Home / Romansa / Desire In Love / Rasa Bersalah Oliver

Share

Rasa Bersalah Oliver

Author: Miss L
last update Last Updated: 2022-09-09 00:04:57

  Selena dengan kesal melihat kertas yang diberisikan nomor ponsel lelaki tersebut, nama saja sampai sekarang dia tidak tahu malah menyuruh dia untuk menghubungi pria itu. Selena ingin membuang ketempat sampah nomor ponsel pria itu tapi dia ragu akhirnya menyimpan kertas berwarna kuning tersebut.

  

  "Lena ayo kita pulang," kata Oliver yang tiba-tiba sudah berada di belakang Selena.

  "Yaa ampun Oliver, kamu mengagetkan aku," ujar Selena mengelus dadanya.

  

  Di dalam mobil Oliver, Selena hanya diam. Pikirannya masih mengingat kejadiannya di hotel dan direstoran tadi.

  

  "Lena untung saja yang nabrak mobilku mau bertanggung jawab jika tidak mama pasti akan memarahiku," ujar Oliver.

  "Iya."

  "Maaf yaa sayang karena kejadian tadi merusak makan malam kita, aku berjanji akan menebusnya sabtu malam besok."

  "Ga apa-apa Oliver."

  

  Mereka kembali diam, Selena ingin menanyakan tentang kejadian malam itu.

  

  "Oliver, kamu menunggu aku dikamar hotel nomor berapa kemarin?" tanya Selena.

  "Eeh iya.. kamar nomor berapa ya aku lupa," jawab Oliver dengan gelisah.

  "Kamu kenapa? Kok jadi seperti itu?"

  "A-aku ga apa-apa Lena, aku menunggu dikamar hotel sampai pagi. Semuanya demi kamu," ujar Oliver gugup.

  "Apa kamu benar benar menungguku?"

  "Tentu saja sayang malah aku tertidur di kamar hotel dan berharap kamu datang,"

  "Maaf."

  "Sayangku, aku tidak masalah. Mungkin kamu masih ragu padaku," ujar Oliver berbohong.

  

  Selena hanya tersenyum mendengar perkataan Oliver. Dia ragu untuk menanyakan hal yang lainnya.

  

  "Lena, kamu baik-baik saja kan, sayang? Kamu jangan khawatir Lena aku ga marah kok. Aku mencintaimu sayang," ujar Oliver begitu mereka tiba di apartement Selena. 

  

  Selena hanya membalas dengan anggukkan kepala, dia ragu untuk mengucapkan kata cinta pada Oliver.

  

  Selena masih memikirkan semua yang terjadi, kenapa pria itu selalu muncul dihadapannya dan membuat dia kehilangan konsetrasi. Bayangan-bayangan pria tersebut berusaha dia lupakan, dia tak ingin mengingat malam yang sangat dia sesali seumur hidupnya. 

  

  "Kenapa kehidupanku bisa seperti ini," ujar Selena lirih.

  "Apa aku harus memutuskan hubunganku dengan Oliver? Aku tak sanggup bila harus bertemu dengannya lagi." Bulir-bulir air mata jatuh di pipi Selena.

  

  Begitu berat beban hidupnya, dia hidup sendirian di ibu kota. Tidak memiliki keluarga kandung dan tak ada yang memperdulikannya. Veronica hanya dia lah yang peduli dan mengerti Selena, hanya Veronica lah sahabatnya dari dia sekolah dulu yang ada untuknya sampai sekarang.

  

  Selena teringat saat dia mengabari Veronica, tentang dia tiba di ibu kota.

  

  Flashback

  

  Selena menghubungi ponsel Veronica.

  

  "Jadi kamu datang kesini?" ujar Veronica.

  "Iya Ve. Aku akan pindah ke Jakarta."

  "Apa kamu sudah memiliki tempat tinggal?"

  "Belum Ve."

  "Tinggallah di apartemenku, Lena."

  "Aku tidak ingin merepotkanmu, Ve."

  "Apaan sih, tidak merepotkan. Pokoknya kamu harus tinggal bersamaku! kalau kamu tidak betah, kamu bisa pindah."

  "Terima kasih, Ve."

  

  Setelah sebulan Selena berkerja di Johanson Grup, dia memutuskan untuk pindah dan mencari apartemen sendiri. Dia tidak enak jika harus tinggal terlalu lama di apartemen Veronica.

  

  Awalnya Veronica tidak memperbolehkan Selena pindah dari apartemennya.

  

  "Tinggalah disini lebih lama, Lena," ujar Veronica.

  "Maaf, Ve. Aku tidak enak terus merepotkan kamu."

  "Selena Handoko, kita bersahabat dari jaman sekolah dulu. Aku sama sekali tidak merasa direpotkan kok. Aku senang membantumu, kamu kan sahabatku."

  "Terima kasih, Ve. Terima kasih sudah mau menjadi sahabatku."

  "Aku juga terima kasih, Lena. Kamu memang sahabat terbaikku."

  

  Selena tersenyum, dia merasa beruntung ada Veronica yang membantunya, saat dia mengalami kesulitan. Dia banyak berhutang budi pada Veronica, dia bertekat jika ada kesempatan. Dia akan membalas semua perbuatan baik yang telah Veronica lakukan padanya. 

  

  ************

  

  Oliver sudah tiba dirumahnya dan disambut Merry dengan pandangan tak suka.

  

  "Kamu masih menemui Selena!" ujar Merry.

  "Mama, aku mencintai Selena dan Selena juga mencintaiku. Tolong mengerti tentang perasaanku" jawab Oliver.

  "Tapi jika Selena tau perbuatanmu, apa kamu pikir dia akan tetap mencintaimu?" tanya Merry dengan senyuman mengejek pada putranya.

  "Selena akan mengerti ma, aku melakukan ini semua karena terpaksa," ujar Oliver lirih.

  "Bahkan saat dia sudah tak perawan lagi kamu masih mau bersamanya?"

  "Ma... aku tidak mempermasalahkan Selena perawan atau tidak perawan, karena yang aku cintai diri Selena apa adanya. Aku terpaksa menjual keperawan Selena bukan karena keinginanku."

  "Jadi kamu menyalahkan mama atas semua yang terjadi, kamu ini anak mama Oliver. Mama yang mengandung dan membesarkanmu," ujar Merry berpura-pura menangis.

  "Maafkan aku mama. Jangan menangis lagi, ma." Oliver tidak tega melihat ibunya menangis.

  "Jika kamu memang seperti ini, mama menyerah padamu, Nak. Lakukanlah apa yang kamu inginkan tapi sampai kapan pun mama tidak akan merestui hubunganmu dengan Selena."

  "Ma setelah kita melakukan menjualnya dan mendapatkan keuntungan darinya sekarang mama bersikap seperti itu padanya?" 

  "Mama tidak peduli itu nasib sial Selena bukan kesalahan mama."

  

  Oliver hanya bisa diam, dia sangat dilema sekarang satu pihak ada perasaan bersalah pada Selena dan dipihak lain ibunya tidak menyukai Selena. Dia memang salah telah menjual keperawan Selena untuk kepentingannya sendiri. Dia membutuhkan uang dengan cepat untuk menutupi hutang-hutang ibunya dengan terpaksa melakukan hal tersebut dari pada ibunya masuk sel tahanan.

  

  Oliver menyesali telah melakukan hal tersebut pada Selena dan ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan. Dia memilih untuk bersikap tidak tahu apapun tentang kejadian yang menimpa Selena.

  

  Oliver berpikir kalau dia akan bersikap seperti tidak tahu apapun kalau Selena sudah tidak perawan. Dia berharap Selena tidak akan mencurigai dirinya yang telah menjual Selena. Dia adalah dalang yang sebenarnya yang telah menjual keperawanan kekasihnya sendiri, Selena.

  

  "Maafkan aku Lena," ujar Oliver lirih.

  

  

Related chapters

  • Desire In Love   CEO baru

    Keesokan harinya... Selena akan berangkat untuk berkerja, dia memasak sarapannya sendiri. Dia terbiasa melakukan semua hal sendiri, tapi dia masih lebih beruntung dari pada harus dirumah keluarga Handoko. Keluarga yang selalu memperlakukannya seperti asisten rumah tangga. "Aku harus selalu bersyukur atas apa yang ku capai sampai hari ini tidak boleh mengeluh." Selena berusaha menyemangati dirinya sendiri. Selena berangkat ke kantor menggunakan transportasi online, dia belum mampu membeli kendaraan pribadi. Begitu tiba di kantor, Selena heran melihat beberapa temannya berkumpul seperti sedang mendiskusikan sesuatu atau lebih tepatnya sedang bergosip. "Hei ada apa? kenapa? Ada gosip apakah ini?" tanya Selena dengan penasaran. "Eeh, Lena kamu udah datang, sini gabung. Ada berita terbaru tentang bos kita," ujar Riana salah satu teman Selena di kantor. "Bos kita? Maksudmu bu Serly?" tanya Selena yang masih kebingungan. "Aduuh, non bukan bu Serly, tapi CEO yang baru katanya

    Last Updated : 2022-09-09
  • Desire In Love   Bertemu Devano

    Selena merasa resah sendiri, dia sekarang berada di depan pintu Devano. Flashback "Selena, kamu keruangan saya." Serly, manager keuangan. "Iya bu," jawab Selena. "Kamu melakukan kesalahan apa tadi?" tanya bu Serly penasaran. "Saya melakukan apa yaa bu?" Selena balik bertanya. "Kalau saya tahu, tidak mungkin bertanya sama kamu. Kamu yang seharusnya tahu di mana letak kesalahan kamu." Selena terdiam, apa tingkah lakunya tadi mencurigakan? Sehingga Devan menyadari dirinya padahal dia sudah berusaha untuk menghindari Devan. "Sekarang kamu di panggil ke ruangan CEO. Saya harap kamu tidak melakukan hal yang salah dan memalukan divisi keuangan," ujar Serly dengan tegas. "Iya bu." "Kamu mempunyai kinerja kerja yang bagus dan merupakan karywan andalan saya. Saya berharap kamu di panggil ke ruangan CEO bukan untuk di pecat." "Terima kasih bu." Flashback off "Kamu kenapa hanya diam disitu, kamu sudah di tunggu sama tuan Devan." Perkataan Andi menyadarkan Selena yang

    Last Updated : 2022-09-09
  • Desire In Love   Pria Tidak Tahu Malu

    Selena akan pulang kantor tak sengaja bertemu Oliver yang sudah menunggunya di depan kantor tersenyum melihat Selena. "Aku antar pulang yaa," sapa Oliver dengan ramah. "Aku ingin pulang sendiri saja, ga perlu kamu jemput." Selena sedang tak ingin bertemu Oliver, dia masih sakit hati dengan Marry ibu Oliver. "Lena jangan begini... kenapa kamu berubah sayang." Oliver menarik tangan Selena. "Tolong lepaskan tanganku, Oliver," ujar Selena menghentakan tangan Oliver. Selena berlalu pergi dari hadapan Oliver tapi saat dia akan pergi sebuah mobil berhenti didahapannya. Selena bingung mobil siapa yang berada di depannya. Kaca mobil perlahan terbuka dan ternyata Devan melihatnya dengan tajam. "Masuk," perintah Devan. "Ga mau," ujar Selena cuek. "Tuh, pacarmu menuju ke arahmu," ujar Devan. "Selena... Selena," panggil Oliver. Selena mendengar suara Oliver, dia ingin menghindari Oliver. Dengan cepat dia masuk ke dalam mobil Devan. Oliver terdiam melihat Selena masuk ke dalam

    Last Updated : 2022-09-09
  • Desire In Love   Meninggalkan Oliver

    Devan mengantarkan Selena pulang keapartementnya. "Pikirkan perkataanku tadi yaa... aku ingin kamu menjadi kekasihku," ujar Devan sambil mengedipkan sebelah mata pada Selena. "Aku tidak ingin memikirkan perkataanmu tadi, aku ga mau jadi kekasihmu,"sahut Selena dengan cuek. "Sampai jumpa lagi di kantor Selena." Selena menghela napasnya, akhirnya Devan pergi juga dari hadapannya. Selena memilih untuk tidak menghiraukan perkataan Devan, dia yakin Devan hanya ingin menikmati tubuhnya saja dan tidak memiliki perasaan padanya. Oliver kembali datang ke apartement Selena, dia sangat kesal Selena pergi meninggalkan dengan seorang pria. Dia harus meminta penjelasan pada Selena siapa pria yang tadi bersama dengannya. "Lena buka pintunya, aku tau kamu di dalam. Aku melihatmu turun dari mobil pria itu," teriak Oliver sambil menggedor gedor pintu apartemen Selena. Selena sangat kesal pada Oliver tapi dia juga tak tega pada laki laki itu. Musibah yang terjadi padanya di jual oleh Me

    Last Updated : 2022-09-09
  • Desire In Love   Mengundurkan Diri

    Veronica sangat sedih Devan memutuskan hubungan mereka hanya karena hal sepele. Apakah salah jika dia ingin mengejar cita-citanya sebagai pelukis? Dia juga merasa heran, bukannya Deva dulu tertarik padanya saat dia sedang melukis, tapi kenapa sekarang semua berbeda. Veronica menjadi kekasih Devan, walau harus selalu melayani napsu besar laki-laki tampan tersebut. Gaya Devan bercinta yang selalu liar dan berganti-ganti gaya dengan kejantanannya yang besar dan berurat menjadi kesukaannya. Seharusnya Devan mendukungnya dalam meraih impiannya menjadi seorang pelukis terkenal bukan malah memutuskan hubungan mereka. Di saat dia gundah ingin sekali menghubungi Selena, tapi berkali-kali dia menelepon sahabatnya tak kunjung juga ada jawaban. Dia berpikir mungkin saja Selena sedang sibuk dan lagi bahagia dengan kekasihnya, Oliver. Apa yang dipikirkan Veronica tentang Selena tidak sepenuhnya benar. Gadis itu menjadi lebih baik emosionalnya setelah dia mengungkapkan segalanya pada Oliver. Dia

    Last Updated : 2022-10-19
  • Desire In Love   Mie Instan

    Selena tetap pada pendiriannya berhenti kerja di Johansson Group. Sudah 3 hari ia mencari kerja, tapi sampai sekarang belum juga mendapat pekerjaan. Hampir 20 perusahaan ia melamar pekerjaan dan hasilnya ditolak. Ia yakin itu semua merupakan intervensi dari Devan yang memang sengaja membuatnya tidak mendapatkan pekerjaan dan harus kembali ke Johansson Group. Hari sudah menjelang malam, mau tak mau ia harus kembali ke apartemennya. Ia tetap tidak mau menyerah untuk mencari pekerjaan besok. Begitu tiba di apartemen, ia terkejut ada Devan di depan pintu unit kamarnya. Ngapain nih orang ke sini? Apa mau ganggu aku lagi. Selena berkata dalam hatinya."Selamat malam, Selena," sapa Devan dengan tersenyum kecil. "Malam. Ngapain Pak ke apartemen saya?" tanya Selena ketus. "Mau ketemu kamu." "Tapi saya ga mau ketemu Pak Devan. Sudah Pak pulang saja jangan ganggu saya." Selena mengusir Devan dengan lambaian tangannya. "Hmm… Aku mau nangih hutang ke kamu." Selena mengernyitkan dahinya mend

    Last Updated : 2022-10-29
  • Desire In Love   Menemani Selena

    Sepanjang hari Devan menunggu kedatangan Selena, tapi tak kunjung datang wanita yang harus menjadi sekretarisnya. Ia sangat kesal sampai-sampai belum pulang jam kerja langsung ke apartemen Selena. Berkali-kali Devan menekan bel pintu apartemen Selena, tapi tak juga ada yang membukanya. "Apa Selena nyari kerjaan lagi ya," ucapnya kesal. "Dia memang wanita yang sangat keras kepala." Devan sangat kesal keluar gedung apartemen Selena dan bertepatan gadis itu masuk ke dalam gedung dengan wajah pucat. "Sel, kamu kenapa?" tanya Devan khawatir keadaan Selena. "Aku ga apa-apa," ucap Selena lemas. "Kamu dari mana? Apa kamu sakit?" "Ga, aku ga sakit." "Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit." "Ga usah. Aku udah beli obat mau istirahat aja. Sudah sana kamu pulang aja." Devan bersikeras tidak mau pulang dan ingin menemani Selena di apartemennya walau Selena telah mengusirnya, bahkan berkali-kali mengusirnya. "Baru kali ini aku ketemu orang ga tau malu," ujar Selena dengan kesal."Terima

    Last Updated : 2022-10-29
  • Desire In Love   Menjemput Selena

    Devan bangun di pagi hari yang cerah, dia semangat untuk berangkat kerja. Dia sudah tak sabar untuk bertemu Selena."Selamat pagi nenekku sayang," sapa Devan dengan senyuman terukir indah di wajahnya yang tampan."Selamat pagi juga cucu ku sayang," balas Marlina nenek Devan merasa cucu nya tidak seperti biasanya ."Aku berangkat dulu yaa nek.""Kamu kenapa kok berbeda dari biasanya Dev?""Ga ada apa-apa nek, memang ga boleh aku menyapa nenek," ujar Devan sambil berlalu pergi dari rumah mewah Marlina.Setelah Devan pergi, Marlina makin curiga, ini bukan Devan. Cucu kesayangannya tak akan seperti sekarang. Dia akan menyelidiki apa yang membuat Devan berubah seperti sekarang.Devan menyuruh Andi melajukan mobil dengan cepat, dia ingin menjemput Selena agar wanita itu tidak memiliki alasan lagi pergi kerja.Selena memutuskan untuk berangkat kerja, dia tak ingin kejadian kemarin malam terulang lagi. Dia ketakutan dengan amarah Devan yang tidak bisa dia pungkiri membuat dirinya menjadi trau

    Last Updated : 2022-10-29

Latest chapter

  • Desire In Love   95. Extra Part: Kehidupan Rumah Tangga

    Pernikahan Selena dan Devan sudah berjalan 2 tahun. Selama menjalani pernikahan untuk kedua kalinya mereka sangat mesra dan tak ada masalah berarti di keduanya selalu saja saling mengasihi dan menyayangi. Sean selalu saja bisa mendamaikan kalau Selena dan Devan bertengkar, apalagi saat Selena sedang stress dengan pekerjaannya sebagai penulis novel. “Jadi ini si tokoh pria harus pura-pura gak suka deh biar lebih masuk alur ceritanya,” ucap Selena pada dirinya sendiri sambil menatap layar laptop. Devan yang berada di sisi Selena melirik istrinya yang sudah seminggu ini sangat sibuk dengan novel barunya. “Apa aku buat si cowok selingkuh ya terus si cewek marah dan meninggalkannya.” Selena mengangguk-anggukan kepalanya sendiri. Devan kembali melirik Selena. Sudah 3 jam dia menunggu sang istri yang tak memperdulikannya. Dia ingin Selena memperhatikannya bukan hanya sibuk dengan novelnya saja. Apalagi sudah 3 hari dia tidak mendapatkan jatah harinya di atas ranjang. Adik kecilnya sudah

  • Desire In Love   94. Extra Part : Andi dan Riana

    KISAH ANDI Di saat bulan madu Devan menghubungi Andi. Devan merasa sepi juga tanpa Andi yang setiap hari selalu berada di sampingnya, lebih tepatnya mengganggunya. Dia pun menghubungi Andi. Andi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, tiba - tiba dikejutkan dengan dering ponselnya. Melihat nama BOS dilayar ponsel, dia sangat bahagia saat Devan menghubungi. Dia tak menyangka bos nya begitu perhatian padanya. Rasa kebahagiaan Andi berubah menjadi rasa kecewa. Devan menghubungi Andi bukan untuk berkangen - kangenan, tapi untuk menanyakan apakah semua pekerjaan Andi beres atau tidak. "Tuan, apa ga ada rasa - rasa merindukan saya gitu," ujar Andi dengan kecewa. "Hmm, siapa? Apa kamu bertanya ke aku?""Iya Tuan. Apa ga ada sedikitpun rasa rindu di dalam hati Tuan untuk saya.""Ada sih sedikit," balas Devan dengan dingin. "Benarkah Tuan? Tuan kangen sama saya? Yaa ampun mimpi apa saya semalam. Tuan, saya juga kangen sama Tuan. Bahkan sangat - sangat rindu, rasa kangen dan rindu

  • Desire In Love   93. Extra Part : Kevandra dan Amanda

    Amanda menikmati angin laut yang menerpa tubuhnya membuat segala pikirannya menjadi lebih tenang. Masalah hidupnya terasa begitu menyiksa sanubari, melepaskan segala keegoisan, dan merelakan orang yang dicintai membuat hatinya terluka. Secara perlahan Amanda pun berjalan sendirian di atas pasir. Ia menundukkan badannya mengambil pasir pantai di dalam genggamnya, tapi semakin erat di genggamnya membuat pasir secara perlahan jatuh dari tangannya. Mungkin seperti ini lah cinta, semakin ia menggenggam erat, akan membuatnya lepas. Tanpa terasa air mata menetes di pipinya, terasa sangat sakit di dalam hatinya. Tak hanya Amanda saja yang merasakan kegundahan hati. Ada seorang pria yang tak jauh dari Amanda melihat lautan dengan pandangan terluka. Seandainya hati yang dimilikinya seluas samudera yang bisa menerima segala rasa sakit di dalam batinnya mungkin ia tak akan merasakan hatinya sesakit ini. Kenangan indahnya bersama Selena terus saja menghantuinya. Kenangan yang seharusnya K

  • Desire In Love   92. Extra Part: Devano dan Amira

    Kisah Devan dan Amira saat pertama bertemu. Suara seorang anak lelaki kecil berteriak dengan bahagia saat Theo datang, Devan menyambut Theo langsung memeluknya. Terlihat seorang anak perempuan bersembunyi dibelakang Papanya. "Siapa adik kecil ini Papa?" tanya Devan. "Ini adikmu, Devan, namanya Amira Putri Angkasa dan umurnya 3 tahun," ujar Theo dengan lembut. "Asyiiik aku punya adik," ucap Devan dengan semangat. Amira melihat Theo. Dia takut, dia belum pernah bertemu dengan Devan. "Jangan takut Amira. Itu kakakmu, Devan. Saat kamu sudah besar Kakakmu yang akan melindungi dan menjaga kamu," ucap Theo memberi pengertian pada Amira. "Benalkah Papa?" tanya Amira yang masih celat. "Iya sayang. Devan sini dulu, Nak." Theo memanggil Devan. Theo berjongkok melihat Devan dan Amira. Dia yakin Devan nanti akan menjaga Amira, putri kecilnya. Dia tak ingin menyembunyikan keberadaan Amira lagi baik itu dari Devan ataupun Debby. Dia menyayangi Devan juga Amir

  • Desire In Love   91. Extra Part

    Sudah tiga hari Devan dan Selena menghabiskan hari - hari penuh gairah di dalam kamar Villa. Mereka hanya menggunakan service room untuk memesan makanan dan lanjut kembali dalam aktifitas kegiatan suami istri. Setiap hari Selena dan Devan menghubungi Sean, Marlina, dan Emilia. Tak ketinggalan Andi juga dihubungi Devan memberi kabar pada keluarganya. Selena yang baru selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan wajah kesal dan sambil berbaring di ranjang merasakan bagian sensitifnya yang melebar. Devan masuk ke dalam kamar setelah selesai menghubungi Andi balkon. Devan memperhatikan raut wajah Selena yang tampak kesal. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Devan penasaran. "Sayang, aku capek bercinta terus. Lihat nih sampai jember begini," keluh Selena sambil menunjuk bagian sensitif miliknya. "Masa sih." Devan melihat tak percaya. "Iya, lihat ini loh." Selena membuka kedua pahanya memperlihatkan bagian intinya ke arah Devan. Devan menelan salivanya. Entah mengapa m

  • Desire In Love   90. Honeymoon

    Malam ini malam pertama setelah pernikahan kedua Selena dan Devan. Mereka akan menginap di salah satu hotel bintang lima yang di hadiahkan lagi oleh Marlina. Hanya untuk malam ini saja mereka di Jakarta, esok hari mereka akan berangkat bulan madu ke Italia. Devan mengikuti permintaan Selena yang ingin ke Amalfi Coast yang terletak di Italia bagian barat daya, tepatnya di Provinsi Salerno, Campania, Roma, ibukota Italia. Walau asing di telinga Devan, tapi demi Selena dia rela melakukan apapun. Mereka akan berbulan madu ke sana selama satu minggu. Sudah terbayang di benak Devan kegiatan apa yang akan dilakukannya. Dia ingin bercinta dengan Selena sampai puas lahir dan batin, secara dia sudah 5 tahun lebih bahkan hampir 6 tahun ga pernah lagi merasakan surga dunia. "Akh bentar lagi bisa ena - ena. Asyik - asyik," ujar Devan dengan semangat.Setelah resepsi pernikahan mereka selesai, Sean ingin ikut dengan Selena dan Devan ke hotel. Marlina, Emilia sudah mencoba menahan Sean agar t

  • Desire In Love   89. Pernikahan Yang Sempurna

    Tanpa terasa waktu terus berlalu. Selena dan Devan akan mengikat janji suci mereka kembali, sudah tak ada lagi dendam dan rasa sakit hati di dalam hati mereka. Memaafkan dan menerima segala kekurangan pasangan adalah yang terbaik bagi mereka. Pernikahan mereka dulu dilandasakan oleh rasa sakit hati, tapi pernikahan mereka sekarang sangat berbeda tak seperti dulu. Sudah tak ada lagi rahasia di antara mereka, sudah tak ada lagi salahpaham. Semua masalah sudah mereka selesaikan dan saling memaafkan. Selena mencoba gaun pengantin yang akhirnya dia pilih sendiri bukan seperti dulu dibelikan Devan. Devan dan Sean menunggu Selena mencoba gaun pengantin duduk bersama di sofa butik. "Mami lama amat sih, Pi," keluh Sean. "Sabar Nak. Inilah cobaan kita kaum pria, wanita kalau sudah mencoba berbagai macam pakaian bisa sampai satu semester," ucap Devan. "Ini baru gaun pengantin gimana kalau make up yaa Pi. Banyak amat deh yang di pake, dempul ini lah, dempul itu lah. Melelahkan." "

  • Desire In Love   88. Melamar Selena 2

    Hari ini Sean dan Selena ke Dufan. Selena mengerti bagaimanapun Sean masih anak - anak walau dia memiliki kepintaran melebihi anak - anak seusianya. Saat mereka tiba di Dufan Sean sangat bahagia, dia melirik ke samping sudah ada Devan di sana dan berpura - pura kaget ada Devan. "Mami, itu Papi bukan?" tanya Sean. "Papi? Maksudmu, Devan?" ujar Selena mengedarkan pandangannya ke sana ke sini. "Kamu mencariku," ucap Devan tiba - tiba berada di samping Selena. "Kamu kenapa bisa ke sini? Apa kamu mengikutiku? Bukannya perjanjian kita itu seminggu lagi baru bisa ketemu. Ini baru 2 hari." "Lena, aku tidak mengikutimu. Kamu aja yang terlalu percaya diri, naluri sebagai seorang Ayah tergugah. Aku mimpi tadi malam kalau Sean berada di sini jadilah aku ke Dufan." "Modus!" "Jangan terlalu berpikiran negatif sayang tak baik untuk kesehatanmu dan kecantikanmu."Selena hanya mendengus kesal, dia tak percaya Devan mengatakan alasan yang tak masuk akal. Devan melirik ke arah Sean sambi

  • Desire In Love   87. Rencana Sean dan Devan

    Devan menghubungi Sean, dia harus menanyakan pada putranya yang pintar itu harus bagaimana melamar Selena. "Halo anak paling ganteng sedunia," sapa Devan. "Hai Papi paling ganteng sedunia," balas Sean. "Sudah makan belum, Nak?" "Sudah dong Papi." "Ooh iya Sean, besok pulang sekolah jam berapa?" tanya Devan. "Jam 12 Pi." "Besok Papi jemput ke sekolah yaa." "Okey dokey Papi." "Papi love Sean." "Sean love Papi." Keesokan paginya Selena akan mengantarkan Sean ke sekolah. Saat dia akan mengeluarkan mobil dari garasi Devan datang ke rumah Selena. Penampilan sangat santai, hanya memakai celana pendek, sendal jepit, topi, dan kacamata hitam melengkapi ketampannya. Devan tersenyum ke arah Selena, memperlihatkan barisan gigi putih hasil dia rajin sikat gigi dengan teratur. Hari ini dia memang sengaja datang pagi - pagi ke rumah Selena untuk mengantarkan Sean ke sekolah sekalian dia bisa bertemu dengan Selena. "Ngapain ke sini? Bukannya kita ga boleh k

DMCA.com Protection Status