“Apa kau Devanna?” Tanya Xander denga lembut. Aku menyedari ia berusaha membuat suaranya selembut mungkin. Perempuan di depanku mengangguk den gan senyum kecil. Perempuan itu menatap kami denga tanda tanya…tak ada ketakutan di mata abu-abunya..hanya sebuah tanya.
“Siapa kalian?” Tanyanya dengan suara seperti anak kecil. Suaranya melengkin dan sedikit mencicit.
“Ah… aku Xander Deville, anak dari Charlie.” Jawab Xander.
“Xander… anak yang lebih waras? Itukan julukanmu?” Tanyanya lagi tanpa senyum, matanya memperhatikan Xander dari atas ke bawah. Kalau saja aku tak mengetahui bahwa perempuan ini adalah Erasthainya Charli..pasti aku sudah menyembunyikan Xander ke belakangku. Apakah aku berani melakukannya? Hah..entu tidak, lagi pula perempuan ini sudah memiliki Erasthai, jadi aku tak perlu juga berbuat seperti itu.
“Ya. Kala
“Well…aku merasakan aka nada yang salah denganmu…entah perubahanmu, atau ada sesuatu yang akan terjadi…yang jelas dalam waktu dekat kau berada dalam….”“Bullshit!” Sergah Xander dengan nada kesal. Aku yang tak paham kemana pembicaraan ini menjurus kemana hanya bisa menoleh bingung kea rah Xander dan Devanna secara bergantian. Semacam menonton pertandingan final tennis dunia.“Dengarkan dulu Xander..” Ucap Charlie tenang, tak ada guratan panik dalam wajahnya..berbeda jauh dengan Xander yang tiba-tiba wajahnya tegang.“Nadja..ada sebuah bahaya yang mengintai..tapi aku merasakan ada sebuah kelegaan setelahnya, ia selamat..maksudku, ia akan baik-baik saja. Kita hanya perlu waspada.” Lanjutnya.“What the….maksudmu aku nanti saat berubah aka nada sesuatu yang berbahaya?” Tanyaku kepada Devanna dan memandang super marah ke arah Xander, bagaimanapun ini semua karenany
Kami berjalan santai menuju rumah inti dari keluarga DeVille. Xander sempat menawariku naik dipunggungnya lagi seperti rencana awal. Tapi aku menolaknya. Aku butuh jalan kaki dan memikirkan semuanya.“Kau tak perlu banyak berpikir Nadja. Beum tentu apa yang dikatakan Devanna benar. Bagaimana mungkin kita berpikir sesuatu hal yang belum terjadi dan berhati-hati atas hal yang kita tak ketahui. Sangat tak masuk akal.” Ucap Xander, tangannya masih menggenggam milikku dengan erat.“Aku tahu. Tapi entah kenapa aku percaya kalau apa yang dikatakan Devanna benar. Aku melihat matanya..ia tak terlihat bohong.”“Lalu…kau mau berpikir apa? Kau mau waspada atas apa? Tak ada yang terjadi..”Aku berbalik. Membuat Xander berhenti melangkah.“Apakah ada cara agar transformasiku berjalan lebih aman?” Tanyaku khaw
Rosaline melihatku dan tersenyum kecil.“Apakah ini yang sedang ramai dibicarakan, kalau kau sudah menemukan Erasthaimu? Calon luna pack ini…dan seorang manusia?” Tanynya masih dengan bibir menorehkan senyum kecil kepadaku.Aku tak nyaman, disatu sisi..ia menatapku tak semenyeramkan yang lain..dengan senyuman kecil dan tidak dengan pandangan membunuh, itu baikkan?“Ia akan menjadi seorang lycan sebentar lagi..kalian jangan cari maslaah dengannya…dalam hitungan detik kalian akan bisa dilibas olehnya nanti.” Ucap Xander memberi peringatan.“Aku tidak mau cari masalah kok. Aku hanya mengungkapkan fakta..Hai, kau siapa?” Tanyanya dengan senyum kecil yang tak juga padam kepadaku.“Ah…aku…Nadja.” Jawabku menjabat tangannya yag tadi terulur kepadaku.“Welcome..semoga perubahanmu berlan
Xander melucuti pakaianku dan mengunci pintu. Entah kenapa wajahnya sangat serius..mengingat ia kan melakukan hal yang berbau intim. Kenapa ia yang tegang? Rahangnya keras ia sedang sangat tegang. Aku yang merasa terbakar..kenapa ia yang terlihat tersiksa?Ia meletakkanku di atas ranjang. Dengan hitungan detik ia berhasil meloloskan pakaianku..lalu bergantian menjadi miliknya. Ia berdiri tanpa sehelai benangpun, aku berbaring di atas ranjang besar tanpa pakaian. Rasa panas ini tak seintens tadi..dan tak separah waktu di villa..hanya panas yang sedikit di atas level hangat…di dadaku. Aku menatap Xander penuh penantian. Pria ini benar-benar milikku, pikirku dalam hati. Pria yang diidolakan banyak perempuan..pria yang membuat banyak perempuan tergila-gila…mengingat para wanita itu…rasa panas di dalam tubuhku semakin menjadi. Mataku membelalak…“Xander…aku kenapa?” Aku merasa panas itu semakin besar
Lidya berbaring tanpa busana di sampingku. Setelah sekian lama..akhirnya aku bisa merasakannya lagi. Bersama Lidya..aku mendapatkan kepuasan yang tak pernah kudapat dari perempuan lain, aku merasa lega..lengkap. lalu apakah ini berarti Lidya adalah Erasthaiku? Aku tidak merasakan sebuah keterikatan yang lebih dengannya..bahkan aku lebih tertarik dengan Nadja..tapi sexually…denan Lidya, aku seperti tercandu dengannya.Aku memikirkan kembali kejadian hari ini. Sebuah perjalanan yang melelahkan, aku baru saja tiba di London dan melalui sebuah rapat yang sangat penting, dan mendapatkan tender besar…tender senile milyaran dollar itu berhasil kumenangkan…lalu saat kembali ke kamar hotel aku mendapatkan kabar sebuah terror yang dialami oleh Lidya. Aku sudah sangat final..dengan pelaku semua ini, Ibu dan Erasthainya. Berdasarkan ucapan Lidya..semua adalah cirri ibu dan Erasthainya.Aku berniat menghubungi semua koneksik
Saat Lidya terbangun dan hendak ke kamar mandi, aku membututinya…kami melakukannya lagi..sebuah steamy hot bath. Lidya dan aku berendam dalam bath tub dengan air hangat beraroma lavender…sebuah sensasi yang sangat berkesan. Saat aku melihat di wajah Lidya yang memerah dan mata berkilau..aku juga tahu..kalau ia menikmati percintaan kami.Saat kami telah berpakaian dan menikmati sarapan di atas kasur. Kami duduk saling berhadapan.Aku memperhatikan Lidya yang sedang menyantap sebuah pancake dengan maple syrup, aku memandangnya lekat-lekat. Kenapa semua orang berpikir kalau Lidya adalah Erasthaiku..aku bahkan tak menyadarinya dan tak merasakan kaitan itu. Bukankah saat kau bertemu dengan Erasthaimu kau langsung tahu? Kau akan merasakan getaran listrik yang sangat kuat..sehingga kau tak mungkin melewatkannya?Apakah aku dan Lidya memiliki getaran itu? No? Apakah benar? Bahka
Aku bisa merasakan diriku yang sedang beridiri dengan keempat kakiku. Aku shock..sat ini aku berada dalam diri seekor serigala. Apakah ini rasanya menjadi serigala?“Diamlah..aku sedang ingin berdekatan dengan Erasthaiku.” Ucap sebuah suara perempuan yang memiliki nada yang lebih kasar dan serak dibanding suaraku.“Jemima..apa kau merasa ada Nadja di dalam dirimu?” Tanya Xander yang sekarang berjongkok di depan kami.Serigala itu menganggukkan kepalanya pelan. Dari mataku aku bisa melihat Xander dengan pandangan takjub?Aku melihat ke bawah. Ada empat kaki berbulu berwarna coklat tua, dan semua memiliki cakar yang sangat tajam. Entahlah..tapi menurutku serigala ini cukup besar. Walau jauh lebih besar Xander saat menjadi serigala.“Jemima… Apa kau bisa memberi kembali kepada Nadja..agar kalian bisa berubah
“Ceritakan tentang pria itu!” Pintaku kepada Lidya. Wajahnya masih terlihat sedikit memerah. Aku bukan orang yag paing suci di dunia ini…aku mengakui bahwa aku sleep-around a lot, tapi..ah entahlah, aku hanya tak setuju kalau ia melakukan hubungan itu dengan pria lain. No-string-attached?“Balthier..” Ia masih enggan menjelaskannya.“Kau tahu..aku bisa mendapatkan semua informasi yang kumau dalam hitungan menit? Aku punya banyak agen yang bekerja untukku?” Ancamku padanya.Ia menunduk, dan menggelengkan pelan kepalanya.“Kalau kau bercerita..mungkin aku tak akan membunuhnya..”“Kenapa kau mau membunuhnya Balthier? Ia tak salah apa-apa kan?”“It will be fair..karena semua mantanku di sini sudah mati..” Silahkan sebut aku brengsek, aku tak peduli.
“Nadja…”“Nadja..” Bisikku.Aku melihat kelopak matanya bergerak perlahan. Sebuah kemajuan.“Nadja…”“Nadja..”Kepalaku terasa berat sekali, aku merasa berada di dalam dunia yang sangat gelap dengan tubuh yang sangat sakit. Seongatku...m Aku tadi memakan sebuah kue, lalu mengantuk. Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Aku seperti sadar namun tidak bisa membuka mataku dan aku tidak bisa mengontrol tubuhku. Aku tidak bisa merasakan Jemima berada di dalam tubuhku lagi. Apakah aku sudah mati? Apakah kue itu beracun?Aku, dalam keadaan seperti ini... Dan merasa sangat lama, mungkin berhari-hari atau berminggu-minggu atau berbulan-bulan? Yang jelas, aku berada dalam kehampaan yang sangat lama. Sampai aku merasa ada sebuah sentuhan di tanganku yang sangat dingin, teramat dingin seperti aku terkena frost note, seperti aku tertimpa oleh es batu yang teramat b
“Tidurkan ia di kasur!” Perintah Devanna saat tiba di kabin. Aku sangat khawatir dengan Nadja, karena tubuhnya tak sehangat biasanya.Setelah Nadja kutidurkan di ranjang, Devanna memeriksa tangannya…mungkin memeriksa nadinya, Chralie terlihat memucat… pandangannya beralih dari Nadja kepadaku.“Kau tak merasakan apapun, Xander?” Tanya ayah kepadaku, apa maksudnya?“Nope. Aku baik-baik saja. Apa maksudnya?”“Kalau terjadi apapun yang berbahaya kepada Nadja, kau akan merasakannya… setidaknya kau tak merasakan apapun…berarti tak ada yang serius dengan Nadja.” Jelas Charlie.Aku mengembuskan napas lega, ia benar. Aku tak merasakan apapun, tak ada rasa sakit. Masalahnya adalah aku tak bisa memanggil Jemima, dan Nadja di kepalanya. Aku sama sekali tak bisa menghubungi mereka scara telepati.Devanna, berdiri dan memandang Charlie dengan pandangan cemas. “Ini jauh lebih berbahaya daripada lu
Aku mencari Charlie dan Devanna di kabinnya. Ya, dugaanku benar. Mereka ada di sana."Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanyaku heran."Xander? Dimana Nadja?" Tanya Devanna menghampiriku dengan wajah gusar. Aku melihat ke arah ayahku yang duduk bersandar di sofa. Ada sebuah cast di kakinya yang terluka."Aku menyembunyikannya di trap door di kamar." Jawabku terus terang.Devanna tak langsung menjawab, ia menengok ke arah Charlie. Aku bisa merasakan ada yang salah di sini."Pamanmu datang!" Ucap Charlie! "Ia mau membunuhku! Sepertinya ia sudah mengambil alih pack house, entah yang lain." Jelas Charlie dengan wajah suram.Aku ingin percaya bahwa Nadja baik-baik saja. Ia aman, hanya aku yang tahu tempat itu...ya ia aman."Xander, ka
Aku dan Xander sampai di pack house, aku sempat kebingungan bagaimana cara kembali berubah menjadi manusia...karena aku akan berubah dalam keadaan telanjang, atau aku naik ke atas dalam bentuk serigala?"Wait! Kau pakai pakaianku!" Ucap Xander di dalam kepalaku.Aku menengok ke arahnya, serigala Xander berubah menjadi bentuk pria tinggi besar dan tanpa pakaian, ia dengan cepat memakai celana bahannya yang ternyata ia simpan di moncongnya, jadi selama ini ia membawa pakaian dengan menggigitnya! Wow! Smart!Ia lalu memberikan kausnya dan menunjukkannya kepadaku. Aku berubah...aku membayangkan diriku berkaki dua, dan rambutku yang sebahu... Jemari tangan, dan detik berikutnya aku berubah menjadi tubuh manusiaku. Xander langsung meloloskan kaus lewat kepalaku dan memasangkannya dengan sempurna.Jadilah aku dan Xander berada di depan pack house,
‘Kau penghianat!’ Ucapku kesal kepada Jem.‘Aku hanya memberitahu Cain!’ Jawabnya merasa tak bersalah.‘Sama saja!’Setengah jam setelahnya, Xander datang dengan membawa satu buah plastic berisi beberapa test pack. Ia sudah gila!Aku memandang aneh ke arahnya. “Kau beli berapa?”“Satu…untuk setiap merek.” Jawabnya menyerahkan semuanya kepadaku. Ada sekitar dua puluh stik pemeriksaan kehamilan dalam plastic itu.“Kau kira aku bisa mengeluarkan urin satu gallon? Untuk mengetes semua alat yang kau beli?” Jawabku kesal, aku berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi, setelah membaca instruksi aku melakukannya, walau dalam box instruksi dikatakan bahwa terbaik dilakukan pada urin pertama di pagi hari…ini hanya untuk memastikan saat ini. Besok pagi aku akan men
Aku dan Lidya ada di kelas ke dua dan terakhir kami di kampus hari ini.“Praktically, Kau akan keluar dari kampus ini…jadi kurasa kau di skors atau tidak, tak akan berpengaruh dnegan IPKmu? Kan?” Tanya Lidya.“Kau mengingatkanku atas derita hidupku Lidya!” Ucapku kesal.“Kapan kau pergi?” Tanyanya.“Xander bilang dalam dua minggu, ia harus berada di dalam pack. Aku meminta liburan, jadi mungkin kami akan pergi lebih awal.”“Kemana?”“Entahlah… Japan or Korea.”“Japan is cool. South Korea…is mouth watering.”“Mungkin Jepang. Ada yang ingin kulakukan di sana.”Lidya mengangguk dan diam, dosen kami telah datang. Aku berpikir, memang Lidya ada benarnya, mau aku belajar atau dapat skors sekalipun…tak akan berpengaruh dengan nilai akhirku. Karena pada akhirnya aku takkan berkuliah di sini lagi.
"Ty akan di sini bersama Lidya, sebagai gantinya ayah memintaku datang menggantikan tugas Ty. Ayah dan Devanna sepertinya kewalahan mengurus segalanya." Jelas Xander."Lalu...kalau kau nanti menjadi Alpha... Siapa yang menjadi Beta?""Aku masih harus mencari pengganti Ty, akan sangat egois kalau aku memilihnya lagi. Ia berhak menikmati hidupnya."Aku bergegas ke kelas pertamaku, hari ini sepanjang hari aku akan berada di kelas yang sama dengan Lidya. Sejak pagi aku menghiraukan Xander setelah berdebatan kami mengenai kembali ke pack.Ah…Itu dia, Lidya sudah duduk di kursi kelas dengan wajah merona dan berseri, pasti ia semalaman bersama Ty dan ia sudah mendengar kabar itu. Pantas sekali kalau ia sumringah seperti itu!“Lidya!” Sapaku dan langsung duduk di sampingnya.Lidya tersenyum sangat lebar melihatku.“Nadja,
Aku duduk di samping Lidya seperti biasa, kami mengikuti kelas seperti biasa. Aku tiba-tiba ingin ke toilet dan meminta ijin kepada dosen untuk keluar.Toilet di gedung ini terletak di pojok koridor. Hanya ada satu di lantai ini. Aku masuk dan menyelesaikan urusanku, setelah selesai aku mencuci tanganku di wastafel dan kudengar suara pintu bilik toilet terbuka dan tertutup. Aku bisa melihat seorang perempuan berjalan menuju wastafel di sampingku. Ia tersenyum, perempuan itu berambut merah dan berpakaian seksi...wajah yang sangat aku kenali. Cindy."Hai!" Sapaku berusaha tenang."Hai. Dunia sangat sempit, kita bertemu lagi di sini!" Ucapnya ia mencuci tangannya perlahan. Mata kami saling bertemu lewat cermin."Aku duluan. Bye!" Ucapku setelah selesai mencuci tanganku. Jujur saja aku ingin cepat keluar dari tempat ini....pergi menjauhinya...ja
“Mmh…Andrew…ia sengaja memantraiku.”Aku dan Xander berbarengan menjawab. “What?!”“Saat aku pulang ke kota ini, aku tak tahu…aku merasakan sebuah ketertarikan yang luar biasa kepada Andrew..bahkan melebihi perasaanku kepadanya dulu.” Jelas Lidya, ia menggenggam tangan Ty.Ty mengangguk. “Ya. Aku juga merasakan ada yang aneh dengan Lidya, beruntung aku datang ke sini.”“Ya. Dan Devanna memberinya waktu di sini lebih lama. Thanks God. Aku merasa seperti duniaku di selimuti nafsu dengan Andrew…di hari pertama kuliah… di parkiran..bahkan saat aku bersama Ty… aku membayangkannya dengan erotis.”“Lalu?” Xander bertanya sangat penasaran.“Ia manusia biasa. Itu jawaban atas pertanyaanmu. Tapi ia menggunakan seorang shaman untuk memantrai Lidya.” Ty yang menjawab.“Apakah itu mungkin?” Tanyaku.“Ya. Aku gila Nadja. Aku bertanya kepad