung, kedua keluarga memiliki beberapa proyek bersama.Setelah mengatakan ini, Graciela pun pergi.Waktu Graciela pergi pun sangat pas. Gracila pergi setelah yakin Xavier akan baik-baik saja.Mengenai Andreas, Graciela bahkan tidak meliriknya sedikit pun.Setelah Graciela pergi, Xavier melepaskan Andreas.Andreas langsung terjat
Ivander menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak bisa melihatnya sama sekali. Tapi menurutku, mereka pasti bertemu dengan musuh. Karena .... Laut diwarnai kemerahan."Xavier terdiam.Xavier tahu dia telah salah paham dengan orang tua kandungnya.Pada saat ini, jantungnya terus melonjak dan emosinya terus meningkat. Banyak pertanyaan muncul di benaknya.29 Desember, Pulau Sanford!Di manakah lokasi Pulau Sanford?Apa sebenarnya yang ada di sana?Bahaya apa yang dihadapi orang tuanya saat di sana?Tanpa disadari, mata Xavier memerah.Dia mengepalkan tinjunya tanpa sadar.Dia tidak berdaya.Diselimuti kesedihan, Xavier membenamkan kepalanya di antara kedua kakinya.Ibunya, Elena ingin menghiburnya, tetapi Ivander memberi isyarat pada Elena untuk tidak berbicara dan menyeret Elena keluar dari vila.Elena memandang Ivander dengan bingung dan berkata, "Anak kita sangat sedih sekarang, kenapa kamu tidak membiarkan aku menghibur putra kita." Ivander menjelaskan, "Karena dia sedih sekar
Xavier tidak kesal, tetapi hanya berkata sambil tersenyum, "Hehe .... Ginseng seratus tahun?""Benar, ini ginseng liar. Aku membelinya dengan harga yang mahal!" kata Andreas dengan senyum penuh kemenangan.Xavier menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Aku khawatir kamu telah tertipu. Ginseng ini palsu." "Palsu?" ucap Andreas.Andreas mengerutkan kening dan berkata lagi, "Kamu mengatakan ginseng ini palsu? Apa kamu benar-benar mengerti tentang gingseng? Hanya seorang gelandangan, mana mungkin pernah melihat gingseng. Hari ini, kamu beruntung bisa melihatnya."Xavier masih berkata dengan sangat tenang, "Apakah aku mengerti ginseng atau tidak. Aku tahu kalau benda yang kamu bawa ini namanya Platycodon Grandiflorus." "Permukaan bunganya berwarna putih kemerahan atau kuning muda. Bentuknya seperti silinder, balon atau lonceng. Sedangkan, Ginseng menyerupai kerucut dengan panjang 30 cm pada akarnya. Kalau yang ukurannya 60 cm, terlihat lebih besar, padat, serta memiliki bebera
Satu per satu, mereka menatap botol anggur di tangan Xavier seperti harimau lapar.Xavier tetap tampak tenang. Dia telah banyak menikmatinya, saat berada di Pluno.Kalau bukan karena ada energi spiritual yang terkandung di dalam anggur ini, dia malas untuk meminumnya.Tepat ketika Xavier hendak menuangkan anggur untuk Tuan Sean Graham dan anggota Keluarga Martinez ini, Louis malah "Menyambar" botol anggur dan berkata, "Kalian tidak boleh menyentuhnya, anggur ini milikku!"Tuan Sean dan anggota Keluarga Martinez lainnya, semua memandang Louis dengan tertekan dan saling memandang.Tidak disangka, kepala keluarga menjadi begitu tidak konsisten.Louis tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain, dia memeluk botol anggur dan bertanya, "Kalian ingin minum?"Tuan Sean dan anggota Keluarga Martinez lainnya mengangguk.Aroma anggur ini sangat kuat dan sangat berbeda dengan anggur yang mereka minum biasanya di pasaran.Siapa pun yang menciumnya, pasti akan tahu itu anggur yang enak!Louis menunj
Setelah menerima telepon dari Graciela, Dokter Kennedy segera bergegas menuju ke kediaman Keluarga Martinez.Begitu Kennedy memasuki ruang tamu, dia melihat Andreas terbaring lemas di tanah disertai batuk darah.Kennedy berhenti dan mengerutkan kening."Bisakah disembuhkan?" tanya Graciela cemas. Bukannya Graciela mengkhawatirkan Andreas, tetapi dia tidak ingin menimbulkan masalah bagi Keluarga Martinez.Bagaimanapun, Keluarga Harrison tidak mudah dihasut.Kennedy mengelus janggutnya dan baru saja akan berbicara, tetapi Andreas merangkak di sebelah Kennedy, lalu meraih kaki celana Kennedy, sambil berkata dengan lemah, "Dokter Kennedy, selamatkan aku!"Setelah mengatakan itu, Andreas kembali batuk yang disertai genangan darah. Kennedy mengerutkan kening, lalu dia berjongkok dan meletakkan tangannya pada denyut nadi Andreas.Satu menit kemudian, Kennedy berdiri dengan ekspresi kecewa dan terus membelai janggutnya."Tidak bisakah?" tanya Graciela dengan tidak sabar.Sebagai seorang dokte