Share

Bab 703

Penulis: Queencard
Setelah mendengar ucapan itu, Sandi seketika menjadi marah dan kesal, “Verifikasi kartu apa? Manajer toko tahu aku akan datang hari ini, jadi langsung saja telepon dia.”

Pelayan toko itu tidak berani menyinggung perasaan Sandi, dia hanya bisa berbalik untuk menelepon.

Cherly mencibir dan berkata, “Sandi, apa kamu tidak punya kartu member VIP? Keluarkan saja, mengapa kamu melampiaskan kemarahanmu pada pelayan toko jika kamu tidak bisa memperlihatkannya?”

“Kamu jelas-jelas tidak punya kartu member VIP, jadi kamu hanya berpura-pura. Menurutku lebih baik manajer toko tidak datang. Jika manajer toko datang, dan dia secara pribadi mengungkapnya, kamu pasti akan sangat malu.”

Sandi sangat marah karena malu, dia menatap pelayan toko dengan marah, “Apakah kamu sudah meneleponnya? Minta manajermu untuk segera datang!”

Pelayan toko meletakkan ponselnya dan berkata, “Mohon maaf, Nona Handoyo. Manajer toko tidak bisa dihubungi. Apakah Anda bisa menunggu sebentar lagi?”

“Kalau begitu usir dua peremp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 704

    Sandi tiba-tiba menunjukkan ekspresi sombong, “Apa kamu tidak lihat itu Cherly? Itu adalah perintah, keluar dari sini sekarang!”“Aku pikir ada sesuatu yang lebih istimewa, ternyata menggunakan kartu member VIP orang lain, lebih baik kamu mengganti namamu menjadi Nona Peminjam Kartu. Ayo pergi!”Setelah berganti pakaian, Cherly berbalik dan pergi.Sandi berdiri diam, dia berkata dengan senyum bangga, “Kalau begitu kamu tidak perlu meminjamnya lagi. Mengapa kamu tidak meminta kakakmu untuk mengajukan kartu member VIP agar kamu juga bisa memakainya?”Pengikut Sandi menyetujui dan berkata, “Benar, Cherly juga selalu menggunakan kartu kakak perempuannya, jadi apa haknya mengkritik orang lain?”“Benar, siapa yang tidak memiliki kakak perempuan hari ini?”Setelah Sandi melampiaskan amarahnya, dia duduk di samping Sisi dengan ekspresi lembut di wajahnya, “Kak Sisi, kamu benar-benar baik padaku. Aku iri pada orang lain karena memiliki kakak sejak masih kecil. Cherly selalu memamerkan tentang k

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 705

    Melihat Sandi yang tidak tidak bisa diandalkan, Vina harus segera melakukan sesuatu. Dia tidak bisa hanya duduk diam.Setelah melihat putranya, dia berpikir bahwa dia tidak bisa terus seperti ini. Jika dia tidak melakukannya demi dirinya sendiri, setidaknya dia harus merencanakan sesuatu untuk putranya.Vina segera menelepon dengan menyesuaikan nada bicaranya, “Bibi Handoyo, ada sesuatu yang entah apakah saya harus memberitahumu atau tidak. Ini tentang Kak Husein. Dia membawa pulang seorang perempuan dari Batam.”Nyonya Handoyo sangat tenang, “Aku sudah mendengar hal itu. Dia tampaknya adalah putri dari keluarga kaya di Manado, dan juga sangat cocok dengan anakku. Aku juga tahu bahwa percintaan anakku bukanlah suatu hal yang bisa aku kendalikan.”Setelah mendengar kata cocok, mata Vina menjadi sangat dingin. Dia segera berkata, “Aku juga tahu, tetapi perempuan itu terlihat sangat mirip dengan Sita.” “Apa?”Setelah mendengar ucapan itu, Nyonya Handoyo seketika tidak peduli dengan peraw

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 706

    Dengan begitu, hubungan Taufan dengan Keluarga Handoyo menjadi semakin dekat.Rencananya berjalan dengan baik. Namun, perjalanan ke Batam kali ini, dia bertemu dengan perempuan yang mirip dengan Sita, dan semua rencananya berantakan. Namun dia tidak akan menyerah begitu saja.Di sini, setelah Nyonya Handoyo menutup telepon, dia langsung melihat postingan Sandi dan memang melihat kalimat yang Sandi ucapkan di dalam keterangan swafotonya.Perempuan kaya paruh baya itu mendengus dingin, “Calon kakak ipar apanya? Entah bagaimana statusnya, dan berani menggoda anakku?”Perempuan paruh baya di sebelahnya berkata dengan ragu-ragu, “Kak, ada apa?”“Kakak kedua, barusan Vina meneleponku dan mengatakan bahwa perempuan yang dibawa pulang putraku dari Batam bukan hanya seorang pelacur, tetapi dia juga sangat mirip dengan Sita. Menurutmu mengapa aku tidak bisa menyingkirkan bayang-bayang perempuan itu?”“Adik ketiga, aku rasa putramu sangat pintar, jadi dia tidak akan tertipu oleh pelacur.”“Kamu

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 707

    Mata Sandi berbinar. Dia tahu bahwa Sisi pasti akan menanyakan tentang preferensi Keluarga Handoyo dari dirinya. Bagaimanapun, jika dia ingin menikah dengan Keluarga Handoyo, dia harus mendapatkan restu dari calon ibu mertuanya.Sandi segera menjawab, “Kak Sisi, kamu tidak perlu khawatir sama sekali. Bagaimanapun, kamu sangat cantik, latar belakang keluargamu juga baik, dan kamu sangat murah hati. Bibiku pasti akan menyukaimu.”Lagipula, bibinya selalu menyukai ahli waris yang kaya untuk menjadi menantunya.Selama statusnya sama, apa pun tidak ada masalah.Sedikit sarkasme muncul di dalam tatapan Sisi. Hal itu menunjukkan bahwa mantan ibu mertuanya juga orang yang sombong, jadi akan lebih mudah untuk dihadapi.Sisi melanjutkan perkataannya, “Tapi dengan adanya Vina, aku masih sedikit khawatir. Bagaimanapun, Vina sudah berada di Keluarga Handoyo selama beberapa tahun.”“Hey, Kak Sisi, bukankah aku sudah pernah mengatakannya? Sepupuku tidak tertarik pada Vina, dan untuk Bibiku, latar bel

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 708

    Sisi mendengar makna tersirat dari perkataannya dan sudah jelas jika dia sedang mengintimidasinya. Perkataan dan gerakannya menunjukkan jika dirinya tidak boleh berkhayal.Sisi segera berdiri dengan wajah dingin, “Karena Nyonya sangat tidak menyukai saya, maka saya akan pergi.”Seusai berbicara demikian, dia langsung mengambil tasnya dan pergi. Dia sedikit pun tidak ingin merasakan ketidakadilan.Sandi segera menariknya, “Kak Sisi, jangan tersinggung. Sifat Bibiku memang begitu, dia hanya memperingatkanku dan tidak ada hubungannya denganmu.”Nyonya Handoyo memasang ekspresi sombong dan dingin, lalu berkata, “Nona Sisi, kamu terlalu pemarah. Hanya dengan beberapa kata saja kamu sudah membuat masalah. Sifat seperti itu tidak cocok untuk anakku.”Perempuan kaya paruh baya di sebelahnya menimpali, “Benar, bagaimanapun keponakanku, Husein adalah pewaris keluarga kaya. Sebagai istri, dia harus orang yang sopan dan murah hati. Terutama adalah dia harus menghormati orang yang lebih tua dan tid

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 709

    Setelah memikirkan hal itu, Nyonya Handoyo merasa bahwa kartu member VIP tidak bisa digunakan untuk menipu siapa pun.Dia mengambil cangkir dari meja sambil berkata dengan terbata-bata, “Seharusnya dia belum pergi jauh. Kamu masih bisa menyusulnya.”Sandi menghentakkan kakinya, “Bibi, kamu benar-benar keterlaluan kali ini. Awalnya, Nona Sisi bertanya tentang kesukaanmu. Dia pasti akan menggunakan kartu member VIP untuk menyenangkanmu dan memberikannya kepadamu.”“Dia benar-benar berkata begitu?”Wajah Sandi tegas, “Dia awalnya bertanya tentang kesukaanmu. Namun, begitu kamu masuk, kamu langsung memasang wajah dan berbicara tidak sopan, bahkan meragukan statusnya. Sekarang kamu sudah membuatnya marah, bagaimana mungkin dia akan datang untuk menyenangkanmu?”Ekspresi Nyonya Handoyo seketika menjadi tidak enak dipandang. Dia agak menyesal, bagaimanapun juga dia telah mengidam-idamkan kartu member VIP selama bertahun-tahun.Bagaimanapun, sebagai Nyonya keluarga terkaya di Kota Surabaya, di

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 710

    “Kak Sisi, jangan marah. Bibiku adalah orang yang menyukai kekayaan dan tidak menyukai kemiskinan. Dia ingin sepupuku menemukan seorang perempuan kaya yang setara untuk menjadi menantunya, tetapi dia tidak ingin dibayang-bayangi oleh mantan menantunya. Jadi dia mengatakan hal itu untuk menguji statusmu. Dia tidak benar-benar meragukan statusmu!”Sisi memasang wajah tegas dan berkata, “Tapi aku belum pernah mengalami ketidakadilan seperti ini sebelumnya.”“Kak Sisi, jangan pedulikan bibiku. Bagaimanapun, keluarga ini dipimpin oleh sepupuku. Selama sepupuku menerimamu, kamu tidak perlu mendapatkan restu dari bibiku. Dengan dukungan keluargamu, bibiku tidak akan bisa berbuat apa-apa kepadamu.”Sandi takut perempuan murah hati di depannya itu akan putus dengan sepupunya. Jika seperti itu bukankah dia tidak akan mendapatkan apa pun secara gratis nantinya?Setelah mendengar ucapan Sandi, mata Sisi dipenuhi dengan ejekan, dia melanjutkan, “Tapi aku tidak menyangka pada pertemuan pertama, perl

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 711

    Sisi memang dengan sengaja mengatakan kejadian itu.Bagaimanapun, ketika Husein mengatakan tentang Sandi, semua tahu bahwa dia telah membelikan begitu banyak barang untuk Sandi. Dia juga jadi mengetahui dari Sandi apa yang telah terjadi antara dia dan Nyonya Handoyo.Sandi pasti akan menceritakannya dengan berlebihan kepada Husein setelah menerima begitu banyak barang darinya.Husein terdiam sejenak di telepon, “Dia salah paham bahwa kamu adalah mantan istriku.”“Apakah hubungan antara Nyonya Handoyo dengan mantan istrimu begitu buruk? Tidak mudah menjadi istri Tuan Husein dengan ibu mertua seperti itu.”Husein mengerutkan kening, dia merasa bahwa Sisi mencemooh dirinya.Pria itu berdiri di depan koridor rumah sakit. Dia menatap langit yang gelap gulita. Dia menjawab dengan suara dalam, “Jangan masukkan perkataan ibuku ke dalam hati.”“Tuan Husein, menurutmu apakah aku adalah seseorang yang mudah memasukkan hal-hal sepele ke dalam hati? Ketika ada konflik, biasanya aku langsung membala

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status