Pada malam ini Alexs dan Devano menginap di rumah baru Lauder. Alexs memberikan alasan ada kepentingan di kantor sedangkan Devano beralasan dia menginap di rumahnya. Itu semua di lakukan karena permintaan dari Lauder sendiri.
Pada malam hari, mereka bertiga merayakan kebersamaan itu dengan membakar ayam dan minum yang segar-segar. Pada suatu ketika Lauder terdiam dia hanya melamun, memandangi alam yang begitu indah. Meski mereka sedang berada di pegunungan namun dia tidak merasa seperti di sana karena rumah Lauder yang dia bangun sangat megah dan hangat.
"Daddy mengapa kamu melamun?" tanya Devano.
"Daddy hanya memikirkan ibumu, di mana dia berada. Dan sedang apakah dia saat ini, aku sangat merindukannya."
"Sabarlah suatu hari kita akan berkumpul bersama, mungkin kita hanya menunggu waktu saja yang tepat Daddy. Bukan hanya dirimu saja yang merindukan ibu, kami semua juga sangat merindukan," jawab Devano.
Hal itu membuat wajah Lauder menja
Dengan tergesa-gesa, di pagi hari Jack sudah bersiap-siap karena dia ingin menemui Emillio. Dengan begitu dia meminta izin kepada Devano dan Alexs, dengan alasan dia ingin mencari Lauder karena dia mempunyai hutang budi. Karena niat dia berbohong akhirnya, dia di beri kejutan yang membuat dia menajdi syok, karena kebohongannya sendiri. "Jack? Apa kamu bilang? Kamu ingin mencari Lauder? Kakak aku? Buat apa?" "Aku merasa punya hutang budi kepada dia, dan punya banyak salah di masa lalu." "Kesalahanmu di masa lalu? Apakah itu waktu kamu mencelakai dia?" "Benar," jawabnya. "Aku tidak mengizinkanmu untuk mencari Kak, Lauder. Aku hanya menyuruhmu untuk mencari orang siapa yang telah menyuruhmu! Itu saja, jangan sekali-kali kamu berniatan ingin mencari kak Lauder." tegas Alexs. "Soal orang yang menyuruhku, aku tahu siapa dia. Karena waktu aku berolahraga pada saat aku ingin membeli minuman, aku bertemu dengan orang itu. Pada saat aku
Lauder menyuruh Jack memanggilnya dengan sebutan nama yaitu Lauder, karena menurutnya dia hanya manusia biasa sama seperti yang lainnya. Perbedaannya hanya di ukur dengan materi saja, bahkan Jack juga sebenarnya orang kaya. Hanya saja dia meningglkan kekayaannya itu, dan memilih jalannya sendiri. "Panggil saja Lauder, kita semua sama. Berdiri sama tinggi, duduk sama rata," ucapnya tegas. "Tapi aku tidak pantas, dan tidak sopan," "Turuti saja Jack!" "Baik Lauder," "Jika kakakku saja menyuruhmu seperti itu, maka berhentilah memanggil namaku dengan sebutan Bos. Panggil saja aku Alexs, dan anggap saja kita sama seperti teman," ucap Alexs. "Paman panggil aku nak Devano saja, aku nyaman sekali di panggil nak. Kesannya seperti anak kecil, he he he." "Terimakasih banyak untuk kalian," "Santai saja, sama-sama." Akhirnya Jack mengeluarkan pendapatnya, dia menanyakan kepada Lauder bagaimana bisa dia mengenal Lauder.
Sudah 2 hari Jack pergi dari mansionnya Lauder untuk meminta izin pergi ke Italia, ke Emillio. Dia sampai ini belum memunculkan lagi batang hidungnya di mansion Lauder, Alexs dan Devano begitu mengkhawatirkannya karena tidak ada kabar sama sekali dari dirinya, karena sampai saat ini Jack tidak mempunyai ponsel. Dengan begitu Alexs dan Devano meminta izin kepada Lauder untuk menyusul Jack yang pergi ke Italia, Lauder pun di ajak oleh mereka berdua namun dia menolaknya dengan keras, karena beralasan dia tidak ingin melihat banyak orang yang berkerumunan. Selama ini Lauder lebih memilih untuk diam di dalam keheningannya. Tujuan Alexs dan Devano pergi ke Italia hanya untuk memastikan keadaanya baik-baik saja. Akhirnya mereka berdua berangkat ke pulaunya Emillio menggunakan helikopter pribadinya Lauder. Sangat di sayangkan sekali, Lauder menolak keras untuk ikut ke Italia. Dia hanya ingin menunggu hasilnya saja keluar, tanpa adanya rasa membantu. "Paman apak
Pembicaraan mulai, hening untuk mengisi suasana tersebut. Mereka semua pergi ke suatu tempat, tempat tersebut ialah tempat persembunyian keluarga Emillio yang di bangun untuk menghindari para mafia yang ingin bergabung dengannya. Namun Emillio tertarik dari salah satu sekian mafia yang selalu ingin mengajak kerjamasa dengannya, orang tersebut ialah masih dalam misterius karena identitasnya tidak ingin di ketahui. Namun dengan begitu, Emillio tidak memasalahkannya. Justru dia lebih penasaran dan ingin sekali menjadi salah satu anggotanya, niat itu tiba-tiba muncul dari otak dan pikirannya. "Paman, ruangan misterius ini untuk apa?" tanya Devano. "Ini ruang rahasiaku jika ada mafia yang ingin mengajak kerjasama denganku," jelas Emillio. Ruangan tersebut seperti lapangan kosong namun di bawahnya ialah suatu ruangan yang sangat bagus dan nyaman, benar-benar rumah di dalam tanah. Pada saat dilihat dari luar seperti lapangan atau lebih tepatnya lapan
Ke esokan paginya, mereka semua sudah terbangun dari tidurnya. Emillio melihat jam ternyata masih pagi, yaitu pukul 06.10 pagi. Tiba-tiba ponsel dia berbunyi mengingatkan bahwa Nana istrinya hari ini berulang tahun. Dengan begitu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk segera menyiapkan segala keperluannya. Pada saat dia sudah selesai mandi dan memakai baju, akhirnya dia keluar dari kamarnya dan melihat Nana yang masih tertidur. Emillio langsung saja pergi keluar untuk menghirup udara di pagi harinya yang begitu segar, karena dia jarang sekali bangun sepagi itu. "Hai paman, aku sangat senang berada di sini. Ya sambil liburan saja, dan sekarang aku sudah kelas 2 SMA. Apakah paman tidak akan memberikan ucapan apapun kepadaku?" kata Devano. "Ohh selamat ya Devano, semoga prestasimu bisa kamu pertahankan dengan baik. Dan peringkat pertamakan?" tanya Emillio. "Ha ha ha, benar paman. Terimakasih banyak paman," jawab dia. "Kamu mau paman berikan apa?
Akhrinya Devano dan Emillio sudah sampai di pulaunya itu. Dari tadi Nana mencari Emillio tidak ada, dan tidak ada orang yang mengetahui Emillio dan Devano pergi. Dengan begitu, Emillio langsung saja memberikan hadial kecilnya itu kepada Nana. Dengan senang Nana langsung berterimakasih kepada Emillio. Langsung saja Emillio memakaikan kalung mahalnya itu, Nana begitu cantik pada saat memakai kalung tersebut. Nana sangat bersyukur bisa menemani hidup Emillio, dan mempunyai keluarga kecil mereka semua tentunya bahagia. "Terimakasih, sayang." ucap Nana. "Sama-sama, semoga kamu suka ya. Maafkan aku tidak membuatkan pesta yang mewah untukmu," ucap Emillio. "Gapapa, lagian ini juga sudah lebih dari cukup. Aku sangat senang dan berterimakasih kepadamu," ucap Nana. Dengan begitu semua orang yang berada di pulau Emillio mengucapkan selamat ulang tahun kepada Nana, dengan senyuman manisnya Nana tersenyum dan berterimakasih. "Selamat ulang tahun, s
1 bulan kemudian Devano sudah masuk sekolah. Suasana begitu berbeda, jauh lebih bersemangat dan ceria. Di pagi hari Devano sudah di sambut hangat oleh sahabatnya yaitu Satria, meski Devano dan Satria beda kelas namun tidak menjadi masalah. "Devano, apakabarmu?" "Baik, bagaimana denganmu?" tanya Devano. "Baik, selama aku liburan aku hanya memfokuskan diri untuk berlatih karate dan sebagainya," "Wah, selama aku liburan aku hanya pergi ke luar negeri saja." "Memang liburan orang kaya selalu berbeda, ha ha ha." ucap Satria. "Ada-ada saja, engga juga kok. Aku ke luar negeri hanya untuk mencari informasi masalah keluargaku," ucap Devano. "Wah tak ku sangka kamu punya banyak masalah Devano, aku baru tahu kalo orang tuamu tidak ada ya pergi entah ke mana?" "He he, iya sudahlah." "Sabar Devano," "Ah terimakasih, bagaimana kalo kita latihan karate? Aku sudah membeli bajunya lhoo, ayo pulang sekolah kita ke tempat
Teman Caramel berkata, "Agnes dengan mudahnya bisa akrab dengan Devano, sedangkan kamu harus di tabrak dulu ha ha ha," Amuk Caramel, "Diam! Jangan jadi kompor! Aku tidak suka, lagian itukan haknya Devano juga mau akrab atau dekat sama siapa saja," "Hah? Caramel?! Kamu bisa berubah? Kamu bisa dewasa ternyata," "Ya seiring berjalannya waktu, biasalah!" Dengan tidak sukanya Caramel langsung saja meninggalkan teman-temannya itu yang sedang menggosipinya. Namun Caramel dengan enjoynya tidak memperdulikan, hanya menganggap sampah yang tidak bernilai. Dengan Coolnya Caramel berjalan tidak melirik Devano, sehingga Devano langsung melihatnya heran. Namun Devano tidak mengganggu Caramel, dia langsung pergi saja ke ruang ganti baju untuk mengganti baju basket menjadi baju seragam. Pada saat Devano ingin mengganti baju tiba-tiba saja dia mendengar percakapan Anton bersama teman-temannya, yang membahas soal Anton akan izin sekolah selam
2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan
Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna
"Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju
"Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.
Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,
"Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin
Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka
"Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b
Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek