Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 68. Berpasangan

Share

Chapter 68. Berpasangan

Author: Cindy rahma dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Oh ya pelayan, aku pesan makanan yang tadi aku pesan."

"Baik tuan, silahkan tunggu sebentar di meja Anda. Nanti saya akan antarkan ke sana,"

"Baik terimakasih."

Anton pun pergi kembali ke tempat duduk dia dengan Caramel yang sedang memakan-makanannya itu. Anton memandang wajah Caramel dengan tulus, sedangkan Caramel tidak melirik kepada Anton. Dia hanya fokus menyantap makanannya itu saja, dengan begitu Caramel baru menyadarinya.

"Anton, mengapa kamu memandangku seperti itu?"

"Kamu manis seperti namamu, Caramel."

"Semua orang selalu berkata itu,"

"Semua orang? Oh termasuk Devano?"

"Kalo iya kenapa? Lagian kamu dan Devano lebih dulu Devano yang berkata seperti itu, karena dia lebih dulu mengenalku dan satu kelas pula."

"Iya aku tahu."

"Mengapa Agnes tidak bersamamu lagi?"

"Buat apa? Dia juga sudah lama tidak denganku, aku juga tidak tahu kabar dia dan sudahlah lupakan. Saat ini hanya kamu yang sedang bersamaku. Dan yah, kamu berkata Devano lebih lama mengenalmu di banding de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Devano Lauder   Chapter 69. Hari Pertama Bekerja

    "Aku senang Devano sudah memiliki sekertaris yang seumuran. Dan aku tahu Clare kamu paham soal bisnis." "Ya paman sedikit-sedikit aku tahu." "Aku dengar berlian yang sekarang lagi naik daun ialah perusahaan bernama A.D.R?" "Iya memang, dan perusahaan itu ternyata milik Anton teman 1 kelas ku, dan teman satu sekolah dengan Devano." ucap Clare. "Seperti ada kesamaan namun aku tidak tahu." "Sudahlah paman berbahagialah di hari ulang tahunmu ini." "Siaplah terimakasih atas kadonya." Tok... Tok... Tok... "Siapa?" Pintu terbuka... "Aurora?" ucap Jack. "Aurora? Ohh tante Aurora." ucap Devano. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu, dan sekarang kita bertemu. Devano kamu yang dulu bayi pintar kini menuju dewasa, anak hebat dan sabar ya semoga Nona Bella Thessaly cepat mendapatkan kabar." ucap Aurora. "Terimakasih tante," Aurora pun masuk dan duduk melihat-lihat dinding atas dan ruangan yang masih dalam kondisi yang sama tidak ada perubahan. Suasa masih sama, sama seperti dia waktu per

  • Devano Lauder   Chapter 70. Pertemuan?

    "Hai terimakasih, semoga dengan adanya aku bergabung di perusahaan ini dapat membantu dan bisa menjadi teman baik." "Tentu saja nona." "Ayo Caramel kita masuk ke dalam ruangan pribadiku." ucap Anton. "Wahh Anton, perusahaanmu begitu besar istimewa sekali!" "Ini hanya perintah dari Ayahku, aku tidak punya apa-apa. Karena aku belum jadi apa-apa." ucap Anton dan membuat Caramel menjadi terkagum kepadanya. "Ah kamu bisa saja, lagian pasti kan akan diwariskan kepadamu?" "Bisa jadi," "Apakah kamu mempunyai saudara?" "Heumm sudahlah jangan membahas hal yang tidak penting," hindar Anton. "Baiklah maafkan aku." Akhirnya mereka berdua pergi ke ruangan Anton, di sana Caramel begitu terkejut karena di ruang kerja Anton terdapat sebuah foto yang begitu besar dan foto yang terpajang itu ialah foto Caramel. "Oh my god! Anton, apa-apan ini? Dan foto ini foto aku masih kelas 1 SMA, bisa-bisanya kamu memajangkan ini dengan ukuran gambar yang tidak kecil melainian begitu besar! Aku malu." "Ja

  • Devano Lauder   Chapter 71. Join

    Akhirnya sopir Devano datang untuk menjemput Nana, Emillio, Jack, dan baby Bryan anak dari Nana dan Emillio. Devano melanjutkan kembali untuk bekerja dan berpamitan kepada mereka semua, Emillio dan Nana saat ini akan tinggal di mansion Lauder menurut Devano itu tidak masalah karena itu akan membuat dia menjadi senang. "Paman Emillio tinggal saja di mansion yah, dan tante Aurora aku pamit ya akan pergi lagi ke kantor." "Hati-hati Devano." ucap Aurora dengan senyum khasnya itu. "Tunggu!" teriak Charllate dari jauh dan menghampiri mobil yang akan di naiki Emillio. "Ada apa Charllate? Bukannya kamu adalah pembantu yang berkhianat? Ha ha ha." ucap Aurora. "Memang aku berkhianat, namun setidaknya aku ingin bertemu dengan adikku Miya dan aku tahu di mobil itu ada Miya izinkan aku untuk membuka mobil itu!" perintah Charllate. "Silahkan." ucap Devano. "Mau apa kamu melihatku? Apakah aku masih penting untukku?" ucap Miya sinis. "Miya? Mengapa kamu berkata seperti itu adikku?" "Ha ha ha,

  • Devano Lauder   Chapter 72. Tanpa Dia

    Hari demi hari bulan demi bulan Devano lalui dengan sendiri tanpa adanya seseorang tidak seperti atasan perusahaan yang lain memiliki seorang sekertaris. Tidak terasa Devano sudah menjalankan hari-harinya dengan kesendiriannya tanpa Clare sudah 6 bulan, sambil mengerjakan tugas-tugas kuliahnya dia juga bekerja pergi ke perusahaanya. Dia hanya memfokuskan dirinya untuk mencapai targetnya, dia ingin menjadi orang yang sukses di usia muda. Dia ingin segera menyelesaikan kuliahnya itu agar dia segera mendapatkan gelar yang dia impikan, dia tidak ingin menemui ayahnya sebelum dia resmi menjadi seorang sarjana. Dalam hati kecilnya Devano merindukan keluarga kecilnya dulu. Dia merindukan ayahnya dan ibunya, tentu saja dia juga sangat merindukan Alexs pamannya itu yang sangat berjasa bagi hidupnya dia. "Hai tuan muda!" sapa Michel "Hai michel?" jawab Devano "Sudah 6 bulan aku tidak melihat nona Clare, kemana dia?" "Aku juga tidak tahu, terakhir dia berkata akan mengerjakan tugas kampusny

  • Devano Lauder   Chapter 73. S1

    "Devano terimakasih sudah baik kepadaku." ucap Michel. "Sama-sama, berkat keseriusanmu perusahaanku menjadi maju." "Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai perancang." "Iya sudah selamat beristirahat Michel." "Bye see you!" "See you." Akhirnya Michel pun masuk ke rumahnya, dan Devano pergi untuk pulang kemabali ke mansionnya. Dengan begitu Devano sudah sampai di mansionnya langsung saja dia membukakan pintu dan seperti biasanya menyapa semua orang yang ada di sana. Setelah semuanya sudah bertegur sapa Devano langsung saja meminta izin untuk beristirahat dan mulai saja merebahkan dirinya di kasur dengan suasana hati yang sangat lelah, lelah karena pekerjaan dan merasa lelah karena harus mengejar target untuk segera menjadi sarjana. Dalam tatapan yang santai tiba-tiba saja bayangan Clare di pikiran Devano terlampir, maka Devano begitu mengingat semua tentang Clare. Dia sangat ingin sekali menemui Clare, namun dia lupa tidak meminta no telepon Agnes. "Andai saja waktu bisa di ulang

  • Devano Lauder   Chapter 74. Memihak Devano

    Devano sudah sampai di rumah Lauder, ayahnya. Saat mengetuk pintu datanglah Lauder dengan wajah yang berbinar, sangat senang. Sudah beberapa tahun dia tidak bertemu dengan putra tunggalnya, dan kini setelah bertemu Devano memberikan kabar bahagia kepada ayahnya Lauder. "Ayah, aku sudah menamatkan pendidikanku nilaiku juga bagus." "Aku sangat bangga kepadamu, maafkan aku. Aku meninggalkanmu sejak usia 5 tahun, dan ibumu pergi sejak usiamu 4 tahun." "Sudahlah, ini semua sudah menjadi takdirku. Akan aku terima pahit dan manisnya setiap alur ini." "Bagus! Apa yang akan kamu rencanakan selanjutnya?" "Aku akan mencari ibuku! Dan aku akan menemukannya, aku yakin! Aku pasti bisa bertemu dengan ibuku, mimpi terbesarku ingin hidup bersama orang tua, bahagia dengan masa depanku, dan berkumpul dengan keluarga lengkap." "Kamu pasti bisa!" ucap Lauder. "Ayah, tolong ceritakan masalalu ayah dan orang tua ayah!" "Ayah dan orang tua ayah tidak terlalu dekat, karena ayah sejak usia muda sudah ma

  • Devano Lauder   Chapter 75. Terbongkarnya arti ADR?

    Tangan kanan Anton, atau orang kepercayaan Anton bernama William. William yang dulu tinggal di Amerika serikat, namun setelah mengenal Anton dia berniat untuk bekerja dengan Anton. Dengan amarah yang masih membara Caramel langsung saja pulang tanpa berpamitan kepada Anton. Dengan begitu Anton tidak mengejar Caramel karena pekerjaannya begitu penting, Anton besok pagi akan pergi ke Italia karena di Italia ada masalah yang harus dia selesaikan. Anton hanya menitip pesan kepada pegawainya untuk besok pagi pergi ke rumah Caramel, Anton menyuruh William untuk menyampaikan pesan kepada Caramel bahwa Caramel jangan dulu bekerja sebelum Anton pulang. Dengan bagitu besok pagi Anton langsung pergi ke Italia, dan William langsung pergi ke rumah Caramel. Tok... tok... tok... "Siapa?" "Pagi?!" "William, ada apa?" "Maaf tujuan saya kemari hanya ingin menyampaikan pesan dari tuan Anton, bahwa Caramel jangan dulu bekerja sebelum Anton pulang kemari." "Oke, emang Anton pergi ke mana?" "Italia

  • Devano Lauder   Chapter 76. Mengundurkan Diri

    Caramel langsung mendudukan dirinya sendiri dengan sangat kasar, dia begitu emosi dan menangis sejadi-jadinya. Hingga akhirnya dia memecahkan gelas yang berisi kopi yang tadi dia minum, dia terus saja menangis dengan sangat frustasi. "Sial kopi Caramelku tumpah sekaligus dengan cangkir pemberian dari Anton! Aku benci gelas itu, dan aku benci juga kopi aroma Caramel namaku sendiri, karena pada hari ini aku sangat kecewa kepada Anton dan di menit tadi alasan aku kecewa dengan gelas dan kopi karena mereka pecah dan tumpah di hari mana aku sedang kecewa." umpat Caramel yang sedang menangis dan menghapus air matanya itu. Setelah dia tenang, dengan cepat Caramel membereskan barang-barangnya dan berniat akan pergi dari kantor Anton itu, dengan amarahnya Caramel sampai tidak menyadari bahwa tanggannya terluka karena goresan pecahan gelas yang tadi terjatuh. Kepala Caramel begitu pusing dan, di lantai sudah banyak darah bercucuran karena luka itu sangat dalam mengenai tangan mulusnya Caramel

Latest chapter

  • Devano Lauder   Chapter 86. End

    2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan

  • Devano Lauder   Chapter 85

    Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna

  • Devano Lauder   Chapter 84

    "Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju

  • Devano Lauder   Chapter 83

    "Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.

  • Devano Lauder   Chapter 82

    Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,

  • Devano Lauder   Chapter 81. Gugur

    "Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin

  • Devano Lauder   Chapter 80. Berkumpul

    Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka

  • Devano Lauder   Chapter 79. Sadis

    "Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b

  • Devano Lauder   Chapter 78. Terbongkar

    Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek

DMCA.com Protection Status