Setelah mengatakan hal itu, Sita menatap kakak-kakaknya yang ada di hadapannya, “Namun, aku tidak peduli dengan semua itu lagi. Yang lalu biarlah berlalu. Setidaknya aku tahu aku tidak ditinggalkan, dan keluargaku tidak pernah menyerah untuk mencariku. Itu sudah cukup.”Dia tidak sendirian, dia juga dicintai oleh keluarganya.Dia benar-benar tidak perlu khawatir!Mata Doni sedikit memerah, dia tercekat dan berkata, “Sita, kamu benar-benar baik dan bijaksana.”Dia mengakui bahwa adik perempuannya adalah manusia paling baik, lucu dan paling bijaksana di dunia!Sita tersenyum, “Ayo pergi dan hadiri pesta kelulusan. Meskipun aku belum pernah punya keluarga yang menghadiri rapat guru dan orang tua sejak aku masih kecil, aku juga sangat bahagia ketika keluargaku hadir ketika aku lulus kuliah.”Keenam pria itu tersipu secara bersamaan. Memang benar, adik perempuan mereka adalah yang paling lucu.Anggi hanya bisa menghela napas ketika melihat keenam pria luluh oleh satu perempuan, “Sita, ayo!
“Sita, ada apa?”Sita tersadar dan menjawab sambil tersenyum, “Tidak apa-apa.”Doni menatapnya, “Selanjutnya akan ada lelang amal. Ambil saja yang apa yang kamu suka dan jangan khawatir tentang uangnya.”Sita menatap Doni sambil tersenyum, “Oh, aku ingat Kak Doni pernah memberitahuku sebelumnya bahwa pekerjaan kakak menjual rumah di perusahaan real estat?”Doni terbatuk, “Aku hanya mengatakan di bidang real estat, Sita. Tapi kamu memiliki keyakinan sebelumnya bahwa aku penjual rumah.”Sita memandang kakak-kakaknya yang lain, “Kak Rifan programmer?”Rifan menjawab dengan serius, “Sita, izinkan aku memperkenalkan diri secara resmi. Aku adalah pemilik perusahaan Teknologi Gameloft.”“Ya ampun, apakah game online terkenal itu dikembangkan oleh perusahaanmu?”Sita menutup mulutnya dan tidak bisa mempercayainya.Ryan berinisiatif untuk menjelaskan, “Masalah dokter hewan itu dikatakan oleh Kak Doni, dan aku tidak pernah mengakuinya.”Sita menyipitkan matanya, “Jadi, kak Ryan adalah dokter pal
Anggi tersenyum dengan lembut, “Tidak apa-apa Sita. Masing-masing papan nomor itu menunjukkan identitas seseorang. Kamu bisa membeli enam, dan kami akan membayarnya.”“Tapi aku…”“Ambillah, kakak-kakakmu sangat merasa bersalah sehingga mereka bahkan bisa menggali hati mereka untukmu. Jika kamu hanya memilih satu, sisanya akan cemburu. Apa kamu percaya? Demi keharmonisan keluarga, aku sarankan kamu membeli enam, itu lebih adil!”Ekspresi Sita dipenuhi dengan keraguan.Dia pernah mendengar tentang membeli barang untuk orang lain dan meminta orang untuk membelanjakan merupakan bagian yang adil, tetapi semua itu membutuhkan uang. Apakah itu berarti setiap orang harus membelanjakan sedikit uangnya untuk bersikap adil?Dia melihat kembali ke kakak-kakaknya, dan semuanya mengangguk setuju.Doni mengangkat tangannya, “Sita, aku paling kaya. Kamu harus membeli lebih banyak untukku.”Rifan terbatuk, “Sita, perusahaanku juga cukup menguntungkan. Kamu coba yang terbaik untuk membelanjakannya!”“Si
Keenam saudara laki-laki Sita semuanya berdiri dengan sedikit mengintimidasi.Setelah melihat hal itu, gadis itu tiba-tiba merasa sedikit aneh. Bukankah orang-orang itu adalah kakak laki-laki Linda?Mengapa dia tidak melihat Linda sekarang, dan Sita yang duduk di posisi itu?Aneh sekali!Pada saat ini, kepala sekolah di atas panggung menyadari bahwa situasinya tidak tepat. Dia awalnya berencana untuk mengatakan bahwa Sita adalah istri Husein, dan istri Husein pasti punya banyak uang.Tetapi dihentikan oleh tatapan orang-orang dari keluarga Syailendra.Kepala sekolah menutup mulutnya. Bukankah orang-orang dari keluarga Syailendra itu sangat menakutkan?“Sita, berikan mikrofonnya.”Sita melirik Doni dan menyerahkan mikrofonnya dengan patuh.Doni mengambil mikrofon dan menatap langsung ke arah gadis yang sengaja mencari masalah, “Semua uang Sita diberikan oleh kami keluarganya. Aku harap Sita dapat melakukan sesuatu yang berarti untuk diberikan kembali kepada masyarakat.”“Keluarga? Bukan
Selesai, semuanya sudah selesai.Sita juga tidak merasa menyesal saat melihat wajah pucat gadis itu. Lagi pula, jika bukan karena identitasnya diungkap di sini hari ini, maka dirinya akan dihina dan difitnah hari ini.Dia tiba-tiba melihat Husein berjalan masuk, kain kasa terbalut di lengan pria itu, wajahnya juga pucat.Sita tidak menyangka Husein akan kembali dari rumah sakit secepat itu. Tidak, jarak rumah sakitnya sedikit jauh dari sekolah, dan tidak mungkin kembali dalam waktu secepat itu.Kecuali jika dia tidak pergi ke rumah sakit sama sekali, dia hanya pergi ke UKS!Setelah Husein muncul, wajahnya yang tampan memang langsung menarik perhatian banyak orang.Dia berjalan langsung ke kursi VIP depan dan duduk di samping kakak-kakak Sita.Kepala sekolah langsung angkat bicara setelah melihat situasi tersebut, “Lelang amal akan dilanjutkan.”Sita juga duduk kembali di tempat duduknya. Bagaimanapun dia selalu merasakan tatapan yang aneh tertuju padanya.Acara lelang akan segera berak
Kalimat Husein seketika menyulut kemarahan di hati kelima kakak laki-laki itu. Boni melangkah maju dan menarik dasi Husein, “Bangsat, kamu cari mati? Sita bukan gadis yatim seperti sebelumnya yang bisa kalian tindas sesukanya! Sekarang dia adalah putri Keluarga Syailendra!”“Benar. Husein, apakah kamu pikir keluargamu kaya, sementara keluarga kami tidak? Percaya atau tidak, aku bisa menggunakan uang untuk menghancurkanmu sampai mati!”Ekspresi Husein tenang, tetapi lengannya yang terluka ditarik sampai darah seketika mengucur. Melihat itu, Sekretaris Lia di sebelahnya seketika cemas hingga kepalanya penuh keringat, “Tuan Boni, lengan bos masih terluka. Dia terluka seperti itu juga untuk menyelamatkan Nona Muda. Jangan lakukan itu!”Rayhan mengangkat alisnya, “Siapa Nona Muda? Tutup mulutmu! Mereka sudah bercerai!”Yoga sangat marah, “Husein, kamu bilang jika Sita hanya bisa menjadi istri Husein. Mengapa kamu begitu percaya diri? Berani-beraninya kamu mengatakan itu.”Husein bibir tip
Untuk sementara jangan mengatakan apapun, agar tidak menimbulkan masalah bagi Bibi.Sita mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan WhatsApp ke sahabatnya, Govi: [Govi, aku pergi duluan. Kejadian hari ini terjadi begitu cepat, jadi aku akan mengajakmu makan malam nanti setelah aku mencerna semuanya.]Govi menjawab dalam hitungan detik: [Aku mengerti, hari ini seperti mimpi. Sahabatku menjadi putri keluarga kaya. Aku ada semacam khayalan jika aku akan segera mencapai puncak hidupku!]Sita menghela napas lega setelah dia mengetahui bahwa Govi tidak marah.Dia terlalu buru-buru untuk pergi, sehingga dia lupa jika Govi masih di auditorium.Sita dan kakak-kakaknya kembali ke rumah, mereka berdiskusi sambil bersiap-siap menjemput Bibi untuk makan malam.Namun, ketika Sita tiba di depan pintu, dia tiba-tiba melihat beberapa tas laundry di luar.Dia membuka pintu dan masuk, “Bibi?”“Ya ampun, ini pasti Sita. Dia makin lama makin cantik. Dulu aku pernah berkata jika Sita pasti bukan anak dari ke
Sita melihat ekspresi cemburu di wajah adik bibinya, sehingga dia dengan sengaja berkata pada Bibi, “Ngomong-ngomong, kebetulan aku akan mengajakmu keluar makan malam hari ini. Kenakan gelang itu, aku belum pernah melihatmu memakainya.”Bibi tersenyum, “Aku mana ada kesempatan untuk memakainya, karena biasanya aku bekerja di supermarket. Jika aku menghilangkannya, aku pasti akan amat menyesal.”“Kebetulan, hari ini aku akan keluar untuk makan malam dan tidak perlu berangkat bekerja. Kapan kamu akan memakainya jika tidak sekarang?”Anggi juga ikut menyarankan, “Iya, cepatlah ambil dan kenakan. Biarkan semua orang melihat hadiah yang dibelikan Sita untukmu.”Pada akhirnya, bibi tidak bisa menolaknya. Dia berbalik pergi ke kamar tidur untuk mengambil gelang itu.Sita melirik kakak iparnya karena tadi Anggi mengerti maksudnya.Tidak lama kemudian, ketika bibi keluar dengan mengenakan gelang giok itu, mata adik bibi terlihat sangat cemburu, “Itu dibelikan oleh Sita? Kelihatannya cantik, mir
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka