Pagi hari sudah tiba, dengan cepat Aurora menuju tempat di mana Charltte di kurung dan di borgol. Saat Aurora sampai ternyata di sana sudah ada Miya yang sedang menangis dan memohon untuk agar Charltte segera sadar. Aurora hanya mengawasi dan melihatnya dari kejauhan, dalam dirinya dia hanya memikirkan kasihan Miya.
Di sana Miya berkata kepada Charltte yang tidak sadarkan diri. "Kak kenapa kamu berkhianat aku tidak percaya kamu mempunyai watak yang jahat, pedahal orang tua kita menyuruh ke negara ini untuk melamar kerja karena kita sudah lulus. Tapi malah kamu memilih bekerja di sini sebagai maid, aku kecawa dan kasihan kepadamu kenapa kamu seperti ini. Apakah kamu akan tahu bagaimana jika orang tua kita mengetahui sikapmu yang seperti ini," Miya di sana sambil menangis dan memukul tembok karena kesal dan kecewa.
Lalu saat Aurora mendengarkan omongan, Miya dia terkejut karena tidak menyangka jika seorang Charltte mempunyai seorang adik yang baik seperti Miya. Dengan begitu Aurora hanya berpura pura tidak mendengar omongan Miya tadi. Lalu dia datang dan menemui Miya. Lalu Aurora di sana dia bertanya.
"Kok kamu nangis?"
"Oh nona, tidak saya tidak menangis,"
"Hmm jangan bohong ya aku tidak suka!"
"Aku menangis karena sedih melihat Charltte,"
"Ohh begitu ya,"
"Iya nona,"
"Oh ya jangan panggil aku nona. Aku di sini sama kok, kaya kamu hanya sebagai seorang pegawai," jelas Aurora dengan lembut.
Setelah itu Lauder dan Alexs hari ini akan pergi ke rumah sakit untuk menjemput Emillio pulang ke mansionnya. Lauder menyarankan kepada Franco bahwa Emillio tidak boleh dulu di bawa dulu ke Italia. Lalu saat itu Franco hanya menyetujuinya dan dia akan pergi lagi ke Italia untuk mengurus pekerjaannya Emillio.
Saat itu saat Hanabi mendengarkan pembicaraan Lauder dan Franco lalu dia menyuruh Nana untuk membantu mengurusi pekerjaannya Emillio. Dia menyuruh segera pergi ke Italia bersama Franco dan Nana harus membantu Franco. Nana sempat menolak karena dia tidak mau mengurusi pekerjaan Emillio yang haram.
"Nana,"
"Ya nona,"
"Aku tadi mendengar pembicaraan Lauder dan Franco. Lauder menyuruh Franco untuk meninggalkan Emillio di mansionnya ini agar Lauder saja yang menjaganya Emillio. Dan kamu seharusnya membantu Franco di sana urusi pekerjaan Emillio, dan semoga saja kamu tinggal di sana kamu bisa menggali informasi tentang Emillio,"
"Nona saya sangat menolak keras jika harus mengurus pekerjaan haram dia," kata Nana.
"Bodoh! Saat ini kamu pikirkan dulu rencana dengan matang! Jika Emillio sudah sadar kamu tinggal menyuruh dia untuk meninggalkan bisnis itu!" kata Hanabi.
"Baik Nona! Tetapi beri saya waktu untuk tinggal di sini selama 1 bulan,"
"Tidak masalah, jika perlu 2 minggu saja,"
Setelah itu Lauder sudah datang dengan membawa Emillio. Emillio langsung di tempatkan di tempat yang sangat nyaman dan mewah. Lalu saat itu, Bella Thessaly memberikan pendapatnya kepada Lauder.
"Lauder jika Emillio di rawat di sini, maka Jack juga seharusnya di sini. Agar kita bisa memantau terus bagaimana kondisinya dan perkembangannya," kata Bella Thessaly.
Pada saat itu Bella Thessaly sudah lama tidak ke mansion yang di tempati Popy, Jack, serta anak buahnya. Bahwa dokter itu selama 3 hari akan memberikan hasil laboratoriumnya, setelah itu dengan cepat Bella Thessaly datang ke mansionnya itu lalu dia langsung menemui Popy.
"Popy apakah dokter yang waktu itu sudah memberikan hasil laboratoriumnya Jack?"
