Sita turun dari tangga dan kebetulan melihat Linda naik lift bersama asistennya ke lantai atas. Sepertinya dia tahu Dian datang ke sini.Tapi dia sedikit familiar ketika melihat tas di tangan Linda!Sita seketika tertegun. Bukankah tas mewah limited edition yang ingin Husein berikan kepadanya saat dia berbelanja di mall beberapa hari yang lalu, tetapi dia tidak menerimanya?Sita tidak menyangka tas itu akan jatuh ke tangan Linda sekarang.Apakah Husein memberikannya pada Linda?Tatapan Sita sedikit mencibir. Benar, dia dan Husein sudah bercerai. Sepertinya bukan hal sulit bagi pria itu memberikan tas mewah itu kepada Linda.Bagaimanapun, bagi Nyonya Handoyo, Linda adalah orang yang tepat bersama Husein.Namun, hati Sita merasa sedikit sesak.Sita dengan cepat menarik pandangannya dan menyesuaikan suasana hatinya. Sekarang dia sudah memiliki keluarga yang penuh kasih sayang, dia sudah menjalani kehidupan yang sangat bahagia.Dia berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan yakin. Bagaima
Linda sedikit tidak sabar, “Aku sudah menjelaskan bahwa jika kamu mengikuti apa yang aku katakan, kamu tidak akan kekurangan uang di masa depan. Universitas tidak ada artinya bagi kami orang kaya.”Selama Dian menggantikan Sita sebagai putri keluarga Syailendra, apakah mungkin dia akan kekurangan uang? Tidak masalah apakah dia masuk di universitas ini atau tidak. Tentu saja, dia berharap lebih baik Dian tidak kuliah, dan menjadi bisa mengendalikan diri!Dian sedikit enggan, “Tapi bagi orang sepertiku, kuliah itu sangat penting.”Linda melihat bahwa Dian menolak menyetujuinya dan seketika berkata dengan dingin, “Oke, karena kamu tidak setuju, aku akan menelepon kepala sekolah dan memberitahu kepadanya bahwa kamu ada di sekolah!”“Jangan Nona Linda, saya mohon.”Dian panik dan meraih Linda, dan secara tidak sengaja menyentuh tas bermereknya sampai meninggalkan bekas goresan kukunya!Linda sangat marah ketika dia melihat bekas goresan yang tertinggal di tas kulitnya yang sangat langka, “A
Ketika melihat ekspresi Dian yang arogan, Linda mengangkat tangan untuk menamparnya lagi, “Orang macam apa kamu ini? Beraninya kamu mengintrogasiku?”Setelah ditampar dua kali, Dian menatap Linda, “Kenapa dengan perkataanku? Apakah ada sesuatu yang terjadi saat pertama kali kamu bertemu Sita? Aku mendengar bahwa putri keluarga Syailendra hilang dan kemudian ditemukan kembali di panti asuhan. Bukankah kamu juga kenal Sita di panti asuhan yang sama saat itu ?”Setelah mendengar kata-kata itu, ekspresi Linda tiba-tiba berubah, “Apa yang kamu… Dian, apa menurutmu ada orang yang akan mempercayai argumenmu yang tidak jelas?”“Nona Linda, kamu bertanya bagaimana aku mengetahuinya, kan? Ini sangat sederhana. Aku mengambil fotomu dan bertanya kepada mantan pemilik panti asuhan. Dia masih mengingatmu, berkat kamu masih mirip dengan kamu saat masih kecil.”Tatapan Dian menunjukkan sedikit kegilaan, “Oh tidak, Nona Linda, berarti kamu bukan putri keluarga Syailendra? Sita adalah putri kandung dari
Ekspresi Linda sedikit tidak wajar, “Ada yang harus aku lakukan sebelumnya, jadi aku tidak melihat pesan WhatsApp yang dikirim kakakku.”Sandi melangkah maju dengan antusias dan meraih lengannya, “Kak Linda, ayo pergi bersama. Kamu tidak lihat tadi, waktu keenam kakakmu turun dari mobil bersama, benar-benar luar biasa. Aku bisa menjamin bahwa semua gadis yang melihatnya tadi terpesona.”Dia terlihat sangat terpesona sehingga dia tidak tahu mana yang harus dia pilih sebagai pacarnya, semuanya sangat tampan.Linda menunjukan ekspresi bangga dan dia melirik Sandi sambil melepas tangannya, “Sandi, aku ingin berbicara dengan keluargaku sendiri dulu. Aku akan mengajakmu bertemu kakak-kakakku nanti.”Senyum Sandi seketika menghilang dan dia mengangguk dengan canggung, “Kak Linda, apa maksudmu? Kamu sudah berjanji padaku untuk mengenalkanku pada kakakmu. Di masa depan, kamu akan menikah dengan keluarga Handoyo, dan aku akan menikah dengan keluarga Syailendra.”“Aku memang pernah mengatakan itu
Sita melihat Linda berjalan dengan seorang gadis. Dia tahu bahwa gadis itu adalah orang yang sangat dekat dengan Linda di akademi musik.Tatapannya tertuju pada Linda dan dia menyadari bahwa gaun yang dia dan Linda kenakan bukanlah terlihat mirip, tetapi memang sama!Apakah benar hanya ada satu gaun itu di kota Surabaya?Tetapi dia jelas membelinya, apakah gaun yang Linda pakai palsu?Saat ini, Linda juga langsung melihat gaun pesta yang Sita pakai. Gaun itu memiliki potongan yang sangat bagus, dan bahannya terlihat sangat mewah, sehingga dia sangat iri sampai matanya memerah.Apakah Sita sendiri yang membeli gaun itu?Tidak mungkin, bagaimana dengan status seperti itu, Sita mampu membeli gaun ini?Setelah Linda muncul, semua orang melihat gaun yang mereka kenakan!Seseorang di sebelahnya berbisik, “Siapa yang memakai barang palsu?”Linda mengambil inisiatif, “Tentu saja Sita yang memakai gaun palsu! Bagaimana mungkin aku bisa memakai pakaian palsu!”Namun, tatapan Linda sedikit gelisa
Sahabatnya, Govi berjalan mendekat dan menatap Linda dengan jijik dan berkata, “Orang-orang di sekolah menyebarkan rumor tentang hubungan Sita dan Husein. Sebelumnya, Sita difitnah dan dihina oleh seseorang secara anonim. Husein secara khusus pergi ke kantor kepala sekolah untuk mengklarifikasi hubungan pernikahan mereka secara terbuka.”Linda menggeretakkan gigi karena sangat marah. Dia juga mendengar tentang hal itu. Namun, untuknya berita itu belum dipublikasi, dan hanya tersebar dalam skala kecil di sekolah.Gadis di sebelah Linda langsung menjawab, “Siapa yang tidak tahu bahwa keluarga kaya suka berakting. Sita akan segera diusir dari rumah. Dia hanya seorang selir, apa yang bisa disombongkan dari hal itu?”Mendengar ucapan itu, Govi langsung marah, “Omong kosong apa yang kamu ucapkan? Siapa yang kamu bicarakan?”“Apakah aku salah? Jika Sita benar-benar disukai oleh keluarga Handoyo, bagaimana mungkin dia bisa merendah selama bertahun-tahun tanpa kabar. Bahkan, setelah Sita kembal
Sita menatap Linda dan berbicara dengan tenang, “Karena gaun ini dibelikan oleh keluargaku, aku tidak bisa begitu saja membiarkanmu menuduh ini palsu.”“Haha, keluargamu? Bisakah keluargamu membeli gaun ini?”Linda sama sekali tidak mempercayai perkataan Sita. Dia telah menyelidiki latar belakang Sita, dan keluarga angkatnya yang sangat miskin dan tidak akan mampu membeli barang mewah seperti itu.“Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi aku benar-benar terkejut. Kamu memakai baju palsu? Apakah tas di tanganmu itu juga palsu?”Kata-kata palsu yang Sita ucapkan benar-benar memancing Linda.Suara Linda tajam, “Kamu yang memakai barang palsu, tas ini asli!”Govi menyela dan berkata, “Tapi ternyata gaunmu palsu.”Ekspresi Linda berubah, “Sita, berhentilah berpura-pura. Aku tahu bagaimana kamu bisa mendapatkan gaun itu. Bukan dari Husein, pasti dari orang lain. Biar kutebak siapa orangnya, Ryan kan?”Dia ingat Sita sangat dekat dengan Ryan!Ekspresi Sita tertegun. Dia berkata, “Bukan dia
“Kenapa aku harus marah?”“Dress Sita…”Bibi Handoyo menyela kata-kata Linda dengan tidak sabar, “Dress. Nona Linda, apakah di matamu hanya tertarik pada perbedaan?”Linda tidak pernah menyangka Bibi Handoyo akan berkata seperti itu.Bibir Sita sedikit terangkat, “Linda, kamu tahu kenapa langkahmu tidak berhasil hari ini? Karena ketika aku membeli gaun ini, kebetulan Nyonya Handoyo juga ada di tempat itu.”“Apa?”Ekspresi Linda langsung berubah, seolah-olah dia terjebak dalam ucapannya sendiri dan tidak bisa mengeluarkannya atau menelannya.Berarti gaun Sita benar-benar asli!Sita melirik Bibi Handoyo yang tampak tidak senang, dan melanjutkan perkataannya, “Apakah aku benar, Nyonya Handoyo?”Wajah Nyonya Handoyo menjadi pucat karena marah, “Iya, apakah kamu bangga sekarang, Sita?”Sita mengangguk dengan santai, “Lumayan”“Bukankah itu hanya gaun yang dibelikan oleh keluargamu? Tidak perlu terlalu pamer, seperti orang kaya baru.”Mendengar ucapan Bibi Handoyo mengejek, Sita tidak marah,
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka