Sita melihat ekspresi cemburu di wajah adik bibinya, sehingga dia dengan sengaja berkata pada Bibi, “Ngomong-ngomong, kebetulan aku akan mengajakmu keluar makan malam hari ini. Kenakan gelang itu, aku belum pernah melihatmu memakainya.”Bibi tersenyum, “Aku mana ada kesempatan untuk memakainya, karena biasanya aku bekerja di supermarket. Jika aku menghilangkannya, aku pasti akan amat menyesal.”“Kebetulan, hari ini aku akan keluar untuk makan malam dan tidak perlu berangkat bekerja. Kapan kamu akan memakainya jika tidak sekarang?”Anggi juga ikut menyarankan, “Iya, cepatlah ambil dan kenakan. Biarkan semua orang melihat hadiah yang dibelikan Sita untukmu.”Pada akhirnya, bibi tidak bisa menolaknya. Dia berbalik pergi ke kamar tidur untuk mengambil gelang itu.Sita melirik kakak iparnya karena tadi Anggi mengerti maksudnya.Tidak lama kemudian, ketika bibi keluar dengan mengenakan gelang giok itu, mata adik bibi terlihat sangat cemburu, “Itu dibelikan oleh Sita? Kelihatannya cantik, mir
“Sita, sepupumu saat ini bekerja sebagai kurir. Dia sangat paham dengan bidang pengiriman barang seperti itu.”Oh, jadi sepupunya adalah kurir. Tidak heran mereka bisa menemukan tempat tinggal Sita dan Bibinya!Benar-benar kesalahan fatal.Ibu dan anak yang baru saja berbicara di dalam lift itu, bukankah sudah jelas mereka meminta uang kepada bibinya?Sita tidak memperdulikan perkataan itu. Bibinya terlalu lugu dan tidak paham makna tersirat mereka.Pada akhirnya, ibu dan anak itu menutup mulut mereka dengan enggan.Adik bibinya melirik gelang yang dikenakan kakaknya dengan menunjukkan tatapan iri. Gelang itu harganya 200 juta. Betapa indahnya itu jika gelang itu miliknya.Pintu lift terbuka dan mereka berjalan keluar.Sita mengajak bibinya, bahkan mengabaikan ibu dan anak perempuan itu di belakangnya.Ada enam mobil terparkir di luar.Setelah melihat mereka keluar, kelima saudara turun dari mobil dan berjalan mendekati Bibi, “Halo, bibi.”“Hai, keren sekali. Kalian semakin tampan.”Bi
Sita diam-diam menunduk, berpura-pura tidak tahu apa-apa.Adik bibinya di sebelahnya tidak menyangka lawan bicaranya akan berbicara secara frontal, jadi dia merasa sedikit malu, “Untuk saat ini, apa itu setara? Selain itu, keluarga kami juga sudah baik pada Sita saat itu. Sekarang Sita telah menemukan keluarganya yang kaya, apakah kalian akan meninggalkan kami?”“Setahuku, satu-satunya orang yang menunjukkan kebaikan pada Sita hanya Bibi, dan tidak ada hubungannya dengan kalian, kan? Selain itu, gadis yang dicari adik-adikku pasti dari keluarga yang setara, setidaknya kondisi keluarganya tidak terlalu miskin!”Anggi berbicara dengan kasar dan tajam.Adik bibi merasa malu sehingga matanya langsung memerah, “Siapa yang kamu bilang miskin? Apakah menurutmu orang kaya itu keren?”Ibu bibi segera menarik tangannya, “Oke, apakah kamu tidak tahu sopan santun? Mereka adalah orang kaya. Bukankah kamu sudah tahu bagaimana latar belakang keluarga anak perempuanmu?“Oke. Aku tidak dibutuhkan di si
Dia berkata dengan tenang, “Kamu ingin aku membantu bagaimana?”Wanita cantik itu berkata, “Gaunku juga tidak terlalu mahal, harganya 100 juta.”“Sita, kamu sangat kaya, kamu pasti tidak kekurangan uang segitu kan? Yang terpenting wanita itu penuh kebencian sehingga dia berani meremehkan kita. Gaun seharga 100 juta? Gaun yang kamu kenakan jauh lebih mahal dari itu.”Sita tidak bisa berkata-kata, “Dia tidak meremehkanku, dia hanya meremehkanmu.”Bibi memalingkan wajahnya, “Bukankah kita keluarga?”“Aku dan Bibi yang adalah keluarga.”Sita sangat acuh tak acuh. Dia melirik bibinya, “Bibi pergilah ke kamar kecil, aku akan menunggumu di luar.”“Kak! Kamu tidak bisa mengabaikanku. Jika kamu tidak membantuku, aku akan ditahan hari ini. Tolong bantu aku memberikan ganti rugi.”Ibu bibi juga memegang tangan Bibi sambil menangis, “Putriku, sebelum aku ada di sampingmu, adikmu yang merawatku dengan membersihkan kotoran dan air seniku. Apakah kamu tega melihatnya seperti ini?”Sita tidak tahan me
Sita sangat paham ibu dan anak ini orang yang seperti apa.Membicarakan tentang meminjamkan uang sebenarnya tidak ada gunanya.Mereka sudah meminjam banyak uang dari bibinya selama bertahun-tahun, tetapi mereka belum mengembalikannya.Ketika pamannya sakit parah dan dirawat di rumah sakit, ketika Bibi membutuhkan uang untuk menyelamatkan paman, mereka hanya menyaksikan dengan dingin. Ingatan itu melekat kuat di hatinya.Dia tidak ingin bersikap terlalu baik!Namun, Adik bibi yang ada di depannya tidak ingin menulis surat perjanjian utang, sehingga wanita cantik di sebelahnya sedikit tidak sabar, “Sebenarnya kamu bersedia mengganti rugi atau tidak? Jika kamu tidak memberi kompensasi, aku akan melaporkan ke polisi. Aku terlalu malas membuang waktu denganmu. Apa gunanya berakting di sini?”Ketika melihat wanita itu mengeluarkan ponsel untuk menelepon polisi, Adik bibi akhirnya mengambil kertas dan pena untuk menulis surat perjanjian.Bibir Sita sedikit terangkat, “Oke, Gopay atau Shopeepa
Ibu bibi seketika berpura-pura sedih, “Kakiku benar-benar sakit. Mungkin penyakit lamaku kambuh lagi.”“Bu, kamu tidur di kamarku saja.”Bibi tidak bisa membiarkan ibunya tidur di ruang tamu.Pada akhirnya, Sita hanya bisa membiarkan Bibi tidur bersamanya, ibu dan anak itu tidur di kamar bibinya.Setelah selesai mandi, Sita berbaring. Seketika dia merasa hari ini seperti mimpi.Dia ternyata menjadi putri kandung Keluarga Syailendra!Namun, hal itu tidak bisa dia katakan kepada bibinya saat ini. Karena dia tidak ingin diketahui ibu serakah yang sedang menyamar itu. Lebih baik menunggu sampai dia kembali ke Manado bersama kakak-kakaknya, baru memberitahu Bibi tentang masalah itu.Dia sedikit mengangkat sudut bibirnya. Hatinya merasa jauh lebih tenang. Apakah ini berarti dia bisa menjadi anak perempuan kaya yang menganggur?——Setelah bangun di pagi harinya, Sita sarapan langsung pergi ke sekolah. Dia tidak ingin bertemu dengan ibu dan anak perempuan yang ada di rumahnya itu.Ketika dia t
Sita mengerutkan alisnya. Apa yang sebenarnya Husein inginkan?Dia sudah terkenal di sekolah sekarang, dan dia tidak ingin semakin membuat dirinya terkenal. Bagaimanapun, dia adalah putri dari keluarga Syailendra sekarang, dan seharusnya pria anjing itu tidak melakukan apa pun yang akan berpengaruh pada dirinya.Bagaimanapun, dia sekarang adalah perempuan yang mendapatkan dukungan dari enam kakak laki-laki!Dia membawa tasnya turun ke bawah, dan langsung masuk ke mobil, karena takut dilihat oleh orang lain.Husein menunduk dan menatapnya, “Apakah wanita hamil berlari sepertimu?”Ekspresi Sita sedikit tidak wajar, “Apa yang ingin kamu katakan? Cepat katakan. Aku sedikit sibuk.”“Jalan.”Sita menyadari bahwa mobil itu bergerak lambat, seketika dia sedikit bingung, “Husein, kamu ingin membawaku ke mana?”“Tenang saja, aku tidak akan memakanmu.”“Aku peringatkan kamu. Jika kamu berani melakukan sesuatu kepadaku, kakakku tidak akan melepaskanmu!”Sita tidak pernah menyangka bahwa dia memili
Setelah Sita memiliki uang sekarang, dia bisa membelanjakannya dengan bebas.Dia memilih beberapa syal sutra yang warnanya cocok dengan kulitnya.Saat dia membayar, Husein memberikan sebuah kartu di belakangnya, “Pakai punyaku.”Sita memegang kartu itu dan berbalik untuk melihat Husein, “Apa yang kamu lakukan?”“Aku tidak terbiasa membuat wanita menghabiskan uang!”“Oh, ketika aku menggunakan uangku sendiri untuk membeli bahan makanan untuk memasak, aku tidak melihatmu bersikap baik. Sekarang, setelah kita bercerai, dan aku tidak kekurangan uang, kamu bilang tidak terbiasa membuat wanita menghabiskan uangnya? Apakah menurutmu ini tidak terlambat?”Setelah Sita selesai berbicara, pelayan toko mengangguk dan berkata dengan penuh semangat, “Benar. Kami para wanita harus mandiri dalam hal apa pun termasuk secara finansial!”“Benar, gesek kartuku.”Sita mengeluarkan kartu dan menyerahkannya. Setelah membayar, dia mengambil kotak yang berisi syal dan menoleh sebelum pergi.Husein menatap pun
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka