Bab 8
"Ya Tuhan, kenapa aku selalu mencium bau-bau seperti ini sekarang,sungguh sangat mengganggu .ini pasti ulah wanita itu,kenapa bahkan di hari libur aku tidak bisa tenang" ucap David mengusap mukanya dengan kasar.
"Aku harus memberinya pelajaran karna berani mengganggu ketenangan seorang David Edward." David melangkah kedapur dengan wajah kurang bersahabat.
Ia memandang Anesia yang sedang serius dengan urusan masakannya, 'nah kan, dia lagi.'
"Hey wanita ceroboh, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau tahu bau masakanmu itu sungguh menggangguku, berhentilah membuatku marah dengan segala tingkah lakumu itu." Anesia yang mendengar suara tersebut langsung menengok dan menegang. Tetapi rasa tegang dan takutnya itu buru'buru ia singkirkan.
'Jangan takut Anesia, dia hanyalah manusia yang sama sepertimu, kau harus bisa mengalahkan rasa takutmu darinya, atau dia akan terus mengintimidasimu.'
"Please, jangan memanggilku seperti itu, namaku bukan wanita ceroboh, namaku Anesia, you understand. Dan apa yang kau katakan aku membuatmu marah? Sejak kapan, aku hanya memasak dan ini wangi bukan busuk, jadi mungkin hidung kamu sedikit bermasalah. Apa perlu aku memberitahu Alice untuk memanggil dokter."
"Ohh, mulai berani kamu yah, apa kamu tidak ingat apa yang pernah aku perbuat padamu?"
"Sorry, ralat yah ucapan kamu itu, aku bukan mulai berani, tapi emang berani dan nggak takut sama sekali sama kamu, dan jangan berani berani mengancamku, atau aku akan memberitahukan kepada Granma dan Alice."
"Ohh, gitu yah. Baiklah, kita bakalan lihat seberapa tahan loh tinggal dirumah ini."
David meninggalkan Anesia dengan amarah yang tertahan.
~~
"Wow, kak An masak apa lagi sekarang? Wangi banget."
"Ini, aku masak capcai, semoga kalian suka yah."
"Aku pasti suka kak, ini kan buatan kak An, aku jamin rasanya pasti enak."
"Pintar banget yah mujinya."
"Ia lah, kak David yang ngajarin. Oke, aku cicipin yah." Alice langsung mengeluarkan ekspresi kaget, yang membuat Anesia sedikit takut.
"Hhhmmmmm, ini enak banget kak, bahkan ini makanan terenak yang pernah aku makan, sumpah deh. Aku, makan dulu yah, jangan ngajak bicara dulu. Soalnya aku mau menikmati setiap rasa dimulut ."
"Ihh, lebay deh, kirain kenapa, untung deh kalau kamu suka."
Setelah selesai makan Alice hanya bisa terduduk sedangkan Anesia pergi untuk memanggil Granma yang sedari tadi belum makan.
"Kak David, Kak David."
"Ia, kenapa."
"Sini dulu,kemeja makan nggak lama"
David telah berada tepat dihadapan Alice.
"Kenapa, kenapa manggil kakak?"
"Ini rasain dulu, buku mulut kakak aaaa."
"Ini kan masakan wanita ceroboh itu, kakak nggak mau."
"Ihh, kakak kok gitu, dikit aja yah, kalau nggak aku ngambek nihh."
"Hmm, kebiasaan, oke. Dikit aja yah." David menerima suapan Alice dengan terpaksa.
'Wahh rasanya kok enak gini yah'
"Enak kan kak."
"Biasa aja."
"Masa sih, aku aja pengen nambah terus, tapi perut udah nggak muat. Jadi kakak mau atau enggak?"
"Sini kakak makan aja, kalau kamu maksa."
Anesia yang datang bersama Granma merasa bingung melihat David yang tampak menikmati masakan buatannya.
"Eehhmm."
David yang mendengar suara itu tiba tiba tersadar dengan apa yang dilakukannya.
'Astaga apa yang telah aku lakukan, kenapa aku sangat menikmatinya, dan melupakan bahwa ini adalah masakan gadis ceroboh itu.'
"Ehmmm, aku, aku tidak menyukainya, hanya saja Alice terus saja memaksaku, jadi... ini hanya terpaksa."
"Apa yang kau katakan nak, memangnya kenapa kalau kau memakannya. Itukan memang di buatkan Anesia khusus untuk kita."
"Emhh,Granma aku pergi dulu."
Alice dan Anesia yang melihatnya hanya menahan tawa mereka.
"Apa yang kau lakukan Alice, kenapa kau mengerjainya, apa kau tak lihat wajahnya tadi memerah karna malu."
"Hahaha, aku memang berniat mengerjainya, aku akan membantu kak An membalaskan dendam kakaak padanya."
"Nak, jangan keterlaluan, nanti kakakmu bisa marah padamu."
"Granma, Granma tak perlu khawatir, kak David itu sangat menyayangiku, jadi dia nggak akan bisa marah padaku. Granma rasain deh capcai buatan kak An, enak banget kan?"Alice langsung menyuapi Granmanya.
"Eemmm, ia yah enak banget, pantas aja David sangat lahap memakannya tadi."
~~
"Ahhh, wanita itu, bagaimana aku menyingkirkannya, kenapa mereka malah mengerjaiku dan kenapa masakannya bisa seenak itu."
"Tunggu saja malam ini, kau akan mendapatkan pembalasan dariku."
Malam telah tiba
David bergegas untuk melaksanakan balas dendamnya, dengan mencoba menakuti Anesia, karna itu adalah kelemahan Anesia yang ia ketahui.
Saat ia memasuki kamar Alice dan Anesia ia langsung terpeleset oleh bedak tabur yang berhamburan di lantai.
"Shiittt, kenapa bedak ini bisa terhambur disini." Wajah dan pakaian david sudah dipenuhi bedak tabur dimana ia terpeleset.
"Mereka pikir mereka bisa mengerjaiku." David kembali melangkah mendekati ranjang untuk mengerjai Anesia.
Tetapi saat ia mendekat ia kembali dibuat terkejut.
"Hihihihihi." David kaget dan langsung mundur kebelakang hingga mengenai lampu dan membuat keributan
"Huu, ternyata hanya alarm Alice saja."
Tiba tiba alice dan Anesia langsung memukul david menggunakan guling mereka. Sampai david menyalakan lampu barulah mereka berhenti memukuli.
"Kak David? Kakak ngapain disini? kami mengira kakak adalah hantu?"
"Hantu? Setampan ini kalian sebut hantu, dasar kalian tidak waras. Emmm kakak hanya mau.. emm, mengecek kamu aja. Ia, nggak ngapangapain kok. Kalau gitu kamu lanjut tidur aja yah, kaka juga udah ngantuk."
Setelah David pergi, Alice dan Anesia bertos ria dan tertawa terbahak bahak, "rencana kita berhasil kak."
"Ia, hahhaha."
*Flash back*
"Kak An, aku rasa kak David akan ngebales kakak deh, karna tadi dia sudah merasa malu karna perbuatan kita," ucap Alice berbaring di tempat tidurnya sambil menikmati cemilan.
"Masa sih?"
"Ia, aku rasa, dia akan ngebales kakak deh. tunggu, apa dia tau kelemahan kakak?"
"Emmm, nggak sih cuman dia hanya tahu kakak penakut, karna pernah menyangka dia hantu."
"Ahhh, kalau gitu pasti dia akan ngebales kakak malam ini. Kita harus susun rencana."
"Gimana."
"Nanti dia pasti akan memasuki kamar kita jadi kita..."
"... Setelah itu kita memukulnya dan berhasil." Alice menjelaskan rencana mereka dengan sangat semangat.
"Waww, keren deh kamu".
" ia dong, toss."
"Toss."
*Flashback off*
"Rencana kamu memang keren." Puji Anesia.
*****
Keesokan harinya mereka kembali mengerjai David tetapi tidak berhasil, karna David sudah lebih waspada kepada mereka berdua.
Namun mereka tidak kehabisan ide, mereka akan mempergunakan Granma sebagai senjata utama mereka.
Dan mereka akan menunggu David setelah pulang dari kerjaannya.
Untuk berperang, dan membalaskan dendam Anesia.
Bab 9Namun mereka tidak kehabisan ide, mereka akan mempergunakan Granma sebagai senjata utama mereka.Dan mereka akan menunggu David setelah pulang dari kerjaannya.Untuk berperang, dan membalaskan dendam Anesia.~~~~~Sepulangnya David dari perusahaannya, ia langsung dipanggil oleh Granma."Kemarilah cucuku.""Ada apa Granma,apakah ada hal penting?" ucap David bergegas."Emmm, ia. Granma mau kamu temenin adik kamu dan Anesia untuk berbelanja.""Yaampun Granma,ngapain aku nemenin mereka. Mereka kan sudah besar, Granma ada ada aja deh.""Justru karna itu, Granma memintamu menemani mereka, karna mereka telah dewasa dan menjadi gadis gadis yang cantik, apa kamu tidak takut ada lelaki belang yang mendekati mereka.""Kalau 'gitu, aku suruh asistenku saja untuk menemani mereka.""David,kenapa kamu terus membantah, Granma tidak ingin orang lain yang menemani mereka. Granma mau kamu yang menemani mere
Bab 10Kediaman Edward Family"Hahhaha, pasti mereka disana bingung harus pulang naik apa, hahaha." Alice memasuki rumah mewah itu dengan tertawa tidak jelas. Ektingnya berhasil, dengan berpura-pura marah kepada mereka.Ia hanya ingin mengerjai mereka dan membuat mereka semakin dekat hingga melupakan kebencian mereka."... siapa suruh mereka melakukan itu padaku, masa orang secantik aku dibilang bodoh. Nggak mungkin lah."Granma yang melihat Alice masuk kerumah dengan tertawa- tertawa tidak jelas, merasa penasaran. Ada gerangan apa yang membuat cucunya tertawa dengan gembiranya."Wahhh, cucu Granma sepertinya sedang sangat bahagia, kenapa sih cerita ke Granma, apa yang buat kamu bahagia?""... dan mana Anesia dan Kakak kamu.""Hahhaha, itulah yang membuat aku tertawa Granma, apa Granma tahu,aku ninggalin mereka di jalanan dan berpura pura marah.""... masa mereka secara bersamaan bilang aku bodoh, yah jelas aku ngg
Bab 11David dan Anesia mengabulkan permintaan Alice dengan rasa terpaksa. Mau bagaimana lagi, mereka yang elah membuat janji itu dan sekarang janji itu mempersulit mereka."Heyyy, apa yang harus kita beli lebih dulu, kau lihatlah catatan ini, ini kan sangat banyak, bagaimana Alice bisa menulis semua ini tanpa pertimbangan lebih dulu." Anesia merasa lelah bahkan untuk sekedar membacanya, apalagi jika mecari semua yang diinginkan Alice seperti yang tertulis, maka itu pasti akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga."Kenapa kau bertanya padaku, apa kau pikir aku mau melakukan ini semua jika aku tidak berjanji, ditambah ada wanita sepertimu yang menjadi partnerku, sungguh hari yang sial," ucap David menggaruk garuk kepalanya yang tidak terasa gatal.'Seandainya, aku bisa menyuruh Alex untuk menggantikanku, tapi sepertinya nggak mungkin, karna kalau ketahuan Alice, masalahnya akan semakin runyam'"... ini semua karena kau, seandainya kau tidak me
Bab 12"Hello, dari awal aku sangat tidak sudi jika menjadi istrimu bahkan hanya dalam mimpi."Perseteruan mereka terus berlanjut sampai mereka telah sampai dirumah dan memberikan semuanya kepada Alice dengan masing-masing raut wajah mereka sangat aneh, dan Alice yang melihat hal tersebut hanya tersenyum.****Alice, memandang barang pesanannya dengan kekaguman, karena sungguh ia tidak menyangka semua yang ia pesan akan mereka temukan, padahal semuanya hanyalah pesanan yang ditulis Alice secara asal asalan dan terkesan tidak masuk akal, 'mereka memang sangat hebat ternyata' Alice hanya tersenyumDi sofa Alice, kemudian berpikir lagi, apa permintaaan selanjutnya, kepada Anesia dan David kakaknya.Maka muncullah suatu ide cemerlang, untuk kembali membuatnya bahagia. Itu akan Alice laksanakan keesokan harinya karena hari telah beranjak malam dan David juga Anesia sudah sangat lelah dibuatnya, termasuk dirinya yang juga merasa sangat lelah, sete
Bab 13"Apaan sih." Anesia kembali menarik kue itu kehadapannya dan mereka kemudian saling tarik menarik tanpa ada yang mau mengalah, saat mereka saling tarik menarik, tiba-tiba kue yang mereka perebutkan terlempar.Dan mereka semua terkaget."Ha!!"****Diantara mereka tak ada yang bersuara saat melihat kue itu terlempar hingga mengenai seseorang dan orang itu adalah Alex.Alex yang terkejut langsung membersihkan wajahnya dari cream kue itu tanpa ekspresi. Alex sangat kaget saat kue itu tepat mengenai wajahnya dan Alex Merasa hidupnya sangat menyedihkan 'ya Tuhan apa aku pernah membuat kesalahan dikehidupanku sebelumnya?mengapa aku bisa sangat menyedihkan seperti ini'Didalam keheningan yang terjadi tiba tiba Alice dan yang lainnya langsung tertawa, 'tak sanggup melihat ekspresi Alex yang sungguh menyedihkan."Hhahhahha, kak Alex sangat lucu!! .hhahha, aku tak sanggup lagi tertawa, perutku jadi sakit, karena terus tertaw
Bab 14Saat ia akan pergi, seorang lelaki terlihat sangat marah kemudian menahannya."Tunggu!"******Anesia yang hendak memasuki mobil seketika berbalik mencari sumber suara yang ditujukan untuknya."Kau, ada apa?" Anesia memandang lelaki yang tak lain adalah David dengan penuh keheranan.Ada apa? Mengapa David terlihat sangat marah? Anesia sangat bingung.David mendekat kearahnya dan secara tiba-tiba David langsung menariknya kembali masuk kedalam rumah, menyeret Anesia kehadapan semua orang yang masih menangis sesegukkan terutama Alice.Mereka semua yang menyaksikan kejadian itu merasa bingung."Ada apa ini David, kenapa kau menariknya seperti itu.""Granma bertanya kepadaku, apa yang telah ia perbuat? Aku pun juga tak tahu apa yang telah ia perbuat. Yang aku tahu dia pasti berbuat ulah yang sampai menyakiti Granma dan Alice."Lihatlah Alice! saat aku datang ia sudah menangis seperti itu, itu karena pere
Bab 15Anesia membantu Alice mempertahankan tas miliknya, walau ia sedikit bisa berkelahi tetapi melawan lima orang lelaki sekaligus, itu rasanya tidak mungkin, bahkan perampok tersebut secara cepat mengeluarkan sebuah pisau dan menusuk salah satu dari mereka.****"Ahhhh, perutku." Wanita itu meringis kesakitan saat merasa sesuatu tertancap diperutnya dan terasa sangat sakit, saat ia melihatnya, ternyata ia telah tertusuk sebuah pisau yang sangat tajam sampai ia tidak merasakan dan tahu kapan perampok itu menusuknya, wanita itu adalah Alice.Anesia yang tidak sempat menolong Alice, langsung berusaha melawan perampok yang menusuk perut Alice.Anesia menahan tangan lelaki tersebut dan sejenak Anesia melihat ada tato bintang di pergelangan tangannya.tetapi sayang karena ia mencoba menahan lelaki tersebut, ia juga terkena sayatan pisau di lengannya dan perampok tersebut langsung melarikan diri bersama gerombolannya.Semuanya terjadi den
Bab 16"Apa, kalian sudah menemukannya?baiklah aku segera kesana."****David dengan aura gelapnya yang tampak sangat menakutkan segera bersiap untuk bertemu dengan mainan barunya, 'tak lain ialah manusia-manusia tidak beruntung yang dengan sengaja menyentuh malaikat kecilnya.'Tak lupa David memasang kaca mata hitamnya dengan senyum devil yang tergambar di wajahnya, yang berarti dibalik kaca mata hitam tersebut, ada sebuah kobaran api yang jika siapapun melihatnya bisa terbakar.David mengendarai mobil sport hitam, yang khusus digunakannya untuk membasmi para serangga pengganggu menuju markasnya dimana para anak buahnya berkumpul. David melesat dengan kencangnya seakan tidak sabar untuk bertemu para serangga itu.David memasuki markas perkumpulan mereka, saat David membuka pintu markas tersebut, ia mendapati dua penjaga yang berdiri dipintu masuk.Retinanya menyisir seisi ruangan yang terlihat kosong tanpa ada siapapun.
Bab 75Alex menyandarkan badannya di bathub, berendam air hangat memang sangat merilekskan badan. Ia kembali berpikir, "Bagaimana yah keadaan Tuan David saat ini? Apakah aku harus turun tangan untuk membantunya? Tapi... ini masalah percintaannya sebaiknya dia memyelesaikannya sendiri? Yahh, kali ini aku tidak akan membantunya. Dia juga tidak meminta padaku, pasti dia gengsi. Dasar keras kepala, sama seperti adiknya." Alex kemudian langsung melemaskan badannya dan menenggelamkan seluruh badannya.~~~'Anesia, maafkan aku yang baru menyadari cintaku selama ini. Aku akan kembali merebutmu. Aku tidak rela kau menikah dengan lelaki itu. Kau hanya akan menjadi milikku atau tidak seorangpun yang boleh memilikimu,' batin David. Es kutub itu akhirnya meleleh.Mobil sedan keluaran terbaru itu melesat dengan kencang, menerjang angin yang menabrak.Dengan semangat berkobar, David mengendarainya. Dia tidak ingin terlambat. Dia harus menghentikan pernikahan itu, lalu
Bab 74Nuansa putih dan beberapa peralatan kesehatan nampak terlihat disekeliling gadis itu. Selang infus, masih menancap ditangannya dan terus mengeluarkan cairan, yang membuat gadis itu kembali bertahan dari mautnya.Tatapannya sungguh dalam, ia tersenyum getir."Hah, sangat lucu. Aku masih hidup! Aku bahkan telah membuat surat perpisahan pada semua orang. Aku sangat malu," ucapnya"Kenapa aku tidak mati! Siapa yang menyelamatkan aku? Apa kak Alex? Apa dia benar benar sepeduli itu padaku sampai mau menemuiku dan percaya ucapanku yang selalu menyusahkannya. Akhhh!" Alice menghentak hentak kakinya di tempat tidur."Nggak, nggak, pasti bukan dia. Pasti yang nyelametin aku kak David. Yah pasti kak David." Alice terus menggelengkan kepalanya. Seketika Alice terdiam dalam lamunan."Ponselku!" Alice teringat akan ponselnya. Ia ingin melihat chatnya pada Alex, apakah telah mendapatkan sebuah jawaban atau tidak.Ponsel telah ditangannya, ditatapnya layar itu den
Bab 73"Tidak, jangan berucap seperti itu Anesia! Jangan lupakan aku, aku juga mencintaimu!" tiba-tiba David datang dan berdiri tepat dibelakangnya. Mengenakan setelan jas dan membawa sebuket bunga mawar yang nampak indah ditangannya."David?" Seketika Anesia berbalik saat beberapa menit lalu memandang tubuh itu hanya melalui pantulan kaca."Apa yang kau lakukan disini? Hari ini aku akan menikah,"ucap Anesia bingung."Yah, kau akan menikah. Denganku! Bukan dengan yang lain," ucap tegas David."A_apa maksudmu?"gugup Anesia."Menikahlah denganku Anesia, aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu. Apa kau tahu? Beberapa hari ini bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkanmu akan menjadi miilik orang lain. Aku tidak bisa! aku hampir gila Maka menikahlah denganku!" ucapnya sembari melangkah maju dan memberikkan buket itu untuk Anesia."Your grazy!!? aku akan menikah dengan Azka. Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja." Anesia berbalik badan
Bab 72"Aku...."Anesia semakin gugup mendengar ucapan tegas Alex. Seketika Anesia menarik napasnya dalam. Dia tidak sanggup lagi memendam semuanya sendiri. Dia berbicara dengan lantang, "ya, aku mencintainya, sangat sangat mencintainya. Aku tidak tahu kapan aku mulai mencintainya, tapi sekarang cinta itu telah tumbuh dan bermekar dihatiku. Aku tahu, seharusnya aku tidak semestinya memiliki perasaan seperti ini pada seseorang yang bahkan mencoba membunuhku. Tapi, cinta ini benar benar rumit Azka, aku tidak mengerti."... aku ingin menghapus dia dan cintaku dari hati ini, tapi tidak bisa. Semakin aku mencoba melupakannya, cintaku malah semakin membesar padanya. Aku harus bagaimana melupakannya?aku bahkan sangat marah saat melihatnya bermesraan dengan empat gadis sekalipun. Aku benci itu. Rasanya aku ingin menyingkirkan tangan tangan nakal mereka dari David. Aku benar benar merasa cemburu Azka."... Sebentar lagi, aku bahkan akan menikah denganmu, tapi jiwaku masih mil
Bab 71"Dokter dokter! "teriak David prustasi.Grandma yang juga sangat khawatir, langsung bergegas keluar. Dia tidak sanggup melihat cucunya seperti itu. Bertaruh dengan nyawanya.Terlihat seorang dokter langsung masuk dan menangani adiknya Eliza. David kacau, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Di hadapannya, terlihat adiknya terbaring lemah dengan layar monitor yang menampilkan garis lurus." kamu nggak boleh mati Al, Kakak nggak sanggup hidup tanpa kamu," batin David memohon.David memandang adiknya dengan kesedihan. dada gadis kecilnya naik dan turun seiring alat pemicu jantung itu menempel." Maafin Kakak Al, semua salah Kakak. Kakak tahu kamu melakukan ini karena kakak tidak lagi menghiraukan. kakak terlalu sibuk dengan dunia Kakak hingga Kakak lupa sama kamu. Hukumlah aku untuk semua ini Al, tapi, kau jangan pergi meninggalkanku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Ayah, ibu, Alex, Anesia, mereka semua meninggalkanku. kau juga ingin meninggalkan ku
Bab 70Dalam kondisi seperti ini, Alex sangat bingung harus melakukan apa. Dadanya naik turun tak karuan. Pemandangan dihadapannya saat ini membuatnya kacau. Wanita itu, wanita yang biasanya merusuh padanya, tak pernah diam sedikitpun, kini terbaring lemah dihadapannya. Dia mencoba terus menekan dada Alice untuk membuatnya kembali bernafas. Tak ada hasil untuk itu. Tak ada pilihan. dia segera memberikan napas buatan untuk Alice agar gadis itu dapat kembali bernapas.Dari sudut mata Alex terlihat beberapa pelayan datang dan masih nampak kelimpungan. Mereka bingung, apa yang sedang terjadi?mengapa mereka bisa tertidur dan Ada apa dengan Nona rumah ini? Sampai mereka menyadari dan langsung pergi melaporkannya pada Nyonya yang tak lain adalah Grandma.Grandma yang dibangunkan secara paksa oleh salah satu pelayan, merasa sangat kaget. Dja langsung segera menemui Alice.Sedang Alex tetap berusaha mengembalikan nafas Alice hingga akhirnya berhasil, wanita itu kem
Bab 69'Mom, Dad, Grandma, kak David, kak Alex dan kak An terimakasih untuk semuanya. Aku sangat menyayangi kalian, kuharap kalian tidak akan merindukanku nantinya,' racau Alice dengan disusul bening putih membasahi pipinya.Pandangannya mulai mengabur. Sejak tadi dia terus memandangi ponselnya yang bergetar, dia tahu itu pasti dari Alex. 'Maaf kak, tapi aku tidak ingin bicara padamu disaat saat kematianku seperti ini, karena aku akan terdengar menyedihkan nantinya. Aku tidak menginginkan itu, aku ingin mati dengan keren,'ucapnya lemah dengan senyuman sedikit mengembang. Alice menutup matanya, merasakan darah yang terus mengalir dipergelangannya. Rasanya, tubuh itu mulai melemah bersamaan darahnya yang terus tumpah.'Bunuh diri ternyata tidak semenyeramkan seperti yang kubayangkan,' batin Alice.*****Di Tempat lain, seseorang mulai turun dari mobilnya. Dia sangat gelisah. Alice tidak menjawab panggilannya. Dia berlari. Melewati kerumunan oran
Bab 68*****Macet. Satu kata yang menggambarkan suasana jalan yang dilalui Alex saat ini. Kekalutan nampak jelas di wajahnya. Pesan yang dibacanya satu menit yang lalu membuatnya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Ia hanya ingin segera sampai di tempat Alice dan menghentikan segala kebodohan yang hendak dilakukannya."Kumohon! Kumohon, ayolah! Berpihaklah padaku. Aku tidak bisa membiarkan gadis bodoh itu mati begitu saja. Akhhh." Alex sangat frustasi, bahkan sejak tadi dia terus menekan klakson mobilnya hingga beberapa pengendara lain menatap sinis dirinya. Dia tidak peduli.~Flashback"Tuan David, memang sudah gila. Hanya karena pusing memikirkan seorang gadis, dia sampai melibatkan orang lain. Aku bahkan harus mencari gadis-gadis sewaan untuk menenangkannya. Oh Tuhan, semoga aku tidak akan merasakan jatuh cinta sepertinya. Itu sangat merepotkan,"ucap Alex setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya yang menumpuk karena kelalaian Tuannya yang mabuk aka
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me