Kata-kata ini terdengar sangat keras di Konferensi Seniman bela diri kuno yang berisik.Ketika Kelvin mendengarnya, dia tertegun sejenak dan raut wajahnya tidak menentu.Xavier berjalan ke sisi Kelvin, dan berkata dengan alis terangkat, "Kelvin, apakah masih belum cukup menasihatimu saat terakhir kalinya?"Kelvin tidak tahu apa maksud Xavier, dia tidak menjawabnya.Xavier melanjutkan, "Apakah barusan kamu meminta Oliver membalas dendammu?"Kelvin baru sadar ketika mendengar kata-kata itu.Kelvin mengira Xavier secara khusus datang untuk mencarinya.Sebenarnya, Kelvin tidak tahu Xavier hanya bersiap pergi ke Area observasi Sekte Azure untuk bertemu dengan Kepala Sekte Azure. Dia hanya kebetulan lewat dan melihatnya.Xavier mengerutkan kening ketika melihat Kelvin hanya terdiam dan berkata, "Kenapa kamu tidak berbicara? Apakah kamu tidak ingin menjelaskan kepada kakakku?""Eh …." Wajah Kelvin memerah dan dia pun merasa gugup. Tidak tahu harus berkata apa.Lagi pula orang di hadapannya ad
Pada saat itu, Xavier baru bereaksi.Stempel yang di tangan Xavier adalah Stempel kuasa dari Sekte Azure.Dengan kata lain, Michael meminta Xavier menjadi Pemimpin Sekte Azure.Xavier buru-buru menyerahkan stempel kuasa kepadanya dan berkata, "Ini tidak boleh terjadi. Aku hanya membantu Sekte Azure, bukan menjadi Pemimpin Sekte kamu."Kepala Sekte Azure tidak mengambil kembali stempelnya, melainkan dia berlutut dan berkata, "Pemimpin Sekte Xavier, kalau kamu tidak setuju, aku tidak akan berdiri."Paul dan anggota di belakangnya menimpali, "Pemimpin Sekte Xavier, kalau kamu tidak setuju, kami juga tidak akan berdiri."Xavier terdiam, "..."Meskipun Xavier biasa menghadapi kejadian yang besar, dia juga tidak berdaya ketika menghadapi hal seperti ini.Kalau Xavier tidak setuju, Kepala Sekte Azure dan yang lainnya memintanya dengan penuh ketulusan.Kalau Xavier setuju, dia merasa tidak memenuhi syarat menjadi Pemimpin Sekte Azure.Lagi pula, Xavier bukan seorang Seniman bela diri kuno yang
"Ada perlu apa Nenek mencariku?" tanya Graciela."Tidak tahu, Nenek tidak mengatakannya. Hanya memintaku menelepon dan memintamu untuk segera kembali," jawab Brandon."Baiklah, aku akan kembali sebentar lagi," kata Graciela sambil menutup teleponnya. Setelah menutup telepon, Graciela mengerutkan kening.Graciela tidak tahu kenapa Nathalia mencarinya. Tetapi, dia memiliki firasat kalau itu pasti bukan sesuatu yang baik.Mereka kembali ke Keluarga Martinez dengan pikiran yang rumit.Saat tiba di pintu masuk Keluarga Martinez, dia merasakan suasana yang sedikit berbeda.Di kediaman Keluarga Martinez yang besar tidak ada satu orang pun, bahkan pelayan pun tidak ada.Graciela mengerutkan kening, perasaannya makin tidak enak.Namun, Graciela tetap tidak mengatakan apa pun dan terus berjalan.Dengan cepat, mereka tiba di ruang tamu Keluarga Martinez. Tempat di mana Nathalia sering berada dan Keluarga Martinez sering berkumpul untuk membicarakan banyak hal.Saat mendorong untuk membuka pintun
Awalnya Xavier tidak ingin terlibat dalam urusan keluarga Graciela.Namun, ketika Xavier melihat Nathalia berbicara padanya, dia tahu kalau dia harus bertindak.Xavier tidak bisa membiarkan Graciela menghadapi semua ini sendirian.Xavier langsung berjalan ke sisi Graciela. Dia membantunya berdiri, lalu menatap Nathalia dan berkata, "Siapa bilang aku akan mati dalam waktu sebulan?""Siapa bilang aku tidak pantas untuk Graciela?"Ketika Xavier mengucapkan kata-kata ini, Xavier sangat mendominasi.Saat Graciela mendengarnya, jantungnya berdebar-debar dan wajahnya memerah sampai ke leher.Namun, bagi Nathalia yang mendengarnya, dia merasa Xavier sedang memprovokasi dirinya dan mengatakan sesuatu yang tidak realistis.Nathalia juga tidak mau menunjukkan kelemahannya dan berhadapan langsung dengan Xavier, "Meskipun kamu adalah seorang Dewa Perang, apakah kamu pikir dapat mengalahkan Harry? Orang lain tidak tahu, tapi aku tahu Harry sudah menjadi Dewa Perang sepuluh tahun lalu dan sekarang be
Ketika Louis mendengar ini, dia hanya bergumam sejenak.Dia tidak menjawab.Karena ini juga bisa dijadikan sebagai jawaban.Graciela tidak mendesak lagi, tetapi berkata, "Ayah, bahkan kamu berpikir aku harus mengorbankan kebahagiaanku dengan imbalan masa depan Keluarga Martinez, 'kan?"Louis masih diam.Graciela melanjutkan, "Dalam hatimu, apakah masa depan Keluarga Martinez begitu penting?"Setelah menanyakan tiga pertanyaan ini, Graciela akhirnya berhenti berbicara dan diam menunggu jawaban ayahnya.Louis akhirnya berbicara, "Putriku, ada beberapa hal yang Ayah tidak memiliki hak untuk memutuskan."Berbicara tentang ini, Louis berhenti dan berkata, "Tapi, Ayah dapat meyakinkanmu, Ayah tidak akan pernah memaksa kamu melakukan apa pun yang tidak kamu sukai." Sepasang mata Graciela memerah ketika mendengar ini, tetapi dia masih bertanya dengan kebingungan, "Lalu kenapa Ayah ingin aku tinggal di Keluarga Martinez yang di Neptune ini?"Louis menghela napas lagi dan berkata, "Aku melakuka
Charles masih tidak berbicara di telepon, tetapi isak tangisnya makin menyesakkan.Ini menambah kecemasan dalam hati Xavier.Xavier langsung bertanya, "Charles, apa yang terjadi? Cepat katakan! Jangan hanya menangis, coba ceritakanlah padaku."Dia sangat mengkhawatirkan Charles. Dalam ingatannya, ini adalah yang kedua kalinya dia mendengar Charles menangis. Pertama kali itu terjadi beberapa hari yang lalu, ketika dia pergi ke rumah Charles sebagai tamu.Sementara pada masa lain, bahkan sewaktu Charles masih kecil, ketika dia dipukuli oleh orang tuanya karena nakal, Charles pun tidak pernah menangis.Xavier benar-benar tidak tahu kenapa Charles menangis.Melihat Charles masih tidak berbicara, Xavier segera berkata, "Kalau kamu tidak berbicara, aku akan menutup telepon!"Mendengar Xavier hendak menutup telepon, Charles berhenti menangis dan akhirnya berbicara, "Aku ... aku patah hati."Mendengar ini, hati Xavier yang sempat khawatir menjadi tenang kembali.Dia hampir berpikir sesuatu yan
Janet meraih lengan pria paruh baya itu dengan penuh kasih sayang dan berjalan keluar dari pintu hotel.Di pintu, pria paruh baya itu membungkuk dan mencium Janet, lalu berjalan menuju tempat parkir.Xavier menendang kaki Charles dan memberi isyarat agar dia melihat.Charles melihat dengan curiga ke arah yang ditunjuk Xavier."Teng!"Charles tiba-tiba berdiri.Dia melihat ke arah tempat parkir dengan linglung, baru melihat Janet berbicara dan tertawa dengan pria paruh baya itu dengan penuh kasih sayang.Charles mengepalkan tinjunya dengan erat dan berjalan cepat ke arah tempat parkir."Janet!" teriak Charles.Janet mendengar teriakan itu dan berhenti dengan bingung. Kemudian, dia melihat Charles berjalan ke arahnya.Terlihat raut kepanikan melintas di wajahnya, tetapi dia masih berpura-pura tenang dan bertanya, "Charles, kenapa kamu ada di sini?"Charles berjalan sejauh satu meter dari Janet dan berhenti, dia tidak menjawab Janet, tetapi mengajukan pertanyaan yang sangat bodoh."Janet,
Orang yang menamparnya adalah Graciela.Graciela memandang Janet dengan wajah dingin. Dia menegur dengan penuh emosi, "Janet, apakah kamu masih punya harga diri?"Janet ditampar dan seluruh tubuhnya tercengang.Ketika dia bereaksi, Graciela menampar wajahnya lagi.Janet menutupi wajahnya dan bertanya, "Siapa kamu? Aku sama sekali tidak mengenal kamu, kenapa kamu menamparku?"Graciela mendengkus dingin dan berkata, "Kamu memang pantas dipukul!"Usai mengatakan itu, Graciela ingin menampar Janet lagi.Janet buru-buru mundur beberapa langkah, untuk menghindari tamparan Graciela.Dia tahu Graciela pasti penolong yang ditemukan Charles.Kemudian, saat melihat Xavier di belakang Graciela. Janet segera mengerti apa yang sedang terjadi.Charles yang membawa mereka untuk menangkapnya.Memikirkan hal ini, dia menatap Xavier dengan kejam dan berkata, "Kamu memberi tahu Charles?"Xavier melirik Janet dengan jijik dan tidak berbicara.Graciela berkata dengan jijik, "Kamu melakukan hal semacam ini,
Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan
Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s
"Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da
Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa
Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,
"Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb
Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte
"Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga