Share

Bab 107.

Penulis: silvia0507
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Didalam bioskop film sudah diputar sekitar lima belas menit yang lalu, orang-orang pun sudah menonton dengan tenang dan serius, tapi tidak dengan Syifa.

Gadis itu tampak gelisah, ia melihat kemana pun asal tidak ke layar besar di hadapannya.

Sampai di mana Syifa merapatkan tubuhnya ke pria yang sedari tadi diam menyimak film itu, sadar akan kegelisahan kekasihnya Tito pun berbisik.

"Kamu kenapa? nggak nonton?"

"Aku kayaknya salah pilih film Mas, aku takut." bisiknya setengah merengek.

Tito tak bisa untuk tidak tertawa, ia terkekeh pelan takut menggangu pengujung lain.

"Tadi siapa yang minta nonton film ini? Mas kan nurut aja," ujarnya.

Syifa memeluk erat lengan Tito menyembunyikan wajahnya di pundak besar itu saat suara menegangkan terdengar begitu nyaring.

"Bisa nggak sih Mas, kita pergi aja? aku takut,"

Tito celingak-celinguk melihat kondisi didalam bioskop tersebut. "Kayak nggak bisa, yang nonton banyak. Kalau kita berdiri pasti mereka terganggu,"

"Ah, tapi aku takut. Film
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Destiny About Me   Bab 108.

    "Menurut lo, gue harus ngomong gimana sama Aya?" melirik sejenak Tito malah menghela napas panjang. "Untuk sekarang gue nggak bisa mikir," jawabnya seraya mendongak menatap langit-langit rumah Dafa. Dafa memiringkan tubuhnya, menatap Tito lekat dengan kerutan di kening. "Kenapa lagi?" tanya Dafa. "Lo berantem lagi sama adik gue?" Tito menoleh cepat lalu menggeleng kuat. "Nggak lah! masa baru baikkan, marahan lagi." sentak Tito tak suka. Kekehan kecil keluar dari mulut Dafa. "Terus ada apa lagi?""Lo tau nggak, tadi waktu gue ngajak Syifa nonton di mall. Gue ketemu lagi sama dia." kata Tito yang enggan menyebutkan nama perempuan itu. "Oh iya? kenapa lo ketemu dia selalu sama Syifa.""Nah itu dia! makannya gue kesal, ini pasti suatu saat nanti gue ketemu lagi. Dan lo tau tadi dia ngapain?!" Dafa menggeleng pelan. "Dia bersujud di hadapan gue, sambil mohon-mohon. Gila, mana banyak orang yang lihat, untung aja Syifa nggak lihat," ujar Tito jengkel. "Kayaknya dia bakal sering temuin

  • Destiny About Me   Bab 109.

    Dua pria tampan yang sedang sarapan dengan dua wanita cantik, tidak pernah melunturkan senyum tanggal berhias di wajahnya. Keduanya sangat senang, bisa sarapan bersama seperti ini, dan sedikit terlihat di benak Dafa jika suatu saat nanti ia bisa bersama kedua orang tuanya juga. Dengan status sang adik yang sudah berbeda bersama sahabatnya. Begitu pun Tito, pria itu menunduk mengigit bibir bawahnya ketika sebuah khayalan melintas di otaknya, di mana ia sudah menikah dengan Syifa dan hidup bersama wanita itu. Ketika sarapan seperti ini ada rasa hangat menjalar di hatinya, secara Tito jarang sekali memiliki momen bersama keluarganya seperti ini, hanya untuk sekedar sarapan bersama saja itu adalah hal langka terjadi. Dafa menoleh pada Aya, tidak lama ia tersedak ketika mengartikan arti gerakan tangan sang istri. "Mas, aku jadi nggak sabar mereka menikah, pasti seru sarapan bersama tiap hari.""Uhuk_ uhuk." Aya panik ia mengambil air minum yang langsung di minum hingga tandas oleh Daf

  • Destiny About Me   Bab 110.

    Ayana nenyentak tubuh Dafa, sampai pria itu hampir terbentur pinggiran meja. Kepalanya menggeleng kuat. "Nggak Mas! aku nggak mau." Aya menolak, ia masih takut dan trauma. Membayangkan wajah Rama saja sudah membuat ingatannya terputar kembali di masa, ketika Rama memukulnya. Memberi hukuman, berupa tidak boleh makan dan kurungan di dalam gudang. Tubuh wanita itu bergetar hebat, Dafa pun kian panik. Ini yang paling Dafa takutkan jika membahas pria itu kembali. "Sayang, stop. Jangan di pukul, aku mohon jangan sakiti diri kamu sendiri!" bentak Dafa mencoba meraih tangan Aya yang sedang memukuli kepalanya. Tangisan Aya kian histeris, ia seperti meminta ampun. Bahkan ia terus saja mendorong Dafa agar menjauh. Tak menyerah, Dafa merapatkan tubuhnya pada Aya, menjadikannya tameng agar Aya tak terus menyakiti anggota tubuh yang lain. Dafa tak ingin anaknya kenapa-napa, biarlah dirinya yang merasakan sakit dari pukulan wanita itu. "Ssstt! Sayang sudah, jangan sakiti diri kamu. ingat ana

  • Destiny About Me   Bab 111.

    "Mas gimana keadaan Mba Aya? Mba Aya nggak apa-apa kan?" panik Syifa ketika mendengar kabar dari Tito, kalau Aya sempat ketakutan dan traumanya kambuh kembali. "Alhamdulillah udah nggak apa-apa, Dafa berhasil nenangin Aya,""Alhamdulillah," syukur Syifa, mengusap usap dadanya. "Kalau aku pikir-pikir lagi, mending nggak usah nuruti keinginan mantan Mba Aya itu, lagian dia udah jahat. Gara-gara tuh orang, aku hampir kehilangan calon keponakan!" ucap Syifa mengebu. Tito hanya tersenyum gemas melihat Syifa yang terlihat begitu emosi membicarakan mantan suami dari kakak iparnya. "MAS!" sentak gadis itu. "Kok malah senyum-senyum sih, aku serius loh!" sewotnya, menatap Tito kesal. "Kamu gemesin kalau lagi ngambek," jawab Tito sembari mencubit pipi Syifa. Gadis itu pun merubah mimik wajahnya, kini ia memalingkan wajah menutupi rona merah di pipinya. "Ciye_ ada yang salting." goda Tito. "Nggak! siapa yang salting." balas Syifa tak santai."Masa sih? kok pipinya merah," lanjut pria itu

  • Destiny About Me   Bab 112.

    "Mba tenang ya, jangan mikir soal pria itu lagi," tekan Syifa begitu sabar. "Benar yang di katakan Syifa, kalau kamu merasa tertekan dan nggak mau. Nggak usah pergi, toh Dafa nggak maksa kamu kan?" sambung Tito. Ayana menghela napas besarnya, lalu mengangguk pelan menatap Syifa dan Tito bergantian. "Assalamu'alaikum." salam Dafa yang baru tiba. Pria itu mengerutkan kening dan berlari kearah Aya dengan wajah panik. "Ada apa ini? kenapa pada tegang gini, sayang kamu nggak apa-apa kan?" paniknya, ia menangkup kedua pipi sang istri. Aya tersenyum, namun ia menubruk pria itu lalu memeluk Dafa erat. "Sebenarnya ada apa?" tanya Dafa ke adik dan sahabatnya. "Lo kemana sih?!" sentak Tito. "Istri lagi nggak baik-baik aja lo tinggal!" lanjut Tito sedikit melebarkan matanya, seolah marah, namun sebenarnya hanya menggertak Dafa. "Ck, gue habis ke resto ada sesuatu yang harus gue cek." ujarnya jengkel, tangannya mengusap usap punggung Aya. "Sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya lagi Dafa. Aya

  • Destiny About Me   Bab 113.

    Syifa hari ini terlihat begitu bahagia, gadis itu kini menggunakan kaos putih yang di balut kemeja kotak-kotak merah, celana jeans dengan aksen sobek-sobek, sedangkan rambutnya diikat kuda naik memperlihatkan leher jenjangnya.Da berniat memberi kejutan kepada sang kekasih, yang di mana Syifa akan datang ke kantor Tito. Bermodalkan alamat dari sang Kakak, kini gadis itu sedang berada di dalam taksi, wajahnya sangat berseri dan full senyum. Entah kenapa dia ingin sekali datang ke kantor pria itu, sembari membawa makanan yang khusus dia masak untuk Tito. Berhubung hari ini tidak ada jadwal kuliah, maka Syifa mempergunakan waktu luangnya memasak di temani Kakak iparnya. Menatap rantang di pangkuannya, Syifa berharap Tito menyukai masakannya, dan yang lebih spesialnya adalah, Tito adalah pria pertama yang Syifa buatkan makanan. Tiba di gedung tinggi, seketika detak jantung Syifa berdetak cukup kencang, ia sampai harus mendongak untuk melihat setinggi apa gedung itu. Di depan gedung

  • Destiny About Me   Bab 114.

    Hening itulah yang terjadi di ruangan Tito, usai kejadian beberapa menit yang lalu, pria itu segera menarik tangan Syifa pergi dan membawanya ke ruangan kebesarannya. Syifa berdecak kagum, ruangan kantor Tito saat ini jauh lebih besar, dari pada ruangan yang beberapa hari lalu dia datangi. "Mas seharusnya kamu jangan main pecat aja, kan kasian." ucap Syifa pada akhirnya, memberanikan diri. Tito berdecak kesal lalu menghela napas panjang. "Aku nggak pernah nyuruh karyawan aku, nggak sopan sama orang yang sudah datang ke kantor aku.""Tapi tadi kamu lihat, dia nggak sopan." kini giliran Syifa yang menghela napas. "Ya mungkin aku juga yang salah Mas, aku kayaknya salah kostum. Nggak seharusnya aku datang kesini pakai baju kayak gini," ujarnya lalu menunduk melihat penampilannya sendiri. "Apa yang salah, kamu cantik. Dan aku nggak peduli kamu pakai baju apa datang kesini," saut Tito. Sontak pipi Syifa memerah, menyadari hal itu Tito ikut tersenyum mencolek pipi sang kekasih. "Ciyee,

  • Destiny About Me   Bab 115.

    "Gimana Mas? enak nggak masakan aku?" tanya Syifa, wajahnya begitu tegang. Dia takut akan mengecewakan Tito, dia takut masakan yang dia buat tak sesuai apa yang pria itu suka atau inginkan. "Masa masih tanya? lihat dong," Tito menunjuk rantang yang kini sudah kosong tak tersisa. "Gimana menurut kamu?" Syifa justru menggaruk pipinya, ia sama sekali tidak paham dengan apa yang di maksud kekasihnya. Menghela napas berat, Tito terkekeh pelan apalagi melihat raut wajah kebingungan Syifa. "Ya Allah, kamu nggak ngerti?" tanya Tito gemas. "Hehehe_ nggak Mas," sontak Pria berkemeja merah maron itu tertawa terbahak. "Ya ampun, kamu gemesin banget sih." mencubit pipi gadis itu. "Kalau Mas makannya lahap sampai habis nggak tersisa, berarti makanan kamu enak," jelas Tito yang membuat Syifa bisa bernapas lega. "Alhamdulillah, kalau gitu." ucap Syifa menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, tersenyum dengan senang. "Memang kenapa sih?""Aku takut aja kalau masakan aku gagal, terus Mas Tito ng

Bab terbaru

  • Destiny About Me   Bab 126.

    Di tengah malam sekitar pukul 00:30 seorang gadis cantik, terlihat gelisah di atas kasur. Sedari tadi tubuhnya terus bergerak kesana kemari, gadis tersebut adalah Syifa, yang sedang bingung untuk mengambil keputusan apa tentang Tito. Hatinya tengah bimbang, antara masih ragu, takut dan tidak percaya. Syifa ragu jika harus menikah di usia muda, namun dia juga takut kehilangan Tito kalau sampai dirinya menolak, di sisi lain Syifa tidak percaya jika Tito merubah keputusannya menjadi menikahi dirinya, bukan untuk melamarnya. Jujur Syifa takut jika dia menikah sekarang, dirinya tak bisa membahagiakan pria tersebut, selama ini Tito begitu tulus mencintainya. Dirinya takut kalau nanti akan mengecewakan pria yang begitu dia cintai. Menghembuskan napas berulang kali, Syifa pun bermonolog. "Mungkin ini jalan terbaik, semoga apa yang sudah aku putuskan. Nggak akan salah dan merugikan semuanya." mengepalkan tangannya gadis tersebut menguatkan dirinya sendiri. "Syifa! ayo kamu pasti bisa. N

  • Destiny About Me   Bab 125.

    "Maksud Mas gimana? bukannya kita kesana baru mau membicarakan tentang hubungan kita ke Bapak?"Tito merubah posisinya, ia memegang setir dengan dua tangannya. "Mereka tetap mau menjodohkan aku dengan perempuan itu, kecuali aku sudah menikah. Maka mereka akan menghentikan perjodohan dan merelakan aku nikah sama kamu," "Tapi Mas, aku masih kuliah, memangnya Mas nggak masalah punya istri yang berstatus mahasiswa?""Memang kenapa? Mas nggak masalah. Menurut Mas lebih cepat lebih baik, atau kamu yang belum siap?" "Aku nggak tau? Aku cuma nggak mau jadi istri yang nggak baik,""Kenapa bisa mikir gitu, banyak kok di luar sana. Istrinya yang masih berstatus pelajar, dan mereka bisa menjalani itu dengan baik." lanjut Tito tak mau kalah. "Kasih aku waktu untuk mikir," putus Syifa memohon pada Tito agar pria itu mengerti dirinya juga berhak mengambil keputusan. Menarik napas panjangnya, Tito hanya bisa mengangguk pelan, menghargai keinginan gadisnya yang ingin memikirkan lebih dulu tentang

  • Destiny About Me   Bab 124.

    Hari demi hari telah di lalui oleh Aya begitu cepat, tidak terasa kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh, dan sesuai rencana. Acara tujuh bulanannya akan di adakan dikota semarang, sesuai permintaan wanita itu, tentu Dafa dengan senang hati, mempersiapkan semuanya. Dan rencananya esok lusa, mereka akan berangkat ke sana, lalu untuk masalah syifa. Dafa waktu itu turun tangan menemui orang tua Tito. Memberitahu jika putra mereka sudah memiliki pendamping, tak perlu menjodohkan karena Tito sudah memiliki wanita yang sudah pria itu pilih. Dafa sempat adu mulut dengan orang tua Tito, mereka tidak setuju jika putranya menikah dengan wanita yang bukan pilihan dari orang tuanya. Namun Dafa tidak ingin membuat sahabatnya menderita lagi oleh kelakuan orang tuanya, maka ia memberanikan diri untuk melawan ucapan kedua orang tua tersebut. "Sayang, sudah dong kamu jangan gerak kesana sini, aku nggak mau ya. Kamu kecapean," Aya mengulas senyum. Menghampiri suaminya yang berdiri sembari mel

  • Destiny About Me   Bab 123.

    Sudah berada di parkiran mobil, Aya diam berpegangan pada badan mobil lebih dulu. "Sayang, kita kerumah sakit ya?" ajak Dafa yang tak tega dan juga melihat wajah pucat kesakitan istrinya. Aya menggeleng pelan. "Nggak usah Mas, aku nggak apa-apa. Kita pulang aja.""Nggak apa-apa gimana? kamu kesakitan gini. Kita tetap kerumah sakit, oke."Dafa tidak mau terjadi sesuatu kepada calon anaknya, tapi Aya kekeuh tak ingin pergi. "Nggak usah Mas, aku mau pulang. Aku mau istirahat, aku yakin buat istirahat sudah hilang. Jadi kita pulang aja ya," mohon Aya matanya menatap sendu kepada suaminya. Dafa menghela napas panjangnya, ia paling lemah jika Aya sudah memohon seperti itu. "Oke kita pulang aja," membantu Aya masuk ke mobil dan juga memasangkan sabuk pengaman. Setelah menutup pintu ia berniat segera memutari mobilnya, namun saat berbalik badan Dafa cukup terkejut ada Pak Suryo dan Bu Sarah. "Ada apa lagi?" ucap Dafa datar. "Maaf saya harus segera pulang.""Kami ingin mengucapkan terima

  • Destiny About Me   Bab 122.

    Sudah berada di depan tempat Rama berada, Ayana meminta untuk tidak keluar terlebih dahulu, ia mengatur dirinya sendiri, agar tidak takut, tidak gugup dan yang paling harus tetap tenang. Dengan setia Dafa di sampingnya, menggengam tangan Aya yang terasa dingin dan berkeringat, sembari terus memandang sang istri dari samping, ia juga memberi kecupan di punggung tangan wanita itu. "Sebentar ya Mas," izin Aya saat menoleh mendapati sang suami menatap teduh kepadanya. "Iya sayang, aku tenangin diri dan persiapkan semuanya, aku di sini selalu jagain kamu." mengangguk pelan Aya kembali melihat kedepan, yang di mana ia sudah melihat ada Pak Suryo dan Bu Sarah sedang menunggu dirinya. Mereka tidak datang kearahnya, karena Dafa sudah memberitahu kepada mereka untuk sabar dan menunggu terlebih dahulu. Memejamkan matanya Aya seperti melafalkan doa, Dafa menepuk puncak kepala istrinya dengan sayang. Membuka matanya Aya menggerakkan tangannya. "Yuk Mas," ajak Aya yang sudah yakin. "Sudah si

  • Destiny About Me   Bab 121.

    "Sayang, bisa nggak? nggak usah dandan. Biasa aja gitu, bajunya emang nggak ada yang lain?" keluh Dafa saat melihat istrinya yang sedang memoleskan bedak ke wajahnya. Aya memutar bola matanya jengah, ini sudah yang keberapa kalinya, Dafa mengatakan hal yang sama. "Ini sudah biasa aja Mas, aku bahkan nggak pakai lipstik. Baju ini juga baju rumahan," kata Aya dengan tatapan sebalnya. "Ck_ kamu tuh terlalu cantik, Ay_ aku nggak suka,""Terus aku harus gimana? aku udah biasa aja lho. Kalau Mas terus kayak gini, mending nggak usah pergi!" ujar Aya menggunakan bahasa isyarat. "Oke, lebih baik memang seperti itu. Kita nggak usah pergi!" saut Dafa. Aya mengangguk, lalu berjalan merebahkan tubuhnya di atas kasur, melihat itu Dafa melongo tak percaya, padahal ia tidak serius. "Lho sayang, kok kamu malah tidur sih? kan kita mau ke lapa?" bangun lagi dari rebahannya, Aya kian menatap Dafa kesal. "Tadi siapa yang nyuruh nggak jadi pergi? ya udah mending aku tidur!" jawab Aya matanya pun mel

  • Destiny About Me   Bab 120.

    Brak!! Suara gebrakan terdengar begitu keras di salah satu tempat kecil dan sedikit gelap. Di sana ada satu perempuan tengah duduk di kursi tangan dalam keadaan terikat di belakang tubuhhya. Tangisan pun terdengar lirih di sela keheningan yang ada, perempuan itu tidak sendiri, ada dua laki-laki berjas hitam. "Maksud kamu apa datang ke toilet ketika sepi, dan ingin melabrak pacar saya?!" ujar suara bariton di hadapan perempuan itu, dan suara pria tersebut tak lain adalah Tito. Ia menyuruh anak buahnya untuk menculik Felly dan membawanya di salah satu gedung kosong, Tito hanya ingin sedikit memberi pelajaran kepada wanita yang sudah membuat sang kekasih ketakutan. "Kamu mau celakai Syifa? IYA?!" Felly terlonjak kaget mendengar bentakan dari Tito. "Kamu nggak tau berhadapan dengan siapa? kamu pikir saya diam aja, ketika ada orang yang mau menyakiti pacar saya."Tubuh Felly menegang, ia begitu ketakutan melihat raut wajah Tito, yang biasanya ia lihat begitu tampan, kini berubah men

  • Destiny About Me   Bab 119.

    "Syifa. Kamu nggak apa-apa kan dek?" tiba di rumah Syifa langsung di lihat kondisinya oleh sang Kakak. Tadi Dafa mendapatkan kabar dari Tito, Syifa di ganggu oleh salah satu mahasiswi di sana, tentu Dafa langsung kalang kabut bahkan ia ingin menyusul Syifa ke kampus. Namun urung, saat Tito mengatakan jika masalah ini biar dia yang mengurus. "Aku nggak apa-apa, Mas. Tadi aku telepon pihak keamanan di kampus, jadi alhamdulillah sebelum aku kenapa-napa, satpam sudah datang dan tolongin aku. Lagian tadi juga ada teman aku yang bantuin, kalau nggak ada siapa-siapa, ya aku nggak tau nasib aku." ujar Syifa. "Alhamdulillah, Mas khawatir banget sama kamu dek.""Tenang aja, Daf. Syifa aman kalau sama gue." timpal Tito. "Tolong ya ngaca. Lo ya sumber dari masalah ini," sungut Dafa kesal. "Lah kok gue?'" Iyalah, coba lo nggak caper ke mereka. Nggak ada yang bakal ganggu adek gue!""Astagfirullah_ siapa yang caper coba?!" jawab Tito tak terima. "Halah sok-sokan. Nggak mau ngaku lagi," Tito

  • Destiny About Me   Bab 118.

    Syifa berada di kamar mandi bersama satu gadis bernama Weni, dia adalah teman satu bangku dengang Syifa, keduanya terlihat asyik bercanda hingga suara bantingan pintu terdengar cukup keras membuat dua gadis itu terlonjak kaget. "Kalian apa-apaan sih! mau ngapain Hah?!" bentak Weni yang begitu berani. Syifa membulatkan matanya melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam kearahnya. Gadis itu mundur beberapa langkah, ingat pesan dari sang kekasih Syifa buru-buru masuk kedalam satu bilik kamar mandi dan menguncinya dari dalam. "Jangan sembunyi lo! keluar." bentak seorang gadis. "Kenapa, lo takut! dasar cupu." Syifa tak memperdulikan teriakan yang tak lain adalah Felly. Mengeluarkan ponsel dari dalam tas, Syifa menelpon nomer keamanan kampus, beruntung pihak kampus bisa memberi nomer jika terjadi sesuatu pada mahasiswa atau mahasiswinya. "Hai! mau ngapain kalian di sini. Kalian ke kampus untuk belajar, bukan sok jadi pahlawan seperti ini!" bentak pak Rahmat, m

DMCA.com Protection Status