"Sudah, dan aku simpan di lemariku sebentar akan aku bawakan dulu,"
Dengan cepat setelah Popy memberikan hasilnya, Bella langsung membukanya dan hasilnya adalah.
Jack selain kritis mengalami tembakan dia juga sudah oper dosis, dan keracunan injeksi. Karena sembarang obat sudah masuk ke dalam tubuhnya sehingga sudah menyatu dengan darah, dampak yang akan Jack alami selain dia akan koma dengan jangka waktu yang panjang, dia juga akan mengalami kejang-kejang. Dan kekhawatiran itu yang akan membuat semua orang yang melihat Jack dengan prihatin.
Saat membaca keterangan itu, Bella Thessaly sangat marah dan emosinya sangat meluap. Dan dengan cepat Bella menghubungi Lauder untuk membawa Jack ke mansionnya dan beserta semua anak buahnya di suruh untuk kembali lagi ke mansionnya yang dulu.
Sesampainya di sana, Jack di tempatkan di ruangan yang saling berhadapan dengan Emillio hanya saja beda kamar. Mereka berdua di tempatkan di tempat yang sangat nyaman dan layak sekali, dengan fasilitas yang sangat lengkap dan terjamin.
Hari ini Miya di suruh untuk mengantarkan Devano untuk latihan yang seperti biasanya, tanpa basa-basi Miya pun langsung pergi dan di antar oleh Maxs.
Maid Popy seperti biasanya mengantarkan makanan dan obat untuk Jack, di sana Maid Popy salah memasuki ruangan dia masuk ke ruangan Emillio. Saat itu di sana ada Aurora, dengan cepat Popy mendekati Aurora dan mereka saling berpelukan karena mereka saling merindukan satu sama lain.
"Nona?"
"Popy?"
"Oh Nona ternyata kita bisa bertemu kembali aku sangat merindukan nona, ternyata di ruangan ini bukan Jack. Oh ini tuan Emillio kan? Yang waktu itu menculik Nona? Dan kita langsung melarikan diri dan di tengah tengah kita bertemu dengan Tn Alexs dan Maxs?"
"Ha ha ha iya benar, kamu masih ingat,"
"Ya jelas nona saya ingat, tapi setahuku rumah labirin itu bukan milik Tn. Emillio, itu pasti orang yang sudah bekerja sama dengannya. Maaf kan aku nona, aku tidak mengetahui banyak hal tentang itu. Karena selama aku bekerja di sana hanya bekerja tidak boleh mencari informasi apapun," jelas Popy.
"Oh berarti hanya Emillio saja yang mengetahui siapa pemilik rumah labirin itu," kata Aurora.
"Benar Nona, dan saya tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Tuan Emillio. Meski Tuan Emillio adalah Tuan saya sementara, tapi tetap saja dia atasan saya. Saya tidak menyangka jika dia akan mengalami nasib seperti ini," kata Popy.
"Baik kamu diam saja dulu di sini saya akan ke kamar Charltte, aku akan memantau keadaan dia dan ingin menanyakan kepada dia atas dasar apa dia berkhianat," kata Aurora.
"Oh Nona ternyata di sini ada pengkhianat saya tidak menyangka itu, semoga Nona mendapatkan kebahagiaan," doa dari Maid Poppy.
"Sebelumnya saya ucapkan terimakasih, dan kamu juga semoga bisa sabar dan ikhlas atas apa yang saat ini kamu dapatkan," kata Aurora.
"Saya akan menerimanya dengan ikhlas dan sepenuh hati saya," jelas Poppy.
Setelah itu Aurora datang ke kamarnya Charltte dia ingin melihat kondisinya.
Saat ini Charltte sudah sadar namun ketika mendengar suara dari luar dia langsung saja menutup kedua matanya, dan mengatur tenang napasnya seolah olah dia sedang tidak sadarkan diri. Setelah itu Aurora pun mendekatkan diri menemui Charltte, dan dia berkata kepada Charltte.
"Gadis malang kamu ini sangat lemah! Pecundang! Lemah! Lemah! Sekali hajaran aja udah KO," segala umpatan keluar dari mulutnya Aurora. "Bodoh kamu telah berkhianat kepada keluarga Lauder, kurang baik apa keluarga ini! Anak gaada akhlak!" kata umpatan dari Aurora.
Charltte yang sebenarnya sadar dia hanya menahan ketakutannya, karena saat Aurora sedang marah dia membawa mesin pencukur rambut, dia takut jika rambutnya sampai di cukur oleh Aurora. Dalam hati Charltte dia ingin sekali menyekap, Aurora bahkan menyiksanya sampai mati.
Setelah itu Aurora tersadar bahwa dia baru menyadari bahwa dirinya membawa mesin pencukur rambut, lalu dia berkata.
"Loh kenapa tanganku mengambil mesin pencukur rambut ya? Hmm. Oh ya mesin ini kan punya Alexs sebaiknya aku simpan saja dulu," setelah itu Aurora keluar menuju pintu.
Saat Charltte mengetahui bahwa Aurora pergi dia mengeluarkan napasnya dengan kasar, seketika Aurora membalikan badannya. Membuat mata Charltte terpejam kembali dan mengatur napasnya dengan normal.
Setelah itu Aurora berkata, "Kok ada suara seseorang yang mengekuarkan napas dengan kasar ya? Apa itu Charltte? Ha ha ha apa mungkin dia sudah tersadar? Dan dia takut jika aku mencukur rambutnya? Jika ya ha ha ha aku akan mencobanya," kata Aurora.
Dengan cepat Aurora menyalakan mesin cukurnya lalu mencukur setengah rambutnya Charltte, saat itu rambut Charltte sudah gundul sebelah. Lalu Aurora yang melihat itu dia tertawa terbahak bahak dan dia berkata, "Boneka baru ku sangat imut ha ha ha karena kamu sudah membebaskan Jesica maka kamulah yang akan menggantikannya! Ha ha ha, aku mempunyai kejutan buat kamu Charltte sayang setelah kamu sadar, kamu akan menyadari bahwa rambutmu gundul sebelah ha ha ha," setelah itu dengan santainya Aurora pergi.
Lalu Aurora menemui Alexs dan dia berkata, "Ini mesin cukur rambut kamu udah aku pinjam,"
"Kok ini ada bekas potongan rambut, rambut siapa ini? Dan rambut kamu gak terpotong kok," kata Alexs.
"Aku sudah memotong rambut boneka ku, ha ha ha!"
"Maksudmu? Charltte?"
"Yap, ha ha ha,"
Mereka berdua melihat keadaan Charltte, ternyata benar Aurora sudah mencukur rambutnya setengah dengan rapih, membuat semua orang yang di sana menggeleng gelengkan kepalanya karena ulahnya Aurora.
"Bagaimana hasil karyaku bagus?"
"Sangat bagus nona!" kata Nana.
"Ha ha ha ha ha ha," mereka semua tertawa.
Setelah itu mereka semua pergi dan meninggalkan Charltte yang sedang terbaring dengan keadaan yang sedih dan kesal.
"Sial! Aurora telah mengejekku habis habisan! Awas aja aku akan balas kamu dengan balasan yang lebih parah dari ini! Dan aku harus keluar bagaimanapun caranya, aku harus bisa melepaskan borgol sialanan ini!ahkk sial sial sial! Lebih baik aku mencari cara dan setelah itu aku harus menghubungi Nona Jesica untuk menjemputku di bandara," kata Charltte.
Saat Charltte sedang duduk dan mencari cara bagaimana dia keluar, akhirnya dia menemukan solusinya. Tidak di sangka dia melihat jepit rambut milik dia yang terjatuh karena rambutnya yang di potong oleh Aurora. Saat dia melihat jepitan itu dengan cepat Charltte mengambilnya dan membuka sedikit demi sedikit borgolnya itu, akhirnya tidak di sangka sangka borgol itu terlepas dari tangannya dan dengan senang dia langsung melepaskan borgol itu dari kakinya.
Setelah semuanya sudah terbuka akhirnya dia mencari ponselnya akhirnya dia menemukan ponsel itu lalu dia menghubungi Jesica untuk menjemput dia di bandara.
Setelah itu dia melihat dirinya dari cermin, dia berkata. "Aurora!!! Kenapa kamu melakukan ini kepadaku! Sial, sudahlah aku pakai hoddie saja agar bisa menutupi kekuranganku, dan rambutku akan kembali seperti dulu masalah kecil."
Akhirnya dia pergi meninggalkan mansion Lauder, dia pergi keluar lewat jalan tikus, jalan tikus di mansion Lauder bukan berarti jalan untuk tikus nyata. Tetapi jalan itu ialah jalan keluar dari mansion tetapi tidak akan di ketahui oleh siapapun karena kebanyakan mereka sering keluar jalan depan.
Akhirnya dia sampai di bandara nampaknya Jesica sudah menunggu Charltte dan tentunya benar saja.
"Kamu ini nyuruh aku pergi ke bandara tapi kamunya yang lama, gimana sih! Dan tumben kamu pake hoddie ha ha,"
"Maaf panjang cerita ini, nanti aku akan bercerita kamu harus bersyukur mempunyai rekan bisnis sepertiku!" kata Charltte
"Ha ha ha ha ha emang apa? Kamu udah di jadikan boneka oleh Aurora? Ha ha ha?"
"Sial" kata Charltte.
Keesokan harinya Aurora datang ke kamarnya Charltte, ternyata dia sudah tidak ada melainkan dia sudah kabur akhirnya Aurora berteriak teriak mencari Charltte, karena suaranya yang nyaring semua orang datang dan menemui Aurora. Merekamelihat bahwa di kamar Charltte kosong tidak ada siapa siapa melaikan Charltte telah melarikan diri.
Miya yang mengetahui bahwa Charltte melarikan diri ia hanya menangis dan bersedih, lalu kesedihan itu lenyap karena anggota keluarga Lauder memberikan dukungan dan semangat kepada Miya.
Di dalam helikopter Jesica membuka hoddie Charltte, dengan terkejut Charltte menjambak rambutnya Jesica.
"Ah kamu ini apa apaan sih, usil banget!" Charltte berbicara dengan nada sedikit marah dan badmood.
"Ha ha ha rambutmu? OMG," kata Jesica.
Setelah itu Jordan yang melihat rambutnya Charltte langsung saja di memberikan pertanyaan kepada Charltte.
"Apa bedanya kamu sama Avatar?"
"Avatar itu gaada rambut alias botak, kalo aku cewe,"
"Yap Avatar memang botak, kalo kamu gaada rambut sebelah, ha ha ha ha," ledek Jordan.
"Ih sebel, oh ya Jesica siapa dia?" Menunjuk kepada Jordan.
"Oh dia adalah atasanku di kantor,"
"Atasan kok kaya pasangan,"
"Iri? Bilang sayang!" ledek Jesica.
"Oh iya aku sangat sedih karena aku di sana meninggalkan adikku Miya," kata Charltte
"Kamu gausah khawatir nanti kita akan membawa adikmu, dan kamu harus percaya keluarga Lauder baik. Dan sepertinya adikmu juga baik tidak banyak tingkah kaya lu!" sindir Jesica.
"Ha ha ha ha, kamu ini memang benar,"
Di perjalanan saat di dalam helikopter yang ada di dalam pikiran dan hatinya Charltte ialah dia hanya memikirkan bagaimana kondisi dan keadaan Miya jika dia mengetahui bahwa dirinya pergi meninggalkan dirinya. Ingin sekali rasanya Charltte jatuh dari atas helikopter namun apa boleh buat itu tidak akan membuat keadaan membaik bahkan akan memburuk.
Setelah itu mereka sudah sampai di apartemennya Jesica mereka memutuskan untuk beristirahar terutama Charltte hati dan pikirannya yang sedang hancur. Lalu Jordan pun berpamitan untuk pergi dan pulang ke rumahnya.
