Bab 60. Kepalan tangan. Tian Fan kini menatap satu persatu kelompok dari setiap akademi yang bersiap memasuki diagram sihir teleportasi yang ada di depan podium. Tampak mereka semua diperiksa sebelum memasuki diagram teleportasi tersebut. Masing masing peserta diperiksa dimana setelah mereka menye
Semua orang tentu kebingungan untuk menjawab, kini pandangan mereka terarah pada Liu Bei yang masih santai di posisi duduknya. Sadar arti tatapan semua orang iapun mulai angkat bicara. “ Apakah paduka heran dengan keakraban kedua pangeran dan kenapa pemuda berambut putih itu memberi instruksi pada
Segera mereka pun bergerak, mereka membawa benda yang sebelumnya mereka bicarakan. Setelahnya mereka berkumpul kembali untuk menerima masukan dan saran dari Tian Fan kembali. Tian Fan akan berkata namun ada suara sumbang yang tiba tiba menyasar ke arah mereka berlima. “ Sungguh kelompok aneh, empa
Bab 61. Bola api. Tian Fan dan anggota kelompoknya kini memasuki diagram sihir yang dibuat di atas tanah, mereka memasuki diagram sihir kelima, di keempat diagram sihir yang lain, kelompok pertama dari masing masing akademi pun kini berada pada diagram teleportasi yang telah disiapkan. Tampak Cao
Meski rasa penasaran menggelayuti hati mereka, segera mereka pergi untuk mencari tanaman tanaman spirit tersebut. Setelahnya ketiganya pergi, ia dengan Su Zhi segera membereskan mayat mayat beast tersebut dengan cepat. Tian Fan bertugas menyayat dan membereskan mayat beast sedangkan Su Zhi dibawah
Bab 62. Mencurahkan. Chapter - Tangan dan pedang. Tian Fan kembali fokus dengan apa yang dilakukannya, tampak keempat rekannya itu kini duduk sambil memperhatikan apa yang dilakukan sang pemuda berambut putih itu. Cao Pi dan yang lainnya benar benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Tian Fan ya
“ Semua ini berkat senjata yang diperkuat oleh saudara Fan!” Seru Su Zhi bersemangat. Tian Fan menggelengkan kepalanya lalu ia berkata kembali.“ Apa kalian pernah mendengar cerita tentang pedang yang terkenal karena ketajamannya dan telah membunuh banyak musuh di Medan perang?” Tanya Tian Fan sambi
Cao Pi yang mendengar itu hanya diam sambil terus memakan makanannya tanpa sedikitpun terganggu oleh pernyataan adiknya itu. Baru setelah makanan di tangannya habis tak bersisa segera ia pun menanggapi perkataan Cao Ren tersebut “ Itu salahmu yang tiba tiba memasuki permasalahan ini, kau yang mengi