Object pertama kali yang Hazel lihat di kala membuka mata adalah Sergio tengah memeluknya. Object yang sangat indah. Hazel tidak pernah menyangka akan jatuh cinta sedalam ini pada sosok Sergio Blanco—pria yang memesona di matanya.Seumur hidup, Hazel belum pernah jatuh cinta. Hidup Hazel selama ini hanya di kelilingi para pengawal, keluarga, dan tenang. Banyak pria yang menggilainya, tapi belum pernah ada satu pun pria yang berhasil membuat hati Hazel bergetar.Hanya Sergio Blanco. Jawaban dari segala doa yang dia inginkan ada pada Sergio. Ini memang sudah gila. Banyak mungkin orang yang takut pada Sergio, tapi sayangnya tidak dengan Hazel. Wanita itu malah tidak memiliki sedikit pun rasa takut.Hazel tahu bahwa pekerjaan Sergio sangatlah berbahaya. Namun, tadi malam Sergio telah menjawab bahwa pria itu akan berhenti. Sang pujaan hati akan membunuh jika sampai ada yang melukainya. Itu adalah bentuk ungkapan dari Sergio hanya fokus melindungi dirinya.Hazel tergila-gila pada sosok Serg
“Kau—” Joseph hendak ingin menghajar Sergio. Kepingan memorinya teringat bagaimana dulu dia berkelahi hebat dengan pria sialan itu. Namun, di kala Joseph hendak ingin maju menghajar—geraknya terhenti di kala Justin dan Nathan menahan Joseph.“Kendalikan dirimu, Joseph!” tegur Justin tegas pada sang adik. “Jika kau memukulnya, semua akan kacau. Jangan bertindak lebih dulu,” tukas Nathan memberikan peringatan yang tak main-main.Joseph mengumpat dalam hati mendengar peringatan dari kakaknya. Padahal tangannya sudah gatal ingin menghajar Sergio. Dia yakin seribu persen pasti Hazel disembunyikan oleh Sergio Blanco.Sergio tersenyum samar melihat kemarahan Joseph. “Relaks, kenapa kalian terlihat membenciku? Apakah aku melakukan kesalahan? Sepertinya tidak.”Sebelumnya Sergio sudah mendapatkan informasi dari Benton bahwa Justin, Nathan, dan Joseph datang ke klub malam miliknya. Tiga pria hebat yang merupakan kakak kandung Hazel, tak disangka mendatanginya secara bersamaan. “Aku tahu Haze
“Kau pikir kau siapa, hah! Jangan mimpi kau menjadi kekasih saudari kembarku!” Joseph begitu lantang mengatakan itu. Tatapannya menatap tajam penuh emosi pada Sergio yang mengaku-aku sebagai kekasih saudari kembarnya.“Jangan main-main dengan kami. Kau tidak mengenal kami dengan baik,” tukas Justin memberikan ancaman penuh amarah.Joseph dan Justin sudah dilingkupi kemarahan. Sama halnya dengan Nathan. Namun, Nathan berusaha menguasai kemarahannya di kala mendengar fakta tentang Sergio dan Hazel merupakan sepasang kekasih. Pun selama ini Justin, Nathan, ataupun Joseph, tidak pernah ada yang tahu tentang kisah cinta Hazel.“Apa aku terlihat seperti orang yang sedang main-main?” balas Sergio dingin dan menegaskan.Justin tersenyum sinis. “Pekerjaanmu pembunuh bayaran, kan? Mana mungkin iblis sepertimu layak untuk adikku yang sempurna.”Sergio mengangguk tanpa sama sekali mengelak. “Kau benar. Iblis sepertiku tidak layak untuk adikmu yang sempurna. Tapi fakta yang ada, aku selalu ingin d
Sergio menatap penuh emosi apartemennya yang berantakan. Aura kemarahan di wajahnya terlihat jelas. Berbagai umpatan dan makian lolos di bibirnya. Dalam hati, dia mengumpati dirinya yang bodoh. Dia pikir apartemen miliknya yang jauh di pusat kota aman, tapi ternyata tidak sama sekali. Trevor Engelson sudah bertindak cepat melebihi dirinya.Suara lari yang bersumber dari tiga kakak laki-laki Hazel, membuat Sergio mengalihkan pandangannya—menatap Justin, Nathan, dan Joseph. Dia sudah menduga pastinya tiga kakak laki-laki Hazel akan mengikuti dirinya.Justin, Nathan, dan Joseph terdiam di balik matanya yang terkejut, melihat apartemen yang mereka datangi sangat berantakan. Tiga pria tampan itu sudah menduga apa yang telah terjadi.“Jadi kau menyembunyikan saudara kembarku di sini?!” seru Joseph nyaris menghajar Sergio. Jika bukan karena Justin dan Nathan yang menahan, maka sudah pasti Joseph akan benar-benar menghajar Sergio.“Joseph, tahan. Kendalikan dirimu. Fokus kita pada Hazel,” teg
Hazel menatap panik dengan tangan terikatnya melihat Sergio dan tiga kakaknya diserang oleh anak buah pria tua yang menculiknya. Raut wajah Hazel jelas begitu menegang dan penuh keterkejutan bercampur kepanikan.Hazel menatap pria tua yang menculiknya masih tersungkur di tanah. Luka tembak yang diberikan Sergio, membuat pria tua itu merintih kesakitan. Hazel berusaha menyingkir dari tepi gedung—di mana dirinya berada.Jantung Hazel berdebar tak karuan seakan ingin melompat dari tempatnya. Dia sama sekali tidak mengira Sergio datang. Pria tua itu mengatakan jelas bahwa telah membayar Sergio untuk membunuhnya. Namun kenapa malah Sergio datang menyelamatkannya? Tidak! Hazel tidak mau terperdaya. Sergio sudah banyak membohongi dirinya. Dia tidak ingin tertipu lagi.DorrrSuara Hazel memekik terkejut di kala Joseph menembak kepala anak buah pria tua itu. Aroma anyir darah menyerbak memenuhi tempat itu. Beberapa kali Hazel menelan salivanya susah payah.Justin, Nathan, dan Joseph dikepung d
Justin, Nathan, dan Joseph sudah mendapatkan perawatan dari luka yang ada di tubuh mereka. Pun Sergio sudah mendapatkan perawatan. Peluru yang bersarang di punggung Sergio sudah tak lagi ada. Empat pria tampan itu sekarang berdiri di depan ruang rawat—di mana Hazel tengah diperiksa.“Semua karenamu. Saudara kembarku berada dalam bahaya karenamu,” ucap Joseph penuh emosi pada Sergio.Sergio mengalihkan pandangannya menatap Joseph. “Kenapa kau tidak salahkan ayahmu yang memiliki banyak musuh?”“Apa maksudmu menyalahkan ayah kami?” Justin dan Nathan bertanya kompak. Mereka memberikan tatapan dingin dan tegas pada Sergio—yang berani mengatakan kalimat gila.Sergio tersenyum samar. “Pria tua yang ingin membunuh Hazel adalah Trevor Engelson, musuh ayahmu. Dia memang sudah lama ingin membunuh Hazel, demi membuat ayahmu terpuruk.”Raut wajah Justin, Nathan, dan Joseph berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Sergio.“Bagaimana kau bisa tahu?” Justin bertanya mewakili.Sergio menatap tiga kak
“Hazel?” Sergio semeringah bahagia di kala Hazel memanggil namanya. Hatinya menjadi sangat lega. Dia meraih tangan Hazel, mengecupi punggung tangan wanita itu. Dia bermaksud ingin menekan tombol darurat untuk memanggil petugas medis, tapi tindakan Sergio dihalangi oleh Hazel.“Aku baik-baik saja. Jangan panggilkan dokter,” ucap Hazel pelan dan lemah. Dia bermaksud ingin duduk—dan Sergio sigap membantu wanita itu untuk duduk seraya menyandarkan punggung di kepala ranjang.Hazel saat ini sudah mengingat semuanya. Kepingan memori bagaikan puzzle yang telah tersusun dengan rapi. Hazel ingat semua. Mulai dari penculikan, hingga dirinya mendengar fakta yang diungkapkan oleh pria tua itu.“Kau yakin tidak ingin aku panggilkan dokter?” tanya Sergio lembut seraya membelai pipi Hazel, tetapi sayangnya wajah Hazel melengos jauh seolah tak ingin disentuh oleh Sergio.Sergio mengembuskan napas panjang mendapatkan penolakan Hazel. Dia sudah menduga pastinya Hazel kecewa padanya. Pun dia yakin Trevo
Tubuh Hazel merinding mendengar cerita dari Sergio. Mata dan bibirnya menganga akibat keterkejutan nyata. Sebagai sesama wanita jelas saja Hazel merasakan iba akan kondisi yang dialami oleh adik kandung Sergio. Trauma yang dimiliki membuat adik kandung Sergio, begitu kuat hingga membuat adik Sergio masuk ke dalam rumah sakit jiwa.Hazel belum berkata apa pun mendengar tentang itu. Dia masih diam dengan wajah yang menunjukkan rasa simpatik dan pedulinya. Dia membiarkan Sergio menceritakan semuanya lebih dulu. Dia ingin tahu semua tentang pria yang dia cintai.Sergio mengembuskan napas bersalah. Menceritakan tentang semuanya pada Hazel, maka dia harus mengorek kembali masa lalunya yang buruk. Rasa penyesalan terus melingkupi diri Sergio jika mengingat tentang masa lalu.“Ayahku seorang pemabuk, penjudi, dan pemakai narkoba. Saat itu usiaku masih 15 tahun. Aku dan adikku hanya berbeda satu tahun saja. Ayahku kalah dalam judi. Hal tergila yang dilakukan adalah ayahku mempertaruhkan ibuku
Sergio menjalani hari-harinya di Afford Group, tanpa sama sekali hambatan. Setiap kesulitan yang dihadapi, tak pernah sekalipun Sergio tunjukkan bahwa dia tidak bisa. Yang dilakukan Sergio adalah mempelajari hal yang pertama kali. Ketangkasan dan feeling yang kuat, membuat Sergio tak mudah mengambil keputusan.Baru bergabung di Afford Group sudah membuktikan bahwa memang Sergio layak bergabung di Afford Group. Justin bahkan tidak ragu memuji kinerja dari Sergio. Pun Benton yang awalnya mengalami kesulitan, mulai bisa memahami tentang system kerja di Afford Group.Hazel tentu paling bangga pada sang suami, yang telah berhasil membuktikan diri. Meskipun background pendidikan Sergio tidak seperti tiga kakak laki-lakinya, tapi Sergio bisa menunjukkan taringnya di Afford Group.Weekend telah tiba. Hazel duduk bersantai di ruang tengah bersama dengan sang suami sambil menikmati ice cream. Seth dan Hailey sedang berenang, dan tentu diawasi oleh para pengasuh.“Sayang, aku sedih sekali libura
Hazel berkutat di dapur, membuat makanan lezat. Waktu sudah menunjukkan hampir jam makan siang. Wanita cantik itu memiliki ide cemerlang yaitu mendatangi Sergio ke kantor, membawakan makan siang.“Mommy, kami pulang.” Seth dan Hailey masuk ke dapur, dan langsung memeluk ibu mereka. Sebelumnya mereka diberi tahu pelayan bahwa ibu mereka berada di dapur. Itu yang membuat mereka menyusul ke dapur.Hazel tersenyum melihat Seth dan Hailey sudah pulang. “Sayang, kalian ganti baju dulu. Setelah itu kita akan pergi ke kantor Daddy mengantarkan makan siang untuk Daddy kalian.”“Kita akan ke kantor Daddy?” Seth dan Hailey mengerjapkan mata mereka.Hazel mengangguk merespon ucapan dua anaknya. “Iya, Sayang. Kita akan ke kantor Daddy. Kalian mau, kan?”“Mau, Mommy! Yeay, kita ke kantor Daddy.” Seth dan Hailey berseru gembira seraya menepuk tangan.Hazel tersenyum lembut melihat kegembiraan di wajah Seth dan Hailey. “Ayo, ganti dulu pakaian kalian, jika ingin ikut ke kantor Daddy.”Seth dan Hailey
New York, USA. Sandra telah kembali ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Hazel bersama suami, anak, serta keluarga besarnya yang lain telah kembali ke New York. Pun Joseph dan Isabel berada di New York, karena liburan akhir tahun ini mereka akan berkumpul bersama.Kepergian Drake dan Paula memang begitu meninggalkan duka sangat dalam di hati seluruh keluarga. Namun, hal yang mereka selalu ingat bahwa cinta Drake dan Paula mengajarkan banyak hal pada mereka. Terutama tentang waktu di dunia sangat singkat.“Mommy, Daddy, kami berangkat sekolah dulu. Bye, Mommy, Daddy. We love you.” Seth dan Hailey melambaikan tangan mereka pada Hazel dan Sergio. Dua bocah kembar itu sudah berada di dalam mobil.Sergio dan Hazel sama-sama tersenyum sambil melambaikan tangan mereka.“We love you, Sayang,” seru Hazel penuh kelembutan.“Belajarlah dengan baik,” sambung Sergio.Seth dan Hailey mengangguk patuh. Lantas, sopir mulai melajukan mobil meninggalkan mansion. Senyuman di wajah Hazel dan Sergi
Athena menatap hangat Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric yang tidur di kamar yang sama. Sejak berada di Madrid, mereka ingin tidur di kamar yang sama berlima. Permintaan mereka tentunya dituruti Justin dan Athena.“Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric. Mommy sangat mencintai kalian. Tumbuhlah menjadi orang yang hebat di masa depan,” ucap Athena lembut.Justin memeluk pinggang Athena. “Anak-anak kita akan orang yang hebat di masa depan. Selama ini kita mendidik mereka dengan sangat baik. Kita juga memberikan cinta dan kasih sayang pada mereka.”Athena berbalik, menghadap tubuh sang suami, sambil melingkarkan tangannya di leher suaminya itu. “Anak-anak bisa menjadi orang hebat karena dirimu. Kau memberikan contoh yang baik. Dan hari ini, kau menunjukkan betapa kau menjadi seorang suami, ayah, dan kakak yang bijaksana. Aku bangga memilikimu.”Justin membelai pipi Athena lembut. “Aku hanya melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan, Sayang.” Pria tampan itu menyapukan hidun
Bianca dan Arthur tersenyum hangat melihat tiga belas cucunya berkumpul sambil bercanda bersama. Keluarga Afford terkenal memiliki banyak keturunan. Terutama pasangan Justin dan Athena yang memiliki lima orang anak. Well, Justin dan Athena memang memiliki anak yang paling banyak di antara yang lain.Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric adalah anak Justin dan Athena. Meski memiliki lima anak, Athena hanya mengandung dua kali saja. Yang pertama Athena mengandung bayi kembar tiga. Jasper, Joana, dan Jesslyn adalah anak yang lahir kembar tiga. Kandungan yang kedua Athena melahirkan dua anak laki-laki kembar yang diberikan nama Arnold dan Alaric.Audie, Nick, dan Niguel adalah anak dari Nathan dan Aubree. Tentunya Aubree melahirkan bayi kembar karena memang keluarga Afford memiliki gen keturunan kembar. Jadi, sudah tidak lagi heran. Nathan dan Aubree juga mengajak tiga anak mereka ke Madrid. Sekarang tiga anak mereka berkumpul dengan para sepupunya yang lain.Joshua, Jeraldo, dan Iri
Sergio tersenyum melihat Sandra mengajak Seth dan Hailey bermain. Dia berdiri di pintu masuk halaman belakang. Di sampingnya ada Hazel yang menemaninya. Pria tampan itu keluar sebentar, dan di kala pulang sudah melihat adiknya. Pemandangan yang sangat indah.“Sayang, lihatlah, Seth dan Hailey sangat senang bersama dengan Sandra. Kedatangan Sandra berhasil menghibur Seth dan Hailey,” ucap Hazel seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.Sergio mengecup puncak kepala Hazel. “Ya, aku senang Seth dan Hailey bisa terhibur dengan kedatangan Sandra.”Hazel mendongak dari pelukan sang suami. “Dan aku juga bahagia kesehatan Sandra berangsur-angsur membaik.”Sergio membelai pipi Hazel lembut. “Terima kasih telah menerima Sandra. Terima kasih kau telah menjadi kakak ipar yang baik untuk Sandra. Terima kasih kau mau menjadi sahabat Sandra. Kehadiranmu bukan hanya berarti bagiku, tapi juga berarti bagi Sandra.”Hazel tersenyum lembut. “Kita adalah satu. Sejak di mana kita sudah mengu
“Bianca, kau belum makan. Jika kau terus-menerus seperti ini kau bisa sakit.” Arthur membujuk Bianca untuk makan. Namun, sayangnya dia selalu mendapatkan penolakan. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali ingin menyuapi sang istri, dan tetap lagi dan lagi Bianca tidak ingin makan.“Arthur, aku mohon tinggalkan aku sendiri.” Bianca duduk di balkon kamar, dengan tatapan lurus ke depan. Aura wajahnya menunjukkan kemuraman. Meski belum makan, tapi Bianca sama sekali tidak merasakan lapar sedikit pun.Arthur mengembuskan napas panjang. “Aku akan meninggalkanmu sebentar. Tapi aku akan tetap kembali ke sini untuk membujukmu makan.” Terpaksa, pria paruh baya itu melangkah pergi keluar dari kamar.“Dad?” Justin yang berdiri di depan kamar orang tuanya, dan bermaksud ingin mengetuk pintu, langsung mengurungkan niatnya di kala pintu sudah terbuka.Arthur menatap Justin sambil membawa piring yang berisikan makanan. “Mommy-mu belum mau makan.”Justin mengambil piring yang ada di tangan ayahnya. “B
Upacara pemakaman Drake Lucero dan Paula Lucero berjalan dengan lacar. Beruntung cuaca cerah, tak turun hujan. Tangis seluruh keluarga mengiringi selama upacara berlangsung. Namun, meski seluruh keluarga menangis, mereka semua merelakan kepergian Drake dan Paula.Altov memberikan pelukan pada Bianca, sebelum pria paruh baya itu pergi. Pun keluarga Lancaster, keluarga angkat Bianca turut hadir. Bianca tampak masih sangat terpukul memutuskan untuk pulang ke kediaman orang tuanya. Arthur menemani. Justin sebagai anak laki-laki tertua mengajak istri dan kelima anaknya untuk menemani kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Nathan yang mengajak istri dan tiga anaknya untuk menemani kedua orang tuanya.Joseph tak bisa menemani kedua orang tuanya, karena dia yang sekarang menghadapi para wartawan. Isabel sebagai calon Ratu di masa depan, tentunya juga harus menggadapi rentetan pertanyaan wartawan. Terakhir Hazel dibawa oleh Sergio ke mansion milik Sergio yang ada di Madrid.“Seth dan Hailey s
Seth dan Hailey begitu lahap menyantap pudding buatan Hazel. Dua bocah itu sangat menyukai pudding buatan ibu mereka. Hazel sampai tersenyum-senyum melihat tingkah dua anak kembarnya yang sangat menggemaskan. Ya, inilah kehidupan Hazel. Sejak menikah dengan Sergio, memang dia hanya fokus menjaga dua anak kembarnya.Hazel dulu kerap terlibat dalam perusahaannya. Namun, semua itu sudah tak lagi semenjak dirinya menikah. Justin, Nathan, dan Joseph mendukung keputusan Hazel untuk fokus pada keluarganya. Pun sebenarnya tanpa Hazel, tetap Afford akan tetap berjaya. Sebab, Hazel memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat bisa diandalkan dalam segala hal.“Mom, kapan Bibi Sandra pulang? Aku sangat merindukan Bibi Sandra,” ucap Hailey seraya menatap ibunya.“Iya, Mom. Aku juga merindukan Bibi Sandra,” sambung Seth.Hazel tersenyum sambil menciumi pipi bulat Seth dan Hailey. “Minggu ini Bibi Sandra akan pulang dari London. Kita tunggu, ya?”Seth dan Hailey mengangguk antusias. “Siap, Mommy!”Haz