“Saya adalah sekretaris Tuan Husein. Sebenarnya, Tuan Husein ada kontrak yang sangat penting untuk dibahas dalam beberapa hari ini. Saat ini adalah keadaan yang sangat krusial. Namun, Tuan Husein memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih awal agar dia bisa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan mendonorkan sumsum tulang, sehingga dia mengadakan pertemuan lebih awal dengan pihak yang bekerja sama. Biasanya, Tuan Husein tidak minum. Namun, karena suatu kondisi, Tuan Husein sekarang sampai mabuk.”Mendengar ini, Sisi mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Aku mengerti. Kalau begitu segera antar Tuan Husein kembali untuk istirahat.”Suara di ujung telepon terdengar ragu, “Nona Sisi, Tuan Husein sudah mabuk dan terus-menerus memanggil nama Anda. Jadi, bisakah Anda datang?”“Baiklah, berikan alamatnya, aku akan segera datang.”Setelah menutup telepon, Sisi megelus kepala putrinya, “Aku harus keluar sebentar. Cucilah mukamu, sikat gigi, lalu tidur. Aku akan kembali menemanimu setel
Husein melirik ke rumah di luar jendela, itu adalah rumah yang mereka tinggali saat menikah.Sisi memegangi kepalanya dan butuh waktu lama untuk pulih. Tadi tiba-tiba dia merasakan sakit yang menusuk di kepalanya.Dia meletakkan tangannya dan melirik ke rumah di luar jendela, merasakan ada rasa familiar yang tidak bisa dijelaskan.Dia berkata dengan penuh arti, “Tuan Husein, jika saya tidak salah menebak, ini adalah rumah yang kamu tinggali bersama mantan istrimu, bukan?”Mata Husein menyipit, “Benar.”“Menurutmu, siapa yang ingin melihat rumah yang pernah ditinggali oleh mantan pasangannya? Merasa tidak nyaman bukankah hal yang wajar?”“...”Husein mendengar nadanya penuh dengan sindiran yang tajam, tetapi pada titik ini, dia masih sangat tenang. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari betapa baiknya kemampuan aktingnya.Dia melanjutkan perkataannya, “Karena kita sudah di sini, mengapa kita tidak masuk dan duduk?”Setelah mendengar ucapan Husein, Sisi tiba-tiba menoleh dan menatapnya, “
Bagaimanapun juga, dia ingin mengetahui apa yang telah dia lakukan selama beberapa tahun lalu, dan juga tentang anak di dalam perutnya.Jika anak di dalam perut Sita berhasil diselamatkan saat itu, dia akan seumuran dengan Dela.Jika benar seperti itu, maka kemungkinan besar Dela adalah putrinya, itulah sebabnya tes pencocokannya langsung cocok.Itu bukanlah suatu kebetulan!Sisi terkejut dan segera menjawab, “Kamu mungkin tidak percaya jika aku mengatakannya, tetapi aku mengalami amnesia.”Husein, “???” Alasan yang klise?“Lihat, ekspresimu menunjukkan ketidakpercayaan. Itulah sebabnya aku tidak bilang dari awal, karena kamu tidak akan mempercayainya.”Pria itu mengerutkan alisnya dan berbicara dengan sabar, “Teruskan.”“Sebenarnya, ini cerita yang sedikit klise. Dulu, ketika aku masih muda dan bucin, aku terjebak dalam cinta buta, dan aku sangat memperhatikan penampilan. Aku jatuh cinta pada penampilan mantanku dan sangat ingin bersama dengannya. Ternyata mantanku adalah seorang pria
Namun, bagaimana mungkin Sisi berhenti? Dia berpura-pura tidak mendengar apa yang Husein katakan, membuka pintu mobil dan langsung melarikan diri.Setelah Husein melihat Sisi masuk ke dalam mobil melalui jendela mobil, baru kemudian dirinya menarik pandangan. Tapi, Husein bersandar di kursi belakang mobil tanpa bergerak, dengan kedua kakinya terbuka ke samping.Dia mengulurkan tangan untuk menarik dasinya, baru dia merasa sedikit lebih nyaman.Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyalakan sebatang rokok, mengisap dalam-dalam, baru dia bisa sedikit menenangkan perasaannya.Dia melihat ke rumah di dekatnya dengan tatapan yang dalam.Di sisi lain, setelah Sisi masuk ke dalam mobilnya dan pergi, baru dia menghela napas lega.Dia teringat akan adegan yang barusan disaksikan oleh seorang anak kecil, sehingga membuatnya merasa sangat malu. Padahal, dia sebenarnya hanya berniat untuk menggoda Husein, dan mengalihkan perhatian pria itu agar tidak curiga padanya.Terlebih pada saat genting
Sisi memperhatikan pria di sampingnya yang sedang serius bekerja. Pria ini dari samping terlihat lebih dewasa dan tampan dari biasanya. Sisi mendengar bahwa Husein akan melakukan konferensi video, sehingga dia secara pengertian duduk di ujung mobil dan tidak berkata apa-apa, seolah-olah dia tidak ada.Husein berkata dengan suara dingin, “Datanya salah lagi. Bagaimana kalian melakukan riset? Apakah menurutmu dengan data seperti ini jika diserahkan kepada klien bisa menipu mereka? Bahkan jika data ini bisa menipu, tetapi angka penjualan akhir tidak bisa dibohongi. Bagaimana perusahaan akan menjelaskan itu kepada klien nanti?”Suara pria itu dingin dan penuh kewibawaan, membuat para karyawan tidak berani berkata sepatah kata pun.Husein menatap, “Bagaimana? Tidak ada yang mau berbicara? Jika data yang kalian serahkan besok masih salah, kalian semua harus pergi ke departemen SDM untuk mengundurkan diri besok.”“Presdir Husein, data bagian mana yang salah? Tolong tunjukkan kepada kami deng
Setelah mendengar pertanyaannya, Sisi menjawab dengan hati-hati, “Aku berencana membawa Dela kembali ke Manado setelah kamu dirawat di rumah sakit.”“Apakah itu artinya besok?”“Iya, karena Dela juga perlu dibawa ke ruang isolasi untuk persiapan menunggu donor sumsum tulang.”Sisi menatap pria di depannya, dan menyadari bahwa matanya sangat pekat, seperti kabut tebal yang tidak bisa hilang.Dia menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, “Tuan Husein, seperti yang kamu tahu, begitu Dela masuk ke ruang isolasi, dia hanya bisa menunggumu mendonorkan sumsum tulang. Jika tidak, dia mungkin tidak akan bertahan.”“Jika kamu tidak percaya padaku, mengapa kamu tidak membiarkan Dela operasi di Surabaya? Rumah sakit di sini juga memiliki ruang isolasi. Kita bisa melakukan perawatan secara langsung, dan kamu tidak perlu khawatir aku akan berubah pikiran di tengah jalan.”“Tidak bisa!”Sisi menolak mentah-mentah, karena Dela tidak bisa tinggal di Surabaya. Jika tidak, niatnya yang sebenarnya pasti
“Sisi, teruslah berpura-pura dan itu tidak lagi menarik.”Pada saat itu, jantung Sisi berdegup kencang.Sisi berpikir dengan cepat. Sebenarnya di mana masalahnya? Mengapa Husein tiba-tiba berkata seperti itu? Apakah dia benar-benar menemukan bukti?“Kenapa, jika kamu tidak berbicara berarti kamu menganggap itu benar.”Sisi tersenyum, “Tuan Husein, meskipun aku mirip dengan mantan istrimu, kami benar-benar bukan orang yang sama.”“Kalau begitu bagaimana kamu menjelaskan ini?”Husein mengeluarkan ponselnya dan tak selang lama Sisi menerima pesan baru di WhatsApp-nya.Sisi mengambil ponselnya dan melihat pesan WhatsApp yang berisi sebuah foto, yaitu foto dirinya bersama Bibinya di ruang tamu.Ketika dia melihat foto itu, napasnya terhenti.Ternyata, hal itu memang sudah terungkap.Dia menyadari bahwa Husein mulai agak aneh sejak kemarin.“Sita, apa lagi yang ingin kamu katakan?”Setelah melihat foto itu, Sisi meletakkan ponselnya dan dengan santai berkata, “Tidak ada.”Husein menyandarkan
Hati Sisi berdebar ketika Husein secara tak terduga meminta agar Dela dirawat di Surabaya! Itu benar-benar di luar dugaannya.Dia teringat dengan foto yang barusan Husein tunjukkan kepadanya, dan pria itu pasti sudah mencurigai identitasnya, jadi dia meminta agar Dela tinggal dan dirawat di Surabaya.Sepertinya Husein tidak percaya dengan penjelasannya barusan.Tetapi sekarang dia belum bisa memutus hubungannya dengan Husein secara langsung. Lagi pula, bagaimana jika pria itu menolak untuk mendonorkan sumsum tulangnya jika dia benar-benar memutuskan hubungan?Sisi tidak ingin membuat masalah itu menjadi terlalu rumit.Sisi berpikir sejenak dan mengangguk, “Oke.”Husein menyipitkan matanya ketika melihat perempuan itu dengan mudah menyetujui. Dia berpikir bahwa dengan sengaja meminta syarat seperti itu akan membuatnya marah.Tapi ternyata Sisi akhirnya menyetujuinya.Apa maksud tersembunyinya?Mereka berdua saling menyimpan pikiran mereka sendiri. Sisi terus memakan es krim di depannya
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka