“ Salam nyonya Yin, namaku Tian Fan.” Jawab Tian Fan sambil menangkupkan tangannya. “............” Sang wanita tersebut terdiam, hanya sorot matanya yang berubah setelah mendengar jawaban Tian Fan tersebut. Tian Fan sendiri bingung dengan sikap yang ditunjukan nyonya Yin yang ia yakini sebagai ro
“ Apa yang kelima?” Tanya nyonya Yin kembali. Tian Fan menatap sosok wanita dewasa yang cantik itu dengan tatapan penuh arti dimana kini keduanya saling menatap dengan intens. Tian Fan bisa merasakan sorot mata nyonya Yin begitu dalam dan dipenuhi makna yang tidak ia pahami. “ Yang kelima jawaban
“ Arghh! “ Tian jatuh setengah berlutut, tangan kirinya menggenggam kuat pergelangan tangan kirinya, ia berusaha menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh bola cahaya kuning yang mencoba memasuki tubuhnya secara paksa, namun apa yang dilakukannya benar benar sebuah kesia siaan karena seberapa besar
Tian Fan tak menjawab, pandangannya terfokus pada diagram jiwanya yang kini dipijaknya, tampak diagram jiwanya itu kini telah berubah warna dari jingga menjadi berwarna biru dengan satu lapisan lingkaran di dalamnya, hanya saja ada beberapa lingkaran kecil di dalam diagram jiwanya itu. Dian Ning ya
“ Nyonya Yin, aku datang.” Ujar Tian Fan sembari membungkuk memberi hormat pada wanita cantik yang telah mati tersebut. Yaa, yang ada di hadapannya adalah mayat nyonya Yin, orang yang telah menghabiskan esensi jiwanya untuk menyerahkan segalanya pada Tian Fan. Tian Fan menatap wanita yang tidur se
Bab 92. Status. Chapter - Asal Usul. Lima bulan berlalu. Berarti sudah sepuluh bulan Tian Fan habiskan di ruang spasial yang memiliki percepatan waktu dan ruang gravitasi khusus itu.Dalam tempo tersebut sangat banyak hal yang telah dipelajari dan dipraktekan olehnya. Selain metode pemurnian, ia
‘ Ini berarti dua hal, dia berasal dari alam rahasia atau memang ia berasal dari sihir pemanggilan.’ Batin Tian Fan. ‘ Kau benar tuan muda, namun aku lebih condong pada pendapat pertamamu karena dia bukan sembarang roh. Aku berpendapat seperti itu karena aku merasa pernah mendengar namanya, namun a
Sang pemuda berusaha menggerakan kepalanya tanda paham dan jawaban, dari sana Tian Fan kemudian melepaskan eratannya dan langsung pergi dari hadapan pemuda tersebut dan teman temannya. “ Dasar bajingan, akan kubalas kau… lihat saja, jika kau tidak berlutut padaku maka jangan panggil aku tuan muda C