Pada pagi hari Jordan sudah menemui Jesica di apartemennya, lalu Jesica di sana langsung saja membukakan puntunya. Saat di buka tertnyada Jordan. Di sana Jordan mengajak Jesica untuk menjenguk ibunya Jordan yang sedang sakit dan sekarang di rawat di rumah sakit Harapan Sejahtera. Rumah sakit elit dan terjamin, meski rumah sakit terjamin namun siapa yang bisa menjamin nyawa seseorang. "Jordan pagi pagi sudah kemari saja, heum ada apa nih? Sepertinya masalah pekerjaan? Apakah ada masalah lagi Jordan?" kalimat tanya dari Jesica. Jordan menjawabnya, "Aduh kamu ini membuatku terkekeh geli yah, belum juga aku berbicara kamu udah nyerocos saja ha ha ha ha," "Habisnya ada apa sih?" tanya Jesica. "Sebenarnya aku ke sini ingin mengajakmu untuk menemui ibuku yang berbaring di atas kasur rumah sakit," "Oh Ibumu sakit? Aku mau kok menjenguknya, dan sebentar aku mau siap siap dulu ya sebentar kok," kata Jesica. "Ya udah sana aku akan tunggu kamu di
Pada hari ini adalah tepat di mana Devano menginjak usianya yang ke 4 tahun. Dan di sini lah mulai terjadinya konflik di dalam kehidupan antara Bella Thessaly, Lauder, dan Devano. Di mana dia harus mengalami sakit, dan pahitnya kehidupan. Pada pagi hari mereka semua akan berbelanja menyiapkan barang barang, kebutuhan, dan semua perlengkapan untuk pesta nanti malam. Karena hal ini adalah moment yang tidak akan terlupakan oleh mereka semua. Moment di mana pertama kalinya mereka semua berbahagia dan tertawa. Seperti biasa sebelum berpesta Alexs lah yang akan menyiapkan semuanya. Mulai dari baju anggota, menghias tempat, memilihkan menu makanan, dan lain sebagainya. Dengan polosnya Devano bertanya kepada Bella Thessaly. "Mommy ada acara apa ini? Semua orang hari ini nampak sibuk mengurusi ini itu, termasuk Mommy dan Daddy juga. Hanya aku saja yang duduk di sini tanpa mengetahui ada apa, he he he coba beri tahu aku mommy," kata Devano. "U
Sudah beberapa lama Nana menemani Emillio tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Dia masih saja berbaring di tempat tidurnya dengan kondisi yang sama tidak sadarkan diri. Hal itu membuat Nana sedih dan putus asa, semakin hari perasaan dia tidak tenang seperti ngambang tidak tentu dan tidak nyaman. Dengan begitu mau tidak mau dia pasti akan kembali ke Italia mengurus bisnisnya Emillio. Karena Nana sudah di percayai dan tentunya di sana dia akan di temani Franco. Dan Francolah yang akan mengarahkan semuanya kepada Nana. Akhirnya Nana pergi ke Italia bersama Franco. Dalam hatinya dia tidak ingin jika dirinya meninggalkan Emillio yang belum sadarkan diri. Meski begitu Nana di beri dukungan oleh Hanabi. "Kamu jangan khawatir. Dan kamu juga jangan merasa takut dalam menjalankan bisnis Emillio, dan kamu fokuskan saja. Percayalah Emillio akan segera sadarkan diri," tegas Hanabi. "Baik Nona, saya akan menjalankan saran Anda," kata Nana. "Baik," Nana a
Jordan, Jesica, dan Charltte mereka bertiga saat ini khawatir kepada anak buahnya Jordan yang kini mereka sedang di ambang kematian. Ternyata mereka semua selama ini mengonsumsi Napza, membuat mereka semua overdosis. Diantara mereka ada beberapa orang yang tewas. Hal itu membuat Jordan semakin penasaran ulah siapa itu, dan setelah di selidiki dari berbagai informasi ternyata di suatu pulau di Italia ternyata ada bandarnya sekaligus pengembang biakannya. Saat Jesica mengetahui itu, dia langsung menyangka itu adalah pulau Emillio. Pulau mantan kekasihnya itu, saat ini Jesica antara senang dan hampa ketika Emillio menjadi tersangka hal ini membuat dia bungkam saja tidak berkata kata apapun. Namun Jordan tidak akan melakukan pencarian ke pulaunya Emillio dalam waktu yang singkat ini. Karena dia harus mengumpulkan berbagai informasi yang akurat dan bukti yang akurat agar tidak terjadi kesalah pahaman. Rencana dia akan pergi langsung ke pulau Emillio sekitar 2 bula
Sudah 2 bulan Nana dan Franco berada di tahanan. Mereka berdua hanya menunggu 1-2 bulan lagi untuk bebas, dan tidak bersabar untuk bertemu dengan Emillio. Mereka berdua berniat sehabis mereka keluar mereka ingin pergi ke mansionnya Lauder yang bertempat di Britania Raya, Inggris. Di sana Franco dan Nana mereka berdua terlihat kurus dan tidak ada semangat. Wajah mereka seperti tahanan yang sudah bertahun-tahun. Dengan begitu wajah cantiknya tidak bisa di bohongi auranya masih begitu terpancar. Jesica pagi ini berencana untuk menjenguk Nana dan Franco. Dia masih berbaik hati kepada Nana meski penyebab putusnya hubungan dia bersama Emillio. Jordan suami dari Jesica juga tak kalah baik kepada Nana dan Franco, di sana Jordan memperingati mereka berdua agar terhindar dari barang atau perbuatan yang tak pantas. Di dalam hati Nana dan Franco mereka berdua tidak terlalu menanggapi omongan dari Jordan. Namun dengan begitu tidak ada rasa dendam atau kesal kepada mereka
Aurora menghampiri Nana yang sedang merebahkan diri di kamarnya, dia menyuruh untuk memberikan sarapan pagi dan memberikan obat kepada Emillio. Karena Aurora tahu bahwa Nana sakit hati karena dia kecewa, saat Emillio tidak mengenali Nana. Nana langsung saja tersenyum dan berterimakasih, karena dia senang bisa melihat Emillio. Tokk.. tokk.. tok.. "Masuk, pintu terbuka kok tidak ku kunci," teriak Emillio di dalam kamarnya. "Permisi, ini sarapan pagi untukmu dan kamu minumlah obat ini. Agar ingatanmu lekas membaik dan normal," jelas Nana. "Ouu terimakasih Nona, kamu baik sekali. Kamu siapa? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" "Sudah Anda, tidak perlu menanyakan hal itu sehatkan saja ingatanmu." Nana kembali badmood, dan dia keluar dari kamar Emillio dan kembali lagi ke kamar dia. Selang 20 menit Hanabi datang menemui Nana yang sedang badmood. Di sana mereka tidak banyak bercakap dan mereka hanya mengobrol seputar
"Kita semua pamit pulang, ya Emillio jaga dirimu baik baik," kalimat yang di ucapkan Lauder. "Terimakasih, terimakasih banyak. Nanti aku akan mengunjungi mansionmu untuk bertemu dengan Jack, semoga dia cepat sadar aku sangat merindukan dia. Oh ya jika dia sadar kabari aku, dan secepatnya aku akan ke sana." Akhirnya mereka semua sudah berada di dalam perjalanan menuju kota tempat kediaman mereka. Di perjalanan yang begitu damai membuat hati mereka merasakan suasana yang tentram, bagaikan hidup mereka seakan-akan 1000 tahun lagi. Mengapa demikian? Karena, di atas helikopter sana mereka melihat awan yang sangat indah. Tentunya masalah mereka sedikitnya sudah berkurang, mulai masalah kecil, sedang, dan nanti pada akhirnya. Di perjalanan Lauder tiba-tiba teringat sesuatu, ternyata dia melupakan sesuatu yaitu. Dia lupa mengapa tidak menanyakan siapa pemilik rumah labirin, rumah di mana Aurora di culik dan di kurung di sana. "Aishh..."
Sudah pukul 03.30 pagi Lauder belum menemukan keberadaan Bella Thessaly. Sudah sekitar 4 jam dia mencari Bella Thessaly namun belum titik di mana dia berada. Akhirnya dia datang ke perusahaannya sendiri dan berdiri di atas gedung miliknya, karena dia tidak ada niat untuk pulang ke mansionnya. Karena semua orang pasti akan memberikan 1000 pertanyaa, yang akan menyebabkan kepalanya semakin pusing. Meski dalam hatinya dia sangat mengkhawatirkan anaknya Devano, anak semata wayangnya. Dia akan kembali pulang jika waktu sudah menunjukan pukul 04.00 sore tepatnya Bella menghilang selama 24 jam. Di mana dia akan menanyakan kabarnya kepada temannya itu. Sambil menunggu waktu tiba dia mengerjakan pekerjaannya untuk mengurangi pikirannya karena dia akan berfokus untuk bekerja. Dalam kata lain dia hanya mengsibukkan diri saja, agar dia bisa melakukan segala hal dengan positif. Meski dalam hatinya dia sangat kacau, dan terus saja teringat Devano. Saking sibukn
2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan
Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna
"Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju
"Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.
Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,
"Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin
Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka
"Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b
Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek