Sita merasa telapak tangan pria itu keras dan kuat, ekspresi Sita agak tidak wajar.Dia benar-benar ingin menarik tangannya, tapi nenek menggenggam erat tangan mereka berdua. Nenek seolah-olah memberikan ucapan terakhir, “Jika ada yang salah dengan operasiku nanti, kalian berdua harus baik-baik saja. Sekarang kalian sudah punya anak, kalian tidak bisa seperti dulu lagi.”Mendengar ucapan nenek, hati Sita terisak, “Nenek akan baik-baik saja. Bagaimanapun juga, nenek harus melihat anak ini lahir.”Nenek Handoyo tersenyum, “Ya, aku akan melihat anak ini lahir dengan mata kepalaku sendiri.”Sita menelan ludah sedikit. Meskipun semua orang mengira kehamilannya palsu hanya untuk membujuk nenek agar mau menjalani operasi, tetapi hanya dia yang tahu bahwa kehamilan itu nyata.Pria di sampingnya berbisik, “Nek, aku akan menjaga Sita dan anak kami. Kamu tidak perlu khawatir.”Setelah mendengar ucapan itu, tatapan mata Sita menunjukkan sedikit ejekan.Tapi Husein akan bertunangan dengan Linda bes
Orang ini memang berbeda dari yang lain.Husein sangat marah sampai menarik dasinya, “Sebenarnya, pertunanganku dengan Linda itu…” “Baiklah, Tuan Husein tidak ada yang perlu dijelaskan kepada saya karena orang dengan identitas sepertiku tidak berhak untuk bertanya, apalagi didengarkan!”Setelah melontarkan kalimat itu, Sita berbalik dan pergi.Sita melihat langit-langit untuk menahan air matanya jatuh.Husein melihat bayangan punggungnya menjauh, dia mengangkat tangannya dan memukul tembok dengan keras. Rasa sakit langsung menyebar dengan cepat.Sekretaris Lia melihat darah mengalir keluar, dia langsung panik dan langsung memanggil perawat untuk datang dan membalut lukanya. Namun, ketika dia melihat ekspresi bosnya, dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Bagaimana bisa pria yang pembawaannya selalu tenang, sekarang menunjukkan sisi lemahnya?Sekretaris Lia sedikit menghela napas. Sejak bosnya dan istrinya mengajukan gugatan cerai, hari-harinya makin lama makin sengsara.Detik
Ketika Linda melihat kalimat itu, seketika dia merasakan darahnya mengalir dengan dingin di dalam tubuhnya.Apa maksud dari pemutusan hubungan adopsi?Linda tiba-tiba merasa dirinya sedikit tidak paham maksud dari kalimat itu. Mengapa ingin mengakhiri hubungan adopsi?Nyonya Handoyo berkata menyelidik, “Linda, kamu kenapa? Tiba-tiba raut wajahmu sangat jelek.”Linda segera meletakkan ponselnya terbalik di atas meja makan, dia memaksakan senyum, “Bukan apa-apa, perutku tiba-tiba agak sakit. Mungkin tadi sore aku salah makan sehingga diare.”“Kalau begitu biar dokter keluarga memeriksamu. Ternyata kamu diare, aku mengira karena kakakmu mengatakan sesuatu dan membuat raut wajahmu sangat jelek.”“Tidak perlu, kakak laki-lakiku bilang dia terlalu sibuk sehingga tidak bisa datang makan malam. Dia bertanya apakah aku sudah makan dan memintaku untuk beristirahat lebih awal untuk mempersiapkan pertunangan besok.”Dia berdiri sambil memegang ponselnya, “Bibi Handoyo, aku mau ke kamar kecil. Maka
Linda mengingat dengan baik sepertinya dia tidak melakukan apa pun yang membuat Doni menjadi sangat kesal.Kenapa tiba-tiba ingin memutus hubungan adopsi?Dia sama sekali tidak mengerti!Jika dia diusir oleh Keluarga Syailendra, dia hanyalah seorang yatim piatu. Bagaimana dia bisa menikah dengan Keluarga Handoyo?Alasan Nyonya Handoyo memperlakukannya dengan sangat baik, karena melihat citra Keluarga Syailendra yang kaya raya!Linda tidak dapat mempercayai situasi apa yang akan dirinya hadapi setelah kehilangan statusnya, jadi apa pun yang terjadi, dia tidak bisa kehilangan status ini!Nada Doni tenang, “Benar, kamu sudah menikah. Setelah ini kamu tidak perlu menemani Nenek di rumah sepanjang waktu, juga tidak harus berhati-hati untuk menyenangkan anggota keluarga. Kamu harus memulai kembali hidupmu.”Seketika muka Linda berlinang air mata, “Kak. aku tidak ingin pergi, sungguh!”“Aku tahu agak sulit bagimu untuk langsung menerima hal ini, jadi aku akan memberimu waktu untuk mencernanya
Sita ragu-ragu sejenak, dia tidak dapat mengatakan kalau pulangnya terlambat karena dirinya pergi ke rumah sakit untuk menjenguk NenekDia berpura-pura menjawab dengan tenang, “Jalannya sangat macet. Aku memilih naik kereta bawah tanah daripada naik taksi.”“Naik taksi tidak buruk, di tengah kemacetan, kamu masih bisa duduk dan beristirahat. Banyak orang tidak mendapatkan tempat duduk saat naik kereta bawah tanah, bagaimana jika kamu terjepit?”Ryan selalu khawatir dengan kondisi Sita, bagaimanapun juga, dia adalah satu-satunya yang tahu jika Sita sekarang sedang hamil.Sita tahu kalau Ryan khawatir pada dirinya sebagai wanita hamil, dia perlu lebih berhati-hati.Keduanya bertukar pandang saling memahami maksud satu sama lain.Seusai makan, Sita sangat senang.Dia menyadari kalau dirinya sangat bahagia hidup bersama keluarga.Ke depannya, setelah dia memiliki bayi, rumahnya akan bertambah ramai.Setelah semua hal di sini berakhir, dia berencana untuk kembali ke kota Manado untuk melahi
“Tidak Sita, kamu adalah desainer pertunangan ini. Kamu harus datang dan mengawasi tempat pertunangan. Nona Linda mengatakan dia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung. Intinya, kamu harus datang. Jika tidak, akan sulit bagi kami untuk menjelaskannya.”Mendengar ini semua, Sita benar-benar tidak tahu harus mencari alasan apa untuk menolak.“Sita, apa kamu mengenal Nona Linda sebelumnya, atau kamu masih ingin berlibur?”“Tidak, aku tidak tahu.”Sita langsung menyangkal dan dia tidak ingin mengungkap masa lalu yang bisa mempengaruhi kehidupannya saat ini.Pada akhirnya, Sita dengan enggan menyetujui, “Oke, aku akan pergi ke tempat tunangan untuk mengawasi.”“Oke, ingatlah untuk datang lebih awal dan jangan sampai terlambat. Istirahatlah dulu.”Setelah menutup telepon, Sita merasa sedikit kesal.Linda, si wanita jalang itu mengacaukannya!Dia sengaja untuk membuat Sita malu, sampai senior bersikeras memintanya pergi ke tempat pertunangan besok!Jika tidak pergi, dia tidak bisa men
Ketika Sita melihat orang tua angkatnya, dia tahu bahwa dia tidak akan bisa pergi untuk beberapa saat.Bagaimanapun, perusahaan konstruksi penggusuran sudah menerima rekening bibi, tidak peduli seberapa besar masalah yang akan orang tua angkatnya buat, itu tidak akan ada gunanya.Dia langsung mengirim pesan WhatsApp kepada Felix: [Senior, aku bertemu orang tua angkatku, jadi aku akan datang nanti.]Di lokasi pertunangan, Felix mengerutkan kening saat membaca pesan dari Sita. Dia selalu merasa bahwa hubungan Sita dengan keluarganya sedikit rumit, terutama dengan orang tua angkatnya yang sangat sulit untuk dihadapi.Kelak, jika Sita bersamanya, dia akan memastikan membuat jarak antara Sita, orang tua angkat dan juga bibinya. Dia hanya akan menjalin hubungan baik dengan kakak-kakak Sita yang memiliki hubungan darah dengannya.Dia tidak ingin diperas oleh orang tua angkat Sita.Felix membalas dengan serius: [Oke, tangani secepatnya, kami semua menunggumu.]Bagaimanapun, Nona Linda secara p
“Oke, itu yang terbaik.”Linda berbalik dan pergi dengan ekspresi dingin. Jika Sita tidak hadir di pesta pertunangannya hari ini, kebahagiaannya tidak lengkap.Kebetulan, semua kakak laki-lakinya akan hadir hari ini. Jadi biarkan Sita melihat sebuah kesenjangan!Setelah berjalan beberapa langkah, Linda berkata pada asisten di sebelahnya, “Pergi selidiki mengapa kakakku tiba-tiba mengakuisisi perusahaan konstruksi kecil itu?”Asistennya berpikir sejenak dan menjawab, “Itu hanya kebetulan. Tuan Doni memang berencana untuk membuka kantor cabang di Surabaya akhir-akhir ini, dan sudah dalam tahap perencanaan.”Linda merenung sejenak. Itu terdengar masuk akal.Tetapi, dia selalu merasa janggal, tetapi tidak bisa menjelaskannya. Rasanya ini semua terlalu kebetulan.Asistennya bilang, “Sebenarnya, ini adalah hal yang baik untuk kita. Lagi pula, kompensasi penggusuran belum diterima, jadi masih banyak cara yang bisa dilakukan.”Setelah mendengar ucapan itu, Linda mencibir, “Kamu benar. Aku sera
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka