“Kau sudah berhasil menemukan siapa dalang di balik pengaduan kejadian hari ini?” Kalimat pertama yang ditanyakan Sergio, di kala sang asisten sudah berada di hadapannya. Untuk pertama kalinya seorang Sergio Blanco dikejar oleh FBI. Hal tersebut juga yang membuatnya sangat marah dan dendam. Benton mengangguk. “Sudah, Tuan. Pelaku masih sama yaitu Daze Edgardo. Dia dendam pada Anda. Dia ingin Anda hancur, Tuan. Dia mengadukan pada FBI bahwa Anda terlibat dalam jual beli narkoba skala besar.”Sebelumnya, Benton sudah menyelidiki tentang ini semua. Pasalnya selama ini pekerjaan Sergio selalu mulus, tidak ada halangan sama sekali. Sangat aneh rasanya, jika sekarang ini tercium oleh FBI. Pastinya ada dalang di balik semua ini. Dan Benton, sudah mencari tahu dengan tepat.“Fuck!” umpat Sergio kasar. Aura kemarahannya jelas terlihat. Pria tampan itu marah, karena kondisinya dia mengajak Hazel. Jika saja, dia tidak sedang mengajak Hazel, maka dia tidak akan sampai semarah ini. Benton menata
“Berengsek!” Daze Edgardo mengumpat kasar, mendapatkan informasi dari sang asisten bahwa salah satu mansion miliknya diledakan oleh anak buah Sergio. Umpatan kasar, dan makian tak henti-hentinya lolos di bibirnya. Kemarahan terlihat jelas melingkupi dirinya.“Tuan, sepertinya Anda harus menyudahi dendam Anda pada Sergio Blanco. Sergio Blanco akan melakukan tindakan lebih dari ini, Tuan,” ujar sang asisten memberikan nasihat pada Tuannya—untuk tak lagi melanjutkan dendam pada Sergio Blanco.Daze mencengkram kuat gelas berkaki tinggi di tangannya. “Pria sialan itu harus tetap aku berikan pelajaran. Aku tidak akan tinggal diam!”“Tuan, tapi—”“Jangan mengaturku! Aku tahu apa yang harus aku lakukan!” sentak Daze keras. “Kau cukup temui asisten pribadi Sergio. Aku ingin bicara empat mata dengan pria sialan itu.” Lanjutnya memberikan perintah.Sang asisten mengangguk patuh, tak berani membantah apa yang diminta oleh Tuannya.***Hazel salah tingkah melihat Sergio yang tengah sarapan bersama
Sergio duduk seraya mengetuk-ngetuk jemarinya di kursi, menatap dingin dan tajam Daze Edgardo yang sejak tadi melayangkan tatapan tajam, penuh permusuhan padanya. Dua pria tampan itu saling menghunuskan tatapan. Hanya saja Sergio nampak jauh lebih tenang dan santai—seolah tak sama sekali menghadapi musuh.“Jadi, apa yang kau inginkan? Kenapa kau ingin bicara denganku? Aku tidak suka berbasa-basi.” Sergio berkata dingin dan tegas, tanpa sama sekali basa-basi. Dia menuruti keinginan Daze, yang ingin bicara empat mata dengannya.“Berani sekali kau meledakan mansion-ku! Apa kau bosan hidup, Blanco!” seru Daze dengan tatapan penuh kemarahan.Sergio tersenyum tipis seraya menggerak-gerakkan gelas sloki di tangannya. “Kau yang mulai duluan. Kau mengadukan transaksi penjulan narkobaku pada FBI. Well, jika kau tidak mencari masalah denganku, maka aku tidak akan pernah masalah. Aku sangat simple, kau menyerang, maka aku akan menyerang. Jika kau tidak menyerangku, mana mungkin aku menyerangmu, k
Suasana menjadi tegang dan genting di kala Sergio mendekat. Terutama ancaman Sergio yang mengancam Daze, untuk tak menyentuh Hazel, membuat anak buah Daze langsung bergerak cepat menyodorokan pistol ke kening Sergio. Hazel terkejut di kala pistol disodorkan ke kening Sergio. Dia bermaksud ingin menolong, tapi kondisi sulit, karena posisi kedua tangannya telah ditahan oleh anak buah Daze Edgardo. Hazel tidak tinggal diam. Wanita cantik itu mencoba berontak, tapi berujung sia-sia.Benton hendak ingin menyodorkan pistol ke anak buah Daze Edgardo, tapi sayangnya Sergio menahan. Sergio memberikan isyarat agar Benton tidak bertindak gegabah. Ya, terpaksa Benton menuruti keinginan bosnya untuk tak melakukan serangan balik.“Lepaskan dia, Edgardo. Kau memiliki urusan denganku. Jangan libatkan dia!” seru Sergio mengingatkan dengan sorot mata tajam yang tak main-main. Amarah Sergio menyulut, tapi tetap dia berusaha untuk tenang. Dia sama sekali tidak menyangka Hazel menyusulnya. Umpatan dan
“Kita bicara lagi besok. Ini sudah malam. Tidurlah.”Kalimat pertama yang Sergio katakan, di kala sudah tiba bersama Hazel di penthouse-nya. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya, tapi dia memilih untuk menunda bertanya pada esok hari. Hazel terdiam sebentar, menatap Sergio dengan tatapan curiga. “Kau ingin pergi lagi?” tanyanya secara spontan. Ah, sial! Harusnya Hazel tak peduli, Sergio ingin pergi lagi atau tidak, tapi sialnya malah tidak bisa dirinya bersikap acuh.Sergio mendekat, menarik dagu Hazel, dan mengecup bibir wanita itu. “Aku tidak akan pergi. Sekali pun aku pergi, jangan mencemaskanku. Aku akan pulang dalam keadaan selamat. Istirahatlah.” Lalu, pria itu melangkah pergi meninggalkan Hazel yang bergeming di tempatnya. Manik mata Hazel tak lepas menatap bayang-bayang Sergio yang mulai lenyap dari pandangannya. Jemari lentiknya tanpa sadar menyentuh bibirnya yang sejak tadi dicium oleh Sergio.Hazel hanyut akan kenangan ciuman itu. Memori ciuman yang ditinggalkan sangatla
*Nona, apa saya boleh datang ke tempat Anda tinggal?* Neva mengirimkan pesan pada Hazel di nomor baru Hazel. Ya, wajar saja, karena pastinya Neva khawatir akan keadaan Hazel. Sampai detik ini, Hazel masih menjadi buronan keluarganya. Hazel nampak berpikir sejenak, hingga akhirnya dia memutuskan membalas pesan sang asisten. Dia mengizinkan Neva untuk datang. Pun dia memberikan alamat penthouse Sergio. Tapi ada syarat penting yang wajib dipatuhi sang asisten, yaitu tidak boleh ada yang tahu keberadaannya. Hazel meletakan ponselnya ke tempat semula. Dia memilih keluar dari kamar, dan berjalan-jalan. Dia jenuh di dalam kamar. Pun dia yakin pasti Sergio sudah pergi. Biasanya pagi-pagi seperti ini Sergio pasti pergi.Pelayan menyapa sopan Hazel, dan tentunya Hazel membalas sapaan sang pelayan. Dia hendak menuju ke ruang kolam renang, namun langkahnya terhenti melihat Sergio berpapasan dengannya.Hazel menelan salivanya susah payah, melihat tubuh kekar Sergio. Tubuh basah nampak sangat sek
Lidah Hazel kelu. Bahunya bergetar melihat harimau yang ada di hadapannya, tengah melahap habis makanan yang dibawa oleh Sergio. Daging segar serta ayam utuh yang dibawa pria itu rupanya untuk memberikan makanan seekor harimau liar di hutan.Pria di depannya ini memang sudah gila. Tidak waras sama sekali. Bisa-bisanya pria itu mengajaknya pergi di tengah musim dingin seperti ini—hanya untuk memberikan makanan untuk harimau.Hazel hendak mengomel, namun makanan yang disantap oleh harimau itu belum habis. Dia memutuskan untuk tetap diam, tak berkutik sedikit pun. Menahan emosi adalah hal yang menyebalkan.Siapa yang menyangka Hazel akan dibawa ke hutan? Ditambah cuaca di luar sangatlah dingin. Itu yang membuatnya semakin jengkel. Untungnya, Hazel memakai jeans dan coat panjang. Andai tidak, maka sudah mati kedinginan dia.“Good. Makanlah yang banyak.” Sergio mengusap-usap kepala harimau besar.Hazel menelan salivanya susah payah melihat kedekatan antara Sergio dan harimau besar itu. Lal
“Aw—” Hazel meringis perih dan sakit di kala Sergio memijat pergelangan kakinya. Akibat melompat dari batu besar—mengakibatkan kaki kirinya terkilir. Bahkan tadi saat keluar dari hutan—Hazel harus digendong oleh Sergio. Dia tidak bisa menolak, karena posisinya dia tak bisa berjalan.“Kau adalah wanita keras kepala. Batu tinggi, kau malah lompat. Untung kakimu hanya terkilir, tidak sampai patah,” ucap Sergio sambil mengoleskan salep ke pergelangan kaki Hazel.“Aduh! Pelan-pelan. Kau ingin membuat kakiku copot?” dengkus Hazel di kala pijatan Sergio cukup keras ke kaki kirinya yang terkilir.“Tahan sedikit. Aku sudah biasa menangani kaki terkilir.”“Tapi jangan terlalu ditekan. Sakit, Sergio. Kau bisa meremukkan kakiku.”Sergio mendongak, menatap dalam dan hangat Hazel yang duduk di sofa. “Aku paling suka sifatmu jika manja padaku.”Hazel terdiam sejenak mendengar apa yang Sergio katakan. Perkataan Sergio membuat jantungnya seakan ingin melompat. Hatinya bergemuruh tak menentu. Tapi seku
Sergio menjalani hari-harinya di Afford Group, tanpa sama sekali hambatan. Setiap kesulitan yang dihadapi, tak pernah sekalipun Sergio tunjukkan bahwa dia tidak bisa. Yang dilakukan Sergio adalah mempelajari hal yang pertama kali. Ketangkasan dan feeling yang kuat, membuat Sergio tak mudah mengambil keputusan.Baru bergabung di Afford Group sudah membuktikan bahwa memang Sergio layak bergabung di Afford Group. Justin bahkan tidak ragu memuji kinerja dari Sergio. Pun Benton yang awalnya mengalami kesulitan, mulai bisa memahami tentang system kerja di Afford Group.Hazel tentu paling bangga pada sang suami, yang telah berhasil membuktikan diri. Meskipun background pendidikan Sergio tidak seperti tiga kakak laki-lakinya, tapi Sergio bisa menunjukkan taringnya di Afford Group.Weekend telah tiba. Hazel duduk bersantai di ruang tengah bersama dengan sang suami sambil menikmati ice cream. Seth dan Hailey sedang berenang, dan tentu diawasi oleh para pengasuh.“Sayang, aku sedih sekali libura
Hazel berkutat di dapur, membuat makanan lezat. Waktu sudah menunjukkan hampir jam makan siang. Wanita cantik itu memiliki ide cemerlang yaitu mendatangi Sergio ke kantor, membawakan makan siang.“Mommy, kami pulang.” Seth dan Hailey masuk ke dapur, dan langsung memeluk ibu mereka. Sebelumnya mereka diberi tahu pelayan bahwa ibu mereka berada di dapur. Itu yang membuat mereka menyusul ke dapur.Hazel tersenyum melihat Seth dan Hailey sudah pulang. “Sayang, kalian ganti baju dulu. Setelah itu kita akan pergi ke kantor Daddy mengantarkan makan siang untuk Daddy kalian.”“Kita akan ke kantor Daddy?” Seth dan Hailey mengerjapkan mata mereka.Hazel mengangguk merespon ucapan dua anaknya. “Iya, Sayang. Kita akan ke kantor Daddy. Kalian mau, kan?”“Mau, Mommy! Yeay, kita ke kantor Daddy.” Seth dan Hailey berseru gembira seraya menepuk tangan.Hazel tersenyum lembut melihat kegembiraan di wajah Seth dan Hailey. “Ayo, ganti dulu pakaian kalian, jika ingin ikut ke kantor Daddy.”Seth dan Hailey
New York, USA. Sandra telah kembali ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Hazel bersama suami, anak, serta keluarga besarnya yang lain telah kembali ke New York. Pun Joseph dan Isabel berada di New York, karena liburan akhir tahun ini mereka akan berkumpul bersama.Kepergian Drake dan Paula memang begitu meninggalkan duka sangat dalam di hati seluruh keluarga. Namun, hal yang mereka selalu ingat bahwa cinta Drake dan Paula mengajarkan banyak hal pada mereka. Terutama tentang waktu di dunia sangat singkat.“Mommy, Daddy, kami berangkat sekolah dulu. Bye, Mommy, Daddy. We love you.” Seth dan Hailey melambaikan tangan mereka pada Hazel dan Sergio. Dua bocah kembar itu sudah berada di dalam mobil.Sergio dan Hazel sama-sama tersenyum sambil melambaikan tangan mereka.“We love you, Sayang,” seru Hazel penuh kelembutan.“Belajarlah dengan baik,” sambung Sergio.Seth dan Hailey mengangguk patuh. Lantas, sopir mulai melajukan mobil meninggalkan mansion. Senyuman di wajah Hazel dan Sergi
Athena menatap hangat Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric yang tidur di kamar yang sama. Sejak berada di Madrid, mereka ingin tidur di kamar yang sama berlima. Permintaan mereka tentunya dituruti Justin dan Athena.“Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric. Mommy sangat mencintai kalian. Tumbuhlah menjadi orang yang hebat di masa depan,” ucap Athena lembut.Justin memeluk pinggang Athena. “Anak-anak kita akan orang yang hebat di masa depan. Selama ini kita mendidik mereka dengan sangat baik. Kita juga memberikan cinta dan kasih sayang pada mereka.”Athena berbalik, menghadap tubuh sang suami, sambil melingkarkan tangannya di leher suaminya itu. “Anak-anak bisa menjadi orang hebat karena dirimu. Kau memberikan contoh yang baik. Dan hari ini, kau menunjukkan betapa kau menjadi seorang suami, ayah, dan kakak yang bijaksana. Aku bangga memilikimu.”Justin membelai pipi Athena lembut. “Aku hanya melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan, Sayang.” Pria tampan itu menyapukan hidun
Bianca dan Arthur tersenyum hangat melihat tiga belas cucunya berkumpul sambil bercanda bersama. Keluarga Afford terkenal memiliki banyak keturunan. Terutama pasangan Justin dan Athena yang memiliki lima orang anak. Well, Justin dan Athena memang memiliki anak yang paling banyak di antara yang lain.Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric adalah anak Justin dan Athena. Meski memiliki lima anak, Athena hanya mengandung dua kali saja. Yang pertama Athena mengandung bayi kembar tiga. Jasper, Joana, dan Jesslyn adalah anak yang lahir kembar tiga. Kandungan yang kedua Athena melahirkan dua anak laki-laki kembar yang diberikan nama Arnold dan Alaric.Audie, Nick, dan Niguel adalah anak dari Nathan dan Aubree. Tentunya Aubree melahirkan bayi kembar karena memang keluarga Afford memiliki gen keturunan kembar. Jadi, sudah tidak lagi heran. Nathan dan Aubree juga mengajak tiga anak mereka ke Madrid. Sekarang tiga anak mereka berkumpul dengan para sepupunya yang lain.Joshua, Jeraldo, dan Iri
Sergio tersenyum melihat Sandra mengajak Seth dan Hailey bermain. Dia berdiri di pintu masuk halaman belakang. Di sampingnya ada Hazel yang menemaninya. Pria tampan itu keluar sebentar, dan di kala pulang sudah melihat adiknya. Pemandangan yang sangat indah.“Sayang, lihatlah, Seth dan Hailey sangat senang bersama dengan Sandra. Kedatangan Sandra berhasil menghibur Seth dan Hailey,” ucap Hazel seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.Sergio mengecup puncak kepala Hazel. “Ya, aku senang Seth dan Hailey bisa terhibur dengan kedatangan Sandra.”Hazel mendongak dari pelukan sang suami. “Dan aku juga bahagia kesehatan Sandra berangsur-angsur membaik.”Sergio membelai pipi Hazel lembut. “Terima kasih telah menerima Sandra. Terima kasih kau telah menjadi kakak ipar yang baik untuk Sandra. Terima kasih kau mau menjadi sahabat Sandra. Kehadiranmu bukan hanya berarti bagiku, tapi juga berarti bagi Sandra.”Hazel tersenyum lembut. “Kita adalah satu. Sejak di mana kita sudah mengu
“Bianca, kau belum makan. Jika kau terus-menerus seperti ini kau bisa sakit.” Arthur membujuk Bianca untuk makan. Namun, sayangnya dia selalu mendapatkan penolakan. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali ingin menyuapi sang istri, dan tetap lagi dan lagi Bianca tidak ingin makan.“Arthur, aku mohon tinggalkan aku sendiri.” Bianca duduk di balkon kamar, dengan tatapan lurus ke depan. Aura wajahnya menunjukkan kemuraman. Meski belum makan, tapi Bianca sama sekali tidak merasakan lapar sedikit pun.Arthur mengembuskan napas panjang. “Aku akan meninggalkanmu sebentar. Tapi aku akan tetap kembali ke sini untuk membujukmu makan.” Terpaksa, pria paruh baya itu melangkah pergi keluar dari kamar.“Dad?” Justin yang berdiri di depan kamar orang tuanya, dan bermaksud ingin mengetuk pintu, langsung mengurungkan niatnya di kala pintu sudah terbuka.Arthur menatap Justin sambil membawa piring yang berisikan makanan. “Mommy-mu belum mau makan.”Justin mengambil piring yang ada di tangan ayahnya. “B
Upacara pemakaman Drake Lucero dan Paula Lucero berjalan dengan lacar. Beruntung cuaca cerah, tak turun hujan. Tangis seluruh keluarga mengiringi selama upacara berlangsung. Namun, meski seluruh keluarga menangis, mereka semua merelakan kepergian Drake dan Paula.Altov memberikan pelukan pada Bianca, sebelum pria paruh baya itu pergi. Pun keluarga Lancaster, keluarga angkat Bianca turut hadir. Bianca tampak masih sangat terpukul memutuskan untuk pulang ke kediaman orang tuanya. Arthur menemani. Justin sebagai anak laki-laki tertua mengajak istri dan kelima anaknya untuk menemani kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Nathan yang mengajak istri dan tiga anaknya untuk menemani kedua orang tuanya.Joseph tak bisa menemani kedua orang tuanya, karena dia yang sekarang menghadapi para wartawan. Isabel sebagai calon Ratu di masa depan, tentunya juga harus menggadapi rentetan pertanyaan wartawan. Terakhir Hazel dibawa oleh Sergio ke mansion milik Sergio yang ada di Madrid.“Seth dan Hailey s
Seth dan Hailey begitu lahap menyantap pudding buatan Hazel. Dua bocah itu sangat menyukai pudding buatan ibu mereka. Hazel sampai tersenyum-senyum melihat tingkah dua anak kembarnya yang sangat menggemaskan. Ya, inilah kehidupan Hazel. Sejak menikah dengan Sergio, memang dia hanya fokus menjaga dua anak kembarnya.Hazel dulu kerap terlibat dalam perusahaannya. Namun, semua itu sudah tak lagi semenjak dirinya menikah. Justin, Nathan, dan Joseph mendukung keputusan Hazel untuk fokus pada keluarganya. Pun sebenarnya tanpa Hazel, tetap Afford akan tetap berjaya. Sebab, Hazel memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat bisa diandalkan dalam segala hal.“Mom, kapan Bibi Sandra pulang? Aku sangat merindukan Bibi Sandra,” ucap Hailey seraya menatap ibunya.“Iya, Mom. Aku juga merindukan Bibi Sandra,” sambung Seth.Hazel tersenyum sambil menciumi pipi bulat Seth dan Hailey. “Minggu ini Bibi Sandra akan pulang dari London. Kita tunggu, ya?”Seth dan Hailey mengangguk antusias. “Siap, Mommy!”Haz