Share

Bab 778

Author: Queencard
last update Last Updated: 2024-08-28 18:00:00
Sisi tertegun dan segera menjawab, “Lagi pula, memang benar jika anak itu tidak memiliki Ayah. Orang-orang yang suka bergosip itu ada di mana-mana. Tapi Dela tidak kekurangan kasih sayang, dia juga tidak peduli dengan hal-hal seperti itu, termasuk memiliki ayah atau tidak.”

Husein tersindir oleh kata-kata itu. Ayahnya sudah meninggal sejak lama, jadi dia sangat memahami bagaimana sulitnya keadaan yang mungkin dihadapi anak itu di sekitarnya.

Dia berkata dengan rasa bersalah, “Di masa depan, tidak akan ada lagi yang berani berbicara seperti itu tentang anak itu.”

Dia berbicara dengan senyum tipis, “Termasuk Ibumu?”

Husein mengerutkan kening, “Ketika dia sudah sadar, aku akan meminta seseorang untuk membawanya pergi dari rumah sakit ini.”

Setelah mendengar Husein berjanji, Sisi menghela napas lega. Selama Nyonya Handoyo tidak datang untuk membuat masalah dan menghalangi saat proses pendonoran sumsum tulang besok.

Dia berhenti sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu istirahatlah dulu, aku t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 779

    Sisi melihat ke arah pintu dengan panik, kemudian melihat Gilang yang menatap dengan wajah penasaran, “Maaf mengganggu.” Dia selalu merasa bahwa Gilang telah salah paham!Wajah Husein dingin, “Pergilah!”“Oke!”Gilang segera menutup pintu dan menjelaskan dari luar kamar mandi, “Kalian berdua jangan salah paham. Aku tidak memiliki kebiasaan semacam itu. Aku barusan mendengar suara di kamar mandi dan mengira Kak Husein jatuh, itulah sebabnya aku membuka pintu untuk memastikan keadaannya. Aku baru ingat ada pakaian yang belum aku simpan di rumah, jadi aku pergi dulu.”Setelah Gilang berkata demikian, dia segera melarikan diri. Jika tidak, dia pasti akan mendapatkan tatapan tajam Husein jika dia tetap di sana!Kamar mandi masih hening, dengan rasa canggung dan sedikit malu.Sisi tidak tahan lagi, dan mendorongnya menjauh, lalu bergegas keluar. Itu tadi benar-benar canggung!Tidak lama kemudian, terdengar suara air dari kamar mandi.Kemudian dia melihat Husein perlahan berjalan keluar samb

    Last Updated : 2024-08-28
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 780

    Otak Sisi tiba-tiba membeku, dia juga tidak menyangka bahwa dia justru akan mencium Husein, dan Sisi sendiri yang melakukannya.Dia segera memalingkan wajah, tetapi telinganya sudah memerah, dan dia tidak tahu harus berkata apa untuk saat ini.Pada saat seperti ini dia lebih ingin menghilang!Husein melihat ekspresi malunya, dan suasana hatinya tiba-tiba menjadi jauh lebih baik, “Apakah kamu malu?”Sisi seketika menjadi tidak senang setelah mendengar hal itu, “Itu hanya ketidaksengajaan. Buat apa aku malu? Aku hanya merasa sedikit canggung!”“Dari hubungan kita, sebenarnya tidak perlu merasa canggung.”Sisi mendengar ucapan tidak tahu malu dari pria itu, membuatnya ingin mendorongnya menjauh, “Kamu harus bangun dulu. Jika tidak, tindakan Tuan Husein sekarang bisa dianggap pelecehan!”Pria itu masih tidak bergerak, dan menatapnya dengan serius, “Kamu yang menginjak kakiku tadi, sehingga aku jatuh menimpamu. Gunakan logikamu!”“Kalau begitu, bangunlah!”“Kakiku mati rasa!”Sisi, “...” Ap

    Last Updated : 2024-08-29
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 781

    Sisi terbangun dengan linglung dan spontan melirik ke arah putrinya yang sedang tertidur. Setelah memberi isyarat kepada sekretarisnya, dia pelan-pelan berjalan keluar.Dia menguap dan berkata, “Katakan padaku, ada apa?”“Nyonya Handoyo sudah sadar dan membuat masalah ingin melompat dari gedung untuk bunuh diri!”Bunuh diri?Sisi langsung tersadar dari kantuknya, dan dia mengerutkan kening, “Aku tahu perempuan tua itu tidak akan menyerah dengan mudah.”“Nona, Nyonya Handoyo masih berteriak-teriak ingin bertemu dengan Anda. Sekarang para dokter dan perawat sudah ada di sana untuk membujuknya, jadi Anda tidak perlu pergi. Nyonya Handoyo pasti sengaja berpura-pura ingin melompat dari gedung hanya untuk mendapat perhatian Anda.”“Bawa aku ke sana.”Sisi tahu dia harus menemui Nyonya Handoyo. Bagaimanapun efek samping dari suntikan Husein kemarin begitu kuat, tetapi pria anjing itu tidak mengatakan apa-apa.Anggap saja ini sebagai tindakan untuk menghormati Husein, dan melihat trik apa yan

    Last Updated : 2024-08-29
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 782

    Dela memegang tangan Sisi, “Ibu, apakah Kak Husein akan kesakitan? Dia mengeluarkan begitu banyak darah!”Sisi menurunkan kelopak matanya dan membelai kepala putrinya, dia tidak menjawab untuk beberapa waktu.Dia hanya tahu bahwa semuanya akan berakhir sampai di sini.Setelah selesai, Husein terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan pakaian pasien yang longgar.Sisi membawa Dela masuk. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Apakah kamu baik-baik saja?”“Tidak apa-apa.”Husein melirik anak kecil itu, “Dela, lihatlah, ini tidak sakit. Jangan takut.”Gadis kecil itu berjalan mendekat dan memegang tangan Husein, kemudian menunduk dan meniup beberapa kali, “Jika ditiup, tidak akan sakit lagi.”Bibir Husein sedikit tersenyum sambil mengulurkan tangan untuk mengelus kepala gadis kecil itu, dan merasa kelembutan di dalam hatinya, kemudian dia menatap Sisi dan berkata, “Anak itu sudah menunggu di luar dari tadi, bawa dia untuk beristirahat.”Sisi mengangguk, “Oke, kalau begitu kamu jug

    Last Updated : 2024-08-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 783

    Sisi terkejut di dalam hatinya, dan dia segera berkata, “Dia tidak kemari. Lagi pula, ada kalanya anak tidak pantas berada di suatu kondisi tertentu.”Husein mengerutkan kening dan menatap Nyonya Handoyo, “Bu, bukankah kamu sudah keluar dari rumah sakit pagi ini? Kenapa kamu kemari lagi?”“Nak, aku datang ke rumah sakit untuk menemuimu. Lihatlah dirimu, kamu sebelumnya sangat sehat, tetapi setelah mendonorkan sumsum tulang, kamu jadi seperti ini. Kamu bahkan mengusir Vina dari Keluarga Handoyo, padahal dia tidak melakukan kesalahan apa-apa.”“Bu, aku sudah membuat keputusan tentang Vina. Pilihannya adalah, anak itu tetap tinggal atau dia pergi bersama anak itu.”“Kita tidak bisa melakukan ini. Taufan harus tetap tinggal. Dia adalah anak laki-laki.”Ketika Nyonya Handoyo menyebutkan anak laki-laki, dia sengaja melirik Sisi dan berkata, “Giliranmu.”Makna yang tersirat adalah bahwa Sisi harus berbicara dengan Husein tentang memutuskan hubungan.Sisi mengerutkan bibirnya dan berpikir bahw

    Last Updated : 2024-08-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 784

    Setelah menutup telepon, Sisi tidak mengemasi apa pun dan berencana langsung pergi ke rooftop untuk naik helikopter.Namun, mengingat dia bertemu dengan Nyonya Handoyo di lift sebelumnya, jadi dia kali ini perlu berhati-hati dan menggunakan tangga naik ke rooftop.Sisi naik ke rooftop dengan terengah-engah, kemudian mendorong pintu.Ketika dia melihat pria itu berdiri di luar, ekspresinya langsung membeku, dan dia bertanya, “Kenapa kamu …?”Husein menatapnya, “Kenapa aku di sini, benar, kan?”Sisi terengah-engah dan bersandar di pintu, mengetahui bahwa dia telah ketahuan.Untungnya, sumsum tulang itu sudah dibawa pergi dari Surabaya bersama putrinya, bahkan Husein terlambat menemukannya.Husein berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah, “Aku sangat mempercayaimu, tapi begitukah caramu memperlakukanku? Kamu langsung pergi setelah mendapatkannya?”Dia sebenarnya tidak berharap melihat Sisi di sini, dan ternyata pada akhirnya dia kecewa.Sisi menatap pria di depannya, dan dia berkata d

    Last Updated : 2024-08-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 785

    Sisi tahu bahwa pria itu sangat cerdas, jadi dia segera menatapnya dan berkata, “Apakah kamu pikir aku membiarkan anak itu pergi denganku?”“Sita, apakah kamu benar-benar tidak percaya padaku? Sebenarnya aku sudah mengetahui siapa kamu sejak lama, tetapi aku tetap menepati janjiku untuk mendonorkan sumsum tulang pada anakku. Lalu kamu? Kamu terus merencanakan untuk membawa anak itu pergi setelah mendapatkan donor sumsum tulang, kan?”Husein tidak pernah bisa dibodohi oleh seorang perempuan.Tetapi perempuan ini terus melebihi batas.Bibir merah Sisi tersenyum dingin, “Tuan Husein, karena kamu sudah mengetahuinya, tolong beri jalan.”Husein mencengkeram pergelangan tangannya, “Apakah kamu pikir kamu masih bisa pergi sekarang?”“Husein, mengapa kamu menahanku, apakah kamu benar-benar jatuh cinta padaku?”Sisi mendongak dan menatapnya dengan tatapan tenang, seolah-olah dia menatap orang asing.Suasana sangat hening.Husein menggenggam tangannya dengan erat, dan telapak tangannya terasa se

    Last Updated : 2024-08-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 786

    Ucapan itu benar-benar menampar hati Sisi.Sisi menyeringai sinis, “Ibumu bahkan menganggap putriku sebagai beban. Lagi pula, bukankah kamu punya seorang anak laki-laki bernama Taufan? Kenapa masih peduli dengan putriku?”“Sudah kubilang, Taufan bukan anakku!”“Jika bukan anakmu, anak siapa lagi? Husein, kamu memang benar-benar brengsek!”Setelah berbicara demikian, dia ingin pergi, tetapi dipeluk oleh seorang pria yang menundukkan kepalanya, dan berkata dengan suara serak, “Jadi kamu memperdulikan hal itu, apakah kamu cemburu?”Sisi sangat marah sehingga dia meledak-ledak. Dia menendang Husein dengan keras, lalu berbalik lagi dan menendang ke arah selangkangannya, “Jika kamu mau cabul, lihatlah apakah kamu mampu!”Husein sedikit mendengus, dan membungkuk, serta dahinya berkeringat.Dia menatap perempuan yang melangkah pergi sambil menggertakkan gigi, dan berkata, “Berhenti!”Tentu saja, Sisi tidak akan berhenti. Dia naik lift dan bersiap untuk meninggalkan rumah sakit. Namun, ketika d

    Last Updated : 2024-08-30

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status