Pembicaraan mulai, hening untuk mengisi suasana tersebut. Mereka semua pergi ke suatu tempat, tempat tersebut ialah tempat persembunyian keluarga Emillio yang di bangun untuk menghindari para mafia yang ingin bergabung dengannya.
Namun Emillio tertarik dari salah satu sekian mafia yang selalu ingin mengajak kerjamasa dengannya, orang tersebut ialah masih dalam misterius karena identitasnya tidak ingin di ketahui.
Namun dengan begitu, Emillio tidak memasalahkannya. Justru dia lebih penasaran dan ingin sekali menjadi salah satu anggotanya, niat itu tiba-tiba muncul dari otak dan pikirannya.
"Paman, ruangan misterius ini untuk apa?" tanya Devano.
"Ini ruang rahasiaku jika ada mafia yang ingin mengajak kerjasama denganku," jelas Emillio.
Ruangan tersebut seperti lapangan kosong namun di bawahnya ialah suatu ruangan yang sangat bagus dan nyaman, benar-benar rumah di dalam tanah. Pada saat dilihat dari luar seperti lapangan atau lebih tepatnya lapan
Hai kalian yang lagi baca novelku, bisa sapa aku di akun ***: cindyrde_ terimakasih ILY:)
Ke esokan paginya, mereka semua sudah terbangun dari tidurnya. Emillio melihat jam ternyata masih pagi, yaitu pukul 06.10 pagi. Tiba-tiba ponsel dia berbunyi mengingatkan bahwa Nana istrinya hari ini berulang tahun. Dengan begitu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk segera menyiapkan segala keperluannya. Pada saat dia sudah selesai mandi dan memakai baju, akhirnya dia keluar dari kamarnya dan melihat Nana yang masih tertidur. Emillio langsung saja pergi keluar untuk menghirup udara di pagi harinya yang begitu segar, karena dia jarang sekali bangun sepagi itu. "Hai paman, aku sangat senang berada di sini. Ya sambil liburan saja, dan sekarang aku sudah kelas 2 SMA. Apakah paman tidak akan memberikan ucapan apapun kepadaku?" kata Devano. "Ohh selamat ya Devano, semoga prestasimu bisa kamu pertahankan dengan baik. Dan peringkat pertamakan?" tanya Emillio. "Ha ha ha, benar paman. Terimakasih banyak paman," jawab dia. "Kamu mau paman berikan apa?
Akhrinya Devano dan Emillio sudah sampai di pulaunya itu. Dari tadi Nana mencari Emillio tidak ada, dan tidak ada orang yang mengetahui Emillio dan Devano pergi. Dengan begitu, Emillio langsung saja memberikan hadial kecilnya itu kepada Nana. Dengan senang Nana langsung berterimakasih kepada Emillio. Langsung saja Emillio memakaikan kalung mahalnya itu, Nana begitu cantik pada saat memakai kalung tersebut. Nana sangat bersyukur bisa menemani hidup Emillio, dan mempunyai keluarga kecil mereka semua tentunya bahagia. "Terimakasih, sayang." ucap Nana. "Sama-sama, semoga kamu suka ya. Maafkan aku tidak membuatkan pesta yang mewah untukmu," ucap Emillio. "Gapapa, lagian ini juga sudah lebih dari cukup. Aku sangat senang dan berterimakasih kepadamu," ucap Nana. Dengan begitu semua orang yang berada di pulau Emillio mengucapkan selamat ulang tahun kepada Nana, dengan senyuman manisnya Nana tersenyum dan berterimakasih. "Selamat ulang tahun, s
1 bulan kemudian Devano sudah masuk sekolah. Suasana begitu berbeda, jauh lebih bersemangat dan ceria. Di pagi hari Devano sudah di sambut hangat oleh sahabatnya yaitu Satria, meski Devano dan Satria beda kelas namun tidak menjadi masalah. "Devano, apakabarmu?" "Baik, bagaimana denganmu?" tanya Devano. "Baik, selama aku liburan aku hanya memfokuskan diri untuk berlatih karate dan sebagainya," "Wah, selama aku liburan aku hanya pergi ke luar negeri saja." "Memang liburan orang kaya selalu berbeda, ha ha ha." ucap Satria. "Ada-ada saja, engga juga kok. Aku ke luar negeri hanya untuk mencari informasi masalah keluargaku," ucap Devano. "Wah tak ku sangka kamu punya banyak masalah Devano, aku baru tahu kalo orang tuamu tidak ada ya pergi entah ke mana?" "He he, iya sudahlah." "Sabar Devano," "Ah terimakasih, bagaimana kalo kita latihan karate? Aku sudah membeli bajunya lhoo, ayo pulang sekolah kita ke tempat
Teman Caramel berkata, "Agnes dengan mudahnya bisa akrab dengan Devano, sedangkan kamu harus di tabrak dulu ha ha ha," Amuk Caramel, "Diam! Jangan jadi kompor! Aku tidak suka, lagian itukan haknya Devano juga mau akrab atau dekat sama siapa saja," "Hah? Caramel?! Kamu bisa berubah? Kamu bisa dewasa ternyata," "Ya seiring berjalannya waktu, biasalah!" Dengan tidak sukanya Caramel langsung saja meninggalkan teman-temannya itu yang sedang menggosipinya. Namun Caramel dengan enjoynya tidak memperdulikan, hanya menganggap sampah yang tidak bernilai. Dengan Coolnya Caramel berjalan tidak melirik Devano, sehingga Devano langsung melihatnya heran. Namun Devano tidak mengganggu Caramel, dia langsung pergi saja ke ruang ganti baju untuk mengganti baju basket menjadi baju seragam. Pada saat Devano ingin mengganti baju tiba-tiba saja dia mendengar percakapan Anton bersama teman-temannya, yang membahas soal Anton akan izin sekolah selam
Tidak lama dari itu Agnes datang, membawakan minuman dan makanan ringan. Dia menyuguhkan segelas teh matcha salah satu minuman favorite Devano sesudah kopi. Devano sangat menyukai teh matcha, karena rasanya begitu nikmat saat dia mencium aromanya.Devano langsung berpikir mengapa Agnes bisa menyuguhkan minuman itu, apakah dia mengetahui minuman favoritenya atau hanya kebetulan saja. Akhirnya rasa penasaran tersebut terungkap.Agnes berkata, "Apakah kamu berpikir mengapa aku menyuguhkan teh matcha salah satu minuman favoritemu? Jawabannya ialah, yap aku mengetahui minuman favoritemu. Dulu waktu kamu pergi ke restoran aku melihat dirimu memesan teh matcha, lalu pada saat pertemuan ke dua aku melihatmu kamu memesan Kopi," ucapnya jujur."Ohh, maaf aku tidak melihatmu." ucapnya."Lagian kalo kamu melihatku, kamu juga akan tetap cuek kan. Dulukan sikapmu memang seperti kutub atlantik begitu dingin sekali," ucapnya jujur."Memang mungkin sang maha kuasa,
Pada saat Devano melihat Caramel menggunakan motornya dengan begitu kencang, dia berniat untuk mengejar Caramel. Namun hal itu tidak terjadi karena pemilik sekolah Bangsawan ayah Caramel dia memanggil Devano dan menyuruhnya untuk menemuinya di ruangan private.Devano hanya mengikuti arahan ayahnya Caramel saja, di belakang Devano mengikuti ayahnya Caramel yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sorot pandang tidak lepas dari lirikan mata siswa-siswi tersebut yang melihatnya.Satria yang melihat Devano sedang berjalan menuju ke ruang private dia hanya memasang wajah tak percaya, karena hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam ruang private tersebut.Devano hanya tersenyum simpul kepada Satria, senyum simpul tersebut ia lontarkan dengan jarak yang lumayan jauh. Antara Devano dan Satria yang berada di lapangan.Satria sedang bermain basket bersama kawan-kawannya, namun mereka bermain musuh dengan anggota Anton. Melainkan sahabat-sahabat Anton ya
Devano sudah sampai di rumah pamannya yaitu Alexs, sesegera mungkin Devano langsung pergi ke mansion ayahnya untuk menemui Jack. Dia berpamitan kepada Alexs, "Paman aku pergi ke mansion ayahku dulu," ucapnya. Lalu di jawab oleh Alexs, "Ada perlu apa Devano?" tidak sempat menjawab karena Devano sudah pergi ke garasi untuk mengeluarkan motornya, karena mobilnya ia simpan di sekolah.Kebetulan saja Jack sedang berada di luar, dia sedang membersihkan tanaman. Langsung saja Devano mengajak Jack, untuk mencari tempat yang aman. Dengan rasa aneh dan tidak paham Jack hanya mengikuti arahan dari Devano."Ada apa? Apa yang kamu mau bicarakan Devano?" tanya Jack."Paman entah mengapa aku selalu mencurigai Anton, teman satu sekolahku namun beda kelas saja.""Apa yang membuatmu menjadi curiga kepada dia?""Dia saat ini sedang pergi ke Italia, namun yang ku heran mengapa dia harus berbohong kepada pihak sekolah. Dia berkata akan pergi ke New York, namun fa
Pada saat di kelas, Caramel langsung saja menghampiri Devano. Dia mengajak Devano pergi keluar kelas untuk membicarakan sesuatu, hingga Devano mengikuti Caramel dari belakang. Caramel selain bersikap dingin, dia juga begitu berbeda tidak seperti biasanya.Caramel berkata, "Devano! Aku ingin bertanya, sebenarnya ayahmu sudah bertemu denganmu bukan? Tinggal ibumu saja, yang belum di ketahui di mana keberadaannya," ucapnya dengan tidak memandang wajah Devano."Maksudmu?""Sudahlah, jawab saja.""Iya, aku memang sudah mengetahui itu.""Oh baiklah, kamu tidak usah banyak bertanya mengapa aku tahu tentangmu," jawabnya dingin."Terserah,""Dan tenang saja, anggap saja aku tidak mengetahui tentangmu. Oh ya, jangan sekali-kali kamu mengkhawatirkanku karena aku mengikuti geng motor. Intinya tidak ada perbuatan negatif dari sana, dan jika ayahku mengkhawatirkanku katakan pada dia aku akan baik-baik saja," ucapnya langsung meninggalkan Devano sen